Jumat, 25 Desember 2020

KAJIAN: KEHIDUPAN YANG TIDAK BERNILAI

Ayat 1

Allah 'azza wa jalla berfirman,


يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الأنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ


“Mereka bersenang-senang dan makan layaknya hewan-hewan, dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” [Muhammad: 12]

Ayat 2

Allah 'azza wa jalla juga berfirman,


إِنْ هُمْ إِلا كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلا


”Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” [Al-Furqon: 44]

Ayat 3

Allah 'azza wa jalla mengingatkan,


أَيَحْسَبُ الأِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدىً


“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja?” [Al-Qiyaamah: 36]

Ayat 4

Allah 'azza wa jalla juga mengingatkan,


أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ


"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu untuk main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah (dari perbuatan mencipta untuk main-main), Dia Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Sesembahan yang berhak diibadahi selain Dia, Rabb (Yang mempunyai) 'arsy yang mulia." [Al-Mukminun: 115-116]

UCAPAN ULAMA 1

Asy-Syaikh Al-Mufassir As-Sa'di rahimahullah berkata,


أي: أفحسبتم أيها الخلق أنما خلقناكم عبثا ؛ أي: سدى وباطلا، تأكلون وتشربون وتمرحون، وتتمتعون بلذات الدنيا، ونترككم لا نأمركم ولا ننهاكم ولا نثيبكم ونعاقبكم؟ ولهذا قال: وأنكم إلينا لا ترجعون لا يخطر هذا ببالكم، فتعالى الله ؛ أي: تعاظم وارتفع عن هذا الظن الباطل، الذي يرجع إلى القدح في حكمته


"Maknanya: Apakah engkau mengira wahai makhluk bahwa Kami menciptakan kamu untuk main-main, yaitu untuk kesia-siaan dan kebatilan, sekedar makan, minum, bersenang-senang dan menikmati kelezatan dunia, dan Kami membiarkan kamu tanpa memerintah dan melarang, serta tanpa memberi pahala dan hukuman?!



'Maka Maha Tinggi Allah' maknanya: Maha mulia dan maha tinggi Allah dari persangkaan batil ini, yang mengandung celaan terhadap sifat hikmah Allah." [Tafsir As-Sa'di, hal. 560]


Sumber:

https://www.facebook.com/1661721914060613/posts/2814062855493174/

https://sofyanruray.info/kehidupan-yang-tidak-bernilai

KAJIAN : TUJUAN HIDUP MANUSIA DAN JIN

 

Program Belajar Tauhid Tingkat Dasar - Penjelasan Ringkas Kitab Tauhid (1)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

 

Allah 'azza wa jalla berfirman,

 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ 

 

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku.” [Adz-Dzariyat: 56]


MAKNA AYAT SECARA GLOBAL


أن الله -تعالى- أخبر أنه ما خلق الإنس والجن إلا لعبادته، فهي بيانٌ للحكمة في خلقهم، فلم يرد منهم ما تريده السادة من عبيدها من الإعانة لهم بالرزق والإطعام، وإنما أراد المصلحة لهم.

 

Allah 'azza wa jalla mengabarkan bahwa Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepada-Nya. Maka ayat ini adalah penjelasan hikmah penciptaan manusia dan jin. Allah tidak menginginkan apa pun dari mereka seperti keinginan seorang tuan dari budaknya, berupa bantuan mencari rezeki dan makanan. Hanyalah yang Allah inginkan adalah kemaslahatan bagi mereka.


HUBUNGAN ANTARA AYAT DENGAN BAB YANG DIBAHAS


أنها تدل على وجوب التوحيد، الذي هو إفراد الله بالعبادة. لأنه ما خلق الجن والإنس إلا لأجل ذلك.


Ayat ini menunjukkan wajibnya tauhid, yang maknanya mengesakan Allah dalam ibadah, karena tidaklah manusia dan jin diciptakan kecuali untuk beribadah hanya kepada-Nya.


BEBERAPA PELAJARAN DARI AYAT


١- وجوب إفراد الله بالعبادة على جميع الثّقلين؛ الجن والإنس.

 

1. Kewajiban atas seluruh makhluk dari kalangan jin dan manusia untuk mengesakan ibadah hanya kepada Allah.


٢- بيان الحكمة من خلق الجن والإنس.


2. Penjelasan tentang hikmah penciptaan jin dan manusia (yaitu untuk mentauhidkan Allah dalam ibadah).


٣- أن الخالق هو الذي يستحق العبادة دون غيره ممن لا يخلُق، ففي هذا ردٌّ على عُبّاد الأصنام.


3. Bahwa Sang Pencipta, Dia-lah yang berhak diibadahi, bukan selain-Nya yang tidak mampu menciptakan. Maka ini merupakan bantahan terhadap penyembah patung dan selainnya.


٤- بيان غنى الله سبحانه وتعالى عن خلقه وحاجة الخلق إليه، لأنه هو الخالق، وهم مخلوقون.


4. Penjelasan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak membutuhkan makhluk-Nya, dan makhluk selalu butuh kepada-Nya, karena Dia-lah Sang Pencipta dan mereka adalah makhluk yang diciptakan.


٥- إثبات الحكمة في أفعال الله سبحانه.


5. Penetapan adanya hikmah dalam setiap perbuatan Allah subhanahu wa ta’ala.


[Diringkas dari Kitab Al-Mulakhkhos fi Syarhi Kitab At-Tauhid karya Asy-Syaikh Prof. Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah]


وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم


RENUNGAN: JALAN CEPAT MENUJU ALLAH SWT

 

Kitab Tuhfatu al saalikin

Karya Syaikh عبد الرحمن الشعار dan Syaikh Marwan Elkateb

Jalan yang paling cepat menuju Allah Azza wa jalla, di antaranya :

1. Memperbanyak dzikir sehingga kita ditarik oleh pemilik Nama 

    yang kita sebut di dalam dzikir

2. Memperbanyak membaca sholawat, bahkan tidak sampai kepada 

    Allah kecuali melalui sholawat

3. Berguru kepada orang yang Arif Billah sehingga kita dihantarkan 

    ke hadrotil Muhammadiyah

4. Membaca Kitab para Arif Billah.

Dari keempat jalan di atas, menurut Mushonif jalan yang paling Agung ialah Sholawat Kepada Nabi Muhammad pemimpin umat, dan menjalankan syariat.

Rabu, 23 Desember 2020

KAJIAN: HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

 

Taawundakwah.com, [18.12.20 08:41]

[Forwarded from Sofyan Chalid bin Idham Ruray]

📋 KESEPAKATAN ULAMA: HARAM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Saudaraku rahimakumullaah, sesungguhnya ulama Islam dari seluruh mazhab telah sepakat bahwa haram hukumnya seorang muslim mengucapkan selamat terhadap hari raya orang kafir.


Apalagi ikut membantu, menyambut, memeriahkan dan merayakannya, maka dosanya lebih besar. Bahkan termasuk kekafiran apabila disertai dengan persetujuan terhadap kekafiran yang mereka lakukan.


Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menukil ijma’,


وَأَمَّا التَّهْنِئَةُ بِشَعَائِرِ الْكُفْرِ الْمُخْتَصَّةِ بِهِ فَحَرَامٌ بِالِاتِّفَاقِ مِثْلَ أَنْ يُهَنِّئَهُمْ بِأَعْيَادِهِمْ وَصَوْمِهِمْ، فَيَقُولَ: عِيدٌ مُبَارَكٌ عَلَيْكَ، أَوْ تَهْنَأُ بِهَذَا الْعِيدِ، وَنَحْوَهُ، فَهَذَا إِنْ سَلِمَ قَائِلُهُ مِنَ الْكُفْرِ فَهُوَ مِنَ الْمُحَرَّمَاتِ


“Adapun mengucapkan Selamat terhadap simbol-simbol kekafiran yang merupakan ciri khususnya, maka hukumnya haram berdasarkan kesepakatan ulama, seperti seseorang mengucapkan Selamat terhadap hari raya orang-orang kafir dan puasa mereka, contohnya ia mengatakan: Semoga Hari Raya ini menjadi berkah bagimu, atau Semoga engkau bahagia dengan Hari Raya ini, dan yang semisalnya. Maka dengan sebab ucapannya ini, andai ia selamat dari kekafiran maka ia tidak akan lepas dari perbuatan yang haram.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 1/441]


Al-‘Allamah Ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata,


تهنئة الكفار بعيد الكريسمس أو غيره من أعيادهم الدينية حرام بالاتفاق


“Memberi Selamat kepada orang-orang kafir dalam Perayaan Natal atau perayaan agama mereka yang lainnya adalah haram menurut kesepakatan ulama.” [Al-Fatawa, 3/45]


KESEPAKATAN ULAMA: HARAM MEMBANTU, MEMERIAHKAN DAN MENGHADIRI PERAYAAN NATAL


Al-‘Allaamah Ibnul Qoyyim rahimahullah menukil kesepakatan ulama,


وَكَمَا أَنَّهُمْ لَا يَجُوزُ لَهُمْ إِظْهَارُهُ فَلَا يَجُوزُ لِلْمُسْلِمِينَ مُمَالَاتُهُمْ عَلَيْهِ وَلَا مُسَاعَدَتُهُمْ وَلَا الْحُضُورُ مَعَهُمْ  بِاتِّفَاقِ أَهْلِ الْعِلْمِ الَّذِينَ هُمْ أَهْلُهُ. وَقَدْ صَرَّحَ بِهِ الْفُقَهَاءُ مِنْ أَتْبَاعِ الْأَئِمَّةِ الْأَرْبَعَةِ فِي كُتُبِهِمْ


“Sebagaimana tidak boleh bagi kaum musyrikin untuk menampakkan perayaan mereka, demikian pula tidak boleh bagi kaum muslimin untuk membantu, menolong dan ikut hadir dalam perayaan mereka berdasarkan kesepakatan ahlul ‘ilmi (ulama) yang benar-benar ahli. Dan para ahli fikih dari empat mazhab telah menegaskan hukum haramnya dalam buku-buku mereka.” [Ahkaam Ahli Dzimmah, 2/1245]


Maka mengucapkan Selamat Natal atau ikut membantu, menyambut dan merayakannya BUKAN TOLERANSI, tetapi pelanggaran berat terhadap syari'at menurut kesepakatan ulama Islam.


TIDAK BOLEH MENYELISIHI KESEPAKATAN ULAMA


Apabila ulama telah sepakat (ijma'), maka tidak boleh siapa pun menyelisihi ijma' tersebut, dan tidak boleh bagi kita mengikuti pendapat yang menyelisihi ijma', karena ijma’ adalah hujjah dalam agama, telah pasti kebenarannya, dan yang menyelisihinya pasti keliru.


Allah 'azza wa jalla berfirman,


وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا


“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali.” [An-Nisa: 115]


Al-Mufassir As-Si'di rahimahullah berkata, “Barangsiapa menyelisihi satu perkara saja setelah terjadinya ijma’ maka ia telah mengikuti selain jalannya kaum mukminin.” [Taisirul Kaarimir Rahman: 202]


Sumber: https://sofyanruray.info/kesepakatan-ulama-haram-mengucapkan-selamat-natal/


GABUNG TELEGRAM

t.me/taawundakwah

t.me/sofyanruray

t.me/kajian_assunnah

t.me/kitab_tauhid

t.me/videokitabtauhid

t.me/kaidahtauhid

t.me/akhlak_muslim


WAG Kajian Islam

Ketik: Daftar

Kirim ke Salah Satu Admin:

wa.me/628111833375

wa.me/628119193411

wa.me/628111377787


Medsos dan Website:

- youtube.com/c/kajiansofyanruray

- instagram.com/sofyanruray.info

- facebook.com/sofyanruray.info

KAJIAN: SHOLAT ADALAH PINTU HIDAYAH

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Allah 'azza wa jalla berfirman,


إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ


"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." [Al-'Ankabut: 45]


Apa yang perlu diperhatikan agar sholat benar-benar menjadi pintu hidayah?


1. Keikhlasan niat, hendaklah karena Allah semata, bukan karena ingin dipuji orang sedikit pun.


2. Cara pelaksanaannya, hendaklah sesuai petunjuk Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam.


3. Waktunya, hendaklah tidak menunda-nunda sholat tanpa alasan syar'i.


4. Kekhusyukan, hendaklah berusaha memahami bacaan-bacaan sholat dan menghadirkan hati saat membacanya dengan penuh ketundukan kepada Allah 'azza wa jalla.


5. Sholat berjama'ah di masjid bagi laki-laki, kecuali ada udzur yang membolehkan di rumah.


Apabila kita memperbaiki lima hal ini, maka insya Allah sholat akan menjadi salah satu pintu hidayah terbesar di dunia, dan di akhirat menjadi penentu baiknya amalan kita.


Rasululllah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

أوَّلُ ما يحاسبُ بِهِ العبدُ يومَ القيامةِ الصَّلاةُ ، فإن صلُحَت صلُحَ سائرُ عملِهِ ، وإن فسَدت فسدَ سائرُ عملِهِ

“Amalan pertama seorang hamba yang akan dihisab pada hari kiamat adalah sholat, jika baik sholatnya maka baik pula seluruh amalannya, namun jika rusak sholatnya maka rusak pula seluruh amalannya.” [HR. Thabarani dalam Al-Aushat dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Shohihut Targhib: 376]


Sumber: https://www.instagram.com/p/CIVk2K3B9lZ/


DIKUTIP DARI:https://t.me/taawundakwah

NASEHAT: JAGALAH DIRIMU DAN KELUARGAMU DARI API NERAKA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Saudaraku rahimakumullaah, jika kita mencintai keluarga kita, maka ketahuilah bahwa bukti cinta terbesar adalah menjaga mereka dari api neraka yang sangat pedih.


Dan menjaga keluarga dari api neraka artinya mengajarkan ilmu agama kepada mereka, memerintahkan untuk taat kepada Allah serta melarang berbuat dosa. Dan perintah Allah yang tertinggi adalah tauhid, sedang dosa terbesar adalah syirik.


Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ


"Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, padanya ada malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, mereka tidak pernah menentang perintah Allah dan selalu mengamalkan perintah-Nya." [At-Tahrim: 6]


Sahabat yang Mulia Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu'anhu berkata,

أدبوهم وعلموهم

"Makna menjaga keluarga dari Api neraka adalah: Ajarkan mereka adab dan ilmu agama." [Tafsir Ibnu Katsir, 8/88]

Al-Imam Mujahid rahimahullah berkata,

اتَّقُوا اللَّهَ وَأَوْصُوا أَهْلِيكُمْ بتقوى الله


"Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka artinya: Bertakwalah kepada Allah dan perintahkan keluargamu untuk bertakwa kepada Allah." [Tafsir Ibnu Katsir, 8/88]


Al-Imam Qotadah rahimahullah berkata,

تأمرهم بطاعة الله وتنهاهم عن معصية الله وأن تقوم عليهم بأمر الله وتأمرهم به وتساعدهم عليه فإذا رأيت لله معصية ردعتهم عَنْهَا وَزَجَرْتَهُمْ عَنْهَا


"Jagalah keluargamu dari neraka maknanya: Engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan larang mereka berbuat maksiat kepada-Nya, dan engkau urus mereka sesuai perintah Allah, perintahkan mereka dan tolong mereka dalam mengamalkannya. Lalu jika engkau melihat mereka bermaksiat kepada Allah maka beri nasihat dan peringatan agar meninggalkan maksiat itu." [Tafsir Ibnu Katsir, 8/88-89]


Sumber: https://sofyanruray.info/jagalah-dirimu-dan-keluargamu-dari-api-neraka/

RENUNGAN: HUKUMAN MENGERIKAN YANG MENIMPA HATI

 

HUKUMAN MENGERIKAN YANG MENIMPA HATI


Allah 'azza wa jalla berfirman,


فَلَمَّا زَاغُوٓا۟ أَزَاغَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمْ


"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka." [Ash-Shaf: 5]


Al-Imam Al-Mufassir As-Sa'di rahimahullah berkata,


قال: { فَلَمَّا زَاغُوا } أي: انصرفوا عن الحق بقصدهم { أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ } عقوبة لهم على زيغهم الذي اختاروه لأنفسهم ورضوه لها، ولم يوفقهم الله للهدى، لأنهم لا يليق بهم الخير، ولا يصلحون إلا للشر


"Allah ta'ala berfirman 'Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran)' artinya: Mereka berpaling dari kebenaran dengan sengaja.


'Allah memalingkan hati mereka' sebagai hukuman bagi mereka atas penyimpangan yang mereka pilih untuk diri mereka dan keridhoan mereka kepadanya.


Maka Allah tidak memberi hidayah kepada mereka, karena mereka tidak layak mendapatkan kebaikan itu dan tidak pantas untuk mereka kecuali keburukan." [Tafsir As-Sa'di, hal. 858]


Sumber: https://www.instagram.com/p/CIIrM31hbEM/


NASEHAT: SAUDARA YANG HAKIKI DAN TEMAN BERGAUL YANG TERBAIK

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,


مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالجَلِيسِ السَّوْءِ، كَمَثَلِ صَاحِبِ المِسْكِ وَكِيرِ الحَدَّادِ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ المِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ، وَكِيرُ الحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ، أَوْ ثَوْبَكَ، أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً


“Perumpamaan teman duduk yang baik dan yang jelek, seperti berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi; tidak akan luput untukmu dari penjual minyak wangi, apakah engkau membeli minyak wangi tersebut atau engkau mencium harumnya. Adapun berteman dengan pandai besi, dapat membakar badanmu, atau pakaianmu, atau engkau mencium darinya aroma yang buruk.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa radhiyallahu’anhu]


Al-Imam Maimun bin Mihran rahimahullah berkata,


وجدت صلاح قلبي في مجالسة العلماء 


"Aku dapati kebaikan hatiku dalam bermajelis bersama para ulama." [Jaami' Bayaanil 'Ilmi wa Fadlih, 1/221]


Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,


أخوك من نصحك وذكرك ونبهك، وليس أخوك من غفل عنك وأعرض عنك وجاملك، ولكن أخاك في الحقيقة هو الذي ينصحك والذي يعظك ويذكرك، يدعوك إلى الله


"Saudaramu adalah yang menasihatimu, mengingatkanmu serta menegurmu, dan bukanlah saudaramu yang tidak memperhatikanmu, berpaling darimu serta menjilatmu, akan tetapi saudaramu yang hakiki adalah yang selalu menasihatimu, memberi wejangan kepadamu, mengingatkanmu serta mengajakmu kepada Allah." [Al-Fatawa, 14/21]


Al-'Allamah Ibnul 'Utsaimin rahimahullah berkata,


احرص على أن تصحب أناس أهل خير يرشدونك إذاغويت ويهدونك اذا ضللت ويذكرونك اذا نسيت ويعلمونك اذاجهلت


"Bersemangatlah dalam berteman dengan orang-orang baik yang senantiasa membimbingmu apabila kamu menyimpang, memberi petunjuk kepadamu apabila kamu tersesat, mengingatkanmu apabila kamu lupa, dan mengajarkanmu apabila kamu belum tahu." [Syarhul Bukhari, 1/62]


وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.


Sumber: https://sofyanruray.info/saudara-yang-hakiki-dan-teman-bergaul-yang-terbaik/



KAJIAN: PENTINGNYA LINGKUNGAN DAN KOMUNITAS PERGAULAN YANG BAIK

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menceritakan tentang nasihat ulama umat terdahulu kepada Pembunuh 100 nyawa yang mau bertaubat,


انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا فَإِنَّ فِيهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللَّهَ فَاعْبُدِ اللَّهَ مَعَهُمْ ولاترجع إِلَى أَرْضكِ فَإِنَّهَا أَرْضُ سُوءٍ


“Pergilah ke kampung ini dan itu, karena padanya ada orang-orang yang beribadah kepada Allah maka beribadahlah kepada Allah bersama mereka.


Dan janganlah engkau kembali ke kampungmu, karena itu adalah kampung yang buruk (dihuni oleh orang-orang yang buruk).” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu’anhu]


Al-Imam An-Nawawi rahimahullah berkata,


قَالَ الْعُلَمَاءُ فِي هَذَا اسْتِحْبَابُ مُفَارَقَةِ التَّائِبِ الْمَوَاضِعَ الَّتِي أَصَابَ بِهَا الذُّنُوبَ وَالْأَخْدَانَ الْمُسَاعِدِينَ لَهُ عَلَى ذَلِكَ وَمُقَاطَعَتِهِمْ مَا دَامُوا عَلَى حَالِهِمْ وَأَنْ يَسْتَبْدِلَ بِهِمْ صُحْبَةَ أَهْلِ الْخَيْرِ وَالصَّلَاحِ وَالْعُلَمَاءِ وَالْمُتَعَبِّدِينَ الْوَرِعِينَ وَمَنْ يَقْتَدِي بِهِمْ وَيَنْتَفِعُ بِصُحْبَتِهِمْ وَتَتَأَكَّدُ بِذَلِكَ تَوْبَتُهُ


“Ulama berkata, dalam hadits ini terdapat pelajaran:


- Anjuran bagi orang yang bertaubat untuk meninggalkan tempat-tempat yang padanya ia melakukan dosa.


- Berpisah dengan teman-teman yang selalu mendorongnya untuk berbuat dosa dan memutus hubungan dengan mereka apabila mereka terus bermaksiat.


- Mengganti persahabatannya dengan orang-orang yang baik, shalih, para ulama, ahli ibadah yang menjaga diri dari maksiat, dan orang-orang yang dapat ia jadikan teladan serta mengambil manfaat dari pertemanan dengan mereka dan menguatkan taubatnya.” [Syarh Muslim, 17/83]


Maka hadits yang mulia di atas menunjukkan bahwa memilih teman yang baik dan meninggalkan teman yang buruk termasuk kunci sukses dalam berhijrah, bahkan termasuk bukti benarnya taubat seseorang.


Az-Zahid Dzun Nun rahimahullah berkata,


ثَلَاثَةٌ مِنْ أَعْلَامِ التَّوْبَةِ: إِدْمَانُ الْبُكَاءِ عَلَى مَا سَلَفَ مِنَ الذُّنُوبِ، وَالْخَوْفُ الْمُتَعَلِّقُ مِنَ الْوقُوعِ فِيهَا، وَهِجْرَانَ إِخْوَانِ السُّوءِ، وَمُلَازَمَةُ أَهْلِ الْخَيْرِ 


"Tiga yang termasuk tanda benarnya taubat:


1. Selalu menangis sedih atas dosa-dosa yang telah berlalu.


2. Selalu takut kembali terjerumus dalam dosa itu.


3. Meninggalkan teman-teman yang suka berbuat buruk, dan selalu berteman dengan orang-orang yang baik." [Syu'abul Iman: 6787]


Sumber: https://sofyanruray.info/pentingnya-lingkungan-dan-komunitas-pergaulan-yang-baik/

DIKUTIP DARI: https://t.me/taawundakwah

KAJIAN: BESARNYA PAHALA MENUNTUT ILMU AGAMA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لَا يُرِيدُ إِلَّا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يَعْلَمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حِجَّتُهُ


"Barangsiapa berangkat ke masjid, tidak ada yang ia inginkan kecuali untuk mempelajari satu kebaikan atau mengetahui ilmunya, maka ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna." [HR. Ath-Thobarani dalam Al-Kabir dan Al-Hakim dari Abu Umamah radhiyallahu'anhu, Shahihut Targhib: 86]


Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam juga bersabda,


مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا، أَوْ لِيُعَلِّمَهُ، كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللهِ


"Barangsiapa masuk ke masjid kami untuk mempelajari satu kebaikan atau mengajarkannya maka ia seperti orang yang berjihad di jalan Allah." [HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Shahihut Targhib: 87]


Sahabat yang Mulia Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata,


لأَنْ أَجْلِسَ سَاعَةً فَأَفْقَهُ فِي دِينِي أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أُحْيِيَ لَيْلَةً إِلَى الصَّبَاحِ


"Aku duduk sesaat untuk memahami agamaku lebih aku cintai daripada beribadah sepanjang malam." [Jaami' Bayaanil 'Ilmi: 85]


Sahabat yang Mulia Abud Darda radhiyallahu'anhu berkata,


مَنْ رَأَى الْغُدُوَّ وَالرَّوَاحَ إِلَى الْعِلْمِ لَيْسَ بِجِهَادٍ فَقَدْ نَقَصَ عَقْلُهُ وَرَأْيُهُ


"Barangsiapa berpendapat bahwa pergi menuntut ilmu pagi dan sore bukanlah jihad maka berkurang akal dan pikirannya." [Jaami' Bayaanil 'Ilmi: 124]


Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahulllah berkata,


طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ النَّافِلَةِ


"Menuntut ilmu lebih utama daripada shalat sunnah". [Syarafu Ashabil Hadits: 113]


Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,


العلم لا يَعْدله شيء لمن صحت نيته قالوا: وكيف تصح النية يا أبا عبد الله؟ قال: ينوي رفع الجهل عن نفسه وعن غيره


“Menuntut lmu tidak dapat ditandingi oleh amalan sunnah apa pun bagi orang yang niatnya benar. Mereka bertanya; Bagaimana benarnya niat wahai Abu Abdillah? Beliau menjawab: Seorang yang menuntut ilmu itu meniatkan untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.” [Kitabul ‘Ilmi libnil ‘Utsaimin rahimahullah, hal. 22]


Sebagian ulama berkata,


العلم صلاة السر وعبادة القلب


“Ilmu adalah sholat yang tersembunyi dan ibadah hati.” [Hilyah Thalibil ‘Ilmi (dicetak bersama Al-Majmu’ah Al-‘Ilmiah), hal. 141]


Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi'i rahimahullah berkata,


والحاصل أنهم متفقون على أن الاشتغال بالعلم أفضل من الاشتغالات بنوافل الصوم، والصلاة، والتسبيح، ونحو ذلك من نوافل عبادات البدن، ومن دلائله سوى ما سبق أن نفع العلم يعم صاحبه والمسلمين، والنوافل المذكورة مختصة به


"Kesimpulannya adalah, para ulama sepakat bahwa sibuk dengan ilmu lebih baik dari pada sibuk dengan amalan-amalan sunnah seperti puasa, sholat, tasbih dan berbagai amalan badan yang sunnah lainnya. Diantara dalilnya selain yang telah disebutkan adalah, bahwa manfaat ilmu untuk diri sendiri dan kaum muslimin, adapun manfaat ibadah-ibadah sunnah tersebut hanya untuk diri sendiri." [Al-Majmu', 1/44]


Akan tetapi menggabungkan antara ibadah sunnah dan menuntut ilmu tentu lebih baik, oleh karena itu banyak ulama yang rajin sholat malam dan rajin pula menuntut ilmu, rajin berpuasa sunnah dan rajin pula menuntut ilmu, bahkan ibadah-ibadah tersebut adalah sebab menggapai kekuatan dalam menuntut ilmu.


Al-Imam Ibrahim bin Ismail rahimahullah berkata,


كان أصحابنا يستعينون على طلب الحديث بالصوم


"Sesungguhnya para ulama kami, mereka menjadikan puasa sebagai kekuatan dalam menuntut ilmu agama." [Al-Jami’ lil Khatib Al-Baghdadi: 180]


Sumber: https://sofyanruray.info/besarnya-pahala-menuntut-ilmu-agama/

DIKUTIP DARI:https://t.me/taawundakwah


KAJIAN: PENGARUH SHOLAT TERHADAP AMALAN DUNIA DAN AKHIRAT


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Allah 'azza wa jalla berfirman,


إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ


"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar." [Al-'Ankabut: 45]


Rasululllah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ : انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ


“Sesungguhnya amalan pertama seorang hamba yang akan diadili pada hari kiamat adalah sholat, apabila baik sholatnya maka ia telah menang dan selamat, namun apabila rusak sholatnya maka ia telah celaka dan merugi. Dan jika kurang sholat wajibnya, Allah berfirman: Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah? Maka dengan sholat sunnah tersebut disempurnakanlah kekurangan sholat wajibnya, kemudian semua amalan dihisab seperti itu.” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Shohihul Jami’: 2020]


Rasululllah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,


أوَّلُ ما يحاسبُ بِهِ العبدُ يومَ القيامةِ الصَّلاةُ ، فإن صلُحَت صلُحَ سائرُ عملِهِ ، وإن فسَدت فسدَ سائرُ عملِهِ


“Amalan pertama seorang hamba yang akan dihisab pada hari kiamat adalah sholat, jika baik sholatnya maka baik pula seluruh amalannya, namun jika rusak sholatnya maka rusak pula seluruh amalannya.” [HR. Thabarani dalam Al-Aushat dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Shohihut Targhib: 376]


Sumber: https://sofyanruray.info/pengaruh-sholat-terhadap-amalan-di-dunia-dan-akhirat/

DIKUTIP DARI:https://t.me/taawundakwah

Selasa, 22 Desember 2020

NASEHAT: SEMANGAT MENUNTUT ILMU AGAMA DARIPADA MENGEJAR DUNIA

 

Taawundakwah.com, [18.11.20 10:09]

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Kehidupan yang tidak berarti adalah kehidupan yang hanya mementingkan dunia, kemewahan dan kenikmatannya; tidak memikirkan akhirat, tidak mempelajari dan mengamalkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.


Allah ‘azza wa jalla berfirman,


يَعْلَمُونَ ظَاهِراً مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ 


“Mereka hanya mengetahui yang nampak dari kehidupan dunia, dan terhadap kehidupan akhirat mereka lalai.” [Ar-Ruum : 7]


Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,


أي : أكثر الناس ليس لهم علم إلا بالدنيا وأكسابها وشئونها وما فيها ، فهم حذاق أذكياء في تحصيلها ووجوه مكاسبها ، وهم غافلون عما ينفعهم في الدار الآخرة ، كأن أحدهم مغفل لا ذهن له ولا فكرة


“Maknanya: Kebanyakan manusia tidak perhatian terhadap ilmu kecuali ilmu dunia, yaitu ilmu tentang macam-macam profesi, urusan-urusan dunia dan berbagai permasalahannya. Maka mereka pun menjadi terampil lagi pandai dalam berbagai lapangan pekerjaan dan profesi untuk menghasilkan keuntungan dunia, namun mereka lalai terhadap ilmu dan amal yang bermanfaat untuk mereka di akhirat, sampai diantara orang-orang yang lalai itu seakan tidak pernah terbetik di benaknya dan tidak pernah berfikir untuk kehidupan akhiratnya.” [Tafsir Ibnu Katsir, 6/274]


WASPADAI MURKA ALLAH ‘AZZA WA JALLA


Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,


إِنَّ اللهَ تَعَالى يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنيَا، جَاهِلٍ بِالآخِرَة


“Sesungguhnya Allah ta’ala membenci setiap orang yang pandai dalam urusan dunia, tapi bodoh dalam urusan akhirat.” [HR. Al-Hakim dari Abu Hurairah radhiyallaahu’anhu, Shahihul Jaami’: 2760]


Asy-Syaikh Al-‘Allamah Abdul Aziz Ar-Rajihi hafizhahullah berkata,


أنه لم يتفقه في دينه مما يجب عليه أن يعلمه؛ لأنه شغل نفسه بأمور الدنيا، فجعل الدنيا أكبر همه، ومبلغ علمه


“Orang yang Allah benci dalam hadits ini adalah orang yang tidak berusaha memahami ilmu agama yang wajib untuk dipelajari, karena ia menyibukkan dirinya dengan urusan-urusan dunia, maka dunia menjadi keinginan terbesarnya dan puncak ilmunya.” [Syarh Shahih Ibni Hibban, 4/12]


ILMU AGAMA LEBIH BAIK DAN LEBIH DIBUTUHKAN DARIPADA HARTA


Al-Khalifah Ar-Rasyid Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata,


الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ، الْعِلْمُ يَحْرُسُكَ، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالَ، الْعِلْمُ يَزْكُو عَلَى الْعَمَلِ، وَالْمَالُ تُنْقِصُهُ النَّفَقَةُ


“Ilmu lebih baik daripada harta, ilmu menjagamu, sedang harta engkaulah yang menjaganya, ilmu bertambah jika diamalkan, sedang harta berkurang jika dibelanjakan.” [Al-Hilyah, 1/80]


Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,


النَّاسُ إِلَى الْعِلْمِ أَحْوَجُ مِنْهُمْ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ لِأَنَّ الرَّجُلَ يَحْتَاجُ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ فِي الْيَوْمِ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ وَحَاجَتُهُ إِلَى الْعِلْمِ بِعَدَدِ أَنْفَاسِهِ


“Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman, karena seseorang butuh makan dan minum dalam sehari hanya satu atau dua kali, sedang kebutuhannya terhadap ilmu adalah sebanyak hembusan nafasnya.” [Madaarijus Saalikin, 2/440]


Sumber: https://sofyanruray.info/ayo-lebih-semangat-menuntut-ilmu-agama-daripada-mengejar-dunia/






RENUNGAN: MENGAPA WANITA TERBANYAK MASUK NERAKA


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,


اطَّلَعْتُ فِى الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِى النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاء


"Aku menoleh ke surga maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir, dan aku menoleh ke neraka maka aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita." [Al-Bukhari dari Imron bin Hushain dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhum]


Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam juga bersabda,


أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَط


“Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita, karena mereka kufur. Beliau ditanya: Apakah mereka kufur kepada Allah? Beliau menjawab: Mereka kufur kepada suami dan mengingkari kebaikan suami, yaitu andaikan engkau berbuat baik kepada seorang istri sepanjang waktu, kemudian sekali saja ia melihat kesalahanmu, maka ia berkata: Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikit pun darimu.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma]


Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam juga bersabda,


يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ، تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ، فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ: وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللهِ أَكْثَرُ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِير


“Wahai para wanita bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar (memohon ampun kepada Allah), karena sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian para wanita yang terbanyak menghuni neraka. Maka berkatalah seorang wanita yang pandai: Mengapa kami para wanita yang terbanyak menghuni neraka? Beliau bersabda: Karena kalian banyak melaknat dan kufur terhadap suami.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Muslim dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu’anhum, dan ini lafaz Muslim]


Dalam hadits yang lain,


لِأَنَّكُنَّ تُكْثِرْنَ الشَّكَاةَ، وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ


“Karena kalian banyak mengeluh dan kufur terhadap suami.” [HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma]


BEBERAPA PELAJARAN


1. Durhaka kepada suami, tidak menaati perintahnya yang tidak menyelisihi syari’at dan tidak berterima kasih kepadanya, termasuk sebab terbanyak yang memasukkan wanita ke dalam neraka, karena mengingkari kebaikan suami termasuk dosa besar (lihat Syarhu Muslim lin Nawawi, 2/66).


2. Sebab yang lainnya adalah karena banyak melaknat, dan makna melaknat ada dua:

• Pertama: Mencaci atau mencela (lihat Syarhu Riyadhis Shaalihin libnil ‘Utsaimin, 3/67)

• Kedua: Mendoakan orang lain agar dijauhkan dari kebaikan dan rahmat Allah (lihat Syarhu Muslim, 2/67)


3. Sebab yang lainnya adalah banyak mengeluh, dan bisa kemungkinan dua makna:

• Pertama: Mengeluhkan keadaan suami dan tidak menunaikan haknya, padahal sang suami telah banyak berbuat baik kepadanya.

• Kedua: Mengeluhkan rezeki yang Allah berikan, tidak bersyukur kepada-Nya dan tidak merasa tenang dengan ketetapan-Nya (lihat Ihkaamul Ahkaam, 1/346)


Baca Selengkapnya: http://sofyanruray.info/mengapa-wanita-yang-terbanyak-masuk-neraka/

DIKUTIP DARI :https://t.me/taawundakwah


NASEHAT: MENCINTAI WALI-WALI ALLAH SWT

 

Asy-Syaikh Prof. DR. Abdur Rozzaq Al-Badr hafizhahullah


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


1. Bersemangatlah dan berjuanglah untuk menjadi wali Allah ‘azza wa jalla. Allah ‘azza wa jalla berfirman,


وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ


“Dan orang-orang yang berjuang untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat baik.” [Al-‘Ankabut: 69]


2. Perbanyaklah berdoa kepada Allah ta’ala, karena doa adalah kunci pembuka segala kebaikan dunia dan akhirat, dan hidayah serta anugerah untuk menjadi wali di tangan Allah ‘azza wa jalla, maka bermohonlah kepada-Nya dengan penuh keyakinan akan dikabulkan, terutama di waktu-waktu mustajabah. Allah ta'ala berfirman,


وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


“Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” [Ghafir: 60]


3. Cintailah orang-orang shalih dan jangan membenci mereka, karena dengan itu akan menyempurnakan iman kita dan akan menjadi sebab kita dikumpulkan bersama orang-orang shalih tersebut di hari kiamat. Sahabat yang Mulia Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata,


جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ تَقُولُ فِي رَجُلٍ أَحَبَّ قَوْمًا وَلَمْ يَلْحَقْ بِهِمْ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ»


“Datang seseorang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam seraya berkata: Wahai Rasulullah bagaimana dengan orang yang mencintai suatu kaum namun dia belum mampu beramal seperti mereka? Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Seseorang akan bersama dengan siapa yang dia cintai.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]


Jika engkau melihat seorang yang berilmu; seorang da’i atau ustadz yang mengajak kepada Sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, cintailah dia.


Jika engkau melihat seseorang yang bersemangat mengamalkan adab dan akhlak syari’at; menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, cintailah dia.


4. Hendaklah engkau menuntut ilmu syar’i, yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena dengan ilmu akan dapat dibedakan antara yang benar dan salah, sunnah dan bid’ah; karena ilmu adalah cahaya bagi pemiliknya, maka luangkanlah waktumu setiap hari untuk menuntut ilmu syar’i.


5. Bertemanlah dengan orang-orang shalih dan jauhilah pertemanan dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah ta’ala, karena dengan itu akan membantumu untuk istiqomah dan selamat dari penyimpangan.


6. Jauhilah pintu-pintu kejelekan yang semakin banyak di hari-hari ini, yang aku maksudkan adalah website-website internet dan channel-channel televisi yang menyebarkan keburukan. Wajib bagimu untuk berhati-hati darinya agar selamat agamamu, aqidahmu dan pendekatan dirimu kepada Allah tabaraka wa ta’ala.


7. Hisablah dirimu sebelum Allah 'azza wa jalla menghisabmu, dan timbanglah amalanmu sebelum ditimbang pada hari perjumpaan dengan Allah, karena hari ini adalah hari untuk beramal dan tidak ada hisab, sedangkan besok (hari kiamat) adalah hari hisab dan tidak ada lagi amalan.


Baca Selengkapnya: https://sofyanruray.info/untaian-nasihat-yang-indah-di-akhir-tabligh-akbar-mencintai-wali-wali-allah-azza-wa-jalla/

DIKUTIP DARI:https://t.me/taawundakwah


NASEHAT:MENAKAR KEJUJURAN CINTAMU

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Seorang ulama pernah menangis ketika membahas maulid Nabi Muhammad ﷺ, beliau menangis karena mencintai dan merindukan Nabi ﷺ.


Beliau adalah Asy-Syaikh Al-‘Allamah Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah. Dan inilah diantara nasihat beliau,


وليس حب النبي ﷺ يكون بالموالد وإقامتها، وإنما حبه ﷺ يقتضي اتباعه، والتمسك بشريعته، والذب عنها، والدعوة إليها، والاستقامة عليها، هذا هو الحب قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُم [آل عمران:31] فحب الله ورسوله ليس بالموالد ولا بالبدع، ولكن حب الله ورسوله يكون بطاعة الله ورسوله، وبالاستقامة على شريعة الله، بالجهاد في سبيل الله، بالدعوة إلى سنة الرسول ﷺ وتعظيمها والذب عنها والإنكار على من خالفها، هكذا يكون حب الرسول ﷺ، ويكون بالتأسي به في أقواله وأعماله، والسير على منهاجه عليه الصلاة والسلام، والدعوة إلى ذلك.

هذا هو الحب الصادق الذي يدل عليه العمل الشرعي، والعمل الموافق لشرعه.


“Bukanlah mencintai Nabi ﷺ dengan merayakan maulid, akan tetapi mencintai beliau ﷺ adalah dengan meneladani beliau, dan berpegang teguh dengan syari’at beliau, membela ajaran beliau, mendakwahkannya dan istiqomah di atasnya. Inilah cinta yang sebenarnya,


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُم


“Katakanlah (kepada umatmu wahai Muhammad): Kalau kalian benar cinta kepada Allah, ikutilah aku (Muhammad), maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” [Ali Imron: 31]


Maka cinta kepada Allah dan Rasul-Nya bukan dengan perayaan maulid dan berbuat bid’ah, mengada-ada dalam agama.


Akan tetapi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dengan cara:

– Menaati Allah dan Rasul-Nya.

– Istiqomah di atas syari’at Allah.

– Berjihad di jalan Allah.

– Mengajak kepada sunnah Rasul ﷺ.

– Mengagungkan sunnah.

– Membela sunnah.

– Mengingkari orang yang menyelisihi sunnah.

– Meneladani beliau ﷺ dalam ucapan dan amalan.

– Senantiasa berjalan di atas manhaj beliau ﷺ dan mendakwahkannya.


Inilah cinta yang jujur kepada Nabi Muhammad ﷺ, yaitu cinta yang dibuktikan dengan amalan syar’i, dan amalan itu sesuai dengan petunjuk beliau ﷺ.” [Fatawa Nur ‘alad Darbi, 1/254-255]


Sumber: https://sofyanruray.info/menakar-kejujuran-cintamu/

DIKUTIP DARI:https://t.me/taawundakwah

AMALAN : EMPAT AMALAN CARA DIMURAHKAN REZEKI

telah disampaikan di al musyarofah sabtu,16 Januari 2021 ba'da subuh.ok 

Ada beberapa cara agar kita selalu di murahkan Rezeki dan mendapatkan Rezeki dari Arah yg tak terduga✨💐✨💐✨💐✨💐✨💐

💖 Pertama

🌟 Jangan pernah tinggalkan Sholat 5 Waktu 

Allah SWT berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ (38) إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ (39) فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُونَ (40) عَنِ الْمُجْرِمِينَ (41) مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44) وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ (45) وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ (46) حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ (47)

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”.” (Quran Surat Al Mudatstsir ayat 38-47)

💖 Kedua

🌟 Selalu biasakan diri untuk bangun di tengah malam (Tahajud

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ 

“Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu….” [Al-Israa’/17: 79] 

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا 

“Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” [Al-Insaan/76: 25-26].

 وَمِنَ اللَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَأَدْبَارَ السُّجُودِ 

“Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai shalat.” [Qaaf/50: 40].

Referensi: https://almanhaj.or.id/3499-keutamaan-shalat-malam-dan-anjurannya.html

💖 Ketiga

🌟 Jangan pernah tinggalkan 4 Rokaat (Dhuha)

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,


يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ 

صَدَقَةٌ 

وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ 

صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no.  720).



Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/2845-keutamaan-shalat-dhuha.html

💖 Ke Empat

🌟 Selalu biasakan untuk bersedekah di setiap hari walau sekecil apapun

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Alloh, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Alloh), Maka Alloh akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Alloh menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (Al-Baqoroh : 245)

Alloh Swt Berfirman:

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ، الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلا أَذًى لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ ، قَوْلٌ مَعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Alloh Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Al-Baqoroh : 261-263)


💫✨ Lakukan rutin!!!In Syaaa Allah segala Rezeki dan Usaha yg kita jalani Akan di berikan Allah kelancaran dan keberkahan💫✨🌟... Aamiin


💫✨🌟 Semoga Rezeki kita semua di luaskan Allah SWT dari Arah yg tak terduga Juga segala usaha dan urusan kita di mudahkan Allah SWT

Aamiin

dikutip dari:alquran hadits 5 grup wa,rabu,23-12-2020,pukul 06.05


KAJIAN : CARA TENANG DIMASA SULIT

 

Permasalahan di masa-masa sulit seperti saat ini ,mesti dilalui dengan ketenangan hati dan pikiran. Kepanikan dan kecemasan hanya menambahkan kerumitan bagi terurainya permasalahan.

 Kecemasan dan ketakutan yang berlebihan dapat menghambat kesembuhan bagi orang yang sedang sakit. Kekhawatiran dan ketakutan berlebihan dapat menjadikan orang sehat jatuh sakit. 

Musibah baik berupa wabah atau dampak yang ditimbulkannya atau segala kesusahan apa pun bentuknya harus dihadapi dan dilalui dengan kesabaran. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ}


"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Alloh beserta orang-orang yang Sabar." (QS. Al Baqoroh: 153)

Tetapi kesabaran itu mustahil terwujud dalam diri kita tanpa ketenangan hati dan fikiran. Sabar dan tenang telah menjelma menjadi dua sisi bagi sekeping mata uang. Maka ingatlah baik-baik, bahwa Alloh telah memberitahu kita akan pokok ketenangan, yaitu zikir mengingat Alloh. 

( أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ) 


"Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra'd: 28)


Ketenangan jiwa, keseimbangan fikiran dan.   kestabilan hati ini hanya dengan cara ini: dzikrulloh, ingat Alloh. Mengingat sang Khaliq bukan dengan mengingat makhluk. 

Virus corona adalah makhluk Alloh, jangan kau ingati dia terus dengan kecemasan yang berlebihan.


 Kita tetap wajib waspada dan berusaha menjaga diri dari wabah ini, tetapi jangan sampai ketakutan, kekhawatiran dan kecemasan berlebihan yang menguasai hati dan pikiran kita. 


Perlu juga dicatat dengan baik bahwa maksud dari dzikrulloh haruslah dipahami seutuhnya yaitu mengingat Alloh dengan hati, lisan dan perbuatan. Bukankah kekasih itu selalu di hati?..


 Lalu ingatan hati itu diungkapkan dengan lisan, sebab apa yang di hati akan terus disebut-sebut oleh lisan. Lalu ingatan hati dan sebutan lisan mesti dijewantahkan,diwujudkan dalam perbuatan ketaatan, sebab kita harus menaati kekasih.


Maka pulanglah kepada Alloh yang menentramkan hatimu. Tenangkan hati dan jiwamu dengan selalu hadirkan husnuzhon (baik sangka) kepada Alloh dan jangan pernah putus asa dari rahmat Alloh yang luas tak terkira. Hanya kepada-Nya kita melabuhkan harapan-harapan kita, dan berita baiknya adalah Alloh tidak pernah cederai janji dan tidak menyia-nyiakan amal kebaikan kita.  


Wollohu a'lam bisshowab.

✏ Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri                               

Mohon bantu sebarkan


"Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun..."HR.MUSLIM


BAROKALLAHUFIKUM

dikutip dari:AL QUR'AN HADITS 5,grup wa ,Rabu,Desember 2020,pukul 06.00

KAJIAN: JENIS-JENIS KEKAFIRAN

 

JENIS-JENIS KEKAFIRAN 

  1. Kufrul Takdzib [Kafir Dusta], sebagaimana dalam firman Allah SWT :   

الَّذِينَ كَذَّبُوا بِالْكِتَابِ وَبِمَا أَرْسَلْنَا بِهِ رُسُلَنَا فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (70)

“(Yaitu) orang-orang yang mendustakan Al-Kitab [Al-Qur’an] dan wahyu yang dibawa rasul-rasul kami yang telah kami utus. Kelak mereka akan mengetahui.” [Qs. Al-Mu’min (40) : 70].

2.Kufrul Juhdi [Kafir Pengingkaran], seperti dalam firman Allah SWT :

وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا (14)

“Dan mereka mengingkarinya karena kedzaliman dan kesombongan [mereka] padahal hati mereka meyakini [kebenarannya.” [Qs. An-Naml (27) : 14]. Dan kita bedakan antara keduanya.

  1. Kufrul Ibaa’ wal istikbaar bighairil juhdi [kafir keengganan (pembangkangan) dan takabur (kesombongan) tanpa disertai dengan pengingkaran, seperti kafirnya  Iblis. Sebagaimana dalam firman Allah SWT :

فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34)

“Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” [Qs. Al-Baqarah (2) : 34].

  1. Kufrusy-Syak warraib [Kafir ragu dan bimbang], seperti dalam firman Allah SWT :

وَإِذَا قِيلَ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ لا رَيْبَ فِيهَا قُلْتُم مَّا نَدْرِي مَا السَّاعَةُ إِن نَّظُنُّ إِلاَّ ظَنًّا وَمَا نَحْنُ بِمُسْتَيْقِنِينَ (32)

“Dan apabila dikatakan [kepadamu] : “Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari kebangkitan itu tidak ada keraguan padanya,” niscaya kamu menjawab : Kami tidak tau apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini [nya].”.  [Qs.Al-Jatsiyyah (45) : 32].   Demikian juga Allah SWT berfirman :

إِنَّهُمْ كَانُوا فِي شَكٍّ مُّرِيبٍ (54)

“Sesungguhnya mereka dahulu [di dunia] dalam keraguan yang mendalam.” [Qs. Saba (34) : 54].

  1. Kufrul ‘Iraadl [kafir berpaling], sebagaimana dalam firman Allah SWT :

وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنذِرُوا مُعْرِضُونَ (3)

“Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka.” [Qs. Al-Ahqaf (46) : 3].

  1. Kufrut-Tawalli ‘anithaa’ah [Kafir berpaling dari ketaatan], seperti dalam firman Allah SWT :

قُلْ أَطِيعُواْ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (32)

Katakanlah : “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” [Qs. Ali ‘Imran (3) : 32].

  1. Kufrut-Taqlid, sebagaimana dalam firman Allah SWT :

إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا (64) خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لاَّ يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا (65) يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولا (66) وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلا (67)

“Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir  dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala [neraka], mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak [pula] seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata : Alangkah baiknya, andaikata kami ta’at kepada Allah dan ta’at [pula] kepada Rasul. Dan mereka berkata : Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah menta’ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan [yang benar].” .   [Qs. Al-Ahzab (33) : 64-67].

  1. Kufrul Hasad, Bughdli, Karahiyyati, istihja’i dan Nifaq.

Masing-masing dari jenis-jenis kekafiran itu ada dalilnya di dalam nash-nash syar’iyyah. Dan jenis-jenis kekafiran ini adalah dorongan-dorongan batin yang membawa pelakunya untuk melakukan kekafiran secara dhahir, yaitu melakukan sebab-sebab kekafiran yang berupa perkataan maupun perbuatan. Dan dorongan-dorongan batin ini adalah perbuatan-perbuatan hati yang masing-masing dari perbuatan hati itu menentang setiap perbuatan dari perbuatan-perbuatan hati yang termasuk ke dalam ashlul iman [pokok dasar keimanan]. Pengetahuan hati tentang Allah SWT dan tentang Rasul dan apa yang dibawanya secara global lawannya adalah kafir bodoh. Pembenaran hati terhadap apa yang dibawa Rasul SAW secara global lawannya adalah kafir dusta. Keyakinan hati kepada kejujuran Rasulullah SAW di dalam apa yang diberitakannya lawannya adalah kafir ragu dan bimbang. Kepatuhan dan ketundukan hati kepada apa yang diperintahkan Rasulullah SAW lawannya adalah kafir takabur dan berpaling [kafir istikbar dan I’raadl].  Kecintaan hati kepada Allah SWT, Rasul SAW dan Syariat-Nya lawannya adalah kafir benci dan dengki [kafir bughdli dan hasad]. Pengagungan dan penghormatan hati kepada Allah SWT, Rasulullah SAW dan Syariat-Nya lawannya adalah kafir memperolok-olok [kafir istihza’]. Jenis-jenis kekafiran adalah merupakan dorongan-dorongan batin yang bertentangan dan berlawanan dengan perbuatan-perbuatan hati yang wajib yang termasuk ke dalam ashlul iman [pokok dasar keimanan]. Jahimiyyah tidak mengakui adanya kekafiran kecuali kafir kebodohan, karena iman menurut mereka adalah hanya  pengetahuan. Sebagaimana mayoritas kelompok murji’ah tidak mengakui adanya kekafiran kecuali kafir takdzib [kafir dusta], karena menurut mereka iman itu hanyalah tashdiq [pembenaran saja].

Untuk mengetahui perbedaan antara sebab-sebab kekafiran yang menjadi tempat berlakunya hukum kekafiran di dunia, dan jenis-jenis kekafiran yang menjadi pendorong-pendorong yang membawa pelakunya melakukan sebab-sebab kekafiran. Kita beri contoh-contoh sebagai berikut : Iblis sebab kafirnya adalah karena meninggalkan sujud kepada Adam AS, adapun jenis kekafirannya adalah kafir istikbar [kafir kesombongan atau takabbur], dan itulah yang mendorong iblis meninggalkan sujud kepada Adam AS. Kadang-kadang menyatu [sama] sebab[kekafiran]-nya, tapi berbeda jenis [kekafirannya] yang mendorongnya untuk melakukan sebab-sebab kekafiran. Jika seandainya ada dua orang, yang satu muslim dan yang lainnya kafir [nashrani], dua-duanya mengatakan Al-Masih [Isa] itu anak Allah. Sebabnya sama yaitu, mengucapkan perkataan yang mengkafirkan [Isa anak Allah], tetapi jenis kekafirannya berbeda [pada dua orang itu], pada muslim kafirnya adalah kafir takdzib [dusta], yaitu mendustakan nash Al-Qur’an, yang menunjukan bahwa sesungguhnya Allah tidak melahirkan dan juga tidak dilahirkan. Adapun pada si nashrani kafirnya adalah kafir taklid [ikut-ikutan tanpa ilmu], yaitu taklid kepada bapak-bapak dan rahib-rahib mereka, sebagiamana firman Allah SWT :

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لاَ تَغْلُواْ فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلاَ تَتَّبِعُواْ أَهْوَاء قَوْمٍ قَدْ ضَلُّواْ مِن قَبْلُ وَأَضَلُّواْ كَثِيرًا وَضَلُّواْ عَن سَوَاء السَّبِيلِ (77)

Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan [melampaui batas] dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya [sebelum kedatangan Muhammad] dan mereka telah menyesatkan kebanyakan [manusia], dan mereka tersesat dari jalan [yang lurus].” [Qs. Al-Maidah (5) : 77].

Kesamaan sebab dan perbedaan jenis kekafiran itulah yang dijelaskan kepadamu perbedaan antara keduanya. Dari kesamaan sebab dan perbedaan jenis kekafiran, adalah kafirnya orang-orang kafir Makkah, Yahudi dan Heruqol [kaesar Romawi]. Sebab kekafiran mereka sama yaitu sama-sama meninggalkan pengucapan dua kalimat syahadat dan jenisnya berbeda. Pada orang-orang kafir Makkah dan Yahudi, kafir mereka  adalah kafir juhud [pengingkaran], istikbar [kesombongan] dan hasad [dengki]. Allah SWT berfirman pada orang-orang kafir Makkah  :

فَإِنَّهُمْ لاَ يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (33)

“Karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang dhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.” [Qs. Al-An’am (6) : 33].  Ini adalah jenis kafir juhud yang dilakukan orang-orang kafir Makkah. Juga Allah SWT berfirman :

إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ (35)

“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka : “Laa Ilaaha Illallah” [Tidak ada Ilaah yang berhak diibadahi melainkan Allah] mereka menyombongkan diri.” [Ash-Shafaat (37) : 35]. Dan ini adalah jenis kafir istikbar [kesombongan] yang dilakukan orang-orang kafir Makkah.

Allah SWT berfirman pada kafir Yahudi :

“Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya.” [Qs. Al-Baqarah (2) : 89]. Ini adalah jenis kafir juhud [pengingkaran] yang dilakukan orang-orang kafir Yahudi.

Dan juga Allah berfirman mengenai kafir orang-orang Yahudi :

“Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu [pelajaran] yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu sombong [angkuh].” [Qs. Al-Baqarah (2) : 87].  Ini adalah jenis kafir istikbar [sombong] yang diperbuat oleh orang-orang kafir Yahudi.