Jumat, 30 April 2021

4 hal jika tdk dibarengi 4 hal maak ia pembohong

 ~~~🖋️

*🍃💞⸽⃟∘̥⃟☕✨Ramadhan Ceria~~~✨☕⸽⃟∘̥⃟*💞🍃

*_1442 Hijriyah_*

*༺═───────────*───═  ﷽

_🇮🇩Menuju Indonesia Bertauhid☝🏻_

*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ*


*_Sahabat Fillah~~~_*

_Berkata Al-Imam Al-Ghozali rohimahullah :_


*"Barangsiapa yang mengaku 4 hal tanpa di barengi dengan 4 hal maka dia adalah pembohong:*


...🍃💞🕊️...

_1. Siapa yang mengaku cinta syurga tapi tidak berbuat ketaatan maka dia pembohong._


_2. Siapa yang mengaku cinta Rasulullah SAW tapi tidak mencintai para ulama dan orang-orang faqir maka dia adalah pembohong._


_3. Siapa yang mengaku takut siksa neraka tapi tidak meninggalkan maksiat maka dia adalah pembohong._


_4. Siapa yang mengaku cinta Allah SWT tapi suka mengeluh dengan ujian yang Allah berikan maka dia adalah pembohong._



🌸🕊️~~~🖋️

Kejaiban sholat tahajud

 *Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh*


*🔰✍️o SHALAT TAHAJUD📝🔰*


*“Jika matahari sudah terbenam, aku gembira dengan datangnya malam dan manusia tidur karena inilah saat hanya ada Allah dan aku.”* Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah Saw dan para sahabat selalu melaksanakan shalat tahajud. Shalat tahajud adalah shalat yang sangat mulia. Keajaiban melaksanakan shalat tahajud telah tercatat dalam alquran. Ada beberapa keajaiban shalat tahajud seperti berikut ini:


*1. Shalat Tahajud sebagai tiket masuk surga*

*Abdullah Ibn Muslin berkata “kalimat yang pertama kali ku dengar dari Rasulullah Saw saat itu adalah, “Hai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, bagikanlah makanan, sambunglah silaturahmi, tegakkan lah shalat malam saat manusia lainnya sedang tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat*.” (HR. Ibnu Majah).


 *2. Amal yang menolong di akhirat*

Allah SWT berfirman, *Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, seraya mengambil apa yang Allah berikan kepada mereka. Sebelumnya mereka adalah telah berbuat baik sebelumnya (di dunia), mereka adalah orang-orang yang sedikit tidurnya di waktu malam dan di akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah)*” (QS. Az Zariyat: 15-18) 


Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang senantiasa bertahajud Insya Allah akan mendapatkan balasan yang sangat nikmat di akhirat kelak.


 *3. Pembersih penyakit hati dan jasmani*

*Salman Al Farisi berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Dirikanlah shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kamu, (shalat malam dapat) mendekatkan kamu kepada tuhanmu, (shalat malam adalah) sebagai penebus perbuatan buruk, mencegah berbuat dosa, dan menghindarkan diri dari penyakit yang menyerang tubuh*.” (HR. Ahmad)


*4. Sarana meraih kemuliaan*

*Rasulullah Saw bersabda, “Jibril mendatangiku dan berkata, “Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena engkau akan mati, cintailah orang yang engkau suka, karena engkau akan berpisah dengannya, lakukanlah apa keinginanmu, engkau akan mendapatkan balasannya, ketahuilah bahwa sesungguhnya kemuliaan seorang muslim adalah shalat waktu malam dan ketidakbutuhannya di muliakan orang lain*.” (HR. Al Baihaqi)


*5. Jalan mendapatkan rahmat Allah*

*Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun malam, lalu melaksanakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika sang istri menolak, ia memercikkan air di wajahnya. Juga, merahmati perempuan yang bangun malam, lalu shalat dan membangunkan suaminya. Jika sang suami menolak, ia memercikkan air di wajahnya*.” (HR. Abu Daud)


*6. Sarana Pengabulan permohonan* 

Allah SWT berjanji akan mengabulkan doa orang-orang yang menunaikan shalat tahajud dengan ikhlas. Rasulullah Saw Bersabda, “Dari Jabir berkata, bahwa nabi Saw bersabda,: “Sesungguhnya di malam hari, ada satu saat yang ketika seorang muslim meminta kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah memberinya, Itu berlangsung setiap malam* (HR. Muslim)


*7. Penghapus dosa dan kesalahan*

*Dari Abu Umamah al-Bahili berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Lakukanlah Qiyamul Lail, karena itu kebiasaan orang saleh sebelum kalian, bentuk taqarub, penghapus dosa, dan penghalang berbuat salah.*” (HR. At-Tirmidzi)


*8. Jalan mendapat tempat yang terpuji*

*Allah berfirman, Dan pada sebagian malam bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji*(QS. Al-Isra’:79)


*9. Pelepas ikatan setan* *Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setan akan mengikat kepala seseorang yang sedang tidur dengan ikatan, menyebabkan kamu tidur dengan cukup lama. Apabila seseorang itu bangkit seraya menyebut nama Allah, maka terlepaslah ikatan pertama, apabila ia berwudhu maka akan terbukalah ikatan kedua, apabila di shalat akan terbukalah ikatan semuanya. Dia juga akan merasa bersemangat dan ketenangan jiwa, jika tidak maka dia akan malas dan kekusutan jiwa*


*اللَّهُــــــــمّے صَــــــلےّ وســـــلمے علَےَ سيدنامُحمَّــــــــدْ و علَےَ آلـہ وصحـــــبـہ وســـــلمےْ*


🙏 *وَاللّٰهُ أَعلَمُ بِالصَّوَابِ...*


𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢𝐚𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐤𝐚𝐫𝐮𝐧𝐢𝐚kan 𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐦𝐚𝐥 𝐬𝐡𝐨𝐥𝐞𝐡, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡-𝐥𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐭𝐚𝐮𝐟𝐢𝐪 𝐝𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐝𝐚𝐲𝐚𝐡

𝐀𝐚𝐚𝐦𝐢𝐢𝐧...

Kamis, 29 April 2021

MUTIARA AL-QURAN*

 *🅐︎🅛︎-🅠︎🅤︎🅡︎'🅐︎🅝︎ 📖 🅗︎🅐︎🅓︎🅘︎🅣︎🅢︎*


    *༻𝐍﷽𝐇༺*

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ۞


*


 *10 Hal yang disebut Kebaikan oleh Al-Qur’an* 



Ada beberapa hal yang disifati Al-Qur’an dengan kata Al-Khoir (kebaikan), apa saja itu?


1. Akhirat

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى -١٧-


“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.”

۞ (Al-A’la 17)


2. Keimanan

فَآمِنُواْ خَيْراً لَّكُمْ -١٧٠-


“Maka berimanlah (kepadanya), itu lebih baik bagimu.”

۞  (An-Nisa’ 170)


3. Ketakwaan

وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى -١٩٧-


“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” 

۞ (Al-Baqarah 197)


4. Rezeki


وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى -١٣١-


“Karunia Tuhan-mu lebih baik dan lebih kekal.”

۞  (Thaha 131)


5. Sedekah


وَأَن تَصَدَّقُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ -٢٨٠-


“Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik bagimu.”

۞  (Al-Baqarah 280)


6. Puasa

وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ -١٨٤-


“Dan puasamu itu lebih baik bagimu.”

۞  (Al-Baqarah 184)


7. Kesabaran

وَأَن تَصْبِرُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ -٢٥-


“Tetapi jika kamu bersabar, itu lebih baik bagimu.” 

۞ (An-Nisa’ 25)


8. Perdamaian

وَالصُّلْحُ خَيْرٌ -١٢٨-


“Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka).”

۞  (An-Nisa’ 128)


9. Baqiyatussolihah

وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ -٤٦-


“Tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhan-mu.” 

۞ (Al-Kahfi 46)


10. Mengagungkan Sesuatu yang Terhormat di sisi Allah.

وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ عِندَ رَبِّهِ -٣٠-


“Dan barangsiapa mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (hurumāt), maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya.”

۞  (Al-Hajj 30)


Selain itu Allah juga menyebut harta sebagai Al-Khoir (Kebaikan). Allah berfirman,


كتب عليكم إذا حضر أحدكم الموت إن ترك خيرا الوصية للوالدين والأقربين بالمعروف حقا على المتقين -١٨٠-


Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, (maka) berwasiatlah untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik.” 

۞ (Al-Baqarah 180)


وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ -٨-


“Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.”

۞  (Al-Adiyat 8)


Wallahu A’lam Bissowab.



*بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ*

۞اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ وَسَلِّم۞


               🅜︎🅤︎🅢︎🅛︎🅘︎🅜︎

PINTU SURGA TERTUTUP UNTUK SEPULUH KELOMPOK MANUSIA​

 

"Ada sepuluh kelompok dari umatku tidak akan masuk surga," Begitu Ibnu Abbas r.a memulai meriwayatkan Alhadits Rasulullah SAW.

​"Siapa gerangan mereka ya Rasulullah?"​

1. Al Qalla;

2. Al Jayyuf;

3. Al Qattaf;

4. Ad Daibub;

5. Ad Dayyuts;

6. Shahibul 'Athabah;

7. Shahibul Kubah;

8. Al 'Utul;

9. Az Zanim; dan

10. Al aq liwalidaith.

​"Terangkanlah siapa saja mereka itu?"​

​Beliau menjawab:​

AL QALLA, ​adalah manusia penjilat, mencari muka pada penguasa.​

AL JAYYUF, ​adalah pencuri kain kafan kuburan.​

AL QATTAR, ​adalah para pengadu "domba".​

AL DAIBUB, ​adalah mucikari penjual perempuan sebagai pelacur.​

AD DAYYUTS, ​adalah orang yang tidak cemburu melihat istri dan anak gadisnya bergaul dengan laki laki lain.​

SHAHIBUL "ATHABAH, ​adalah para penabuh gendang besar.​

SHAHIBUL KUBAH, ​adalah para penabuh gendang kecil.​

AL 'UTUL, ​adalah Orang sombong yang tidak mau memberi maaf saudaranya yg meminta maaf.​

AZ ZANIM, ​adalah para pengunjing orang yg suka duduk-duduk di tepi-tepi jalan.​

AL 'AQ LIWALIDAITH, ​adalah para pendurhaka pada orangtuanya.​

Muadz RA lantas bertanya, ​"Terangkan pada kami apa maksud dari ayat; "Pada hari ketika sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong bondong"​ (QS. An Naba (78) : 18)

​"Kau menanyakan perkara besar wahai sahabatku Muadz..."​

​"...kelak ummatku akan dikumpulkan terpisah 10 golongan. Mereka menampakkan rupa sesuai amal perbuatannya di dunia. Ada yang bewujud...:"​

1. ​KERA, mereka para pengadu domba manusia.​

2. ​BABI, pemakan barang haram dan mencari rizki dengan cara haram.​

3. ​Ada yang berjalan dengan KAKI DIATAS dengan MUKA terseret di bawah, merekalah pemakan RIBA.​

4. ​BUTA dan BINGUNG, mereka manusia zalim dalam memutus hukum.​

5. ​TULI, BISU dan GILA, mereka orang yang bangga dengan amal perbuatannya.​

6. ​Ada yang lidahnya terjulur dan dikunyahnya sendiri hingga darah nanah mengalir dari mulutnya. Merekalah yang mengaku para ALIM ULAMA yang perbuatannya bertolak belakang dengan ucapannya.​

7. ​Ada yang tangan kakinya buntung, mereka orang yang suka menyakiti tetangganya.​

8. ​Ada yang tersalip lempengan besi membara, merekalah orang yang suka melaporkan orang lain pada penguasa atas laporan palsu (kriminalisasi)​

9. ​Ada yang tubuhnya busuk, orang yang tenggelam dengan syahwat mereka.​

10. ​Ada yg berselimut aspal mendidih, merekalah orang sombong dan angkuh (keras kepala) dalam menerima nasihat.​

(HR. Al Qurthubi dalam Nashaihul 'Ibad Syaikh Nawawi).

***

Mudah-mudahan kita bukan termasuk dalam golongan yang digambarkan Baginda Nabi SAW itu. Dan ​senantiasa berdoa agar tidak terjebak masuk dalam kubangan dan lingkungan ahli maksiat yang menjerumuskan.​

"Allahumma akrim hajihil ummatul muhammadiyah bi jamiyli 'awaidika fiddarini ikromaa liman ja'altaha min ummatihi sollallahu 'alayhi wassalam"

"Ya Allah, muliakanlah umat Muhammad dengan indahnya pahala-Mu, baik di dunia maupun di akhirat, sebagai bentuk kemurahan-Mu bagi orang yang telah Engkau jadikan dia sebagai bagian dari umatnya"


Kirim ini ke 5 grup dan semampumu dan seikhlasmu kepada sesama Muslim, sampaikanlah walau hanya pada 1 org..


Saya doakan semua yang membaca dan mengaminkan doa ini, di beri rezeki melimpah 7 turunan seperti air mengalir ini.. dan diundang segera oleh Allah menunaikah Haji dan Umroh dengan cara2Nya.

.


Aamiin.... 🤲


Semoga bermanfa'at.Aamiin yarobbal alamin

Aamiin Allahumma, Aamiin. ■

Rabu, 28 April 2021

15 TANDA-TANDA HATI YANG BERSIH 💚*

 🌹🌹🌹🌹🌹💚💚💚🌹🌹🌹🌹🌹

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


*💚 



(01). Mentauhidkan Allah & Mencintai-Nya

"Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah" (QS. 2 : 165)

Apabila hati itu dalam keadaan suci, maka di dalamnya hanya ada cinta kepada Allah dan cinta kepada semua yang dicintai Allah, benci kepada semua yang dibenci Allah, dan takut, harap & tawakkal hanya kepada Allah.


(02). Mengikuti Rasul ﷺ Dan Para Sahabat Dalam Beragama Dan Menjauhi Kebid'ahan

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata :


وَلَا تَتِمُّ لَهُ سَلَامَتُهُ مُطْلَقًا حَتَّى يَسْلَمَ مِنْ خَمْسَةِ أَشْيَاءَ: مِنْ شِرْكٍ يُنَاقِضُ التَّوْحِيدَ، وَبِدْعَةٍ تُخَالِفُ السُّنَّةَ، وَشَهْوَةٍ تُخَالِفُ الْأَمْرَ، وَغَفْلَةٍ تُنَاقِضُ الذِّكْرَ، وَهَوًى يُنَاقِضُ التَّجْرِيدَ وَالْإِخْلَاصَ. وَهَذِهِ الْخَمْسَةُ حُجُبٌ عَنِ اللهِ


"Dan tidaklah sempurna kesucian pada hati kecuali apabila selamat dari lima perkara : kesyirikan yang membatalkan tauhid, bid’ah yang menyelisihi sunnah, dan syahwat yang menyelisihi perintah (syari’at), kelalaian yang bertentangan dengan dzikir (ingat kepada Allah), serta hawa nafsu yang menyelisihi loyalitas (ittiba’ kepada Nabi) dan keikhlasan. Kelima perkara ini merupakan penghalang dari Allah" (Al-Jawaabul Kaafi hal 122)


(03). Benci Kepada Dosa Dan Maksiat

Hati yang bersih itu akan merasakan sakit & tersiksa jika ia melakukan maksiat dan dosa.

"Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu, serta telah menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan juga kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus" (QS. 49 : 7)


(04). Sedih Jika Terluput Dari Amal Shalih

Dia akan menyesal apabila ketinggalan atau tidak sempat melaksanakan suatu ibadah.

"Dan tiada (pula) berdosa atas orang-orang yang apabila mereka itu datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan (untuk bisa berangkat berjihad), lalu kamu berkata : "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu". lalu mereka kembali, sedang mata mereka telah bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan" (QS. At-Taubah [9]: 92)


(05). Semakin Zuhud Terhadap Dunia Dan Semakin Mendekatkan Diri Kepada Akhirat

Imam Ibnu Rajab رحمه الله berkata :


ولم يكن أكثر تطوع النبي صلى الله عليه وسلم وخواص أصحابه بكثرة الصوم والصلاة بل ببر القلوب وطهارتها وسلامتها وقوة تعلقها بالله خشية له ومحبة وإجلالا وتعظيما ورغبة فيما عنده وزهدا فيما يفنى


"Amalan sunnah yang paling sering dilakukan oleh Nabi ﷺ dan juga para sahabat dekatnya itu bukanlah dengan banyak berpuasa serta shalat, akan tetapi dngn membersihkan hati dan juga menggantungkan hati kepada Allah dengan rasa takut, cinta, pengagungan serta berharap pahalanya dan zuhud akan apa-apa yang akan sirna (dunia)" (Lathaa-iful Ma'aarif hal 448)


(06). Memiliki Akhlak Yang Mulia

Dari Abdullah bin 'Amru رضي الله عنه, telah ditanyakan ke Rasulullah صلى الله عليه و سلم :


أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ قَالَ كُلُّ مَخْمُومِ الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ قَالُوا صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ فَمَا مَخْمُومُ الْقَلْبِ قَالَ هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ


"Manusia yang bagaimanakah yang paling utama ?" Beliau menjawab : "Setiap (orang) yang hatinya makhmum & lisan (ucapannya) benar". Mereka pun berkata : "Perkataannya yang benar telah kami ketahui, lalu apakah maksud dari hati yang makhmum ?" Beliau bersabda : "Hati yang bertaqwa dan bersih, tidak ada dosa & kezhaliman padanya, serta kedengkian dan hasad" (HR. Ibnu Majah no. 4216, lihat Silsilah ash-Shahiihah no. 948)


(07). Banyak Beribadah Kepada Allah, Serta Selalu Rindu Untuk Beribadah Kepada-Nya 

"Dan orang2 yg telah menghabiskan waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dgn bersujud & berdiri" (QS. 25 : 64)

Utsman bin 'Affan رضي الله عنه berkata : 

"Sekiranya hati kita ini bersih, maka ia tidak akan bosan membaca al-Qur'an" (Ighaasatu al-Lahfan min Mashaa-id asy-Syaithan I/64)



(08). Bersemangat & Bersungguh-sungguh Mengerjakan Kebaikan Dan Ketaatan

Sa'id bin al-Musayyib رحمه الله berkata :

"Sesungguhnya aku menempuh perjalanan berhari-hari hanya untuk mendapatkan satu hadits saja" (Ar-Rihlah fii Thalabil Hadits 127)


(09). Hati Mudah Tersentuh Dengan Ayat2 al-Qur’an Yang Dibacakan Kepadanya

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yg serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yg takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi lembut pula kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah" (QS Az-Zumar [39]: 23)


(10). Hati Mudah Tersentuh Dgn Berbagai Ujian, Musibah & Cobaan Yang Dihadapi

Ibrahim an-Nakha'i رحمه الله berkata :

"Apabila kami datang ke rumah orang yang meninggal dunia, maka hal itu membekas pada diri kami hingga berhari-hari, karena kami tahu ada sesuatu (ajal) datang pada orang itu, lalu membawanya ke Surga atau Neraka" (Shifatush Shafwah III/87)


(11). Dapat Mengenal Atau Mampu Untuk Membedakan Kebenaran Dan Kebatilan

Imam Ibnul Qayyim رحمه الله berkata :

"Hati yang hidup itu adalah hati yang bisa untuk mengenal kebenaran, menerimanya, mencintainya dan juga mengutamakannya daripada selainnya. Jika hati tersebut mati, maka tidak akan tersisa padanya kepekaan dan kemampuan untuk membedakan antara kebenaran & kebatilan" (Syifaa-ul 'Aliil I/104)


(12). Mudah Menjauhi Perkara Yang Haram Dan Meninggalkan Perkara Yang Syubhat

Imam Ibnu Rajab رحمه الله berkata :

"Baiknya amalan badan seseorang dan juga kemampuannya untuk menjauhi keharaman, serta meninggalkan perkara yang syubhat, maka itu semua tergantung pada baiknya hati" (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam I/210)


(13). Mudah Memahami/Mengamalkan Ilmu

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله :

"Maka sesungguhnya hati apabila dia lemah lembut, maka penerimaannya terhadap ilmu akan lebih gampang dan mudah, serta ilmu lebih kokoh padanya, teguh dan membekas. Namun apabila hati itu keras dan kaku, maka penerimaannya terhadap ilmu lebih sulit dan sukar" (Majmuu' al-Fataawa IX/315)


(14). Ikhlas Dalam Beribadah Kepada Allah

Yahya bin Ma’iin رحمه الله berkata : 

"Aku tidak pernah melihat seseorang seperti Ahmad bin Hanbal, kami telah bersahabat dengannya selama 50 tahun, sama sekali ia tidak pernah membanggakan sesuatupun yang merupakan bagian dari keshalihan dan kebaikannya" (lihat Hilyatul Auliyaa’ IX/181)


(15). Mudah Menangis Takut Kepada Allah

Ibrahim bin al-Asy'ats رحمه الله berkata :

"Aku belum pernah melihat seseorang yang rasa pengagungannya terhadap Allah dalam dadanya lebih besar melebihi al-Fudhail bin 'Iyyad. Ketika beliau mengingat Allah atau disebut nama Allah di sisinya atau sedang mendengarkan al-Qur'an, maka muncullah rasa takut serta kesedihan darinya, dan air matanya mengalir dari kedua matanya dan beliau pun menangis, sehingga orang-orang yang menghadiri (majelis beliau) merasa kasihan kepadanya" (Az-Zuhud hal 223 oleh Imam Ahmad)


Admin Al-Qur'an dan hadits

Sᴀɴɢᴀᴛ Bᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ Aʟʟᴀʜ‼*

 *☑ 


✍🏻 Mᴜʜᴀᴍᴍᴀᴅ Aʙᴅᴜʜ Tᴜᴀsɪᴋᴀʟ, MSᴄ


Dɪ sᴀᴀᴛ ᴋᴇsᴜʟɪᴛᴀɴ ᴍᴇʟᴀɴᴅᴀ, ᴅɪ sᴀᴀᴛ ʜᴀᴛɪ ᴛᴇʟᴀʜ ᴍᴇʀᴀsᴀ ᴘᴜᴛᴜs ᴀsᴀ, ʏᴀɴɢ ᴅɪʜᴀʀᴀᴘ ʜᴀɴʏᴀʟᴀʜ ᴘᴇʀᴛᴏʟᴏɴɢᴀɴ Aʟʟᴀʜ. Hᴀᴍʙᴀ ʜᴀɴʏᴀʟᴀʜ sᴇᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ғᴀᴋɪʀ. Sᴇᴅᴀɴɢᴋᴀɴ Aʟʟᴀʜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ Aʟ Gʜᴏɴɪʏ, Yᴀɴɢ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ, ʏᴀɴɢ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ sᴇɢᴀʟᴀ sᴇsᴜᴀᴛᴜ. Bᴀʜᴋᴀɴ Aʟʟᴀʜ-ʟᴀʜ ᴛᴇᴍᴘᴀᴛ ʙᴇʀɢᴀɴᴛᴜɴɢ sᴇʟᴜʀᴜʜ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ.


Aʟʟᴀʜ Tᴀ’ᴀʟᴀ ʙᴇʀғɪʀᴍᴀɴ,


يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ


“Hᴀɪ ᴍᴀɴᴜsɪᴀ, ᴋᴀᴍᴜʟᴀʜ ʏᴀɴɢ sᴀɴɢᴀᴛ ʙᴜᴛᴜʜ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ Aʟʟᴀʜ; ᴅᴀɴ Aʟʟᴀʜ Dɪᴀʟᴀʜ ʏᴀɴɢ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ (ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇᴍᴇʀʟᴜᴋᴀɴ sᴇsᴜᴀᴛᴜ) ʟᴀɢɪ Mᴀʜᴀ Tᴇʀᴘᴜᴊɪ.” (QS. Fᴀᴛʜɪʀ: 15)


Dᴀʟᴀᴍ ᴀʏᴀᴛ ʏᴀɴɢ ᴍᴜʟɪᴀ ɪɴɪ, Aʟʟᴀʜ Tᴀ’ᴀʟᴀ ᴍᴇɴᴇʀᴀɴɢᴋᴀɴ ʙᴀʜᴡᴀ Dɪᴀ ɪᴛᴜ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ, ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ sᴀᴍᴀ sᴇᴋᴀʟɪ ᴘᴀᴅᴀ sᴇʟᴀɪɴ Dɪᴀ. Bᴀʜᴋᴀɴ sᴇʟᴜʀᴜʜ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋʟᴀʜ ʏᴀɴɢ sᴀɴɢᴀᴛ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ-Nʏᴀ. Sᴇʟᴜʀᴜʜ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ-ʟᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇʀᴇɴᴅᴀʜᴋᴀɴ ᴅɪʀɪ ᴅɪ ʜᴀᴅᴀᴘᴀɴ-Nʏᴀ.[1]


Iʙɴᴜ Kᴀᴛsɪʀ ʀᴀʜɪᴍᴀʜᴜʟʟᴀʜ ʙᴇʀᴋᴀᴛᴀ, “Sᴇʟᴜʀᴜʜ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ ᴀᴍᴀᴛ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ Aʟʟᴀʜ ᴅᴀʟᴀᴍ sᴇᴛɪᴀᴘ ᴀᴋᴛɪᴠɪᴛᴀsɴʏᴀ, ʙᴀʜᴋᴀɴ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴅɪᴀᴍ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ sᴇᴋᴀʟɪ ᴘᴜɴ. Sᴇᴄᴀʀᴀ ᴅᴢᴀᴛ, Aʟʟᴀʜ sᴜɴɢɢᴜʜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ. Oʟᴇʜ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ɪᴛᴜ, Aʟʟᴀʜ ᴋᴀᴛᴀᴋᴀɴ ʙᴀʜᴡᴀ Dɪᴀʟᴀʜ ʏᴀɴɢ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ ʟᴀɢɪ Mᴀʜᴀ Tᴇʀᴘᴜᴊɪ, ʏᴀɪᴛᴜ Aʟʟᴀʜ-ʟᴀʜ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀsᴇɴᴅɪʀɪᴀɴ, ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ-Nʏᴀ, ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴅᴀ sᴇᴋᴜᴛᴜ ʙᴀɢɪ-Nʏᴀ. Aʟʟᴀʜ sᴜɴɢɢᴜʜ Mᴀʜᴀ Tᴇʀᴘᴜᴊɪ ᴘᴀᴅᴀ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ Dɪᴀ ᴘᴇʀʙᴜᴀᴛ ᴅᴀɴ ᴋᴀᴛᴀᴋᴀɴ, ᴊᴜɢᴀ ᴘᴀᴅᴀ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ Dɪᴀ ᴛᴀᴋᴅɪʀᴋᴀɴ ᴅᴀɴ sʏᴀʀɪ’ᴀᴛᴋᴀɴ.”[2]


Sᴇʟᴜʀᴜʜ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ sᴜɴɢɢᴜʜ sᴀɴɢᴀᴛ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ Aʟʟᴀʜ ᴅᴀʟᴀᴍ ʙᴇʀʙᴀɢᴀɪ ʜᴀʟ.


Mᴀᴋʜʟᴜᴋ ᴍᴀsɪʜ ʙɪsᴀ ᴛᴇʀᴜs ʜɪᴅᴜᴘ, ɪᴛᴜ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴋᴀʀᴜɴɪᴀ Aʟʟᴀʜ.


Aɴɢɢᴏᴛᴀ ʙᴀᴅᴀɴ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʙᴇɢɪᴛᴜ ᴋᴜᴀᴛ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴊᴀʟᴀɴɪ ᴀᴋᴛɪᴠɪᴛᴀs, ɪᴛᴜ ᴘᴜɴ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴘᴇᴍʙᴇʀɪᴀɴ Aʟʟᴀʜ.


Mᴇʀᴇᴋᴀ ʙɪsᴀ ᴍᴇɴᴅᴀᴘᴀᴛᴋᴀɴ ᴍᴀᴋᴀɴᴀɴ, ʀɪᴢᴋɪ, ɴɪᴋᴍᴀᴛ ʟᴀʜɪʀ ᴅᴀɴ ʙᴀᴛɪɴ, ɪᴛᴜ ᴘᴜɴ ᴋᴀʀᴇɴᴀ ᴋᴇʙᴀɪᴋᴀɴ ʏᴀɴɢ Aʟʟᴀʜ ʙᴇʀɪ.


Mᴇʀᴇᴋᴀ ʙɪsᴀ sᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴅᴀʀɪ ʙᴇʀʙᴀɢᴀɪ ᴍᴜsɪʙᴀʜ, ᴋᴇsᴜʟɪᴛᴀɴ ᴅᴀɴ ᴋᴇsᴇɴɢsᴀʀᴀᴀɴ, ɪᴛᴜ ᴘᴜɴ ᴋᴀʀᴇɴᴀ Aʟʟᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴɢʜɪʟᴀɴɢᴋᴀɴ ɪᴛᴜ sᴇᴍᴜᴀ.


Aʟʟᴀʜ-ʟᴀʜ ʏᴀɴɢ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ᴘᴇᴛᴜɴᴊᴜᴋ ᴅᴇɴɢᴀɴ ʙᴇʀʙᴀɢᴀɪ ʜᴀʟ sᴇʜɪɴɢɢᴀ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ᴘᴜɴ ʙɪsᴀ sᴇʟᴀᴍᴀᴛ.


Jᴀᴅɪ, ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ ᴀᴍᴀᴛʟᴀʜ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ Aʟʟᴀʜ ᴅᴀʟᴀᴍ ᴘᴇɴɢʜᴀᴍʙᴀᴀɴ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ-Nʏᴀ, ᴄɪɴᴛᴀ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ-Nʏᴀ, ɪʙᴀᴅᴀʜ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ-Nʏᴀ, ᴅᴀɴ ᴍᴇɴɢɪᴋʜʟᴀsᴋᴀɴ ɪʙᴀᴅᴀʜ ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ-Nʏᴀ. Sᴇᴀɴᴅᴀɪɴʏᴀ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇʟᴀᴋᴜᴋᴀɴ ᴘᴇɴɢʜᴀᴍʙᴀᴀɴ sᴇᴍᴀᴄᴀᴍ ɪɴɪ, ɴɪsᴄᴀʏᴀ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ᴀᴋᴀɴ ʜᴀɴᴄᴜʀ, sᴇʀᴛᴀ ʀᴜʜ, ʜᴀᴛɪ, ᴅᴀɴ ᴋᴏɴᴅɪsɪ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ᴘᴜɴ ᴀᴋᴀɴ ʙɪɴᴀsᴀ. [3]


Dɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ʙᴇɴᴛᴜᴋ ɢʜɪɴᴀ Aʟʟᴀʜ (ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ ᴍᴀᴋʟᴜᴋ-Nʏᴀ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ Aʟʟᴀʜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ ᴋᴇᴛᴀᴀᴛᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴅɪʟᴀᴋᴜᴋᴀɴ ᴏʟᴇʜ ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴛᴀᴀᴛ. Tɪᴅᴀᴋ ᴍᴇᴍᴜᴅʜᴏʀᴏᴛᴋᴀɴ Aʟʟᴀʜ sᴀᴍᴀ sᴇᴋᴀʟɪ ᴊɪᴋᴀ ʜᴀᴍʙᴀ ʙᴇʀʙᴜᴀᴛ ᴍᴀᴋsɪᴀᴛ. Jɪᴋᴀ sᴇʟᴜʀᴜʜ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ ʏᴀɴɢ ᴀᴅᴀ ᴅɪ ᴍᴜᴋᴀ ʙᴜᴍɪ ɪɴɪ ʙᴇʀɪᴍᴀɴ, ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇɴᴀᴍʙᴀʜ ᴋᴇʀᴀᴊᴀᴀɴ-Nʏᴀ sᴇᴅɪᴋɪᴛ ᴘᴜɴ ᴊᴜɢᴀ. Bᴇɢɪᴛᴜ ᴘᴜʟᴀ ᴊɪᴋᴀ sᴇʟᴜʀᴜʜ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ ʏᴀɴɢ ᴀᴅᴀ ᴅɪ ᴍᴜᴋᴀ ʙᴜᴍɪ ᴋᴀғɪʀ, ᴛɪᴅᴀᴋ ᴘᴜʟᴀ ᴍᴇɴɢᴜʀᴀɴɢɪ ᴋᴇʀᴀᴊᴀᴀɴ-Nʏᴀ sᴇᴅɪᴋɪᴛ ᴘᴜɴ.


Aʟʟᴀʜ Tᴀ’ᴀʟᴀ ʙᴇʀғɪʀᴍᴀɴ,


وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ


“Dᴀɴ ʙᴀʀᴀɴɢsɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀsʏᴜᴋᴜʀ ᴍᴀᴋᴀ sᴇsᴜɴɢɢᴜʜɴʏᴀ Dɪᴀ ʙᴇʀsʏᴜᴋᴜʀ ᴜɴᴛᴜᴋ (ᴋᴇʙᴀɪᴋᴀɴ) ᴅɪʀɪɴʏᴀ sᴇɴᴅɪʀ. Dᴀɴ ʙᴀʀᴀɴɢsɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ɪɴɢᴋᴀʀ, ᴍᴀᴋᴀ sᴇsᴜɴɢɢᴜʜɴʏᴀ Rᴀʙʙᴋᴜ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ ʟᴀɢɪ Mᴀʜᴀ Mᴜʟɪᴀ.” (QS. Aɴ Nᴀᴍʟ: 40)


وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ


“Dᴀɴ ʙᴀʀᴀɴɢsɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀᴊɪʜᴀᴅ, ᴍᴀᴋᴀ sᴇsᴜɴɢɢᴜʜɴʏᴀ ᴊɪʜᴀᴅɴʏᴀ ɪᴛᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴅɪʀɪɴʏᴀ sᴇɴᴅɪʀɪ. Sᴇsᴜɴɢɢᴜʜɴʏᴀ Aʟʟᴀʜ ʙᴇɴᴀʀ-ʙᴇɴᴀʀ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ (ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇᴍᴇʀʟᴜᴋᴀɴ sᴇsᴜᴀᴛᴜ) ᴅᴀʀɪ sᴇᴍᴇsᴛᴀ ᴀʟᴀᴍ.” (QS. Aʟ ‘Aɴᴋᴀʙᴜᴛ: 6)


فَكَفَرُوا وَتَوَلَّوْا وَاسْتَغْنَى اللَّهُ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٌ


“Lᴀʟᴜ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ɪɴɢᴋᴀʀ ᴅᴀɴ ʙᴇʀᴘᴀʟɪɴɢ; ᴅᴀɴ Aʟʟᴀʜ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇᴍᴇʀʟᴜᴋᴀɴ (ᴍᴇʀᴇᴋᴀ). Dᴀɴ Aʟʟᴀʜ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ ʟᴀɢɪ Mᴀʜᴀ Tᴇʀᴘᴜᴊɪ.” (QS. Aᴛ Tᴀɢʜᴏʙᴜɴ: 6)


إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ


“Jɪᴋᴀ ᴋᴀᴍᴜ ᴅᴀɴ ᴏʀᴀɴɢ-ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴀᴅᴀ ᴅɪ ᴍᴜᴋᴀ ʙᴜᴍɪ sᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ ᴍᴇɴɢɪɴɢᴋᴀʀɪ (ɴɪᴋᴍᴀᴛ Aʟʟᴀʜ) Mᴀᴋᴀ Sᴇsᴜɴɢɢᴜʜɴʏᴀ Aʟʟᴀʜ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ ʟᴀɢɪ Mᴀʜᴀ Tᴇʀᴘᴜᴊɪ.” (QS. Iʙʀᴀʜɪᴍ: 8)


Dᴀʟᴀᴍ ʜᴀᴅɪᴛs ϙᴜᴅsɪ, Aʟʟᴀʜ Tᴀ’ᴀʟᴀ ʙᴇʀғɪʀᴍᴀɴ,


يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا


“Wᴀʜᴀɪ ʜᴀᴍʙᴀ-Kᴜ, ᴋᴀʟᴀᴜ ᴏʀᴀɴɢ-ᴏʀᴀɴɢ ᴛᴇʀᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴅᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀᴀᴋʜɪʀ ᴅɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ, sᴇᴋᴀʟɪᴀɴ ᴍᴀɴᴜsɪᴀ ᴅᴀɴ ᴊɪɴ, ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ɪᴛᴜ ʙᴇʀᴛᴀϙᴡᴀ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴘᴀʟɪɴɢ ʙᴇʀᴛᴀϙᴡᴀ ᴅɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ, ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇɴᴀᴍʙᴀʜ ᴋᴇᴋᴜᴀsᴀᴀɴ-Kᴜ sᴇᴅɪᴋɪᴛ ᴘᴜɴ. Jɪᴋᴀ ᴏʀᴀɴɢ-ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴅᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀᴀᴋʜɪʀ ᴅɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ, sᴇᴋᴀʟɪᴀɴ ᴍᴀɴᴜsɪᴀ ᴅᴀɴ ᴊɪɴ, ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ɪᴛᴜ ʙᴇʀʜᴀᴛɪ ᴊᴀʜᴀᴛ sᴇᴘᴇʀᴛɪ ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴘᴀʟɪɴɢ ᴊᴀʜᴀᴛ ᴅɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴋᴀʟɪᴀɴ, ᴛɪᴅᴀᴋ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇɴɢᴜʀᴀɴɢɪ ᴋᴇᴋᴜᴀsᴀᴀɴ-Kᴜ sᴇᴅɪᴋɪᴛ ᴘᴜɴ ᴊᴜɢᴀ.” (HR. Mᴜsʟɪᴍ ɴᴏ. 2577)


Dɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ʙᴇɴᴛᴜᴋ ɢʜɪɴᴀ Aʟʟᴀʜ (ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ-Nʏᴀ Aʟʟᴀʜ ᴘᴀᴅᴀ sᴇɢᴀʟᴀ sᴇsᴜᴀᴛᴜ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ Aʟʟᴀʜ ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ ɪɴғᴀᴋ ᴅᴀʀɪ ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀɪɴғᴀᴋ ᴅᴀɴ ʙᴇɢɪᴛᴜ ᴘᴜʟᴀ Aʟʟᴀʜ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴍᴇɴᴅᴀᴘᴀᴛᴋᴀɴ ʙᴀʜᴀʏᴀ ᴊɪᴋᴀ ᴀᴅᴀ ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴘᴇʟɪᴛ. Aʟʟᴀʜ Tᴀ’ᴀʟᴀ ʙᴇʀғɪʀᴍᴀɴ,


وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ


“Dᴀɴ sɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴋɪᴋɪʀ, sᴇsᴜɴɢɢᴜʜɴʏᴀ Dɪᴀ ʜᴀɴʏᴀʟᴀʜ ᴋɪᴋɪʀ ᴛᴇʀʜᴀᴅᴀᴘ ᴅɪʀɪɴʏᴀ sᴇɴᴅɪʀɪ. Dᴀɴ Aʟʟᴀʜ-ʟᴀʜ ʏᴀɴɢ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ sᴇᴅᴀɴɢᴋᴀɴ ᴋᴀᴍᴜʟᴀʜ ᴏʀᴀɴɢ-ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ʙᴜᴛᴜʜ (ᴋᴇᴘᴀᴅᴀ-Nʏᴀ).” (QS. Mᴜʜᴀᴍᴍᴀᴅ: 38)


Dɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ʙᴇɴᴛᴜᴋ ɢʜɪɴᴀ Aʟʟᴀʜ (ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ-Nʏᴀ Aʟʟᴀʜ ᴘᴀᴅᴀ sᴇɢᴀʟᴀ sᴇsᴜᴀᴛᴜ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛᴇʀʙᴇʙᴀsɴʏᴀ Aʟʟᴀʜ ᴅᴀʀɪ ʙᴇʀʙᴀɢᴀɪ ‘ᴀɪʙ ᴅᴀɴ ᴋᴇᴋᴜʀᴀɴɢᴀɴ. Bᴀʀᴀɴɢsɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴᴇᴛᴀᴘᴋᴀɴ sɪғᴀᴛ ᴛɪᴅᴀᴋ sᴇᴍᴘᴜʀɴᴀ ʙᴀɢɪ Aʟʟᴀʜ, ᴍᴀᴋᴀ ɪᴛᴜ ʙᴇʀᴀʀᴛɪ ᴛᴇʟᴀʜ ᴍᴇɴᴄᴀᴄᴀᴛɪ sɪғᴀᴛ ɢʜɪɴᴀ Aʟʟᴀʜ. Aʟʟᴀʜ Tᴀ’ᴀʟᴀ ʙᴇʀғɪʀᴍᴀɴ,


قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ


“Mᴇʀᴇᴋᴀ (ᴏʀᴀɴɢ-ᴏʀᴀɴɢ Yᴀʜᴜᴅɪ ᴅᴀɴ Nᴀsʀᴀɴɪ) ʙᴇʀᴋᴀᴛᴀ: “Aʟʟᴀʜ ᴍᴇᴍᴘᴜʏᴀɪ ᴀɴᴀᴋ”. Mᴀʜᴀ sᴜᴄɪ Aʟʟᴀʜ; Dɪᴀ-ʟᴀʜ ʏᴀɴɢ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ; Kᴇᴘᴜɴʏᴀᴀɴ-Nʏᴀ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴀᴅᴀ ᴅɪ ʟᴀɴɢɪᴛ ᴅᴀɴ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴅɪ ʙᴜᴍɪ.” (QS. Yᴜɴᴜs: 68)


Tɪᴅᴀᴋ ᴀᴅᴀ ʏᴀɴɢ sᴇʙᴀɴᴅɪɴɢ ᴅᴇɴɢᴀɴ Aʟʟᴀʜ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ ᴘᴜʟᴀ ʏᴀɴɢ ᴊᴀᴅɪ ᴛᴀɴᴅɪɴɢᴀɴ ʙᴀɢɪ-Nʏᴀ. Iᴛᴜʟᴀʜ ʙᴇɴᴛᴜᴋ ɢʜɪɴᴀ Aʟʟᴀʜ ʏᴀɴɢ ʟᴀɪɴ. Lᴀɴᴛᴀs ʙᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ sᴇsᴇᴏʀᴀɴɢ ᴍᴇɴʏᴀᴍᴀᴋᴀɴ ᴍᴀᴋʜʟᴜᴋ ʏᴀɴɢ ғᴀᴋɪʀ ᴅᴇɴɢᴀɴ Aʟʟᴀʜ. Bᴀɢᴀɪᴍᴀɴᴀ ᴍᴜɴɢᴋɪɴ Aʟʟᴀʜ ʏᴀɴɢ ɢʜᴏɴɪ Yᴀɴɢ Mᴀʜᴀ Kᴀʏᴀ ᴅɪsᴀᴍᴀᴋᴀɴ ᴅᴇɴɢᴀɴ ʜᴀᴍʙᴀ. Aʟʟᴀʜ Tᴀ’ᴀʟᴀ ʙᴇʀғɪʀᴍᴀɴ,


لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


“Sᴇsᴜɴɢɢᴜʜɴʏᴀ ᴛᴇʟᴀʜ ᴋᴀғɪʀʟᴀʜ ᴏʀᴀɴɢ-ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀᴋᴀᴛᴀ: “Sᴇsᴜɴɢɢᴜʜɴʏᴀ Aʟʟᴀʜ ɪᴛᴜ ɪᴀʟᴀʜ Aʟ ᴍᴀsɪʜ ᴘᴜᴛᴇʀᴀ Mᴀʀʏᴀᴍ”. Kᴀᴛᴀᴋᴀɴʟᴀʜ: “Mᴀᴋᴀ sɪᴀᴘᴀᴋᴀʜ (ɢᴇʀᴀɴɢᴀɴ) ʏᴀɴɢ ᴅᴀᴘᴀᴛ ᴍᴇɴɢʜᴀʟᴀɴɢ-ʜᴀʟᴀɴɢɪ ᴋᴇʜᴇɴᴅᴀᴋ Aʟʟᴀʜ, ᴊɪᴋᴀ Dɪᴀ ʜᴇɴᴅᴀᴋ ᴍᴇᴍʙɪɴᴀsᴀᴋᴀɴ Aʟ ᴍᴀsɪʜ ᴘᴜᴛᴇʀᴀ Mᴀʀʏᴀᴍ ɪᴛᴜ ʙᴇsᴇʀᴛᴀ ɪʙᴜɴʏᴀ ᴅᴀɴ sᴇʟᴜʀᴜʜ ᴏʀᴀɴɢ-ᴏʀᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ʙᴇʀᴀᴅᴀ ᴅɪ ʙᴜᴍɪ ᴋᴇsᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ?”. Kᴇᴘᴜɴʏᴀᴀɴ Aʟʟᴀʜʟᴀʜ ᴋᴇʀᴀᴊᴀᴀɴ ʟᴀɴɢɪᴛ ᴅᴀɴ ʙᴜᴍɪ ᴅᴀɴ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴀᴅᴀ ᴅɪᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ; Dɪᴀ ᴍᴇɴᴄɪᴘᴛᴀᴋᴀɴ ᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴅɪᴋᴇʜᴇɴᴅᴀᴋɪ-Nʏᴀ. Dᴀɴ Aʟʟᴀʜ Mᴀʜᴀ Kᴜᴀsᴀ ᴀᴛᴀs sᴇɢᴀʟᴀ sᴇsᴜᴀᴛᴜ.” (QS. Aʟ Mᴀɪᴅᴀʜ: 17)


Dɪ ᴀɴᴛᴀʀᴀ ʙᴇɴᴛᴜᴋ ɢʜɪɴᴀ Aʟʟᴀʜ (ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ-Nʏᴀ Aʟʟᴀʜ ᴘᴀᴅᴀ sᴇɢᴀʟᴀ sᴇsᴜᴀᴛᴜ) ᴀᴅᴀʟᴀʜ ʜᴀᴍʙᴀ-Nʏᴀ ᴀᴍᴀᴛ ʙᴜᴛᴜʜ ʙᴇʀᴅᴏᴀ ᴘᴀᴅᴀ-Nʏᴀ sᴇᴛɪᴀᴘ sᴀᴀᴛ. Aʟʟᴀʜ ᴘᴜɴ ʙᴇʀᴊᴀɴᴊɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴɢᴀʙᴜʟᴋᴀɴɴʏᴀ. Aʟʟᴀʜ ᴘᴜɴ ᴍᴇᴍᴇʀɪɴᴛᴀʜᴋᴀɴ ʜᴀᴍʙᴀ-Nʏᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ʙᴇʀɪʙᴀᴅᴀʜ ᴅᴀɴ Aʟʟᴀʜ ᴊᴀɴᴊɪ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴇʀɪᴋᴀɴ ɢᴀɴᴊᴀʀᴀɴ.


Bᴀʀᴀɴɢsɪᴀᴘᴀ ʏᴀɴɢ ᴍᴇɴɢᴇᴛᴀʜᴜɪ Aʟʟᴀʜ ᴍᴇᴍɪʟɪᴋɪ sɪғᴀᴛ ɢʜɪɴᴀ (ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ sᴇɢᴀʟᴀ sᴇsᴜᴀᴛᴜ sᴇʟᴀɪɴ Dɪᴀ), ᴍᴀᴋᴀ ɪᴀ ᴀᴋᴀɴ ᴍᴇɴɢᴇɴᴀʟɪ ᴅɪʀɪɴʏᴀ ʏᴀɴɢ ғᴀᴋɪʀ ᴅᴀɴ ʙᴇɴᴀʀ-ʙᴇɴᴀʀ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ Aʟʟᴀʜ. Jɪᴋᴀ ʜᴀᴍʙᴀ ᴛᴇʟᴀʜ ᴍᴇɴɢᴇᴛᴀʜᴜɪ ʙᴀʜᴡᴀ ɪᴀ sᴀɴɢᴀᴛ ғᴀᴋɪʀ ᴅᴀɴ sᴀɴɢᴀᴛ ʙᴜᴛᴜʜ ᴘᴀᴅᴀ Aʟʟᴀʜ, ɪᴛᴜ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛᴀɴᴅᴀ ʙᴀʜᴀɢɪᴀ ᴜɴᴛᴜᴋɴʏᴀ ᴅɪ ᴅᴜɴɪᴀ ᴅᴀɴ ᴀᴋʜɪʀᴀᴛ.[4]


Mᴏɢᴀ ᴘᴇʟᴀᴊᴀʀᴀɴ ɪɴɪ ʙᴇʀᴍᴀɴғᴀᴀᴛ ᴅᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴜᴀʜᴋᴀɴ ᴘᴇɴʏᴇᴊᴜᴋ ʜᴀᴛɪ ʙᴀɢɪ ᴘᴇᴍʙᴀᴄᴀ sᴇᴋᴀʟɪᴀɴ.


Wᴀʟʟᴀʜᴜ ᴡᴀʟɪʏʏʏᴜᴛ ᴛᴀᴜғɪϙ

Selasa, 27 April 2021

Puasa yang benar

 Imam Mujahid rahimahullah, salah seorang ulama rujukan dalam tafsir di zaman tabi’in. Beliau rahimahullah pernah mengatakan:


خَصْلَتَانِ مَنْ حَفِظَهُمَا سَلِمَ لَهُ صَوْمُهُ : الغِيْبَةُ والكَذِبُ


“Ada dua kebiasaan buruk yang barang siapa menjaga diri darinya maka puasanya akan selamat yaitu bergunjing serta berdusta.” (Umdatul Qari’: 10/394) 


Puasa itu bisa rusak dan bahkan bisa jadi tidak memberikan apa-apa selain rasa lapar dan dahaga. Rasulullah ﷺ bersabda:


كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ


“Betapa banyak orang berpuasa yang tidak ada bagian dari puasanya kecuali hanya lapar semata.” (HR. Ibnu Majah: 1690)


Apa sebabnya? Dalam hadits lain, Rasulullah ﷺ menjelaskan:


مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ


“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumannya.” (HB. Bukhari: 1903)


Oleh sebab itu, berhati-hatilah dengan ghibah dan perkataan dusta, karena keduanya adalah sebab rusaknya puasa kita.


Sumber:

https://maribaraja.com/imam-mujahid-ghibah-dan-dusta-saat-berpuasa/


Admin web Maribaraja.Com

UJIAN HIDUP ITU MEMANG DAHSYAT

 🍃▪️▪️▪️⌛⏰⌛▪️▪️▪️🍃



_*Bismillahir Rahmanir Rahiim*_



_🏡 Graha Pencerah Jiwa_



_*🍃🌹 .*_

 

_*Saudaraku,...*_


_*Ujian hidup itu memang dahsyat.*_


_*Banyak sekali kebaikan yang hanya didapat melalui ujian hidup, tidak dengan cara lain.*_ 

 

_*Ujian hidup itu menyakitkan, tapi memang dahsyat, tapi hebat.*_

 

_*Banyak kebaikan yang hanya bisa didapat melalui ujian hidup.*_


_*Kebaikan yang tidak bisa dicapai atau didapat dengan cara lain.*_

 

_*▪️a. Ujian hidup dapat membersihkan dosa :*_


_*Bila hamba bersalah, berdosa, mintalah ampunan pada Alloh.*_


_*Tapi ada dosa yang tidak bisa termaafkan dengan taubat.*_

 

_*Dosa tapi hanya bisa dibersihkan dengan ujian hidup.*_

 

_*▪️b. Ujian hidup dapat mengangkat derajat.*_


_*Ibadah, dapat mengangkat derajat seorang hamba.*_

 

_*Amal kebaikan, dapat mengangkat derajat seorang hamba.*_


_*Tapi ada derajat yang hanya bisa dicapai dengan ujian hidup.*_ 

 

_*▪️c. Ujian hidup dapat mempercepat hamba sampai pada Alloh.*_

 

_*Amalan wajib, dapat menyampaikan hamba pada Alloh.*_


_*Amalan sunah, dapat menyampaikan hamba pada Alloh.*_


_*Tapi ujian, akan menghantar hamba pada Alloh dengan cepat.*_ 

 

_*▪️d. Ujian hidup dapat menumbuhkan rasa cinta pada Alloh.*_

 

_*Ketaatan dapat menumbuhkan rasa cinta pada Alloh.*_


_*Sedekah, tahajud, dzikir, dan al quran, menumbuhkan cinta Alloh.*_


_*Tapi ujian hidup , akan menumbuhkan rasa cinta Alloh dengan cepat.*_ 

 


_*🌹Renungan :*_


_*Dosa adam as diampuni, setelah menjalani sujud selama 600 tahun.*_


_*Nabi Ibrahim as diangkat jadi bapak para nabi, setelah dibakar raja  Namrud.*_


_*Nabi Yusup as, diangkat jadi bendahara Mesir setelah dipenjara 13 tahun.*_


_*Rosululloh saw diangkat menjadi kekasih Alloh, Habiballoh, setelah menjalani rangkaian ujian yang panjang sejak kanak-kanak.*_




🍃▪️▪️▪️🌹⏰🌹▪️▪️▪️🍃

.

Minggu, 25 April 2021

KEUTAMA'AN BAGI YANG MENYEGERAKAN SHALAT TEPAT WAKTU | #ramadhankareem

 


1. Shalat tepat Waktu

Dicintai Allah melebihi Berbakti pada Orang Tua dan Berjihad


Rasulullah SAW Bersabda:


“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah Shalat pada waktunya, 

Berbakti kepada kedua orang tua, dan 

Jihad di jalan Allah.” 

(HR. Bukhari & Muslim).


2. Surga adalah Balasannya


“Allah Ta’ala berfirman: ” ‘Sesungguhnya Aku mewajibkan Umatmu Shalat lima waktu, dan Aku berjanji bahwa barang Siapa yang menjaga Waktu-waktunya pasti Aku akan Memasukkannya ke dalam Surga, 

Dan barang Siapa yang tidak menjaganya maka Dia tidak mendapatkan apa yang Aku janjikan."


3. Diampuni Dosa-dosa nya


“Sesungguhnya Seorang Hamba yang Muslim, 

jika menunaikan Shalat dengan Ikhlas karena Allah, 

Maka Dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya Daun-daun ini dari pohonnya.” 

(HR. Ahmad).


4. Pahala Kebaikan yang amat Besar


Rasulullah ﷺ  bersabda, :


Seandainya Orang-orang mengetahui Pahala Azan dan Barisan (Shaf) Pertama, lalu Mereka tidak akan memperolehnya kecuali dengan ikut undian, 

Niscaya mereka akan Berundi. 

Dan seandainya Mereka mengetahui Pahala menyegerakan Shalat pada awal waktu, 

Niscaya Mereka akan Berlomba-lomba melaksanakannya.

Dan seandainya Mereka mengetahui Pahala Shalat Isya dan Subuh, 

Niscaya Mereka akan mendatanginya meskipun dengan jalan Merangkak.” 

(HR. Bukhari).


5. Memperoleh Sembilan macam Kemuliaan


Utsman bin ‘Affan RA berkata: 


“Barang Siapa selalu mengerjakan Shalat Lima waktu tepat pada waktu utamanya, 

Maka Allah akan Memuliakan nya dengan SEMBILAN macam kemuliaan, yaitu :


a). Dicintai Allah,

b). Badannya selalu Sehat, 

c). Keberadaannya selalu dijaga Malaikat, 

d). Rumahnya diberkahi, 

e). Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih,

f). Hatinya dilunakkan oleh Allah, 

g). Dipermudah saat akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka) seperti kilat, 

h). Dia akan diselamatkan Allah dari api neraka 

i). Allah Akan menempatkannya di surga kelak Bertetangga dengan Orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi Mereka dan tidak pula bersedih Hati."


Semoga Allah senantiasa membimbing kita dengan hidayah dan Taufiq-Nya

Hati Bersih Hidup Bahagia:-*

 *


*1 . Jangan cari kesalahan orang . Kesalahan sendiri banyak pun kita tidak sadar .*


*2 . Jangan hina orang* . 


*3 . Jangan buka aib orang . Allah simpan aib kita sampai hari akhirat .*


*4 . Jangan meremehkan orang . Allah hargai setiap usaha hambaNya .*


*5 . Jangan menjelek-jelekkan orang . Mana tau orang tersebut, yang akan menolong kita dalam kesusahan .*


*6 . Jangan sakitkan hati orang . Doa orang yang teraniaya itu makbul .*


*7 . Jangan bangga dengan amal ibadah kita . Hanya Allah yang tahu amal tersebut diterima atau tidak .*


*8 . Jangan sombong dengan apa yang kita punya. Allah bisa mengambilnya kapan saja .*


*9 . Jangan bandingkan orang lain dengan kita . Allah memberi rezeki setiap orang itu berbeda .*


*10 . Jangan sedih dengan kekurangan kita . Allah tahu apa yang terbaik untuk hambaNya*


*Semoga bermanfaat*


*Semangat malam, tetap semangat, sabar dan bersyukur*,

 *jangan lupa bahagia, 

aamiin..ya Robbal'Aalamiin..

singkatan ok

 Assalamualaikum. Tinggal 3 hari lagi kita memasuki  zona SPBU (Suasana Puasa Bulan Utama),dlm rangka mengisi BBM (Bulan Berkah & Maghfiroh) serta PREMIUM (Pree Makan & Minum) juga SOLAR (Sholat Lail yg Rajin) jangn lupa MINYAK TANAH (Menyimak Al-Qur'an,Tahan Amarah) begitu pula PERTAMAX (Perbaiki Taqwa yg Maximal) dan PERTALITE (Perhatikan Tetangga jangan sampai pelit) tak lupa pula  BENSIN (Berikan Shodaqoh terhadap yg miskin).  

*Salam Sehat & tetap semangat. Selamat menjalankan ibadah puasa*

*Aamiin YRA...*🙏🙏🤲...

Mohon maaf lahir dan batin

Keutamaan Mengerjakan Shalat Di Malam Lailatul- Qadr Dan Huraian Perihal Malam-malam Yang Lebih Dapat Diharapkan Menemuinya

 *Serial Kajian Hadits | Riyadhus Shalihin* | Karya Imam An-Nawawi | Pensyarah Syaikh Faishal Alu Mubarak | Takhrij Syaikh Nashiruddin Al- Albani


*#BAB 214 ۞ Keutamaan Mengerjakan Shalat Di Malam Lailatul- Qadr Dan Huraian Perihal Malam-malam Yang Lebih Dapat Diharapkan Menemuinya*


Allah Ta'ala berfirman: _"Sesungguhnya Kami_ - Allah - _menurunkan al-Quran itu pada malam Laitlatul-qadri"_ sampai akhirnya ayat. (Surah al-Qadr)


Allah Ta'ala berfirman pula: _"Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran itu pada waktu malam yang diberkahi,"_ sampai beberapa ayat selanjutnya. (ad-Dukhan: 3)


Hadits no.1186. 


Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: _"Barangsiapa berdiri bersembahyang dalam bulan Ramadhan kerana didorong keimanan dan keinginan memperolehi keredhaan Allah, maka diampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu."_ (Muttafaq 'alaih)


Hadits no.1187. 


Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya beberapa orang lelaki dari para sahabat Nabi s.a.w. diberitahu dalam impian mengenai tibanya lailatul-qadri iaitu dalam tujuh yang terakhir - yang dimaksudkan ialah antara malam ke 22 sampai malam ke 28. 


Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: _"Saya melihat impian-impianmu semua itu sesuai iaitu pada tujuh yang terakhir. Maka barangsiapa hendak mencari lailatul-qadri itu, hendaklah mencari-nya pada tujuh yang terakhir itu juga."_ (Muttafaq 'alaih)


Hadits no.1188. 


Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu beri'tikaf dalam sepuluh hari yang terakhir dari bulan Ramadhan dan beliau s.a.w. bersabda: _"Carilah lailatul-qadri itu dalam sepuluh yang terakhir_ - yakni antara malam ke 21 sampai malam ke 30 - _dari bulan Ramadhan."_ (Muttafaq 'alaih)


Semoga bermanfaat dan _insyaa_ Allah bersambung.

Amalan Bulan Ramadhan yang Pahalanya Dilipatgandakan"*

 ﷽

*ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ*


☘ *ONE DAY ONE HADITS* 

Senin, 19 April 2021 M/ 

07 Ramadhan 1442 H.


*"Amalan Bulan Ramadhan yang Pahalanya Dilipatgandakan"*


Bulan puasa menjadi bulan penuh berkah bagi umat muslim untuk memperbanyak pahala, selama menahan lapar dan haus ketika berpuasa.

Umat muslim dapat memperbanyak amalan untuk memperoleh pahala, Amalan puasa sederhana bersifat sunnah bisa dilakukan umat muslim ketika berpuasa.

Ada beberapa Amalan-amalan sunnah untuk memperbanyak pahala, berikut  amalan bulan Ramadhan yang pahalanya dilipatgandakan:


1. Mengerjakan Qiyamul-lail

Qiyamul-Lail dijelaskan dalam hadis HR Bukhari yaitu : "Barang siapa yang menjalankan qiyamu Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosa-dosanya (yang kecil) yang telah lalu akan diampuni.

Ada beberapa amalan Qiyamul-Lail di malam bulan Ramadhan (Qiyamu Ramadhan/Shalat Tarawih). Beberapa amalan Qiyamul-Lail yaitu mengakhirkan makan di waktu sahur, menyegerakan berbuka sebelum Shalat Maghrib, berdoa ketika berbuka puasa, dan doa untuk bersyukur pada Allah SWT.

Misal, doa berikut ini : Dzahabazh zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.

Doa ini diterangkan dalam hadist yang artinya: "Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan Insya Allah mendapatkan pahala (HR Abu Dawud).

Memperbanyak sedekah dan mempelajari serta membaca Al Quran, mendekatkan diri kepada Allah dengan cara iktikaf di masjid, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.


2. Membaca Al Quran

Nabi Muhammad SAW bersabda, sebagaimana hadis dengan kualitas hadis hasan dan sahih' yang diriwayatkan Ibnu Masud: Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.

Aku tidak mengatakan Alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR At-Tirmizi).

Pahala membaca Al Quran di bulan puasa berlipat ganda dibanding bulan lainnya. Umat muslim dapat membaca Al Quran setelah shalat wajib atau fardhu.


3. Sedekah (Beramal)

Perbanyak sedekah dan amal ikhlas dilakukan di bulan puasa. Islam mengajarkan umatnya untuk berbagai, berbuat baik, dan mengamalkan kebaikan.

Seperti firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah, "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui (QS 2:261)."

Anjuran bersedekah juga diriwayatkan dalam Hadist At-Tirmidzi: "Sesungguhnya sedekah itu memadamkan kemurkaan Allah dan menolak kejelekan, (HR At-Tirmizi).


4. Mencari Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar termasuk malam yang dinantikan di bulan Ramadhan. Malam Lailatul Qadar disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.


5. Perbanyak Dzikir, Doa, Dan Istighfar

Sesudah shalat wajib, umat muslim melakukan dzikir, doa, dan istighfar. Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya orang yang berpuasa ketika ia berbuka doanya tidak akan ditolak," (HR. Ibnu Majah).


6. Memberi Buka Puasa Untuk Orang Yang Berpuasa Dan Zakat Fitrah

Zakat fitrah wajib dilakukan bagi umat muslim yang mampu. Zakat fitrah dilakukan sebelum shalat led (salat hari raya Idul Fitri).

Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ánhuma berkata: "Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang-orang yang berpuasa dari kesia siaan dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan fakir miskin.

"Barang siapa yang menunaikannya sebelum salat (hari raya) maka zakatnya diterima dan barang siapa yang menunaikannya setelah sholat maka itu hanyalah sedekat di antara sedekah biasa," (HR/ Abu Daud).


Itulah Amalan Bulan Ramadhan yang Pahalanya Dilipatgandakan, semoga bermanfaat.

GERAKAN LISAN KETIKA MEMBACA AL QUR'AN DAN SHOLAT

 السُّــــ❓ـــــؤَالُ :

Soal :

【هـل يجـب تحـريك اللسـان بقـراءة القـرآن فـي الصـلاة أو يكـفي بالقلـب؟. 

Apakah wajib menggerakkan lisan ketika membaca Al-Qurán dalam shalat atukah cukup dalam hati?

الجَـــ ✅ ـــوَابُ :

Jawaban :

❐ القـراءة لا بـد أن تكـون باللسـان، فـإذا قـرأ الإنـسان بقـلبه فـي الـصلاة فـإن ذلك لا يجـزئه

Bacaan haruslah dengan lisan,apabila seseorang membaca dalam hatinya saat shalat maka hal tersebut tidak mencukupinya. 


↶ وكـذلك أيـضاً سـائر الأذكـار، لا تـجزئ بالقلـب، 

Dan demikian pula seluruh dzikir tidak cukup dalam hati. 

بـل لا بـد أن يحـرك الإنـسان بـها لسـانه وشفـتيه..

Bahkan seseorang haruslah menggerakkan lisannya dan kedua bibirnya. 

* ☜ لأنهـا أقـوال، ولا تتـحقق إلا بتـحريك اللسـان والشـفتين*

Sebab ia adalah ucapan dan tidak terealisasikan kecuali dengan menggerakkan lisan dan kedua bibir. 

   

📚 مجموع فتاوىللشــيخ العـلامــہ. محمـد بـن صــالح الـ؏ـثيمين  ـ رحمـہ اللّـہ تـعالـﮯ 📚

====================


📝 Ustadz Abul Hasan Thamrin Al-Bughisiy

BANYAK MENANGIS KARENA TAKUT ALLAH SWT

Hati yang tidak bisa menangis adalah karena mengeras hatinya, kerasnya hati disebabkan  banyak faktor diantaranya ;

Pertama:Bergelimang dalam kemaksiatan.

Kedua: Jauh dari dzikrullah, majlis ilmu 

Ketiga :Penggemar dan pendengar musik yang seronok.

Keempat:Gemar menjatuhkan kehormatan,     mencela dan mengumbar aib orang dan melupakan aib diri  sendiri.


Berikut adalah beberapa atsar Salaf (Pendahulu) yang seyogyanya kita jadikan contoh dalam kehidupan kita terkait dengan rasa takut mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala ;

🎙Ulama Salaf berkata dari ;

1. Abdurrahman Bin Mahdi -rahimahullah- :

Aku pernah melihat dan mengikuti Sufyan Ats-Tsaury pada malam demi malam dia kaget bangun terjaga dalam keadaan ketakutan, seraya dia memanggil-manggil (berteriak) :

النار , النار 

(Neraka, Neraka), telah menyibukkanku ingatan tentang Api Neraka dari tidur dan syahwat-syahwat.“

(As-Siyar 7/276)

2. Ibrahim Bin Al-'Asy'ats -rahimahullah- :

“Aku tidak melihat seorang yang Allah jadikan dia berjiwa besar  daripada Al-Fudhail Bin 'Iyadh, dan dia jika mengingat Allah atau ketika disebutkan padanya tentang Allah, atau jika mendengar Al-Qur'an, maka nampaklah dari dirinya rasa takut dan sedih, dan maka berlinanglah kedua air matanya membanjiri kedua matanya, dan menangislah dia hingga menyebabkan orang yang hadir di sekitarnya iba padanya.“

(As-Siyar 8/426)

3. 'Amr Bin 'Aun -rahimahullah-:

“Tidaklah aku pernah shalat di belakang Kholid Bin Abdillah At-Thahhan kecuali aku mendengarkan tetesan air matanya di atas tanah.“

(As-Siyar 8/279)

4. Kholid Bin Khuddasy -rahimahullah-:

“Telah dibacakan kepada Abdullah Bin Wahb sebuah kitab Ahwalu Yaumil Qiyamah (tentang kondisi menakutkan dari hari kiamat) karangan dia sendiri, maka dia jatuh tersungkur dalam keadaan pingsan. Dan setelahnya tidaklah bicara dengan satu kata pun hingga akhirnya beliau wafat beberapa hari setelahnya.“

(As-Siyar 9/226)

5. Abu Bakr Bin 'Ayyasy -rahimahullah-:

“Jika aku melihat Atho' Bin As-Sa'ib dan Dhiror Bin Murroh, aku melihat bekas air tangisan di pipi-pipi mereka berdua.“

(As-Siyar 6/113)

6. Al-Hasan Bin 'Arafah -rahimahullah-:

“Aku melihat Yazid Bin Harun di daerah Wasith, termasuk manusia yang paling indah kedua matanya, kemudian setelahnya aku melihat dia melihat dengan satu mata, dan beberapa waktu setelahnya aku lihat dia dalam kondisi buta. Maka aku katakan : Ya Aba Kholid ! Apa yang telah kau perbuat dengan kedua matamu yang indah ?, Dia menjawab : Hilang penglihatan keduanya karena tangisan di tengah malam.

(Tadzkiratul Huffadh 3/790)

7. Abu Mus hir -rahimahullah- :

“Dahulu Al-Auza'i menghidupkan malamnya dengan shalat, membaca Al-Qur'an dan menangis. Telah mengkabarkan padaku sebagian temanku bahwa ibu Al-Auza'i pernah masuk ke kediaman Al-Auza'i, memantau tempat shalat  Al-Auza'i dan mendapati tempat itu lembab basah karena air matanya di tengah malam.

(As-Siyar : 7/119)

8. Abdurrahman Bin Mahdy -rahimahullah- :

“Aku tak mampu (menahan sedih)  mendengar bacaan (surat Al-Qur'an yang dibaca) Ats-Tsaury karena seringnya dia menangis“.

(As-Siyar 7/277)

9. Kisah Al-Hasan Al-Bashry :

Dikatakan kepada Al-Hasan : Apa yang membuat menangis ?, Lalu menjawab : Aku takut Dia Allah letakkan aku besok di neraka dan Dia tak peduli kepadaku.“

(Sifatush Shofwah : 3/233)

10. 'Aashim -rahimahullah- berkata : Aku mendengar Syaqiq Bin Salamah berkata dalam sujudnya :

“Wahai Rabb ! Ampunilah aku, ma'afkanlah aku. Jika Engkau mengampuniku maka itu merupakan fadhilah (keutamaan) dari keutamaan-Mu, dan jika Engkau menyiksaku maka siksaan-Mu kepadaku bukanlah kedzaliman bagiku.“ 

Kemudian Syaqiq menangis hingga aku dengar isak tangisnya yang keras dari belakang masjid.

(Al-Hilyah 3/102)

11. Ja'far -rahimahullah- berkata  :

“Aku mendengar Malik Bin Dinar ketika meletakkan kepalanya  di mihrabnya kemudian berkata : Wahai Rabb ! -Aku yaitu- Malik (Bin Dinar) telah mengetahui -gambaran- penduduk Neraka dan penduduk Jannah (Surga), maka -aku yaitu- Malik (Bin Dinar) termasuk laki-laki penghuni yang mana ? kemudian dia menangis.

(Az-Zuhd Imam Ahmad : 389)

12. Hisyam dan Hassan -rahimahullah- :

“Kami pernah bertamu pada Muhammad Bin Sirin di rumahnya, dan kami mendengar tangisannya di waktu malam, dan tertawanya di siang hari“

(Az-Zuhd Imam Ahmad 374)


Ustadz Abdurrahman Dani hafizhahullah

6 KEUTAMAAN TADARUS AL QUR'AN

Sabda Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam.,"Semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan (balasannya): satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat". Allah berfirman,"Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang langsung membalasnya. Hamba-Ku telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku". (HR. Muslim).

Tadarus Alquran berarti membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah Subhana Wa Ta'ala yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadhan (QS. Al-baqarah [2]: 185)

Malaikat Jibril menyimak tadarus Alquran Rasulullah setiap bulan Ramadan. 

Utsman bin Affan biasa mengkhatamkan tadarus Alquran setiap hari sekali. 

Imam Syafii mengkhatamkan tadarus Alquran sebanyak enam puluh kali di bulan Ramadan, Al-Aswad setiap dua hari sekali, Qatadah setiap tiga hari sekali, serta tiap malam pada sepuluh malam akhir bulan Ramadan. Subhanallah.

Terkait larangan Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam. mengkhatamkan Alquran kurang dari tiga hari, Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Ham-bali berkata, "Sesungguhnya larangan dari Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam. untuk mengkhatamkan Al-quran kurang dari tiga hari berlaku jika dilakukan secara rutin. Adapun untuk waktu-waktu yang utama, seperti bulan Ramadan, lebih-lebih pada malam-malam Lailatul qadar, atau di tempat-tempat yang dimuliakan, seperti di Mekah bagi orang yang memasukinya, selain penuduknya, adalah disunahkan untuk memperbanyak tadarus Alquran. Hal itu dalam rangka mencari keutamaan waktu dan tempat tersebut Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishak, dan yang lainnya".(Raghib As-Sirjani dan Muhammad Al-Muqaddam dalam bukunya Madrasah Ramadhan).

Ada banyak keutamaan dalam tadarus Alquran, diantaranya adalah:

Pertama, menjadi sebaik-baiknya manusia.

Tidak ada manusia yang lebih baik daripada orang yang mau belajar dan mengajarkan Alquran. Oleh karena itu, profesi pengajar Alquran jika dimasukkan sebagai profesi adalah profesi terbaik di antara sekian banyak profesi. Sabda Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam., "Sebaik-baik kamu sekalian adalah yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya". (HR. Bukhari).

Kedua, memperoleh kebaikan berlipat.

Sabda Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam.,"Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf  (HR. Tirmidzi).

Ketiga, memberi syafaat di hari kiamat. 

Sabda Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam.,"Bacalah olehmu Alquran karena sesungguhnya Alquran itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya". (HR. Muslim).

Keempat, dikumpulkan di surga bersama para Malaikat. 

Sabda Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam., "Orang yang mahir membaca Alquran kelak (mendapat tempat di surga) bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sementara orang yang kesulitan dan berat jika membaca Alqur'an maka ia mendapatkan dua pahala". (HR. Bukhari dan Muslim).

Kelima, mengangkat derajat. 

Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam. bersabda, "Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-kitab (Alquran), dan Ia akan merendahkan derajat suatu kaum yang lain dengannya".  (HR. Muslim)

Keenam, menjadi pembeda. 

Sabda Nabi Shallahu 'Alaihi Wa Sallam., "Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran seperti buah limau yang harum baunya dan lezat rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca Alquran seperti buah kurma yang tidak berbau, tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Alquran seperti buah yang harum baunya, tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Alquran seperti buah handhalah yang tidak ada " baunya dan rasanya pahit." (HR.;Bukhari dan Muslim)


WAKTU MUSTAJAB BUKAN HANYA MENJELANG BERBUKA PUASA

 1- WAKTU SAHUR⁣⁣⁣

⁣⁣⁣Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,⁣⁣⁣

⁣⁣⁣“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).⁣⁣⁣

⁣⁣⁣2- SAAT BERPUASA⁣⁣⁣

⁣⁣⁣Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,⁣⁣⁣

⁣⁣⁣“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)⁣⁣⁣

⁣⁣⁣3- KETIKA BERBUKA PUASA⁣⁣⁣

⁣⁣⁣Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,⁣⁣⁣

⁣⁣⁣“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahwa kenapa do’a mudah dikabulkan ketika berbuka puasa yaitu karena saat itu, orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.⁣⁣⁣

Jumat, 23 April 2021

Indahnya Akhlak Rasulullah

 

Indahnya Akhlak Rasulullah

Oleh.Mariyatul Qibtiyah,S.H.i


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

 

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

 

Rasulullah SAW adalah pribadi yang luar biasa. Allah menyebut Rasulullah sebagai manusia yang berbudi pekerti luhur. Di antara akhlak luhur beliau adalah Rendah Hati (tawadhu), Sabar, Berkata baik dan menghormati tetangga, Ceria dan Riang Gembira, Pemberani, Jujur, Lemah lembut, Dapat dipercaya, Malu, Zuhud, Pemaaf, Kasih sayang, Bergaul dengan baik, Menepati janji, Cinta perdamaian. Akhlak-akhlak mulia Nabi Muhammad saw di atas telah menjadi teladan mulia bagi pengikut beliau. Oleh karena itu, merupakan kewajiban bagi setiap umat islam untuk meneladani akhlak-akhlak mulia Nabi Muhammad saw.

 

Dan telah terhimpun pada diri Rasulullah sifat-sifat yang terpuji seperti malu, dermawan, pemberani, berwibawa, sambutan yang baik, lemah lembut, memuliakan anak yatim, baik batinnya, jujur dalam ucapan, menjaga diri dari perkara yang mendatangkan maksiat, suci, bersih, suci dirinya dan segala sifat-sifat yang baik”. Maka marilah kita mentauladani sifat-sifat terpuji dan indahnya Akhlak Rasulullah.

 

Nabi Muhammad tauladan dalam segala hal. Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah karena low profile dan tidak pernah merasa selalu benar. Kalau keliru, beliau berbesar hati dan berlapang dada memperbaikinya. Contoh nabi pernah keliru dalam Qur’an surat ‘abasa, nabi ditegur oleh Allah karena ada seorang buta datang untuk belajar tetapi dicuekin Nabi karena sedang ada tamu dengan Pembesar Quraisy.

 

Nabi senyum melihat perbedaan pendapat di antara para sahabat, bahkan ada sahabat yang namanya Bakroh, agak aneh dalam shalatnya, Nabi senyum sendiri. Bakroh sampai ke masjid untuk menunaikan shalat ketika orang sedang dalam keadaan rukuk. Melihat kondisi seperti ini diapun berjalan sambil bungkuk menuju shaff untuk mengikuti shalat tersebut. Setelah selesai shalat dia cerita sama Nabi bahwa tadi dia shalatnya rukuk sambil berjalan dari depan pintu menuju shaf, karena waktu itu orang lagi melaksanakan rukuk. Nabi tersenyum lalu menasehati orang tersebut dan berkata, nanti jangan diulangi lagi. Nabi tidak langsung menasehati apalagi marah. Kalau kita melihat orang salah justru langsung dimarahi dan bahkan dengan mengatakan hal yang tidak baik. Nabi apabila seseorang salah, beliau tersenyum kemudian menasehati dan mengasih tau, karena beliau tau bahwa orang itu masih belajar, kecuali dia memang tau itu salah dan sengaja berbuat salah.

Ada juga yang shalatnya tidak pernah dilakukan Nabi tapi mereka melakukan. Seperti bilal yang melakukan shalat syukur wudhu’. Nabi tidak komen, padahal Nabi sendiri tidak pernah mengajarkan tapi Bilal melakukan. Nabi yang mengerti agama bertanya pada Bilal, tentang shalat apa yang dilakukan Bilal. Dijawab oleh Bilal dengan shalat syukur wudhu’. Nabi diam dan tersenyum.

 

Nabi itu orangnya empati, tau apa yang diinginkan orang lain. Saking empatinya Nabi kadang-kadang Nabi itu seperti orang yang ra’fah (tidak enakan) terhadap orang lain. Sama seperti Rasulullah waktu di rumah beliau ada tamu, semua makan minuman sudah disiapkan, sampai larut malam orang itu belum juga pulang, nabi jadi tidak enakan, mau disuruh pulang nggak enak. Yang akhirnya Allah menurunkan ayat Al-Qur’an. Setiap ayat yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi harus disampaikan kepada ummatnya. Saat Nabi mengucapkan Alhamdulillah Allah telah menurunkan ayat, maka tamu tersebut bertanya kepada Nabi tentang ayat yang baru saja diterima Nabi, setelah disampaikan oleh Rasulullah setelah disampaikan oleh Nabi bahwa itu adalah ayat yang berkaitan dengan cara bertamu ke rumah Rasulullah barulah tamu tersebut pulang. 

 

Jadi bagi teman-teman yang sekarang lagi belajar berhijrah, jangan hanya menunjukkan rajin shalat, itu bagus tapi itu sifatnya pribadi, orang nggak perlu tau. Jangan hanya Menunjukkan kalau kita berhijrah itu banyak ngomongin ayat, hadist, pintar share dan brodcast ke teman-teman, bukan itu yang kita display setelah berhijrah.

 

Tunjukkan bahwa dengan berhijrah itu mendisplay akhlak kita lebih baik dari sekarang daripada yang dulu. Nomor satu akhlak dulu, setelah akhlak kita baik dulu, nanti kalau akhlaknya sudah baik, sudah membuat orang respek secara bertahap baru kita ngomongin ayat, hadis. Bertahap dan tidak bisa sekaligus.

Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab: “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR. Muslim no. 746)

 

Tunjukkan bahwa Islam itu sebaik-baik syari’at yaitu dengan akhlak, bukan dengan debat. Apalagi debatnya di sosmed. Tunjukkan Islam itu baik, Islam itu rahmatan lil’alamin justru lewat akhlak. Anak muda yang sudah berhijrah, jangan sampai terkesan menjadi manusia yang merasa paling baik di antara manusia, justru menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi teman-temannya. Jadilah orang yang membingkai Islam kita dengan akhlak, mudah-mudahan ini menjadikan dakwah walaupun nggak banyak bicara kepada orang lain.

 

Jadi tetap belajar ta’at kepada Allah, jangan khawatir, ta’at kepada Allah itu tidak menghalangi kita dari serunya anak muda. Syaratnya jangan melanggar syari’at. Kalau nggak melanggar kita anak muda bisa tetap seru. Permainan kita jangan melanggar sari’at, Nabi juga senang hiking, salah satu gunung yang Nabi senangi itu gunung Uhud, turing ke jabal Jamdan, kontes berkuda dan sebagainya, tetap seru bagi kita anak muda tanpa melanggar syari’at.

 

SELAMAT MENUNAIKAN PUASA 1442 H


SUMBER:http://sman1lembahgumanti.sch.id/2020/05/01/indahnya-akhlak-rasulullah/

Sabtu, 17 April 2021

KEUTAMAAN BERPUASA ROMADHON

 *Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh*

 

**


_Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh….._


Ketahuilah, bahwa ibadah puasa yang kita lakukan di bulan Romadhon ini, sangat banyak keutamaannya. 


Alloh ta’ala dan juga Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam, telah mengabarkan kepada kita banyak sekali tentang keutamaan ibadah puasa di Bulan Romadhon ini. 


_Sudah tahukah Anda, apa saja keutamaannya ?_


Mari, kita perhatikan dengan seksama dalil-dalil yang akan kami sebutkan, tentang keutamaan ibadah puasa yang saat ini tengah kita tunaikan bersama ini !


Diantaranya adalah sebagai berikut : 


*Pertama :* Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (١٨٣)


_“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, *agar kamu bertakwa.”*_ (QS Al-Baqoroh : 183)


Dalam ayat yang mulia ini, Alloh ta’ala menjelaskan salah satu *hikmah dan tujuan berpuasa adalah : agar kita semua menjadi orang-orang yang bertakwa !*


_Mengapa bisa begitu ?_ 


Ya, karena ketika kita sedang berpuasa, *kita akan dididik dan dibiasakan untuk terus menerus melakukan amal-amal ketaatan kepada Alloh sepanjang waktu kita.* 


Kita juga *dilatih untuk menjauhi dosa-dosa dan semua hal yang bisa membatalkan puasa atau mengurangi pahala puasa.* 


Hal inilah yang akan *menyucikan jiwa kita dari semua kotorannya.*


Dengan puasa, kita juga bisa *menyucikan tubuh dari kotoran-kotoran yang ada di dalamnya (yakni untuk menjaga kesehatan badan kita).*


Dan dengan berpuasa pula kita akan *berusaha menjauhi akhlak yang rendah dan hina.* 


Bahkan dengan berpuasa, akan *mempersempit jalan-jalan Syaithon,* yang akan berusaha untuk menggoda dan menyesatkan kita. 


Karena itulah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :


يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَـرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَـرْجِ. وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.


_“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mempunyai kemampuan (untuk menikah), maka hendaklah dia menikah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan._ 


_Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka *hendaklah ia berpuasa, sebab puasa itu akan menjadi perisai baginya (dari syahwat yang jelek).”*_  [HR. *Al-Bukhari*]


Perhatikanlah hadits yang mulia ini. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam menyuruh para pemuda yang telah mempunyai kemampuan, untuk segera menikah ! 


Jika belum mempunyai kemampuan, disuruh untuk *memperbanyak berpuasa sunnah !*


Mengapa ? Ya, karena dengan berpuasa, akan *melemahkan keinginan untuk berbuat jelek, menjaga diri dari hawa nafsu yang jelek, dan jauh dari akhlak yang rendah dan hina.* 


Hal itu karena, dengan sebab banyak berpuasa sunnah, akan *mempersempit ruang gerak syaithon yang akan masuk ke dalam tubuh kita melalui aliran darah kita !* 


*Kedua :* Disebutkan dalam hadits yang shohih, dari *Abu Hurairah* radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, bahwa Alloh Subhanahu wa ta’ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :


كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ . وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ . وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ ، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ ، وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ


_“Setiap amal anak Adam (manusia) adalah untuknya, kecuali puasa. Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya. Puasa itu adalah perisai (dari perbuatan maksiat dan dosa, dan perisai dari api neraka, edt.)._ 


_Apabila salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor, jangan pula berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencaci dan mengajak berkelahi, maka katakanlah : “Sesungguhnya saya sedang berpuasa.”_ 


_Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya *bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat daripada bau minyak misk/kasturi.*_


_Dan bagi orang yang berpuasa *ada dua kegembiraan, yang mana dia bergembira dengannya, (yaitu) ketika berbuka, dia bergembira dengan berbukanya itu, dan ketika bertemu Allah (nanti di akhirat), dia bergembira karena puasanya itu.“*_ (HR. *Al-Bukhari* dan *Muslim*)


Di dalam hadits Qudsi yang mulia ini, terkandung banyak sekali keutamaan ibadah puasa. Dan satu hadits ini saja, sudah cukup banyak keutamaannya. 


Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan tersebut !


*Ketiga :* Bagi orang-orang yang berpuasa, disediakan untuk mereka pintu khusus untuk masuk ke dalam surga, yang bernama pintu *AR-ROYYAN.*


Disebutkan dalam hadits *Sahl bin Sa’d* radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ


_“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama  Ar-Royyan. Pada hari kiamat, *orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka.*_ 


_Dikatakan kepada mereka : “Di mana orang-orang yang berpuasa?” Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri, dan *tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka.* Jika mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup, dan tidak ada lagi seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut.”_ (HR. *Bukhari* dan *Muslim*)


Subhanalloh ! Ini adalah keistimewan yang Alloh ta’ala berikan kepada orang-orang yang ahli berpuasa, baik yang wajibnya maupun yang sunnahnya ! 


Semoga kita semua pun termasuk dalam golongan mereka ini !


*Keempat :* Orang yang berpuasa dengan ikhlas karena Alloh, dan hanya mengharapkan pahala kepada-Nya, maka *Alloh ta’ala akan mengampuni dosa-dosa mereka !*


Disebutkan dalam hadits *Abu Hurairah* radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


_“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni (oleh Alloh).”_ (HR. *Bukhari* dan *Muslim*)


Makna : *“karena iman”,* yaitu mengimani wajibnya perintah puasa Romadhon tersebut. 


Sedangkan makna : *“Ihtisab”,* yaitu mengharap pahala hanya kepada Alloh ta’ala dengan amalan puasanya tersebut !


Demikianlah diantara keutamaan-keutamaan ibadah puasa Romadhon yang bisa kami sampaikan dalam kesempatan ini. 


Sebenarnya masih banyak lagi yang lainnya…… 


Tetapi semoga yang ringkas dan sedikit ini bermanfaat bagi kita semuanya.


Dan semoga pula kita semua *termasuk orang-orang yang dimudahkan oleh Alloh ta’ala untuk menunaikan ibadah puasa romadhon tahun ini dengan sesempurna dan sebaik mungkin,* sehingga kita bisa meraih keutamaan-keutamaan yang ada di dalamnya.


_Wallohu Waliyyul Muttaqiin ……_



✍  Akhukum fillah, *Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby*


Silahkan joint pada channel telegram kami :


https://t.me/fawaidabuabdirrahman


Atau, untuk materi dakwah *BIMBINGAN MERAWAT JENASAH SESUAI SUNNAH*, silahkan joint di telegram kami :


https://t.me/merawatjenazah


Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

Selasa, 13 April 2021

SEPULUH TANDA BAIKNYA AKHLAQ SESEORANG*

 *Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh*   


*

*Yusuf Bin Asbath rohimahullah*:


*Tanda baiknya akhlak seseorang ada 10 perkara*:


1⃣ Sedikitnya perselisihan (tidak suka berselisih faham)


2⃣ Bersikap adil/berlaku objektif.


3⃣ Tidak Suka mencari cari kesalahan orang lain.


4⃣ Memperbaiki apa yang tampak tidak baik.


5⃣ Tidak segan untuk meminta maaf.


6⃣ Bersabar terhadap segala gangguan dan cobaan.


7⃣ Kembali dengan menyalahkan diri sendiri/ selalu intropeksi diri (ketika menghadapi kegagalan).


8⃣ Berusaha mengetahui kekurangan diri sendiri bukan kekurangan orang lain.


9⃣ Wajah yang berseri seri (ketika bertemu dengan saudaranya)/murah senyum.


🔟 Bertutur kata santun ketika berbicara.



🔰◻💎◻🔰◻💎◻🔰


📝قال يوسف بن أسباط: 

⬅علامة حسن الخلق عشرة أشياء :

١ - قلة الخلاف. 

٢ - حسن الإنصاف. 

٣ - ترك تطلب العثرات. 

٤ - تحسين ما يبدو من السيئات. 

٥ - التماس المعذرة. 

٦ - احتمال الأذى. 

٧ - الرجوع بالملامة على نفسه. 

٨ - التفرد بمعرفة عيوب نفسه دون عيوب غيره. 

٩ - طلاقة الوجه. 

١٠ - لين الكلام. 

✏ذكره الصنعاني في : 


📘{ التنوير شرح الجامع الصغير ٥ / ٥٣٥ }


📡 Sumber: At Tanwir Syarah Al Jami' Ash Soghir 5/535


✏ Alih bahasa: Abu Arifah Muhammad Bin Yahya Bahraisy

Senin, 12 April 2021

Ramadhan:RAMADHAN, BULAN PENUH BERKAH*

 *Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh*


*


Oleh :

Syaikh Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i 


🔴 KEWAJIBAN BERPUASA RAMADHAN 


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” [Al-Baqarah/2:183] 


Allah berfirman:


 فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ 


“Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” [Al-Baqarah/2:185] 


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


 بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسِيْنَ… 


“Islam dibangun di atas lima (sendi).” 


Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan di antaranya, berpuasa di bulan Ramadhan. 


Kaum muslimin juga telah sepakat atas wajibnya berpuasa di bulan Ramadhan. 


Namun demikian, terdapat perbedaan pendapat (ikhtilaf) mengenai (dasar) penamaan bulan ini dengan nama Ramadhan. Ada pendapat yang menyatakan (dari perspektif maknawi -pent) bahwa dinamakan Ramadhan karena turmadhu (تُرمَضُ) fiihidz Dzunuub (pada bulan ini dosa-dosa manu-sia dibakar) dan الرَّمْضَاءُ شِدَّةُ الْحُرِّ (ar-ramdhaa’ maknanya panas membara).[1] 


Pendapat yang lainnya menyatakan bahwa dinamakan Ramadhan karena orang-orang Arab ketika mentransfer nama-nama bulan dari bahasa kuno, mereka menamakan bulan-bulan itu berdasarkan realita dan kondisi yang terjadi ketika zaman itu. Lalu secara kebetulan bulan ini jatuh tepat pada cuaca yang panas membakar, maka dinamakan bulan ini dengan nama Ramadhan.[2] 


🔴 KEBERKAHAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAANNYA 


Bulan Ramadhan memiliki banyak keberkahan, keutamaan dan berbagai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya. 


*Keberkahan* 

*Pertama :* Adalah bahwa puasa Ramadhan merupakan penyebab terampuninya dosa-dosa dan terhapusnya berbagai kesalahan. 


Sebagaimana hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:


 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. 


“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”[3] 


Dan dalam Shahiih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


 اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرَ. 


“Shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut seandainya dosa-dosa besar dijauhkannya.”[4] 


*Keberkahan Kedua* : Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam lailatul Qadar. Namun mengenai hal ini akan dibahas secara khusus dan tersendiri pada bab selanjutnya. 


*Keberkahan Ketiga :* Terdapat banyak hadits lain yang menjelaskan keutamaan dan keistimeaan bulan yang sangat barakah ini, di antaranya hadits yang termaktub dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


 إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ. 


“Apabila Ramadhan datang maka pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan syaitan-syaitan dibelenggu.”[5] 


Sedangkan dalam riwayat an-Nasa-i dan Imam Ahmad terdapat tambahan: “Telah datang kepadamu Ramadhan, bulan yang penuh barakah.”[6] 


*Keberkahan Keempat :* Di antara keberkahan bulan ini adalah kaum Muslimin dapat meraih banyak keutamaan dan manfaat puasa yang bersifat ukhrawi maupun duniawi, di antaranya yaitu:


*1.* *Keutamaan-Keutamaan Duniawi Pertama : Ketakwaan.* Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 


“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Al-Baqarah/2: 183] 


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan dalam kitab ash-Shahiihain:


 وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ. 


“Puasa itu adalah perisai, jika suatu hari salah seorang di antara kalian dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya dia tidak berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika seseorang mencela dan mencacinya, hendaknya ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’”[7] 


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Puasa adalah perisai,” maknanya bahwa puasa memelihara pelakunya dari adzab Neraka pada hari Kiamat, puasa memeliharanya dari hawa nafsu dan kemungkaran dalam kehidupan dunianya.[8] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah membimbing orang yang berpuasa untuk meninggalkan perkataan kotor dan keji, perbuatan-perbuatan yang buruk serta meninggalkan emosi kemarahan. Dan akhlak pelaku puasa yang mulia ini akan membantunya meraih derajat takwa. Itulah perangai yang terpuji. 


*Kedua : Pelipatgandaan Pahala.* Berdasarkan hadits yang tertera dalam kitab ash-Shahiihain dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhhu:


 قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِه


ِ“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku. Akulah yang akan mengganjarnya.


Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan:


 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي. 


“Setiap amal yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Lalu Allah Azza wa Jalla berfirman, “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang memberi ganjarannya. Orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku semata.”[9] 


Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Firman Allah Ta’ala yang menyatakan, ‘Dan Aku-lah yang memberi ganjarannya,’ merupakan penjelasan yang nyata tentang kebesaran karunia Allah dan melimpahnya balasan pahala-Nya karena sesungguhnya orang yang mulia dan dermawan jika mengabarkan bahwa dia sendiri yang akan menanggung balasannya, ini menunjukkan betapa besar kadar balasan yang dia persembahkan dan betapa luas pemberian yang Dia berikan.”[10] 


*Ketiga : Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih baik di sisi Allah Ta’ala daripada wangi minyak kesturi.* Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :


 وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخَلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ. 


“Demi Rabb yang jiwa Muhammad (berada) di tangan-Nya, sungguh bau mulut seorang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wangi minyak kesturi.” 


Al-khaluuf artinya perubahan bau mulut sebagai akibat dari puasa. Namun hal ini ternyata baik di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bahkan disukai-Nya. Hal ini menunjukkan betapa agung perkara pu-asa di sisi Allah Ta’ala. Sampai-sampai sesuatu yang menurut manusia dibenci dan dianggap jijik, ternyata di sisi Allah merupakan sesuatu yang disukai. Karena hal tersebut dibangun di atas sendi puasa yang merupakan implementasi dari ketaatan kepada Allah. 


*Keempat : Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa itu mendapatkan dua kebahagiaan* Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :


 لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ.


Bagi orang yang berpuasa itu ada dua kebahagiaan, berbahagia pada saat dia berbuka, berbahagia dengan puasanya itu dan pada saat ia berjumpa Rabb-nya.”[11] 


*Kelima : Pengistimewaan terhadap orang-orang yang berpuasa dengan masuknya mereka ke dalam Surga lewat pintu khusus yang bernama ar-Rayyaan.* Dalilnya adalah hadits Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:


 إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ.” 


“Sesungguhnya di Surga itu ada sebuah pintu yang disebut ar-Rayyaan. Pada hari Kiamat nanti orang-orang yang suka berpuasa akan masuk Surga lewat pintu itu. Tidak ada seorang pun selain mereka yang diperkenankan (untuk masuk Surga) lewat pintu itu.” [12] 


*2.* *Manfaat Puasa Yang Bersifat Mendidik Dan Sosial Pertama : Membiasakan diri untuk bersabar dan untuk menghadapi berbagai kesulitan dan musibah.* Oleh karena itu, bulan ini disebut bulan kesabaran (syahru ash-shabri). Makna asal ash-shabru (kesabaran) adalah al-habsu (mengekang, menahan diri). Maka, di dalam puasa terdapat pengekangan atau penahanan diri dari (syahwat) makan dan sebagian (nafsu) kelezatan.[13]


Hal ini akan menguatkan keinginan orang yang berpuasa. 


*Kedua : Pembinaan akhlak.* Diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:


 مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ ِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ. 


“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh (terhadap puasanya) walaupun ia meninggalkan makan dan minumnya.”[14] 


Hakekat puasa adalah berpuasanya kedua mata dari memandang sesuatu yang haram, beruasanya pendengaran dari mendengar sesuatu yang diharamkan, puasanya lisan dari perkataan dusta, keji dan sejenisnya dan berpuasanya seluruh anggota tubuh dari melakukan sesuatu yang haram. Dalam ritual puasa terdapat pendidikan bagi setiap individu mengenai persamaan antara yang fakir dan yang kaya, berbuat baik kepada kaum fakir dan miskin.


*3.* *Manfaat Kesehatan*

*Pertama : Membebaskan tubuh dari lemak-lemak yang bertumpuk -apalagi pada orang-orang yang hidup mewah- yang seringkali menjadi sumber penyakit ketika lemak-lemak itu terus bertambah* Sakit dari jenis ini merupakan penyakit kegemukan. Maka, lapar merupakan cara terbaik untuk mengatasi kegemukan tersebut. 


*Kedua : Membuang kotoran-kotoran tubuh, racun-racun tubuh yang bertumpuk dan cairan-cairan tubuh yang merusak. Meringankan aliran darah pada urat nadi dan menjaganya dari tertutupnya pembuluh darah.* 


*Ketiga : Puasa memiliki pengaruh positif terhadap banyak penyakit, di antaranya untuk sakit maag, tekanan darah tinggi, stress maupun depresi.*[15] 


Karena itu puasa mempunyai dampak positif yang mengagumkan dalam menjaga kesehatan. Apalagi puasa itu dijalani secara benar dan terarah pada waktu-waktu yang paling utama (afdhal) menurut syari’at. Secara pasti tubuh membutuhkan proses seperti puasa, sebagaimana diisyaratkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya, at-Thibbun Nabawi.[16] Para dokter di dunia barat telah memperhatikan puasa sebagai salah satu cara yang efektif dari berbagai model terapi medis. Sebagian mereka mengatakan, “Sesungguhnya faedah lapar dalam terapi medis memiliki keunggulan yang berlipat kali dari penggunaan obat-obatan.[17] 


Dokter yang lainnya mengatakan, “Sesungguhnya puasa sebulan penuh dapat menghilangkan berbagai sisa-sisa kotoran badan selama setahun.[18] 


Inilah hal paling nyata dari manfaat puasa dan barakahnya di dunia dan akhirat, puasa yang telah diwajibkan Allah kepada kaum Muslimin sebulan penuh dalam setahun. Dia-lah puasa Ramadhan yang penuh barakah itu. 


*Keberkahan Kelima :* Yaitu besarnya keutamaan amal shalih yang dilakukan dalam bulan ini, dan besarnya motivasi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memacu kaum Muslimin beramal shalih pada bulan ini. Di antara amal shalih yang dimaksud adalah sebagai berikut:


*Pertama : Qiyaamul lail* Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi motivasi (kepada para Sahabat) untuk mendirikan qiyaam Ramadhaan (shalat malam Ramadhan) tanpa menyuruh mereka dengan paksaan. Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


 مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. 


‘Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala (dari Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.’” Lalu setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal sekalipun, ibadah ini terus berlanjut. Dan terus berlanjut pada masa kekhalifahan Abu Bakar ash-Shiddiq dan permulaan masa kekhalifahan ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu.[19]


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat Tarawih bersama Sahabat-Sahabat beliau Radhiyallahu anhum, kemudian beliau meninggalkannya lantaran khawatir kaum Muslimin menganggap wajib hukumnya shalat tersebut. Kemudian ‘Umar bin al-Khaththab berinisiatif untuk mengumpulkan orang-orang di masjid menunaikan shalat Tarawih.[20] Dan alhamdulillaah, ritual (syi’ar) seperti ini masih terus berlangsung hingga hari ini. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat sungguh-sungguh dan giat dalam beribadah serta berdo’a pada sepuluh malam terakhir (al-‘asyrul awaakhir) dari bulan Ramadhan.


 عَنْ عَائِشَةَ رَضِي الله عَنْهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ.


Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila memasuki sepuluh hari (yang terakhir di bulan Ramadhan), beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan mengencangkan kainnya ’” [21][22] 


*Kedua : Ash-Shadaqah.* Imam al-Bukhari dan Muslim mengeluarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu nahuma, dia berkata:


 كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيْلُ كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيْحِ الْمُرْسَلَةِ. 


“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan. Dan beliau lebih dermawan lagi ketika di bulan Ramadhan pada saat Jibril menemuinya. Maka pada saat Jibril menemuinya, ketika itulah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan dalam kebaikan dari pada angin yang berhembus.” 


Pelajaran yang dapat dipetik dari hadits ini adalah anjuran untuk memperbanyak berderma dan bersedekah, lebih-lebih lagi dalam bulan Ramadhan yang penuh barakah ini.


*Ketiga : Tilaawah al-Qur-aanil Kariim.* Disunnahkan untuk memperbanyak tilaawah al-Qur-an (membaca al-Qur-an) pada bulan Ramadhan. Pada bulan inilah al-Qur-an diturunkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengulang-ulang hapalannya bacaan al-Qur-annya bersama Jibril, satu kali di setiap Ramadhan. Sebagaimana yang tertera dalam hadits Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma. Dalam hadits itu disebutkan:


 وَكَانَ جِبْرِيْلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِيْ رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ. 


Jibril menemuinya setiap malam pada bulan Ramadhan hingga terbaring. Saat itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan hapalan bacaan al-Qur-annya pada Jibril.” [23] 


Para Salafush Shalih Radhiyallahu anhum memperbanyak bacaan al-Qur-annya di dalam shalat maupun pada kesempatan lainnya. [24]


*Keempat : Al-I’tikaaf.* I’tikaaf yaitu berdiam diri di masjid untuk beribadah dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ber-i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Dalam hadits ‘Aisyah Radhiyallahua anhuma disebutkan:


 أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. 


Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ber-i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, (amalan ini terus dilakukannya-pent) hingga Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istri beliau meneruskan amal ber-i’tikaf sepeninggalnya.” [25] 


Tidak diragukan lagi bahwa i’tikaf akan membantu pelakunya berkonsentrasi untuk melakukan ibadah dan bertaqarrub kepada Allah Jalla wa ‘Alaa. Lebih lagi pada saat-saat yang dimulia-kan, seperti bulan Ramadhan atau sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. 


*Kelima : Al-‘Umrah* Dalil yang menunjukkan keutamaan melaksanakan ‘Umrah pada bulan Ramadhan adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seorang wanita Anshar yang tidak sempat melaksanakan haji bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:


 فَإِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فَاعْتَمِرِي فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً. 


Apabila datang bulan Ramadhan, maka laksanakanlah ‘umrah kamu, sesungguhnya ‘umrah pada bulan Ramadhan nilainya setara dengan Haji.” 


Dalam riwayat lain disebutkan: “(‘Umrah pada Ramadhan itu) dapat menggantikan Haji atau menggantikan Haji bersamaku.” [26] 


Maksudnya, nilai pahala ‘umrahnya wanita Anshar menyamai nilai pahala ber-Haji, bukannya ‘umrah tersebut dapat menggantikan kedudukan hukum wajibnya Haji, sehingga dapat menggugurkan hukum wajibnya haji tersebut, bukanlah demikian.[27] [27] 


*Keberkahan keenam,* bahwasanya keberkahan-keberkahan Ramadhan adalah banyak peristiwa-peristiwa besar nan mulia yang terjadi di bulan ini. Dan sesungguhnya dari sekian banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan yang penuh berkah ini, maka peristiwa yang paling fenomenal dan sangat bermanfaat untuk ummat manusia adalah peristiwa turunnya al-Qur-an al-Karim. 


Sebagaimana firman Allah Ta’ala:


 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ 


Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)…” [Al-Baqarah/2: 185]


*Sedangkan di antara peristiwa fenomenal lainnya yang sarat manfaat, adalah sebagai berikut:*


*Pertama,* Perang Badar Kubra, yang dinamakan sebagai yaumul Furqaan (hari Pembeda). Pada hari itu Allah memisahkan dan membedakan antara kebenaran dan kebathilan. Maka, ketika itu, kelompok minoritas yang beriman meraih kemenangan atas kelompok besar yang kafir yang jauh lebih unggul dalam hal kuantitas pasukan dan perbekalan. Peristiwa ini terjadi pada tahun kedua Hijriyyah. 


*Kedua, Futuh Makkah* Sesungguhnya Allah telah memberi nikmat besar pada kaum mukminin dengan futuh (penaklukan) yang penuh barakah ini. Orang-orang secara berbondong-bondong masuk ke dalam Islam, lalu jadilah Makkah sebagai Daarul Islam (negeri Islam), setelah sebelumnya menjadi pusat kesyirikan orang-orang musyrik. Peristiwa ini terjadi pada tahun kedelapan Hijriyah. 


*Ketiga, Perang Hiththin pada tahun 584 H.* Dalam peperangan ini kaum Salibis mengalami kekalahan yang telak. Dan Shalahuddin al-Ayubi meraih kemenangan-kemenangan besar, lalu mengembalikan hak-hak kaum muslimin dan merebut kembali Baitul Maqdis. 


*Keempat, Peperangan ‘Ain Jaluut* Inilah peperangan sengit yang diakhiri dengan kemenangan bagi kaum muslimin atas pasukan Tartar. Peperangan ini terjadi pada tahun 658 Hijriyyah. 


Setelah kami memaparkan secara global berbagai keutamaan yang menjadi keistimewaan bulan Ramadhan, dan sekian banyak keberkahan yang terkandung di dalam bulan mulia ini, maka tidak ada upaya kecuali aku berdo’a untuk saudara-saudaraku sesama muslim agar mereka terus meneguk berbagai keutamaan itu, dan bisa meraih berkah-berkah itu sebagai implementasi dari perintah Allah Ta’ala dan mengikuti Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Sahabat beliau Radhiyallahu anhum yang mulia, dan para pendahulu dari ummat yang terpilih ini, serta sebagai upaya mendulang berbagai manfaat yang bersifat ukhrawi maupun duniawi, juga dari berbagai kebaikan yang luas. 


...................................


[Disalin dari buku At Tabaruk Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu, Judul dalam Bahasa Indonesia Amalan Dan Waktu Yang Diberkahi, Penulis Dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i, 


Penerbit Pustaka Ibnu Katsir] 


_______


 Footnote 


[1] Fathul Baari (IV/113). [2] Ash-Shihhaah, karya al-Jauhari (III/1081), dengan sedikit perubahan. [3] Shahih al-Bukhari (II/228) Kitaabush Shaum bab Man Shaama Ramadhaana liman wa Ihtisaaban wa Niyyatan dan Shahih Muslim (I/524) Kitaabush Shalaah al-Musaafiriin bab at-Targhiib fii Qiyaami Ramadhaan [4] Shahih Muslim (I/209) Kitaabuth Thahaarah bab ash-Shala-waatil Khamsi wal Jumlah ilal Jumu’ah. [5] Shahih al-Bukhari (II/227) Kitaabush Shaum bab Hal Yuqaalu Ramadhaanu aw Syahru Ramadhaan. [6] Sunan an-Nasa-i (IV/129) Kitaabush Shiyaam bab Fadhlu Syahri Ramadhaan dan Musnad Imam Ahmad (II/230) [7] Shahih al-Bukhari (II/228) Kitaabush Shaum bab Hal Yaquulu innii Shaa-im dan Shahih Muslim (II/807) Kitaabush Shiyaam bab Fadhlu ash-Shiyaam [8] Fat-hul Baari (IV/104). [9] Shahih Muslim (II/807) Kitaabush Shiyaam bab Fadhlush Shiyaam [10] Syarhun Nawawi li Shahiih Muslim (VIII/29). [11] Ini merupakan bagian akhir dari kutipan hadits Abu Hurairah yang telah disebutkan dan ditakhrij sebelumnya [12] Shahih al-Bukhari (II/226) Kitaabush Shaum bab ar-Rayyaan lish Shaaimiin dan Shahih Muslim (II/808) Kitaabush Shiyaami bab Fadhlish Shiyaam [13] Syarhus Sunnah, karya al-Baghawi (VI/219). [14] Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahihnya (II/ 228) Kitaabush Shaum bab Man lam Yada’ Qaula az-Zuur wal ‘Amala bihi fish Shaum [15] Dari Tafsiir al-Manaar (II/138) dan kitab Shuumuu Tashihhuu, karya Syaikh Sa’id al-Ahmari (hal. 16, 18), dan banyak sekali referensi dari buku-buku serta majalah-majalah kedok-teran (medis) yang telah mengupas manfaat puasa bagi kesehatan. [16] Ath-Thibbun Nabawi, hal 258. [17] Disadur dari kitab Shuumuu Tashihhuu, Syaikh Sa’id al-Ahmari (hal. 17). [18] Tafsiir al-Manaar (II/148). [19] Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (I/523) kitab Shalaatil Musaafiriin. [20] Lihat hadits-hadits yang menunjukkan perkara ini dalam Shahih al-Bukhari (II/252) kitab Shalaah at-Taraawiih dan Shahih Muslim (I/524) kitab Sha-laatil Musaafiriin [21] Para ulama berbeda pendapat mengenai makna (شَدَّ الْمِئْزَرَ), ada yang berpendapat maknanya adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah dengan meningkatkan (kualitas dan ku-antitas) ibadahnya dari yang biasa beliau lakukan. Pendapat lainnya memaknainya sebagai at-tasymiir (bersegera) dalam ibadah. Sedangkan pendapat yang lainnya lagi adalah menjauhi istri-istrinya dalam rangka menyibuki dirinya dalam beribadah. Lihat Syarhun Nawawi li Shahiih Muslim (VIII/71). [22] Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya (II/255) kitab Fadhlu Lailatil Qadr bab al-A’mal fil ‘Asyril Awaakhir min Ramadhaan dan Muslim dalam Shahihnya (II/832) kitab al-I’tikaaf bab al-Ijtihaad fil ‘Asyril Awaakhir, lafazhnya milik Muslim. [23] Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya (II/228) kitab ash-Shiyaam bab Ajwada maa Kaanan Nabiyyu fii Ramadhaan dan Muslim dalam Shahihnya (IV/1803) kitab al-Fadhaa-il bab Kaanan Nabiyyu Ajwadan Naasi bil Khairi minar Riihil Mursalah, dan lafazhnya milik al-Bukhari [24] Lihat kitab Majaalis Syahri Ramadhaan, karya Syaikh Ibnu ‘Ustaimin (hal. 24). [25] Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya (II/255) kitab al-I’tikaaf bab al-I’tikaaf fil ‘Asyril Awaakhir dan Imam Muslim dalam Shahihnya (II/831) kitab al-I’tikaaf bab I’tikaaf al-Asyril Awaakhir min Ramadhaan.


[26] Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya (II/200) kitab al-‘Umrah bab ‘Umrah fii Ramadhaan dan Muslim dalam Shahihnya (II/918) kitab al-Hajj bab Fadhlil ‘Umrah fii Ramadhaan


 [27] Lihat Syarhun Nawawi li Shahiih Muslim (IX/2) dan Fat-hul Baari (III/604).