Selasa, 17 Desember 2019
ALLAH MENJADIKAN SETAN DARI JENIS MANUSIA DAN JIN SEBAGAI MUSUH BAGI PARA NABI"
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah mengutus Muhammad SAW menjadi rahmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salaam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW berserta keluarga, shahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Amma ba'du.
Bapak dan Ibu, pada malam ini akan disampaikan taushiyah seperti judul diatas, sesuai dengan firman Allah pada surat Al-An'am (Binatang Ternak), ayat 112 dan 113 :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (112) وَلِتَصْغَى إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ (113)
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (setan) kerjakan.
Bapak dan Ibu, pada ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Sebagaimana Kami jadikan untukmu wahai Muhammad, musuh-musuh yang menentang, memusuhi dan menyaingimu, Kami jadikan pula bagi setiap nabi yang ada sebelummu musuh-musuh tersebut. Karena itu janganlah engkau bersedih hati akan hal ini." Ayat ini semakna dengan apa yang disebut di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ}
jika mereka mendustakan kamu, Maka Sesungguhnya Rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan (pula), (Ali Imran 184)
{وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا }
Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka. (Al-An'am: 34), hingga akhir ayat.
{مَا يُقَالُ لَكَ إِلا مَا قَدْ قِيلَ لِلرُّسُلِ مِنْ قَبْلِكَ إِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ وَذُو عِقَابٍ أَلِيمٍ}
Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu. Sesungguhnya Tuhan kamu benar-benar mempunyai ampunan dan hukuman yang pedih. (Fushshilat: 43)
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ}
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa (Al-Furqan: 31), hingga akhir ayat.
Waraqah ibnu Naufal (saudara sepupu Khadijah istri Nabi) pernah berkata kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam: Sesungguhnya tiada seseorang pun yang datang dengan membawa semisal dengan apa yang engkau datangkan (risalah), melainkan pasti dimusuhi.
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ}
yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin. (Al-An'am: 112)
Ayat ini berkedudukan sebagai badal (pengganti) dari firman-Nya yang mengatakan, "'Aduwwan (musuh)." Dengan kata lain, para nabi itu mempunyai musuh dari setan-setan yang dari kalangan manusia dan jin. Definisi setan ialah "setiap orang yang berbeda dengan sejenisnya karena kejahatannya". Dan tiada yang memusuhi para rasul melainkan hanya setan-setan dari kalangan manusia dan jin. Semoga Allah melaknat dan memburukkan mereka.
Diriwayatkan :
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم فِي مَجْلِسٍ قَدْ أَطَالَ فِيهِ الْجُلُوسَ، قَالَ، فَقَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، هَلْ صَلَّيْتَ؟ ". قَالَ: لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: "قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ". قَالَ: ثُمَّ جِئْتُ فجلستُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: "يَا أَبَا ذَرٍّ، هَلْ تَعَوَّذْتَ بِاللَّهِ مِنْ شَيَاطِينِ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ؟ ". قَالَ: قُلْتُ: لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَهَلْ لِلْإِنْسِ مِنْ شَيَاطِينَ؟ قَالَ: "نَعَمْ، هُمْ شَرٌّ مِنْ شَيَاطِينِ الْجِنِّ".
Dari Abu Zar yang telah menceritakan: Saya datang kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam di suatu majelis yang dalam majelis itu Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam duduk dalam waktu yang cukup lama. Lalu beliau bersabda,"Hai Abu Zar, apakah kamu sudah salat?" Saya menjawab, "Belum, wahai Rasulullah " Beliau bersabda, "Berdirilah dan lakukanlah salat dua rakaat!" Setelah selesai saya datang dan duduk lagi bersama beliau, lalu beliau bersabda, "Hai Abu Zar, apakah engkau meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan-setan dari jenis jin dan manusia?" Saya menjawab, "Tidak wahai Rasulullah. Tetapi apakah ada setan yang dari jenis manusia?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, "Ya, bahkan mereka lebih jahat daripada setan dari kalangan jin." (HR. Ibnu Jarir)
Diriwayatkan dari Ikrimah sehubungan dengan firman-Nya: sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (Al-An'am: 112) Manusia itu mempunyai setan dan jin mempunyai setan, lalu setan jin membisikkan kepada setan manusia. Maka sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).
Pendapat yang sahih adalah apa yang telah disebutkan oleh hadis Abu Zar yang lalu, yang menyatakan bahwa sesungguhnya dari jenis manusia terdapat setan-setan dari kalangan mereka sendiri. Pengertian setan ialah segala sesuatu yang bersifat membangkang.
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا}
sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). (Al-An'am: 112)
Maksudnya, sebagian dari mereka membisikkan kata-kata yang indah-indah lagi penuh kepalsuan untuk menipu pendengarnya dari kalangan orang-orang yang tidak mengetahui duduk perkaranya.
{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ}
Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya. (Al-An'am: 112)
Yang demikian itu terjadi karena takdir Allah, keputusan, kehendak serta kemauan-Nya, bahwa setiap nabi mempunyai musuh dari kalangan mereka yang disebutkan di atas.
{فَذَرْهُمْ}
maka tinggalkanlah mereka. (Al-An'am: 112)
Maksudnya, biarkanlah mereka.
{وَمَا يَفْتَرُونَ}
dan apa yang mereka ada-adakan. (Al-An'am: 112)
Yaitu apa yang mereka dustakan. Dengan kata lain, biarkanlah gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah dalam menghadapi permusuhan mereka. Karena sesungguhnya Allah akan mencukupimu dan menolongmu dalam menghadapi mereka.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{وَلِتَصْغَى إِلَيْهِ}
Dan (juga) agar mau mendengarnya. (Al-An'am: 113)
Yakni cenderung kepadanya. Demikianlah menurut Ibnu Abbas.
{أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ}
hati orang-orang yang tidak beriman kepada adanya hari kemudian. (Al-An’am: 113)
Yaitu hati, akal, dan pendengaran mereka. Menurut pendapat As-Saddi, makna yang dimaksud ialah hati orang-orang kafir.
{وَلِيَرْضَوْهُ}
dan supaya mereka menyenanginya. (Al-An'am: 113)
Maksudnya, menyukai dan menghendakinya. Sesungguhnya orang-orang yang mau memperkenankan hal tersebut hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firman-Nya:
{فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ. مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِينَ. إِلا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيمِ}
Maka sesungguhnya kalian dan apa-apa yang kalian sembah itu, sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala-nyala. (Ash-Shaffat: 161-163)
{إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ. يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ}
Sesungguhnya kalian benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, dipalingkan darinya (Rasul dan Al-Qur'an) orang yang dipalingkan. (ADz-Dzariyat: 8-9)
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ
dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (setan) kerjakan. (Al-An’am: 113)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah supaya mereka menghasilkan apa yang telah dihasilkan oleh setan-setan itu. Sedangkan menurut As-Saddi dan Ibnu Zaid ialah agar mereka mengerjakan apa yang dikerjakan oleh setan-setan itu.
Bapak dan Ibu, marilah kita berlindung kepada Allah Swt dari godaan setan baik yang berupa Jin maupun manusia, sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya :
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. (An-Nas : 1 sd 6)
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda:
«إِنَّ الشَّيْطَانَ وَاضِعٌ خَطْمَهُ عَلَى قَلْبِ ابْنِ آدَمَ فَإِنْ ذَكَرَ الله خَنَسَ، وَإِنْ نَسِيَ الْتَقَمَ قَلْبَهُ فَذَلِكَ الْوَسْوَاسُ الْخَنَّاسُ»
Sesungguhnya setan itu meletakkan belalainya di hati anak Adam. Jika anak Adam mengingat Allah, maka bersembunyi; dan jika ia lupa kepada Allah, maka setan menelan hatinya; maka itulah yang dimaksud dengan bisikan setan yang tersembunyi.
Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
«لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ تَعَاظَمَ وَقَالَ: بِقُوَّتِي صَرَعْتُهُ وَإِذَا قُلْتَ: بِاسْمِ اللَّهِ تَصَاغَرَ حَتَّى يصير مثل الذباب وغلب
Janganlah engkau katakan, "Celakalah setan.” Karena sesungguhnya jika engkau katakan, "Celakalah setan, "maka ia menjadi bertambah besar, lalu mengatakan, "Dengan kekuatanku, aku kalahkan dia.” Tetapi jika engkau katakan, "Bismillah, "maka mengecillah ia hingga menjadi sekecil lalat.
Di dalam hadis di atas terkandung makna yang menunjukkan bahwa hati itu manakala ingat (dzikir) kepada Allah, setan menjadi mengecil dan terkalahkan. Tetapi jika ia tidak ingat (hatinya lalai) kepada Allah, maka setan membesar dan dapat mengalahkannya.
Bapak dan Ibu, kita cukupkan sampai disini taushiyah malam ini, insya Allah kita lanjutkan lagi pada malam berikutnya. Salam tahajud.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
DIKUTIP DARI:
GRUP WA"MUTIARA AL QUR'AN",18 DESEMBER 2019,RABU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar