Sabtu, 06 Maret 2021

DOA MEMOHON RIDLA ALLAH*

 *Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh*


*


رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا




RODLITTU BILLAHIROBBA, WABI ISLAMIDINA, WABIMUHAMMADIN NABIYYA



رَضِتُ بِااللهِ رَبَا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنَا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيَا وَرَسُوْلاَ رَبِّ زِدْ نِيْ عِلْمًـا وَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا  

وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ




RODLITTU BILLAHIROBBA, WABI ISLAMIDINA, WABIMUHAMMADIN NABIYYAW WARASULLA ,ROBBI ZIDNII ILMAA WARZUQNII FAHMAA WAJ'ALNII MINASH-SHOOLIHIIN




Artinya: "Kami ridho Allah Swt sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang baik dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang shaleh"



Doa tersebut berasal dari hadis berikut 



قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَقُولُ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي ثَلَاثَ مَرَّاتٍ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ



*Bersabda Rasulullah saw: “Tidak ada seorang Muslim yang membaca di pagi hari dan di sore hari sebanyak tiga kali “Aku ridha Allah sebagai Rabb dan Al-Islam sebagai dien (jalan hidup) dan Muhammad sebagai Nabi”, kecuali Allah pasti meridhainya pada hari Kiamat*


(HR Ahmad)



عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ أَوْ إِنْسَانٍ أَوْ عَبْدٍ يَقُولُ

حِينَ يُمْسِي وَحِينَ يُصْبِحُ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا

 إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ



*Bersabda Rasulullah saw: “Tidak ada seorang Muslim atau seorang manusia atau hamba yang membaca di sore hari dan di pagi hari: “Aku ridha Allah sebagai Rabb dan Al-Islam sebagai dien (jalan hidup) dan Muhammad sebagai Nabi”, kecuali Allah pasti meridhainya pada hari Kiamat*


 (HR Ibnu Majah)



Meraih keridhoan Allah ta’ala adalah tujuan tertinggi dan teragung, bahkan ia merupakan tujuan para penghuni surga. Allah berfirman :


وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ


*Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar*


(QS At-Taubah : 72)


Keridhoan Allah SWT adalah anugerah terbesar melebihi nikmat surga, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :


إنَّ الله – عز وجل – يَقُولُ لأَهْلِ الجَنَّةِ : يَا أهْلَ الجَنَّةِ ، فَيقولُونَ : لَبَّيكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ ، فَيقُولُ : هَلْ رَضِيتُم ؟ فَيقُولُونَ : وَمَا لَنَا لاَ نَرْضَى يَا رَبَّنَا وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أحداً مِنْ خَلْقِكَ ، فَيقُولُ : ألاَ أُعْطِيكُمْ أفْضَلَ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُونَ : وَأيُّ شَيءٍ أفْضَلُ مِنْ ذلِكَ ؟ فَيقُولُ : أُحِلُّ عَلَيكُمْ رِضْوَانِي فَلاَ أسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أبَداً


*Sesungguhnya Allah azza wa jalla berkata kepada penghuni surga, “Wahai penghuni surga..”, mereka berkata, “Kami memenuhi panggilanMu, kami menta’atiMu”. Allah berkata, “Apakah kalian ridho (puas)?”, maka mereka berkata, “Kenapa kami tidak ridho (puas) sementara Engkau telah memberikan kepada kami apa yang tidak Engkau berikan kepada seorangpun dari ciptaanMu”. Maka Allah berkata, “Maukah Aku berikan kepada kalian yang lebih baik dari ini?”. Mereka berkata, “Apakah yang lebih baik dari ini?”. Allah berkata, “Aku telah menurunkan kepada kalian keridhoanKu, maka Aku tidak akan marah kepada kalian setelah ini selama-lamanya*


(HR Al-Bukhari dan Muslim).


Mencari keridhoan Allah adalah poros kehidupan para Nabi dan kaum sholihin. Musa ‘alaihis salam bersegera menuju keridhoan Allah, beliau berkata :


 وَعَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى


*Dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)*


 (QS Thoha : 84)


Nabi Sulaiman bersyukur kepada Robnya dengan beramal dalam mengharapkan keridhoanNya. Ia berkata


رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ


“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhoi; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS An-Naml : 19)

Dan kita melihat adab yang tinggi ini dari pemilik adab yang agung yaitu Rasul kita shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana beliau beradab –dalam berucap- kepada Robnya tatkala bersedih karena mengharap keridhoanNya tatkala Ibrahim putra beliau wafat. Beliau berkata :


تَدْمَعُ الْعَيْنُ وَيَحْزَنُ الْقَلْبُ وَلاَ نَقُوْلُ إِلاَّ مَا يُرْضِي رَبَّنَا وإِنَّا بِكَ يَا إِبْرَاهِيْمُ لَمَحْزُوْنُوْنَ




*Mata menangis, hati bersedih, dan kami tidaklah mengucapkan kecuali yang mendatangkan keridhoan Rob kami, dan sungguh kami bersedih dengan kepergianmu wahai Ibrahim*


(HR Muslim)


Para shalihin dan shadiqin memohon kepada Allah agar Allah memberi petunjuk kepadanya untuk melakukan amalan yang mendatangkan keridhoan Allah subhanahu, beliau berkata :


أَسْأَلُكَ مِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى


“Aku memohon kepada Mu dari amalan yang Engkau ridhoi”


Barangsiapa yang mencari keridhoan Allah maka ia akan mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya, menempuh jalan orang-orang yang sholeh, serta beramal dengan amalan orang yang selalu merasa diawasi dan dilihat oleh Robnya. Maka ia akan semangat menuju ketaatan Allah, dan ia akan mengarahkan dunianya kepada jalan Allah, dan ia akan memakmurkan bumi dengan kebaikan dan keterampilan.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :


مَنْ فَارَقَ الدُّنْيَا عَلَى الإِخْلاَصِ للهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ فَارَقَهَا وَاللهُ عَنْهُ رَاضٍ


*Barangsiapa yang meninggalkan dunia di atas keikhlasan hanya untuk Allah semata tidak ada sekutu bagiNya, dan menegakkan sholat serta menunaikan zakat, maka ia telah meninggalkan dunia dalam kondisi Allah ridho kepadanya*


(HR Ibnu Maajah, dan dishahihkan oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrok)


          Berusaha mencari keridhoan Allah merupakan indikasi As-Sidq (jujur/tulus) terhadap Allah, dan inilah yang akan bermanfaat pada hari kiamat.


قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١١٩)


*Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar/tulus ketulusan mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling besar*


(QS Al-Maidah : 119)


Barangsiapa yang meninggalkan syahwatnya karena Allah dan mengedepankan keridhoan Robnya di atas hawa nafsunya maka ia meraih keridhoan Allah, dan terwujudkan apa yang ia cita-citakan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :


قَالَ رَبُّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ : عَبْدِي تَرَكَ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ وَشَرَابَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي، وَالصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ


*Rob kalian azza wajalla berkata : “Hambaku meninggalkan syahwatnya, makanannya, dan minumannya karena mencari keridhoanKu, dan puasa adalah untukKu dan Aku yang akan memberi ganjarannya*


(HR Ahmad di Musnadnya dengan sanad yang shahih)


Jika Allah telah ridho kepada seorang hamba maka Allah menerima sedikit amalannya dan Allah akan mengembangkannya, serta Allah akan memaafkan kesalahannya yang banyak dan menghapusnya. Barangsiapa yang diridhoi oleh Allah maka ia akan meraih syafaat pada hari kiamat. Allah berfirman 


يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لا عِوَجَ لَهُ وَخَشَعَتِ الأصْوَاتُ لِلرَّحْمَنِ فَلا تَسْمَعُ إِلا هَمْسًا (١٠٨)يَوْمَئِذٍ لا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَرَضِيَ لَهُ قَوْلا (١٠٩)


*Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyerudengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja. Pada hari itu tidak berguna syafa’at, kecuali (syafa’at) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya*


(QS Thoha : 108-109)


          Masuk surga bukan karena banyak amal saja, melainkan karena Allah ridha terhadap orang tersebut. Orang-orang yang meraih ridho Allah adalah orang-orang yang dimuliakan, yang bahagia di dunia dan akhirat, mereka kekal didalamnya. 



يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ

YAA AYYATUHAA NNAFSU LMUTHMA-INNA

Hai jiwa yang tenang.


ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

IRJI'II ILAA RABBIKI RAADIYATAN MARDHIYYA

Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.


فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى

FADKHULII FII 'IBAADII

Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,


وَٱدْخُلِى جَنَّتِى

WADKHULII JANNATII

masuklah ke dalam surga-Ku.


 (QS Al-Fajr : 27-30)


*YaAllah semua umat islam seluruh Dunia berilah taufik hidayah dan ampunilah semua Dosa2nya,maafkanlah semua kesalahanya,terimalah semua amal sholehnya dan jadikanlah generasi2 yg sholeh sholikah serta masukkanlah Ke Surga-MU tanpa HISAB dengan RAHMAT-MU Aamiin*🤲

Tidak ada komentar:

Posting Komentar