ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ
Alhamdulillah.......,
Waktunya sudah tiba untuk kita beristirahat......
Sebelumnya kita bersama renungkan dibawah ini.
Saudaraku tidak ada seorangpun yang mengaku dirinya sebagai orang mukmin kecuali dirinya pasti akan diuji oleh Allah.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيْبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang orang terdahulu sebelum kamu?, mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang orang yang beriman bersamanya: ‘Kapankah datang pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
(QS: Al- Baqarah: 214)
Bahkan para rasulpun yang tidak mengajak kecuali kepada yang baik, yang maksum dari dosa, mereka juga tidak luput dari ujian Allah, bahkan ujian yang mereka terima lebih berat dari mukmin manapun.
Dari Mush’ab bin Sa`ad seorang tabi’in dari ayahnya (Sa’ad bin Abi waqash) , ia berkata:
يَا رَسُولَ اللهِ ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً ؟ قَالَ : الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ ، فَمَا يَبْرَحُ البَلاَءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ.
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?”
Beliau shallAllahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya, apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya, apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya".
"Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”
Inilah hakikat dari ujian yang menimpa seorang mukmin, maka setelah meyakini dengan seyakin yakinnya apa yang telah disebutkan di atas, sudah seharusnya seorang mukmin menyikapi ujian yang menimpanya dengan benar, dengan sesuatu yang dapat menghadirkan ridha Allah untuknya, hal itu bias diwujudkan dengan beberapa hal , diantaranya:
"Bersabar dan menerima takdir dari Allah, karena semua memang sudah ditetapkan oleh Allah, tidak ada sesuatupun yang keluar dari ketetapan Allah".
Allah berfirman:
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”
(QS: At-Taubah: 51)
‘Ali bin Abi Thalib mengatakan:
الصَّبْرُ مِنَ الإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الجَسَدِ، وَلَا إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ صَبْرَ لَه
Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.
Kita tutup group ini dengan membaca do'a Kafaratul Majelis :
سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰه إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُك وَ أَتُوبُ إِلَيْكَ
"Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik"
"Maha Suci Engkau Ya Allah, dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu"
بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ
DIKUTIP DARI GRUP WA 04 MUSHOA ANNUR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar