Jumat, 23 April 2021

Indahnya Akhlak Rasulullah

 

Indahnya Akhlak Rasulullah

Oleh.Mariyatul Qibtiyah,S.H.i


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

 

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

 

Rasulullah SAW adalah pribadi yang luar biasa. Allah menyebut Rasulullah sebagai manusia yang berbudi pekerti luhur. Di antara akhlak luhur beliau adalah Rendah Hati (tawadhu), Sabar, Berkata baik dan menghormati tetangga, Ceria dan Riang Gembira, Pemberani, Jujur, Lemah lembut, Dapat dipercaya, Malu, Zuhud, Pemaaf, Kasih sayang, Bergaul dengan baik, Menepati janji, Cinta perdamaian. Akhlak-akhlak mulia Nabi Muhammad saw di atas telah menjadi teladan mulia bagi pengikut beliau. Oleh karena itu, merupakan kewajiban bagi setiap umat islam untuk meneladani akhlak-akhlak mulia Nabi Muhammad saw.

 

Dan telah terhimpun pada diri Rasulullah sifat-sifat yang terpuji seperti malu, dermawan, pemberani, berwibawa, sambutan yang baik, lemah lembut, memuliakan anak yatim, baik batinnya, jujur dalam ucapan, menjaga diri dari perkara yang mendatangkan maksiat, suci, bersih, suci dirinya dan segala sifat-sifat yang baik”. Maka marilah kita mentauladani sifat-sifat terpuji dan indahnya Akhlak Rasulullah.

 

Nabi Muhammad tauladan dalam segala hal. Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah karena low profile dan tidak pernah merasa selalu benar. Kalau keliru, beliau berbesar hati dan berlapang dada memperbaikinya. Contoh nabi pernah keliru dalam Qur’an surat ‘abasa, nabi ditegur oleh Allah karena ada seorang buta datang untuk belajar tetapi dicuekin Nabi karena sedang ada tamu dengan Pembesar Quraisy.

 

Nabi senyum melihat perbedaan pendapat di antara para sahabat, bahkan ada sahabat yang namanya Bakroh, agak aneh dalam shalatnya, Nabi senyum sendiri. Bakroh sampai ke masjid untuk menunaikan shalat ketika orang sedang dalam keadaan rukuk. Melihat kondisi seperti ini diapun berjalan sambil bungkuk menuju shaff untuk mengikuti shalat tersebut. Setelah selesai shalat dia cerita sama Nabi bahwa tadi dia shalatnya rukuk sambil berjalan dari depan pintu menuju shaf, karena waktu itu orang lagi melaksanakan rukuk. Nabi tersenyum lalu menasehati orang tersebut dan berkata, nanti jangan diulangi lagi. Nabi tidak langsung menasehati apalagi marah. Kalau kita melihat orang salah justru langsung dimarahi dan bahkan dengan mengatakan hal yang tidak baik. Nabi apabila seseorang salah, beliau tersenyum kemudian menasehati dan mengasih tau, karena beliau tau bahwa orang itu masih belajar, kecuali dia memang tau itu salah dan sengaja berbuat salah.

Ada juga yang shalatnya tidak pernah dilakukan Nabi tapi mereka melakukan. Seperti bilal yang melakukan shalat syukur wudhu’. Nabi tidak komen, padahal Nabi sendiri tidak pernah mengajarkan tapi Bilal melakukan. Nabi yang mengerti agama bertanya pada Bilal, tentang shalat apa yang dilakukan Bilal. Dijawab oleh Bilal dengan shalat syukur wudhu’. Nabi diam dan tersenyum.

 

Nabi itu orangnya empati, tau apa yang diinginkan orang lain. Saking empatinya Nabi kadang-kadang Nabi itu seperti orang yang ra’fah (tidak enakan) terhadap orang lain. Sama seperti Rasulullah waktu di rumah beliau ada tamu, semua makan minuman sudah disiapkan, sampai larut malam orang itu belum juga pulang, nabi jadi tidak enakan, mau disuruh pulang nggak enak. Yang akhirnya Allah menurunkan ayat Al-Qur’an. Setiap ayat yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi harus disampaikan kepada ummatnya. Saat Nabi mengucapkan Alhamdulillah Allah telah menurunkan ayat, maka tamu tersebut bertanya kepada Nabi tentang ayat yang baru saja diterima Nabi, setelah disampaikan oleh Rasulullah setelah disampaikan oleh Nabi bahwa itu adalah ayat yang berkaitan dengan cara bertamu ke rumah Rasulullah barulah tamu tersebut pulang. 

 

Jadi bagi teman-teman yang sekarang lagi belajar berhijrah, jangan hanya menunjukkan rajin shalat, itu bagus tapi itu sifatnya pribadi, orang nggak perlu tau. Jangan hanya Menunjukkan kalau kita berhijrah itu banyak ngomongin ayat, hadist, pintar share dan brodcast ke teman-teman, bukan itu yang kita display setelah berhijrah.

 

Tunjukkan bahwa dengan berhijrah itu mendisplay akhlak kita lebih baik dari sekarang daripada yang dulu. Nomor satu akhlak dulu, setelah akhlak kita baik dulu, nanti kalau akhlaknya sudah baik, sudah membuat orang respek secara bertahap baru kita ngomongin ayat, hadis. Bertahap dan tidak bisa sekaligus.

Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab: “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR. Muslim no. 746)

 

Tunjukkan bahwa Islam itu sebaik-baik syari’at yaitu dengan akhlak, bukan dengan debat. Apalagi debatnya di sosmed. Tunjukkan Islam itu baik, Islam itu rahmatan lil’alamin justru lewat akhlak. Anak muda yang sudah berhijrah, jangan sampai terkesan menjadi manusia yang merasa paling baik di antara manusia, justru menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi teman-temannya. Jadilah orang yang membingkai Islam kita dengan akhlak, mudah-mudahan ini menjadikan dakwah walaupun nggak banyak bicara kepada orang lain.

 

Jadi tetap belajar ta’at kepada Allah, jangan khawatir, ta’at kepada Allah itu tidak menghalangi kita dari serunya anak muda. Syaratnya jangan melanggar syari’at. Kalau nggak melanggar kita anak muda bisa tetap seru. Permainan kita jangan melanggar sari’at, Nabi juga senang hiking, salah satu gunung yang Nabi senangi itu gunung Uhud, turing ke jabal Jamdan, kontes berkuda dan sebagainya, tetap seru bagi kita anak muda tanpa melanggar syari’at.

 

SELAMAT MENUNAIKAN PUASA 1442 H


SUMBER:http://sman1lembahgumanti.sch.id/2020/05/01/indahnya-akhlak-rasulullah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar