💖SIRAMAN QOLBU
SEJUKKAN HATI❤
Adu domba dalam syariat sering diistilahkan sebagai namimah. Ada banyak hadits yang menjelaskan buruknya sikap tersebut. Sebagaimana dikutip dalam kitab Tanbihu al-Ghafilin, shahifah 61, Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Hudzaifah radliyallahu ‘anhum:
لايدخل الجنة قتات يعني نمام
“Tidak akan masuk surga qattatun, yakni orang yang gemar adu domba”
Karakter dari pelaku namimah ini disebutkan di dalam sebuah hadits, yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, Rasulullaah SAW bersabda:
هل تدرون من شراركم قالوا الله ورسوله أعلم قال شراركم ذو الوجهين التي يأتي هؤلاء بوجه وهؤلاء بوجه
"(Suatu ketika Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat) Tahukah kalian, siapakah seburuk-buruk orang di antara kalian? (Dengan rasa ta’dhim) para sahabat menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang paling tahu. Beliau Rasulullah SAW menjelaskan: Seburuk-buruk kalian adalah orang yang bermuka dua. Mereka datang ke suatu kelompok dengan satu muka dan mendatangi lainnya dengan muka lainnya.”
Jelas sudah bahwa orang yang gemar adu domba itu digambarkan sebagai orang yang bermuka dua. Mereka adalah orang penjilat. Datang ke satu kelompok seolah berada di pihaknya, dan mendatangi kelompok lainnya yang berbeda sebagai seolah berada di pihaknya pula. Mereka orientasinya mencari keuntungan dunia yang sifatnya sementara. Bermain di air keruh. Mengadu sana, mengadu sini. Setelah pihak yang diadu bertempur, berperang, saling ejek, hingga bertindak di luar kendali, bahkan mungkin saling bunuh, dia menimba dan mengambil keuntungan dari padanya. Tokoh demikian ini digambarkan sebagai Abdullah bin Salul yang menjadi latar belakang turunnya Al-Qur’an Surat Al-Baqarah [2] ayat 14:
وَاِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَالُوْٓا اٰمَنَّا ۚ وَاِذَا خَلَوْا اِلٰى شَيٰطِيْنِهِمْ ۙ قَالُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ ۙاِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, ‘Kami telah beriman.’ Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”
Tapi, tahukah kita bahwa Allah SWT senantiasa akan membalas tabiat kaum bermuka dua seperti ini, sebagaimana Firman-Nya dalam Surat Al-Baqarah [2] ayat 15:
اَللّٰهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ
“Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.
DIKUTIP
DARI SYARH HIKAM IBNU ATHOILAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar