Join Channel Telegram :
https://t.me/QalbnSalim
Kebanyakan manusia terlena dan tertipu dengan perhiasan dunia dan melupakan akhirat tatkala Allah ﷻ memberikan kepada mereka kesehatan, harta dan kenikmatan lainnya, Allah ﷻ berfirman:
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ
"Mereka mengetahui yang lahir dari kehidupan dunia(perhiasan dan perbendaharaannya ) akan tetapi mereka lalai dari kehidupan akhirat" Q.S Ar-Rum:7
Oleh karena itu Allah ﷻ memperingatkan manusia agar tidak tertipu dengan dunia dan tipu daya setan, Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۖ وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُور
"Wahai manusia sesungguhnya janji Allah ﷻ adalah hak maka jangan sampai dunia menipu kalian dan jangan sampai pula setan melalaikan kalian dari Allah ﷻ" Q.S Fathir: 5
Juga Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا ۚ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ ۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ
"Wahai manusia bertaqwalah kepada Rabb kalian dan takutlah(dengan melakukan amalan kebaikan dan menjauhi kemaksiatan) pada hari yang mana orang tua tidak bisa memberikan manfaat kepada anaknya, bagitu pula seorang anak tidak bisa memberikan kebaikan kepada orang tuanya dan sesungguhnya janji Allah ﷻ adalah hak maka jangan sampai dunia menipu kalian dan jangan pula setan melalaikan kalian dari Allah ﷻ"Q.S Luqman:33.
Dan seseorang akan sadar dan merasakan penyesalan yang besar saat mendekati kematian,oleh karena itu pernah nabi ﷺ menyebutkan suatu kisah dari umat terdahulu (sebelum islam), dimana ada seseorang diberikan kepadanya anak dan harta yang banyak sehingga terlena dengannya dan tidak menyiapkan bekal untuk kehidupan akhiratnya dan dia sadar saat kematian mendekatinya, sebagaimana hadis Abu Sa'id bahwa Nabi ﷺ bersabda:
إنَّ رَجُلًا كَانَ قَبْلَكُمْ رَغَسَهُ اللَّهُ مَالًا فَقَالَ لِبَنِيهِ لَمَّا حُضِرَ أَيَّ أَبٍ كُنْتُ لَكُمْ قَالُوا خَيْرَ أَبٍ قَالَ فَإِنِّي لَمْ أَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ فَإِذَا مُتُّ فَأَحْرِقُونِي ثُمَّ اسْحَقُونِي ثُمَّ ذَرُّونِي فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ فَفَعَلُوا فَجَمَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ فَقَالَ مَا حَمَلَكَ قَالَ مَخَافَتُكَ فَتَلَقَّاهُ بِرَحْمَتِه
"Ada seseorang dari umat sebelum kalian, yang mana Allah ﷻ memberikan anugerah harta yang banyak kepadanya. Orang itu berkata (kepada anak-anaknya) ketika menjelang kematian ; "Ayah macam apa aku di hadapan kalian?". Mereka menjawab; "Ayah yang paling baik". Orang itu berkata lagi; "Tapi aku belum pernah beramal kebaikan sama sekali. Oleh karena itu bila aku mati, bakarlah jasadku kemudian hancurkan dan lumatkan arangnya sampai menjadi debu lalu taburkan pada saat datangnya angin kencang". Kemudian mereka melaksanakan apa yang diwasiatkannya.Tapi Allah ﷻ dengan sangat mudah mengumpulkan debu jasadnya seraya berkata kepadanya: "Apa yang membuatmu menyuruh untuk melakukan hal tersebut ?". Orang itu menjawab; "Karena aku takut kepada-Mu". Akhirnya Allah ﷻ merahmati dan mengampuninya karena rasa takutnya tersebut". Diriwayatkan Imam
Bukhari(3478) dan Muslim(2757).
Dari hadis di atas kita mengambil pelajaran bahwa seseorang akan sadar dan menyesali perbuatan yang telah lalu jika kematian telah mendekatinya dan tentunya penyesalan pada waktu tersebut tidak bermafaat lagi.
Begitu pula Umar bin Khattab yang telah dijamin masuk surga tapi beliau merasa takut tatkala mendekati kematian, berkata Amr bin Maimun:
وَجَاءَ رَجُلٌ شَابٌّ فَقَالَ أَبْشِرْ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ بِبُشْرَى اللَّهِ لَكَ مِنْ صُحْبَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدَمٍ فِي الْإِسْلَامِ مَا قَدْ عَلِمْتَ ثُمَّ وَلِيتَ فَعَدَلْتَ ثُمَّ شَهَادَةٌ قَالَ وَدِدْتُ أَنَّ ذَلِكَ كَفَافٌ لَا عَلَيَّ وَلَا لِي
Lalu datang seorang pemuda(setelah Umar ditikam) seraya berkata; "Berbahagialah anda, wahai Amirul Mu'minin dengan kabar gembira dari Allah ﷻ karena telah hidup dengan mendampingi (menjadi shahabat) Rasulullah ﷺ dan anda termasuk dari kalangan orang-orang awal memeluk agama islam dan memiliki kedudukan serta keutamaan yang besar sebagaimana telah anda ketahui. Lalu anda menjadi pemimpin(khalifah) dan anda telah menjalankannya dengan baik dan adil lalu anda mendapatkan mati syahid".Tapi Umar berkata; "Aku sudah merasa cukup dan senang jika hal itu semua menjadi netral bagiku(dimana aku tidak terkena dosa dan tidak mendapatkan pahala darinya)."Diriwayatkan Imam
Bukhari(3700).
Coba anda pikirkan seorang sahabat yang mempunyai keutamaan yang besar dan telah dijamin masuk surga tapi masih merasa takut saat menjelang kematian lalu bagaimana dengan kita???
NASEHAT
Hendaknya seorang muslim dan muslimah untuk segera menyesali kesalahannya baik kewajiban yang ditinggalkan ataupun larangan yang dia langgar dengan bertaubat dari perbuatan yang telah lalu, karena seseorang tidak mengetahui kapan dia meninggal dunia, Allah ﷻ berfirman:
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُون
"Dan jika datang ajal mereka maka tidak bisa diakhirkan walaupun sesaat dan tidak bisa pula dimajukan". Q.s An-Nahl: 61.
Dengan itu diharapkan seseorang bisa mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat.
والله أعلم بالصواب
Kota Mabar Rupublik Yaman
27 Jumadal Ula 1441 H
Abu Bakar Rafi bin Ladukani Al-Buthoniy
DIKUTIP DARI GRUP WA 04 MUSHOLA ANNUR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar