Jumat, 20 Desember 2019

SETAN MENCUCI OTAK ORANG KAFIR UNTUK MENGANGGAP BAIK ATAU MEMBUAT PEMBENARAN PERBUATAN JAHATNYA"




Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah mengutus Muhammad SAW menjadi rahmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salaam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW berserta keluarga, shahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Amma ba'du.

Bapak dan Ibu, pada malam ini akan  disampaikan taushiyah seperti judul diatas, sesuai dengan firman Allah pada surat Al-An'am (Binatang Ternak), ayat 137 :

وَكَذَلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيرٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلَادِهِمْ شُرَكَاؤُهُمْ لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُوا عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (137)

Dan demikianlah pemimpin-pemimpin (setan-setan) mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang yang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agamanya. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

Bapak dan Ibu, pada ayat di atas Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman bahwa sebagaimana setan-setan telah menghiaskan kepada mereka memandang baik perbuatan memperuntukkan bagi Allah suatu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah (lihat taushiyah kemarin malam), maka setan-setan itu pun menghiaskan kepada mereka memandang baik membunuh anak-anak mereka sendiri karena takut kelaparan, dan membunuh anak-anak perempuan mereka karena takut aib.

Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang yang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka. (Al-An'am: 137) Yakni para pemimpin mereka telah menghiaskan kepada mereka memandang baik membunuh anak-anak mereka sendiri.

Mujahid mengatakan, yang dimaksud dengan {شُرَكَاؤُهُمْ} ialah setan-setan mereka, yang memerintahkan kepada mereka agar mengubur hidup-hidup anak-anak perempuan mereka karena takut kelaparan.

As-Saddi mengatakan bahwa setan memerintahkan kepada mereka supaya membunuh anak-anak perempuan mereka, adakalanya untuk menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan, adakalanya pula untuk mengaburkan pandangan mereka terhadap agama mereka, sehingga pikiran mereka terhadap agama menjadi kacau; atau karena faktor lainnya yang semisal.

Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat di atas, bahwa maknanya semisal dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالأنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ * يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِه}

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah, Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. (An-Nahl: 58-59)

Sama dengan firman-Nya:

{وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ * بِأَيِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ}

apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh? (At-Takwir: 8-9)

Dahulu mereka sering membunuh anak-anak perempuan mereka karena takut kelaparan, yakni takut jatuh miskin atau takut harta mereka menjadi hancur. Maka Allah melarang mereka melakukan perbuatan tersebut, karena sesungguhnya perbuatan itu merupakan hiasan dari setan dan peraturan mereka di masa Jahiliah.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا فَعَلُوهُ}

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya. (Al-An'am: 137)

Semuanya itu terjadi karena kehendak Allah Subhanahu wa Ta'ala dan pilihan-Nya karena terkandung di dalamnya hikmah yang sempurna yang hanya Dia saja yang mengetahui-Nya. Dia tidak ditanya mengenai apa yang telah diperbuat-Nya, sedangkan mereka pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.

{فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ}

maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (Al-An'am: 137)

Maksudnya, biarkanlah mereka, jauhilah mereka dan apa yang mereka perbuat, kelak Allah akan memutuskan perkaranya antara kamu dan mereka.

Bapak dan Ibu dari ayat tersebut di atas, Allah memerintahkan orang mukmin untuk meninggalkan tradisi, adat istiadat yang mengandung kesyirikan dan kekafiran. Jadi kalau dewasa ini kita menyaksikan ada orang dengan segala argumennya membela dan berusaha melestarikan suatu tradisi sesat yang dilarang syari'ah, kita mesti "memaklumi", bahwa setan sedang mencuci otak mereka agar memandang baik dan membuat pembenaran terhadap perbuatan jahat mereka. Na'dzubillah. Mengingat semua itu ada hikmah yang merupakan refleksi kehendak Allah, maka solusinya bukan tindakan kekerasan atau ujaran kebencian, melainkan meningkatkan intensitas dakwah dengan hikmah yang penuh kesantunan.

Bapak dan Ibu, kita cukupkan sampai disini taushiyah malam ini, insya Allah kita lanjutkan lagi pada malam berikutnya.  Salam tahajud.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Dikutip dari:
Grup WA" Mutiara Al Qur'an",20 Desember 2019,Jum'at

Tidak ada komentar:

Posting Komentar