Rabu, 08 April 2020
๐ HADITS PALSU NISHFU SYA'BAN
Rasulullah ุตูู ุงููู ุนููู ู ุณูู bersabda :
[1]. "Lima malam yang pada saat itu do'a tidak akan ditolak oleh Allah, (yaitu) malam pertama bulan Rajab, malam Nishfu Sya'ban, malam Jum'at, malam Idul Fithri dan malam Idul Adha" (HR. Ibnu 'Asaakir dan ad-Dailami, lihat Dha'iiful Jaami' ash-Shaghiir no. 2852 dan adh-Dha'iifah no. 1452, hadits dari Abu Umamah, hadits ini maudhu'/palsu).
[2]. "Jika tiba malam Nishfu Sya'ban, maka shalatlah di waktu malamnya dan puasalah di siangnya. Karena sesungguhnya Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari lalu berfirman : "Adakah yang minta ampun, maka Aku akan mengampuninya ? Adakah yang meminta rizki, maka Aku akan memberinya ? Adakah yang sakit, maka Aku akan menyembuhkannya. Adakah yang demikian...adakah yang demikian....sampai terbit fajar" (HR. Ibnu Majah no.1388 dan al-Baihaqi dalam Syu'bul Iman III/378-379, hadits dari Ali bin Abi Thalib).
Di dalam sanadnya ada rawi Ibnu Abi Sabrah, namanya adalah Abu Bakar bin 'Abdillah bin Muhammad bin Abi Sabrah. Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ibnu Ma'in berkata : "Dia suka memalsukan hadits". Imam Al-Albani telah berkata : "Bahkan hadits itu palsu" (lihat Dha'iiful Jaami' ash-Shaghiir no. 652, Dha'iifut Targhiib wat Tarhiib no. 623 dan Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha'iifah no. 2132)
Juga perkataan Ibnu Hajar al-Asqalani dalam At-Taqriib. Imam al-Kattani berkata : "Abu Bakar bin Abdillah bin 'Ubaidillah as-Sobri wadhdho' (banyak memalsukan hadits)" (lihat Tanzih asy-Syari'ah juz I hal 131). Imam an-Nawawi berkata : "Shalat Rajab, shalat Nishfu Sya'ban adalah dua bid'ah mungkar lagi jelek" (As-Sunan wal Mubtada'at hal 144 oleh Syaikh Muhammad Abdussalam al-Hudhari).
Apabila sudah jelas bahwa dua hadits di atas adalah hadits palsu, lalu bagaimana mungkin seorang muslim menghidupkan malam nishfu sya'ban dengan amalan tertentu, baik secara berjamaah maupun sendiri-sendiri, yang mana itu semua tidak pernah diamalkan serta tidak diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya ?
Dan tabi'in dari kalangan penduduk hijaz (Mekkah dan Madinah) seperti Atho’, Ibnu Abi Mulaikah, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam rahimahumullah berpendapat bahwa menghidupkan malam nishfu sya’ban secara khusus untuk beribadah adalah bid’ah. Jika memang benar perkara itu telah disyariatkan, tentulah mereka mengetahui perkara itu dari generasi sebelum mereka, dan ternyata tidak ada keterangan, maka perhatikanlah !
✒ Ustadz Najmi Umar Bakkar, ุญูุธู ุงููู
๐ Sumber: https://instagr.am/p/B-nX22KhZL7/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
⚫ Re-Posted and Re-Shared by:
๐พ hiุฌra | ูุฌุฑุฉ is a Coconut Tree
DIKUTIP DARI GRUP WA"dakwah Islam"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar