AL FURQAN 63-76
SIFAT PERTAMA:
Berjalan di muka bumi dengan rendah hati,lemah
lembut,santun dan apabila orang-orang jahil menyapa , mereka mengucapkan
kata-kata baik,tabah hati,tidak mudah
tersinggung.
Tawadhu’ dan bijaksana
Tawadhu’ dan bijaksana
وَعِبَادُ الرَّحْمَانِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى
اْلأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَاخَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلاَمًا {63}
63. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil
menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
Al Hasan mengatakan, “Jika ada orang jahil menggoda/mengganggu mereka maka mereka tidak membalas (dengan berbuat kejahilan).” [Lihat Tafsir Baghawi](https://ukhuwahislamiah.com/delapan-8-sifat-ibadurrahman-hamba-allah-yang-maha-pemurah/)
Al Hasan mengatakan, “Jika ada orang jahil menggoda/mengganggu mereka maka mereka tidak membalas (dengan berbuat kejahilan).” [Lihat Tafsir Baghawi](https://ukhuwahislamiah.com/delapan-8-sifat-ibadurrahman-hamba-allah-yang-maha-pemurah/)
SIFAT KEDUA:
Waktu malam lebih banyak untuk bersujud,melakukan
sholat malam,tunduk merendahkan diri pada-Nya
Gemar qiyamul lail
Gemar qiyamul lail
الَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا
وَقِيَامًا {64}
64. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk
Tuhan mereka (maksudnya orang-orang yang sembahyang tahajud di malam hari semata-mata
Karena Alloh).
Firman Allah Swt.
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ
رَبَّهُمْ خَوْفاً وَطَمَعاً وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ فَلَا تَعْلَمُ
نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (maksudnya mereka tidak tidur
di waktu Biasanya orang tidur untuk mengerjakan sholat malam) dan mereka selalu
berdoa kepada Robbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka
menafkahkan apa-apa rezeki yang kami berikan. Tak seorang pun mengetahui
berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka,
atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah: 16)
17] Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam (adzaariyat 17)
Syaikh Sa’diy rahimahullah mengatakan, “Yaitu orang banyak mengerjakan sholat malam, ikhlas dalam mengerjakannya serta merendahkan diri dihadapan Tuhannya. Sebagaimana firmaNya,” Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdo’a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap (QS as Sajdah: 16).”(https://ukhuwahislamiah.com/delapan-8-sifat-ibadurrahman-hamba-allah-yang-maha-pemurah/)
١٧ كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ
17] Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam (adzaariyat 17)
Syaikh Sa’diy rahimahullah mengatakan, “Yaitu orang banyak mengerjakan sholat malam, ikhlas dalam mengerjakannya serta merendahkan diri dihadapan Tuhannya. Sebagaimana firmaNya,” Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdo’a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap (QS as Sajdah: 16).”(https://ukhuwahislamiah.com/delapan-8-sifat-ibadurrahman-hamba-allah-yang-maha-pemurah/)
Pengkhususan waktu malam dalam ayat di atas dikarenakan ibadah dalam waktu malam lebih bisa menghadirkan kekusyukan dan lebih menjauhkan dari riya’, rasa ingin dilihat, diperhatikan .(https://belajarislam.com/tarbiyah/12-sifat-hamba-yang-ibaadurahman/)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya, ”Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” ( QS. Al Muzammil: 6 )
SIFAT KETIGA:
Selalu berdo’a minta dijauhkan dari azab jahanam,kesadaran
diri akan dahsyatnya siksa dari Allah Swt dan perasaan takut terhadap murka
Allah swt.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا
عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا {65} إِنَّهَا سَآءَتْ
مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا {66}
65. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahanam
dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.”
66. Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat
kediaman.
TAMBAH MATERI:SIFAT KETIGA
TAMBAH MATERI:SIFAT KETIGA
مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَىٰ مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ
يَتَجَرَّعُهُ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ ۖ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ
“Dihadapannya ada Jahannam dan dia diberi minuman dengan air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati, dan dihadapannya masih ada adzab yang berat.” (QS. Ibrahim: 16-17).
SIFAT KEEMPAT:
Gemar berinfaq,tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir,keseimbangan
dalam beramal
وَوَالَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا
وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا {67}
67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.
SIFAT KELIMA:
Meninggalkan segala bentuk kesyirikan,memalingkan
ketergantungan hati dari segala sesuatu selain kepada-Nya,cenderung kepada
tauhid,hanya Allah swt yang disembahnya.
Tidak pernah membunuh yang diharamkan,meninggalkan
segala bentuk perzinaan
وَالَّذِينَ لاَيَدْعُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ
وَلاَيَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ
وَلاَيَزْنُونَ وَمَن يَّفْعَلْ ذَلِكَ يَلقَ أَثَامًا {68}
يُضَاعَفُ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا {69}
68. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Alloh
dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Alloh (membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang
demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosanya.
69. (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia
akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.
Di dalam ayat ini Alloh menegaskan bahwa ketiga macam perbuatan itu
adalah dosa-dosa terbesar. Dalam kesyirikan terkandung perusakan agama. Di
dalam pembunuhan terkandung perusakan raga. Sedangkan di dalam perzinaan
terkandung perusakan kehormatan dan harga diri umat manusia.
SIFAT KEENAM:
Cepat bertaubat saat melakukan kemaksiatan ataupun
bentuk kesalahan,selalu menjaga keimanan dan istiqamah dalam melakukan amal
shalih
إِلاَّ مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً
صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللهُ
غَفُورًا رَّحِيمًا {70} وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى
اللهِ مَتَابًا {71}
70. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal
saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Alloh dengan kebajikan. Dan adalah
Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
71. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, Maka
Sesungguhnya dia bertaubat kepada Alloh dengan Taubat yang sebenar-benarnya.
SIFAT KETUJUH:
Tidak pernah melakukan sumpah palsu,saat melihat
orang-orang melakukan perbuatan tidak berfaedah,dia berlalu,tidak
ikut-ikutan,selalu melakukan kegiatan bermanfaat baik untuk diri maupun orang
lain di sekitarnya
وَالَّذِينَ لاَيَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا
بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا {72}
72. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila
mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang
tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.
SIFAT KEDELAPAN:
Orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan
ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang
tuli dan buta.
Mudah menerima nasehat dan peringatan
Mudah menerima nasehat dan peringatan
وَالَّذِينَ
إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا
73. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta.
73. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta.
Mereka adalah orang-orang yang tidak berpaling dari peringatan itu,
tidak menutup telinga dari mendengarkannya, tidak menutup mata dan hatinya dari
memahami peringatan itu sebagaimana perbuatan semacam ini dilakukan oleh orang
yang tidak mengimani peringatan itu dan tidak mau membenarkannya. Apabila
mereka mendengar peringatan itu mereka bersikap sebagaimana yang difirmankan
Alloh,
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا
ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّداً وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا
يَسْتَكْبِرُونَ
“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat kami
adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera
bersujud [maksudnya mereka sujud kepada Alloh serta khusyuk] seraya bertasbih
dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.” (QS. As Sajdah: 15)
SIFAT KESEMBILAN:
Orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا {74} أُوْلَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَاصَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ
فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلاَمًا {75} خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا
وَمُقَامًا {76}
74. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada
kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
75. Mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam
surga) Karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan
Ucapan selamat di dalamnya.
76. Mereka kekal di dalamnya. surga itu sebaik-baik tempat menetap dan
tempat kediaman.
Apabila kita mencermati keadaan dan sifat mereka ini maka kita bisa
mengetahui ketinggian cita-cita dan kedudukan mereka, sehingga mereka tidaklah
merasa tenteram sampai anak-anak mereka mau taat dan patuh kepada Rabb mereka
serta berilmu dan mengamalkan ilmunya. Oleh karenanya di dalam doa itu mereka menyebut hal itu sebagai anugerah bagi
mereka. Bahkan manfaat do’a mereka juga kembali kepada keseluruhan kaum
muslimin. Karena kebaikan isteri dan anak-anak akan menimbulkan kebaikan
orang-orang yang berhubungan dan menimba faedah dari mereka.
Mereka berdoa, “Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.” Artinya mereka memohon supaya bisa meraih derajat yang
tinggi ini, yaitu derajatnya kaum shiddiqiin dan derajat
kesempurnaan yang dimiliki oleh hamba-hamba yang saleh, itulah derajat
kepemimpinan dalam agama. Mereka memohon supaya dapat menjadi teladan bagi
orang-orang yang bertakwa, baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan,
sehingga perbuatan mereka layak ditiru dan perkataan mereka menenangkan.
Sehingga para pelaku kebaikan berjalan mengikuti mereka, mereka mendapat
hidayah dan juga menyebarkannya.
Sedangkan derajat kepemimpinan di
dalam agama ini tidak akan bisa tercapai kecuali dengan bekal kesabaran dan
keyakinan. Sebagaimana yang difirmankan oleh Alloh ta’ala,
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ
بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
“Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar, dan adalah mereka meyakini
ayat-ayat kami.” (QS. As Sajdah: 24)
Konsekuensi do’a mereka itu adalah:
1.
Beramal saleh.
2.
Sabar dalam melakukan
ketaatan kepada Alloh.
3.
Sabar dari melakukan
kemaksiatan kepada Alloh.
4.
Sabar dalam menanggung
takdir yang terasa menyakitkan.
5.
Ilmu yang sempurna, yaitu
ilmu yang membuahkan keyakinan.
6.
Mengandung permintaan
tercapainya kebaikan yang banyak dan pemberian yang melimpah.
7.
Juga mengandung permintaan
agar mereka bisa menempati derajat makhluk setinggi. mungkin di bawah tingkatan
para Rasul.
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ
آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُونَ
عَلَيْهِم مِّن كُلِّ بَابٍ سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“(yaitu) syurga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan
orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya,
sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;
(sambil mengucapkan): ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum’ (Keselamatan atas
kalian dengan sebab kesabaran kalian). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan
itu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 23-24)
KESIMPULAN MATERI:
Ciri-Ciri Ibadur-Rahman
1.
Memiliki ketenangan dan
kewibawaan.
2.
Tawadhu’ kepada-Nya dan
kepada hamba-hambaNya.
3.
Memiliki adab yang bagus.
4.
Santun dan lemah lembut.
5.
Berakhlak luhur, memaafkan
orang-orang jahil dan berpaling dari kebodohan mereka.
6.
Membalas perbuatan buruk
dengan ihsan dan kebaikan.
7.
Menegakkan sholat malam.
8.
Ikhlas dalam sholatnya itu
(dan juga dalam ibadah lainnya).
9.
Merasa takut masuk neraka,
merendahkan dan menundukkan diri kepada Robbnya supaya mereka diselamatkan dari
neraka.
10.
Mengeluarkan nafkah yang
wajib maupun yang mustahab, mereka bersikap tengah-tengah di dalam berinfak,
tidak meremehkan dan juga tidak melampaui batas, begitu pula dalam permasalahan
yang lainnya mereka juga bersikap pertengahan/adil.
11.
Mereka selamat dari
dosa-dosa besar dan senantiasa ikhlas dalam beribadah kepada-Nya, menjaga diri
dari menumpahkan harta dan merusak kehormatan/harga diri manusia.
12.
Mereka bertaubat jika
terjatuh dalam dosa-dosa besar itu.
13.
Tidak mendatangi pertemuan
yang berisi kemungkaran dan kefasikan baik yang berupa perkataan maupun
perbuatan, dan mereka sendiri juga tidak melakukan keburukan itu.
14.
Mereka membersihkan diri
dari perbuatan-perbuatan yang tidak ada faedahnya serta berbagai perbuatan
rendah yang tidak mengandung kebaikan sama sekali, hal itu membuahkan
terpeliharanya kehormatan diri, kemanusiaan dan kesempurnaan mereka, serta
mengangkat diri mereka dari terjerumus dalam segala bentuk ucapan dan perbuatan
rendah.
15.
Mereka menerima ayat-ayat
Alloh dengan sepenuhnya, mereka berusaha memahami makna-maknanya, mengamalkan isinya,
bersungguh-sungguh dalam upaya menerapkan hukum-hukumnya.
16.
Mereka berdoa kepada Alloh
dengan doa sesempurna mungkin, dalam bentuk doa yang manfaatnya kembali kepada
diri mereka sendiri dan juga bagi orang-orang yang bersangkutan dengan mereka,
dan supaya kaum muslimin bisa memetik faedah dengan terkabulnya doa tersebut,
doa itu berisi agar istri-istri dan anak-anak keturunan mereka menjadi baik.
(Disarikan dari Taisir al-Karim ar-Rahman dengan sedikit tambahan
keterangan, Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir as-Sa’di rohimahulloh, cetakan
Mu’assasah ar-Risalah, hal. 586-588)
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ
أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“Pada hari di mana tidak bermanfaat lagi harta dan keturunan, kecuali
orang yang menghadap Alloh dengan hati yang selamat.” (QS. Asa Syu’araa’: 88-89)
Imam Ibnu Katsir berkata: (hati yang selamat) artinya selamat dari dosa
dan kesyirikan. Sa’id bin Al Musayyib mengatakan: hati yang selamat adalah
hatinya orang beriman, karena hati orang kafir dan munafiq itu sakit… Abu
‘Utsman an-Naisaburi mengatakan: (hati yang selamat) adalah hati yang bersih
dari bid’ah dan merasa tentram dengan as-Sunnah (Tafsir Ibnu Katsir,
III/48).
Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/51-ibadur-rahman.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar