Minggu, 25 April 2021

BANYAK MENANGIS KARENA TAKUT ALLAH SWT

Hati yang tidak bisa menangis adalah karena mengeras hatinya, kerasnya hati disebabkan  banyak faktor diantaranya ;

Pertama:Bergelimang dalam kemaksiatan.

Kedua: Jauh dari dzikrullah, majlis ilmu 

Ketiga :Penggemar dan pendengar musik yang seronok.

Keempat:Gemar menjatuhkan kehormatan,     mencela dan mengumbar aib orang dan melupakan aib diri  sendiri.


Berikut adalah beberapa atsar Salaf (Pendahulu) yang seyogyanya kita jadikan contoh dalam kehidupan kita terkait dengan rasa takut mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ;

🎙Ulama Salaf berkata dari ;

1. Abdurrahman Bin Mahdi -rahimahullah- :

Aku pernah melihat dan mengikuti Sufyan Ats-Tsaury pada malam demi malam dia kaget bangun terjaga dalam keadaan ketakutan, seraya dia memanggil-manggil (berteriak) :

النار , النار 

(Neraka, Neraka), telah menyibukkanku ingatan tentang Api Neraka dari tidur dan syahwat-syahwat.“

(As-Siyar 7/276)

2. Ibrahim Bin Al-'Asy'ats -rahimahullah- :

“Aku tidak melihat seorang yang Allah jadikan dia berjiwa besar  daripada Al-Fudhail Bin 'Iyadh, dan dia jika mengingat Allah atau ketika disebutkan padanya tentang Allah, atau jika mendengar Al-Qur'an, maka nampaklah dari dirinya rasa takut dan sedih, dan maka berlinanglah kedua air matanya membanjiri kedua matanya, dan menangislah dia hingga menyebabkan orang yang hadir di sekitarnya iba padanya.“

(As-Siyar 8/426)

3. 'Amr Bin 'Aun -rahimahullah-:

“Tidaklah aku pernah shalat di belakang Kholid Bin Abdillah At-Thahhan kecuali aku mendengarkan tetesan air matanya di atas tanah.“

(As-Siyar 8/279)

4. Kholid Bin Khuddasy -rahimahullah-:

“Telah dibacakan kepada Abdullah Bin Wahb sebuah kitab Ahwalu Yaumil Qiyamah (tentang kondisi menakutkan dari hari kiamat) karangan dia sendiri, maka dia jatuh tersungkur dalam keadaan pingsan. Dan setelahnya tidaklah bicara dengan satu kata pun hingga akhirnya beliau wafat beberapa hari setelahnya.“

(As-Siyar 9/226)

5. Abu Bakr Bin 'Ayyasy -rahimahullah-:

“Jika aku melihat Atho' Bin As-Sa'ib dan Dhiror Bin Murroh, aku melihat bekas air tangisan di pipi-pipi mereka berdua.“

(As-Siyar 6/113)

6. Al-Hasan Bin 'Arafah -rahimahullah-:

“Aku melihat Yazid Bin Harun di daerah Wasith, termasuk manusia yang paling indah kedua matanya, kemudian setelahnya aku melihat dia melihat dengan satu mata, dan beberapa waktu setelahnya aku lihat dia dalam kondisi buta. Maka aku katakan : Ya Aba Kholid ! Apa yang telah kau perbuat dengan kedua matamu yang indah ?, Dia menjawab : Hilang penglihatan keduanya karena tangisan di tengah malam.

(Tadzkiratul Huffadh 3/790)

7. Abu Mus hir -rahimahullah- :

“Dahulu Al-Auza'i menghidupkan malamnya dengan shalat, membaca Al-Qur'an dan menangis. Telah mengkabarkan padaku sebagian temanku bahwa ibu Al-Auza'i pernah masuk ke kediaman Al-Auza'i, memantau tempat shalat  Al-Auza'i dan mendapati tempat itu lembab basah karena air matanya di tengah malam.

(As-Siyar : 7/119)

8. Abdurrahman Bin Mahdy -rahimahullah- :

“Aku tak mampu (menahan sedih)  mendengar bacaan (surat Al-Qur'an yang dibaca) Ats-Tsaury karena seringnya dia menangis“.

(As-Siyar 7/277)

9. Kisah Al-Hasan Al-Bashry :

Dikatakan kepada Al-Hasan : Apa yang membuat menangis ?, Lalu menjawab : Aku takut Dia Allah letakkan aku besok di neraka dan Dia tak peduli kepadaku.“

(Sifatush Shofwah : 3/233)

10. 'Aashim -rahimahullah- berkata : Aku mendengar Syaqiq Bin Salamah berkata dalam sujudnya :

“Wahai Rabb ! Ampunilah aku, ma'afkanlah aku. Jika Engkau mengampuniku maka itu merupakan fadhilah (keutamaan) dari keutamaan-Mu, dan jika Engkau menyiksaku maka siksaan-Mu kepadaku bukanlah kedzaliman bagiku.“ 

Kemudian Syaqiq menangis hingga aku dengar isak tangisnya yang keras dari belakang masjid.

(Al-Hilyah 3/102)

11. Ja'far -rahimahullah- berkata  :

“Aku mendengar Malik Bin Dinar ketika meletakkan kepalanya  di mihrabnya kemudian berkata : Wahai Rabb ! -Aku yaitu- Malik (Bin Dinar) telah mengetahui -gambaran- penduduk Neraka dan penduduk Jannah (Surga), maka -aku yaitu- Malik (Bin Dinar) termasuk laki-laki penghuni yang mana ? kemudian dia menangis.

(Az-Zuhd Imam Ahmad : 389)

12. Hisyam dan Hassan -rahimahullah- :

“Kami pernah bertamu pada Muhammad Bin Sirin di rumahnya, dan kami mendengar tangisannya di waktu malam, dan tertawanya di siang hari“

(Az-Zuhd Imam Ahmad 374)


Ustadz Abdurrahman Dani hafizhahullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar