NASEHAT PERTAMA:
Jangan menyekutukan
(musyrik,membuat tandingan,sesembahan dari selain pada Allah SWT
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.”
(QS. Lukman: 13).
NASEHAT KEDUA:
Berbuat baik pada orang
tuamu,jangan membuatnya sedih atau menangis,apalagi menyusahkan,buat
senang,gembira keduanya
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ
أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي
وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Lukman: 14).
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا
مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan
orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Lukman: 15).
NASEHAT KETIGA:
Sekecil apapun perbuatanmu,tersembunyi,tidak
terlihat dan sekalipun seberat biji sawi,semuanya tercatat dan akan dibalas, Allah
swt tidak akan menyia-nyiakan hasil jerih payahmu
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ
مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ
يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS. Luqman: 16).
NASEHAT KEEMPAT:
Kerjakan shalat,mengajak orang berbuat kebaikan dan
hindarkan segala kemungkaran serta bersabarlah atas apa yang menimpamu
Allah Ta’ala berfirman,
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ
بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ
ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Lukman: 17).
Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan mengapa sampai tiga ibadah ini
yang menjadi wasiat untuk anaknya. Yaitu karena tiga ibadah ini adalah induknya
ibadah dan landasan seluruh kebaikan. Karena di akhir ayat ini disebutkan,
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)
(Lihat Fathul Qodir, 5: 489).
NASEHAT KELIMA:
Jangan memalingkan muka saat berpapasan dengan
orang lain,sapalah,senyumlah,jangan bersikap sombong,angkuh,merasa diri lebih
baik ,merendahlah dihadapan orang lain,jangan membusungkan dadamu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي
الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS.
Lukman: 18).
NASEHAT KEENAM:
Merunduklah saat berjalan,rendahkan suaramu saat
berbicara dengan orang lain,bersikap sopan,jaga etikamu
Allah Ta’ala berfirman,
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ
إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Lukman: 19).
Dikutip dari:
(Panggang,
Gunungkidul, 8 Rabi’uts Tsani 1435H) Penulis: Muhammad
Abduh Tuasikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar