ﺑِﺴْﻢِاللّٰهﺍﻟﺮَّﺣْﻤٰﻦِﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢ
صباح الخير....
23 - Sha'ban - 1441 H
"Saudaraku mari kita buka group hari ini dengan Do'a"
اَللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
"Allahumma inni as aluka ‘ilman naafi’aa wa rizqan toyyibaa wa ‘amalan mutaqabbalaa"
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepadaMu ilmu yang manfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.”
(HR. Ibnu As-Sunni dan Ibnu Majah)
Fastabiqul Khairat
(Berlomba Melakukan Kebaikan)
Di dalam Al-Qur’an, kalimat fastabiqul khairat kita dapati dalam ayat berikut ini:
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. Al-Baqarah, 2: 148)
Makna kalimat fastabiqul khairatdalam ayat ini adalah bersegera mentaati, menerima, dan mengikuti perintah/syariat Allah Ta’ala.
]Konteksnya adalah perintah Allah Ta’ala untuk mengalihkan kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram.
Kalimat ini menanamkan sebuah prinsip keimanan di dalam dada kaum muslimin; yaitu bersegera, berlomba, serta menjadi yang terdepan dalam melaksanakan ketaatan dan meraih ridho Allah Ta’ala.
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَ
“Dan untuk yang demikian itu hendaklah orang berlomba-lomba.”
(QS. Al-Muthaffifin, 83: 26)
Di banyak hadits kita pun menemukan taujihat nabawiyah yang mendorong umat Islam untuk bersegera dan berlomba-lomba dalam beramal shalih.
Misalnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amal-amal saleh (kebajikan). (Sebab) sebuah fitnah akan datang bagai sepotong malam yang gelap. Seseorang yang paginya mukmin, sorenya menjadi kafir. Dan seseorang yang sorenya bisa jadi mu’min, paginya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan harga dunia.”
(HR. Muslim)
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سَبْعًا هَلْ تَنْتَظِرُونَ إِلَّا فَقْرًا مُنْسِيًا أَوْ غِنًى مُطْغِيًا أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا أَوْ هَرَمًا مُفَنِّدًا أَوْ مَوْتًا مُجْهِزًا أَوْ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ أَوْ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ
“Segeralah beramal sebelum kedatangan tujuh hal, tidaklah kalian menunggu selain kefakiran yang membuat lupa, kekayaan yang melampaui batas, penyakit yang merusak, masa tua yang menguruskan, kematian yang menyergap tiba-tiba, Dajjal, seburuk-buruk hal gaib yang dinanti-nanti, kiamat dan kiamat itu sangat membawa petaka dan sangat pahit.“
(Sunan Tirmidzi No. 2228)
Dalam Tafsir Jalalain fastabiqul khairat diartikan: Segera menaati dan menerimanya.
Dalam Tafsir Al-Qurthuby diartikan: Bersegeralah kalian pada ketaatan.
Sedangkan dalam Ibnu Katsir diartikan
Ta’at kepada Allah dan mengikuti syari’at-Nya.
Semoga Allah memberikan Hidayah dan Rahmat-Nya serta menerima amal ibadah kita.
بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ
dikutip dari grup wa 04 mushola annur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar