Indahnya
Akhlak Rasulullah
Oleh.Mariyatul Qibtiyah,S.H.i
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ
كَثِيْرًا
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu,
yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir
kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Rasulullah SAW
adalah pribadi yang luar biasa. Allah menyebut Rasulullah sebagai manusia yang
berbudi pekerti luhur. Di antara akhlak luhur beliau adalah Rendah Hati
(tawadhu), Sabar, Berkata baik dan menghormati tetangga, Ceria dan Riang
Gembira, Pemberani, Jujur, Lemah lembut, Dapat dipercaya, Malu, Zuhud, Pemaaf,
Kasih sayang, Bergaul dengan baik, Menepati janji, Cinta perdamaian.
Akhlak-akhlak mulia Nabi Muhammad saw di atas telah menjadi teladan mulia bagi
pengikut beliau. Oleh karena itu, merupakan kewajiban bagi setiap umat islam
untuk meneladani akhlak-akhlak mulia Nabi Muhammad saw.
Dan telah terhimpun
pada diri Rasulullah sifat-sifat yang terpuji seperti malu, dermawan,
pemberani, berwibawa, sambutan yang baik, lemah lembut, memuliakan anak yatim,
baik batinnya, jujur dalam ucapan, menjaga diri dari perkara yang mendatangkan
maksiat, suci, bersih, suci dirinya dan segala sifat-sifat yang baik”. Maka
marilah kita mentauladani sifat-sifat terpuji dan indahnya Akhlak Rasulullah.
Nabi Muhammad
tauladan dalam segala hal. Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah karena low
profile dan tidak pernah merasa selalu benar. Kalau keliru, beliau berbesar
hati dan berlapang dada memperbaikinya. Contoh nabi pernah keliru dalam Qur’an
surat ‘abasa, nabi ditegur oleh Allah karena ada seorang buta datang untuk
belajar tetapi dicuekin Nabi karena sedang ada tamu dengan Pembesar Quraisy.
Nabi senyum melihat
perbedaan pendapat di antara para sahabat, bahkan ada sahabat yang namanya
Bakroh, agak aneh dalam shalatnya, Nabi senyum sendiri. Bakroh sampai ke masjid
untuk menunaikan shalat ketika orang sedang dalam keadaan rukuk. Melihat
kondisi seperti ini diapun berjalan sambil bungkuk menuju shaff untuk mengikuti
shalat tersebut. Setelah selesai shalat dia cerita sama Nabi bahwa tadi dia
shalatnya rukuk sambil berjalan dari depan pintu menuju shaf, karena waktu itu
orang lagi melaksanakan rukuk. Nabi tersenyum lalu menasehati orang tersebut
dan berkata, nanti jangan diulangi lagi. Nabi tidak langsung menasehati apalagi
marah. Kalau kita melihat orang salah justru langsung dimarahi dan bahkan
dengan mengatakan hal yang tidak baik. Nabi apabila seseorang salah, beliau
tersenyum kemudian menasehati dan mengasih tau, karena beliau tau bahwa orang
itu masih belajar, kecuali dia memang tau itu salah dan sengaja berbuat salah.
Ada juga yang shalatnya tidak pernah dilakukan Nabi tapi mereka
melakukan. Seperti bilal yang melakukan shalat syukur wudhu’. Nabi tidak komen,
padahal Nabi sendiri tidak pernah mengajarkan tapi Bilal melakukan. Nabi yang
mengerti agama bertanya pada Bilal, tentang shalat apa yang dilakukan Bilal.
Dijawab oleh Bilal dengan shalat syukur wudhu’. Nabi diam dan tersenyum.
Nabi itu orangnya empati, tau apa yang diinginkan orang lain. Saking
empatinya Nabi kadang-kadang Nabi itu seperti orang yang ra’fah (tidak enakan)
terhadap orang lain. Sama seperti Rasulullah waktu di rumah beliau ada tamu,
semua makan minuman sudah disiapkan, sampai larut malam orang itu belum juga
pulang, nabi jadi tidak enakan, mau disuruh pulang nggak enak. Yang akhirnya
Allah menurunkan ayat Al-Qur’an. Setiap ayat yang disampaikan oleh Allah kepada
Nabi harus disampaikan kepada ummatnya. Saat Nabi mengucapkan Alhamdulillah
Allah telah menurunkan ayat, maka tamu tersebut bertanya kepada Nabi tentang
ayat yang baru saja diterima Nabi, setelah disampaikan oleh Rasulullah setelah
disampaikan oleh Nabi bahwa itu adalah ayat yang berkaitan dengan cara bertamu
ke rumah Rasulullah barulah tamu tersebut pulang.
Jadi bagi teman-teman
yang sekarang lagi belajar berhijrah, jangan hanya menunjukkan rajin shalat,
itu bagus tapi itu sifatnya pribadi, orang nggak perlu tau. Jangan hanya
Menunjukkan kalau kita berhijrah itu banyak ngomongin ayat, hadist, pintar
share dan brodcast ke teman-teman, bukan itu yang kita display setelah
berhijrah.
Tunjukkan
bahwa dengan berhijrah itu mendisplay akhlak kita lebih baik dari sekarang
daripada yang dulu. Nomor satu akhlak dulu, setelah akhlak kita baik dulu,
nanti kalau akhlaknya sudah baik, sudah membuat orang respek secara bertahap
baru kita ngomongin ayat, hadis. Bertahap dan tidak bisa sekaligus.
Aisyah
ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab: “Akhlaknya
adalah Al Qur’an.” (HR. Muslim no. 746)
Tunjukkan bahwa Islam
itu sebaik-baik syari’at yaitu dengan akhlak, bukan dengan debat. Apalagi
debatnya di sosmed. Tunjukkan Islam itu baik, Islam itu rahmatan lil’alamin
justru lewat akhlak. Anak muda yang sudah berhijrah, jangan sampai terkesan
menjadi manusia yang merasa paling baik di antara manusia, justru menjadi
manusia yang paling bermanfaat bagi teman-temannya. Jadilah orang yang
membingkai Islam kita dengan akhlak, mudah-mudahan ini menjadikan dakwah
walaupun nggak banyak bicara kepada orang lain.
Jadi
tetap belajar ta’at kepada Allah, jangan khawatir, ta’at kepada Allah itu tidak
menghalangi kita dari serunya anak muda. Syaratnya jangan melanggar syari’at.
Kalau nggak melanggar kita anak muda bisa tetap seru. Permainan kita jangan
melanggar sari’at, Nabi juga senang hiking, salah satu gunung yang Nabi senangi
itu gunung Uhud, turing ke jabal Jamdan, kontes berkuda dan sebagainya, tetap
seru bagi kita anak muda tanpa melanggar syari’at.
SELAMAT MENUNAIKAN PUASA 1442 H
SUMBER:http://sman1lembahgumanti.sch.id/2020/05/01/indahnya-akhlak-rasulullah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar