Selasa, 23 Maret 2021

IKHLAS DALAM SEBUAH PENERIMAAN IRADAH-NYA*

 *Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh*


*



Seandainya saja setiap manusia menyadarai bahwa ia tidak memiliki apa-apa di dunia. Mereka tidak akan sombong. Seandainya saja manusia menyadari bahwa apa-apa yang dianggap miliknya adalah hanya sebuah titipan. Mereka akan sadar diri.  Ingatlah, segala hal yang kita punya saat ini hanyalah titipan dari Allah Azza wa Jalla. Cintailah segala hal yang ada pada kehidupan kita karena Allah Azza wa Jalla semata. Sehingga, bila ketetapan-Nya datang, kita tak akan menolak dan terus meratap. Melainkan ikhlas dalam sebuah penerimaan _iradah_ (kehendak)-Nya. Karena kita yakin, tidak ada ketentuan terbaik selain takdir yang Allah Azza wa Jalla telah berikan...


Al-Qur’an telah menjelaskan bahwasannya seluruh alam beserta isinya ini pada hakikatnya adalah milik Allah Azza wa Jalla, sebagaimana firman-Nya,


أَلا إِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ أَلا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ


”Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(nya).” 


(QS. Yunus: 55)


Segala nikmat merupakan karunia dari Allah Azza wa Jalla yang harus senantiasa disyukuri sebagaimana firman-Nya,


قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ


”Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” 


(QS. Al-An’aam: 162)


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ


”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” 


(QS. Ibrahim: 7)


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ


”Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih maka itu untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.” 


(QS. Al-Jaatsiyyah: 15)


مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ

”Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri. Dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya.” 


(QS. Fushshilat: 46)


Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan ujian dan cobaan atas kadar keimanan seorang hamba,


الم * أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ * وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ


”Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” 


(QS. Al-Ankabuut: 1-3)


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ


”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” 


(QS. Al-Baqarah: 155)


وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ


”Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” 


(QS. Al-Anfaal: 28)


Manusia tidak diberikan beban melainkan apa yang dia sanggupi saja. Ia tidak boleh _takalluf_ (terlalu membebani diri) dalam mencari harta sehingga berbuat yang haram dan melalaikan hak-hak Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla telah berfirman,


وَلا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا وَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنْطِقُ بِالْحَقِّ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ


“Kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu Kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.” 


(QS. Al-Mukminuun: 62)


قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلالا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ

Katakanlah : “Terangkanlah kepadaku tentang rizki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal?”. Katakanlah: “Apakah Allah telah memberikan ijin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?” 


(QS. Yunus: 59)


Allah Azza wa Jalla hanya membebani manusia agar berusaha sesuai dengan kemampuan. Dan hasil itu adalah di tangan Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla telah melapangkan dan menyempitkan rizki seorang sesuai dengan kehendak-Nya. Dan itu merupakan _taqdir kauni,_ sebagaimana firman-Nya,


أَوَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ


”Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki dan menyempitkannya bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya ? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman.”


(QS. Az-Zumar: 52)


*Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa ikhlas menerima segala _iradah_-Nya untuk meraih ridha-Nya Aamiin*🤲

Tidak ada komentar:

Posting Komentar