📹
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
1. Berbuat zalim.
2. Tidak mau menolong.
3. Menghina atau merendahkan.
4. Hasad, iri hati, dengki.
5. Benci atau marah.
6. Mecari-cari aib dan ghibah.
7. Mencari-cari berita tentang saudaranya untuk tujuan buruk.
8. Najsy, pura-pura menawar barang agar pembeli menawar dengan harga yang lebih tinggi.
9. Memutuskan hubungan.
10. Saling membelakangi dan memboikot.
Simak Selengkapnya: https://youtu.be/4Jc6OeZfiiI
Kajian Islam Online bersama Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah
- Youtube: https://www.youtube.com/c/kajiansofyanruray
- Facebook: https://www.facebook.com/sofyanruray.info
- Instagram: https://www.instagram.com/sofyanruray.info
- Telegram: https://t.me/sofyanruray
- Twitter: https://twitter.com/sofyanruray
- Website: https://sofyanruray.info
- WA Group: wa.me/628111833375
Dikutip dari telegram at tasyrif wa tarbiyah
Senin, 29 Juni 2020
Nasehat : Tauhid Merupakan Penggugur Dosa
📋Indahnya Tauhid [08]
☝
📋 Rasulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda, bahwa Allah Ta'ala berfirman :
"يا ابن آدم، إنك لو أتيتني بقراب الأرض خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئًا - لأتيتك بقرابها مغفرة"
"Wahai anak Adam (manusia) seandainya engkau datang kepadaKu dengan membawa kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi."[1]
🏷 Al-Hafiz Ibnu Rajab -rahimahullah- menjelaskan :
"Barangsiapa yang datang (kepada Allah) dengan membawa tauhid, dan juga sepenuh bumi dosa, niscaya Allah bertemu dengannya dengan sepenuh bumi ampunan.
Namun hal tersebut terkait dengan "kehendak Allah -Azza wa Jalla". Yakni, jikalau Allah menghendaki, niscaya diampuni, dan jikalau Allah menghendaki niscaya dihukum atas dosanya, dan pada akhirnya, dia tidak kekal di neraka, bahkan dikeluarkan dan dimasukkan kedalam surga.
Tatkala tauhid seorang hamba sempurna, ikhlas dalam bertauhid hanya karena Allah, menunaikan seluruh persyaratannya dengan hati, lisan dan anggota tubuhnya, serta dengan hati dan lisannya tatkala ajal telah tiba, hal itulah yang menjadikannya berhak mendapat pengampunan atas seluruh dosanya yang lalu, sekaligus penghalangnya dari kekekalan di neraka."[2]
📋 Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu anhu- berkata, bahwa Rasulullah shallalahu alihi wasallam bersabda :
" ألا أعلمك كلمات إذا قلتهن غفر الله لك ، وإن كنت مغفورا لك ؟ قل : لا إله إلا الله العلي العظيم ، لا إله إلا الله الحكيم الكريم ، لا إله إلا الله ، سبحان الله رب السموات السبع ورب العرش العظيم ، الحمد لله رب العالمين " ، رواه أحمد برقم (١٣٦٧) ، والترمذي برقم (٣٥٠٤) وصححه الشيخ الألباني في (صحيح الجامع) برقم (٢٦٢١) .
"Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat, yang apabila kamu membacanya niscaya (dosamu) akan diampuni meski sudah diampuni bagimu, yaitu; 'LAA ILAAHA ILLALLAH AL 'ALIYYUL 'AZHIIM, LAA ILAHA ILLALLAH AL HAKIIMUL KARIIM, LAA ILAHA ILLALLAH, SUBHAANALLAHI RABBUS SAMAAWAATIS SAB'I WA RABBUL 'ARSYIL 'AZHIIM AL HAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN (Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, Tidak ada ilah yang berhak disembah yang Maha bijaksana lagi Mulia, Tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Allah. Maha suci Allah Rabb pemilik 7 lapis langit, dan Rabb pemilik Arsy yang agung, Segala puji hanya bagi Allah Rabb Alam semesta)."[3]
🏷 Perhatikanlah dzikir yang agung tersebut, diantara kandungannya adalah tauhid, bahkan seluruh jenis tauhid ada dalam dzikir tersebut. Hal itu menunjukkan urgensi dan besarnya pengaruh tauhid sebagai sebab Allah Jalla Jalaluh mengampuni dosa si hamba. Sehingga tidaklah berlebihan jikalau syeikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata :
كثرة الذنوب مع صحة التوحيد
خير من قلة الذنوب مع فساد التوحيد
"Bergelimang dosa namun tauhid benar, itu lebih baik dibanding minim dosa, tetapi tauhid rusak."[4]
🏷Al-Hafiz Ibnu Rajab -rahimahullah- berkata :
فإن التوحيد هو الإكسير الأعظم ، فلو وضع منه ذرة على جبال الذنوب و الخطايا لقلبها حسنات"
"Sesungguhnya tauhid merupakan zat atau ramuan yang paling dahsyat, yang seandainya dari ramuan tersebut diambil seberat dzarrah lalu diletakkan diatas gunung dosa dan kesalahan, niscaya hal itu akan merubah gunung dosa tersebut menjadi kebaikan."[5].
Demikianlah diantara urgensi sekaligus keutamaan dari tauhid tatkala terealisasi dengan benar pada diri seorang hamba. (Insya Allah bersambung)
Semoga bermanfaat,
Allohu A'lam.
Ust Hilal Abu Naufal -hafizahulloh-
🌐 Sumber :
https://www.facebook.com/106984757706500/posts/124928585912117/
___________________
[1] HR. At-Tirmidzy no 3463, dihasankan oleh Syeikh Al-Bani dalam Shohihul Jami no 4338.
[2] Jami Al-Ulum wal Hikam, hal 483.
[3] HR. At-Tirmidzy no 3426, Ahmad no 674, dishohihkan oleh Syeikh Al-Bani dalam Shohihul Jami no 2621.
[4] Al-Istiqomah : 1/466.
[5] Asbabul Maghfiroh, hal 29.
Dikutip dari telegram at tasyfiyah wa tarbiyah
☝
📋 Rasulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda, bahwa Allah Ta'ala berfirman :
"يا ابن آدم، إنك لو أتيتني بقراب الأرض خطايا ثم لقيتني لا تشرك بي شيئًا - لأتيتك بقرابها مغفرة"
"Wahai anak Adam (manusia) seandainya engkau datang kepadaKu dengan membawa kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi."[1]
🏷 Al-Hafiz Ibnu Rajab -rahimahullah- menjelaskan :
"Barangsiapa yang datang (kepada Allah) dengan membawa tauhid, dan juga sepenuh bumi dosa, niscaya Allah bertemu dengannya dengan sepenuh bumi ampunan.
Namun hal tersebut terkait dengan "kehendak Allah -Azza wa Jalla". Yakni, jikalau Allah menghendaki, niscaya diampuni, dan jikalau Allah menghendaki niscaya dihukum atas dosanya, dan pada akhirnya, dia tidak kekal di neraka, bahkan dikeluarkan dan dimasukkan kedalam surga.
Tatkala tauhid seorang hamba sempurna, ikhlas dalam bertauhid hanya karena Allah, menunaikan seluruh persyaratannya dengan hati, lisan dan anggota tubuhnya, serta dengan hati dan lisannya tatkala ajal telah tiba, hal itulah yang menjadikannya berhak mendapat pengampunan atas seluruh dosanya yang lalu, sekaligus penghalangnya dari kekekalan di neraka."[2]
📋 Ali bin Abi Thalib -radhiyallahu anhu- berkata, bahwa Rasulullah shallalahu alihi wasallam bersabda :
" ألا أعلمك كلمات إذا قلتهن غفر الله لك ، وإن كنت مغفورا لك ؟ قل : لا إله إلا الله العلي العظيم ، لا إله إلا الله الحكيم الكريم ، لا إله إلا الله ، سبحان الله رب السموات السبع ورب العرش العظيم ، الحمد لله رب العالمين " ، رواه أحمد برقم (١٣٦٧) ، والترمذي برقم (٣٥٠٤) وصححه الشيخ الألباني في (صحيح الجامع) برقم (٢٦٢١) .
"Maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat, yang apabila kamu membacanya niscaya (dosamu) akan diampuni meski sudah diampuni bagimu, yaitu; 'LAA ILAAHA ILLALLAH AL 'ALIYYUL 'AZHIIM, LAA ILAHA ILLALLAH AL HAKIIMUL KARIIM, LAA ILAHA ILLALLAH, SUBHAANALLAHI RABBUS SAMAAWAATIS SAB'I WA RABBUL 'ARSYIL 'AZHIIM AL HAMDULILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN (Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, Tidak ada ilah yang berhak disembah yang Maha bijaksana lagi Mulia, Tidak ada ilah yang berhak disembah melainkan Allah. Maha suci Allah Rabb pemilik 7 lapis langit, dan Rabb pemilik Arsy yang agung, Segala puji hanya bagi Allah Rabb Alam semesta)."[3]
🏷 Perhatikanlah dzikir yang agung tersebut, diantara kandungannya adalah tauhid, bahkan seluruh jenis tauhid ada dalam dzikir tersebut. Hal itu menunjukkan urgensi dan besarnya pengaruh tauhid sebagai sebab Allah Jalla Jalaluh mengampuni dosa si hamba. Sehingga tidaklah berlebihan jikalau syeikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata :
كثرة الذنوب مع صحة التوحيد
خير من قلة الذنوب مع فساد التوحيد
"Bergelimang dosa namun tauhid benar, itu lebih baik dibanding minim dosa, tetapi tauhid rusak."[4]
🏷Al-Hafiz Ibnu Rajab -rahimahullah- berkata :
فإن التوحيد هو الإكسير الأعظم ، فلو وضع منه ذرة على جبال الذنوب و الخطايا لقلبها حسنات"
"Sesungguhnya tauhid merupakan zat atau ramuan yang paling dahsyat, yang seandainya dari ramuan tersebut diambil seberat dzarrah lalu diletakkan diatas gunung dosa dan kesalahan, niscaya hal itu akan merubah gunung dosa tersebut menjadi kebaikan."[5].
Demikianlah diantara urgensi sekaligus keutamaan dari tauhid tatkala terealisasi dengan benar pada diri seorang hamba. (Insya Allah bersambung)
Semoga bermanfaat,
Allohu A'lam.
Ust Hilal Abu Naufal -hafizahulloh-
🌐 Sumber :
https://www.facebook.com/106984757706500/posts/124928585912117/
___________________
[1] HR. At-Tirmidzy no 3463, dihasankan oleh Syeikh Al-Bani dalam Shohihul Jami no 4338.
[2] Jami Al-Ulum wal Hikam, hal 483.
[3] HR. At-Tirmidzy no 3426, Ahmad no 674, dishohihkan oleh Syeikh Al-Bani dalam Shohihul Jami no 2621.
[4] Al-Istiqomah : 1/466.
[5] Asbabul Maghfiroh, hal 29.
Dikutip dari telegram at tasyfiyah wa tarbiyah
Nasehat : CARA MENGETAHUI MARTABATMU DISISI ALLAH
قالوا : مقامك حيث أقامك
Para ulama' berkata: "Kedudukanmu disisi Allah sesuai dengan dimana engkau sekarang ini didalam kesibukan mu.
إذا أردت أن تعرف قدرك عند الله ، فانظر أين أقامك ؟
Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu disisi Allah maka lihatlah, dimanakah sekarang ini kesibukan aktivitas mu.
فإذا شغلت بالذكر فاعلم أنه يريد أن يذكرك
Jika engkau sibuk dengan zikir, maka ketahuilah bahwasannya Allah ingin mengingatmu..
إذا شغلت بالقرآن ، فاعلم أنه يريد أن يحدثك
Jika lidahmu sibuk dengan Al-Qur'an maka ketahuilah bahwasannya Allah ingin berbicara atau berinteraksi denganmu..
إذا شغلت بالطاعات ، فاعلم أنه قربك
Jika engkau tersibukkan dengan ketaatan-ketaatan, maka ketahuilah bahwasannya Allah mendekatimu..
إذا شغلت بالدنيا ، فاعلم أنه أبعدك
Jika engkau tersibukkan dengan hiburan dunia, maka ketahuilah bahwasannya Allah menjauhimu..
إذا شغلت بالناس ، فاعلم أنه أهانك
Jika engkau tersibukkan dengan manusia, maka ketahuilah bahwasanya Allah menghinakanmu..
إذا شغلت بالدعاء ، فاعلم أنه يريد أن يعطيك
Jika engkau tersibukkan dengan do'a, maka ketahuilah bahwasannya Allah ingin memberikan sesuatu kepada dirimu..
اللهم اعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Yaa Allah... bantulah kami agar selalu mengingat-MU, mensyukuri-MU dan agar mampu beribadah kepada-MU dengan sebaik-baiknya..
يالله بالتوفيق حتى نفيق ونلحق الفريق
Mudah-mudahan kita mendapat taufiq sehingga di golongkan bersama orang-orang shalih...
Dikutip dari telegram link kitab aswaja
Nasehat : 3 hal jangan dilupakan
ثلاثه لا تغفل عنها :
إذا ظهرت عليك نعمة ؟ فأحمد الله .
وإذا تأخر عليك رزق ؟ فاستغفر الله .
وإذا أصابتك شدة ؟ لا حول ولا قوة إلا بالله.
ذكر الله دواء لكل داء.
3 hal jangan pernah engkau lupakan:
-jika mendapatkan nikmat ucapkan "alhamdulillah"
-jika rizkimu datang terlambat maka beristighfarlah
-jika ditimpa kesulitan/kesusahan maka ucapkanlah," lhaa haula walaa quwwata illaa billaah"
Dzikrullah adalah obat bagi setiap penyakit.
Dikutip dari telegram link kitab aswaja
إذا ظهرت عليك نعمة ؟ فأحمد الله .
وإذا تأخر عليك رزق ؟ فاستغفر الله .
وإذا أصابتك شدة ؟ لا حول ولا قوة إلا بالله.
ذكر الله دواء لكل داء.
3 hal jangan pernah engkau lupakan:
-jika mendapatkan nikmat ucapkan "alhamdulillah"
-jika rizkimu datang terlambat maka beristighfarlah
-jika ditimpa kesulitan/kesusahan maka ucapkanlah," lhaa haula walaa quwwata illaa billaah"
Dzikrullah adalah obat bagi setiap penyakit.
Dikutip dari telegram link kitab aswaja
Sabtu, 27 Juni 2020
Nasehat: NASEHAT PENTING UNTUK KITA SEMUA
قال النيي صلى الله عليه وسلم: من منع من نفسه خمسة منع الله منه خمسة..الخ.
Nabi Saw Bersabda: Siapa² Yang Enggan Melakukan 5 Macam Bagi Dirinya Maka Alloh Swt Pun Akan Enggan Memberikan Kepadanya 5 Macam Diantaranya Adalah:
1. Siapa² Yang Tidak Mau Berdo'a Kepada Alloh Swt Maka Alloh Swt Tidak Akan Mau Mengabulkan Keinginannya.
2. Siapa² Yang Tidak Mau Bersedekah Maka Alloh Swt Tidak Akan Memberikan Kepadanya Ke'afiyatan (Kesehatan).
3. Siapa² Yang Tidak Mau Mengeluarkan Zakat Maka Alloh Swt Tidak Akan Menjaga Hartanya Dari Segala Bahaya Yang Akan Menimpanya.
4. Siapa² Yang Tidak Mau Memberikan Sebagian Hartnya Kepada Orang Yang Miskin Maka Alloh Swt Akan Menghilangkan Keberkahan Dari Usahanya.
5. Siapa² Yang Tidak Mau Sholat Berjama'ah Maka Alloh Swt Akan Menyusahkan Lidahnya Megucapkan Syahadat.
Referensi: Durrotun Nasihin Hal 138.
Jumat, 26 Juni 2020
Nasehat : ADA APA DENGAN BULAN DZULQO’DAH..?*
Bismillah...
*
Bismillaah...
Allah Subhaana wa ta'ala berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya EMPAT BULAN HARAM. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka JANGANLAH KAMU MENGANIAYA DIRI KAMU DALAM BULAN YANG EMPAT ITU.” [QS. At Taubah : 36]
Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya :
“Allah Ta’ala berfirman, “MAKA JANGANLAH KAMU MENGANIAYA DIRI KAMU DALAM BULAN YANG EMPAT ITU,” maksudnya : Dalam bulan-bulan yang terhormat ini. Karena dosanya lebih berat dan lebih besar dibandingkan pada bulan-bulan lainnya. Sebagaimana dosa maksiat di negeri al haram juga dilipatgandakan. Berdasarkan firman Allah Ta’ala :
وَمَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zhalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” [QS. Al Hajj : 25]
Maka demikian pula dalam bulan-bulan haram, DOSA-DOSA DI DALAMNYA DI LIPATGANDAKAN.”
Empat bulan tersebut adalah :
➡️ Dzul Qo’dah,
➡️ Dzulhijjah,
➡️ Muharram,
➡️ Rajab.
Lalu beliau (Ibnu Katsir rahimahullah) membawakan atsar dua sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yaitu Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhumaa dan Abu Qotadah Radhiyallahu ‘anhu yang menguatkan ucapan beliau.
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhumaa berkata, “Allah menjadikan dosa di dalam bulan-bulan haram itu lebih besar serta menjadikan amalan shalih dan pahala juga lebih besar.” [Latho-if Al Ma’arif – 207]
Abu Qotadah Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kezhaliman di bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya dibandingkan kezhaliman pada bulan-bulan lainnya.”
Wallahu a’lam
BBG AL ILMU
Dikutip dari mutiara subuh 1
*
Bismillaah...
Allah Subhaana wa ta'ala berfirman :
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya EMPAT BULAN HARAM. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka JANGANLAH KAMU MENGANIAYA DIRI KAMU DALAM BULAN YANG EMPAT ITU.” [QS. At Taubah : 36]
Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya :
“Allah Ta’ala berfirman, “MAKA JANGANLAH KAMU MENGANIAYA DIRI KAMU DALAM BULAN YANG EMPAT ITU,” maksudnya : Dalam bulan-bulan yang terhormat ini. Karena dosanya lebih berat dan lebih besar dibandingkan pada bulan-bulan lainnya. Sebagaimana dosa maksiat di negeri al haram juga dilipatgandakan. Berdasarkan firman Allah Ta’ala :
وَمَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zhalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” [QS. Al Hajj : 25]
Maka demikian pula dalam bulan-bulan haram, DOSA-DOSA DI DALAMNYA DI LIPATGANDAKAN.”
Empat bulan tersebut adalah :
➡️ Dzul Qo’dah,
➡️ Dzulhijjah,
➡️ Muharram,
➡️ Rajab.
Lalu beliau (Ibnu Katsir rahimahullah) membawakan atsar dua sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yaitu Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhumaa dan Abu Qotadah Radhiyallahu ‘anhu yang menguatkan ucapan beliau.
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhumaa berkata, “Allah menjadikan dosa di dalam bulan-bulan haram itu lebih besar serta menjadikan amalan shalih dan pahala juga lebih besar.” [Latho-if Al Ma’arif – 207]
Abu Qotadah Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kezhaliman di bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya dibandingkan kezhaliman pada bulan-bulan lainnya.”
Wallahu a’lam
BBG AL ILMU
Dikutip dari mutiara subuh 1
NASEHAT: 30 CARA AGAR SELAMAT DARI MAKSIAT* 🌹
💦 *SALAM SEHAT* 🌹
~ *Asalamualaikum warohmatulloh wabarokatuuh*
◾01. Meyakini bahwa dosa itu ancamannya sangat berat, baik di dunia maupun di akhirat.
◾02. Tumbuhkan sifat muraaqabah (selalu merasa diawasi oleh Allah), sehingga akan melahirkan rasa takut kepada Allah.
◾03. Meyakini bahwa semua perbuatan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.
◾04. Pelajari kisah-kisah tentang keutamaan orang yang mampu menjaga dirinya dari yang haram, dan menolak maksiat karena takut kepada Allah.
◾05. Meyakini bahwa mengikuti hawa nafsu barang sesaat saja akan menuai penyesalan dan menjerumuskan seseorang kepada kehinaan.
◾06. Tinggalkan sarana dan prasarana yang dapat mengantarkan kepada syahwat dan hawa nafsu.
◾07. Bergaullah dengan orang-orang yang dikenal keshalihannya dan ketaqwaannya kepada Allah.
◾08. Sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, jika tidak, maka akan tersibukkan dengan perkara yang bathil dan sia-sia.
◾09. Jika meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah karena Allah, niscaya Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik.
◾10. Perbanyaklah doa perlindungan kepada Allah dari gangguan dan bisikan syaitan, membaca istighfar, dzikir dan bertaubat kepada Allah Ta'ala.
◾11. Janganlah sekali-sekali meninggalkan shalat fardhu secara berjamaah (bagi laki-laki).
◾12. Pelajarilah apa saja perangkap dan tipu daya syaithan yang menjerumuskan kepada dosa.
◾13. Perbanyaklah puasa sunnah dan shalat tahajjud.
◾14. Bersegeralah untuk menikah dengan pasangan yang shalih atau shalihah.
◾15. Carilah guru yang nasihat-nasihatnya selalu membekas dan memberikan sentuhan-sentuhan rasa takut kepada Allah dan mengingatkan hati akan akhirat.
◾16. Sering-seringlah membaca kisah-kisah dari penghuni Surga dan penghuni Neraka.
◾17. Sering-seringlah membaca kisah-kisah akhir hayat dari pelaku dosa dan maksiat.
◾18. Sering-seringlah ziarah kubur, untuk mengingat kematian dan akhirat serta melembutkan hati.
◾19. Perbanyaklah mendatangi majelis-majelis ta'lim yang membahas tentang tazkiyatun nufus yang dapat menggugah dan menggetarkan jiwa.
◾20. Cegahlah jiwa dari kesenangan yang halal dan diperbolehkan, supaya ia terbiasa meninggalkan yang haram.
◾21. Berusahalah untuk menundukkan pandangan pada perkara yang tidak halal untuk di lihat.
◾22. Fikirkanlah kekurangan-kekurangan seseorang yang sedang disukai, yang belum halal baginya.
◾23. Janganlah berinteraksi dengan yang bukan mahram, kecuali jika ada keperluan yang sangat.
◾24. Janganlah berlebihan dalam makan dan minum, atau sementara tidak memakan makanan atau meminum minuman yang bisa mempercepat timbulnya syahwat yang tinggi.
◾25. Hukumlah diri sendiri dengan berpuasa atau bersedekah setiap jiwa terkalahkan oleh hawa nafsu.
◾26. Selalu mengharapkan wajah Allah semata dalam setiap gerak dan diam, sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
◾27. Selalu memandang sedikit amal shalih yang pernah dikerjakan, meskipun hakikatnya banyak.
◾28. Memahami hakikat dunia yang hina dan tidak kekal, serta yakin akan kehidupan akhirat yang lebih baik dan abadi.
◾29. Selalu menanamkan rasa cinta kepada Allah, sehingga akan meninggalkan maksiat karena cintanya itu.
◾30. Bersungguh-sungguh dan terus-meneruslah dalam mengamalkan semua kiat-kiat diatas.
Hindarilah Maksiat...Nikmatnya Sesaat...
Tapi Penyesalannya...Sepanjang Hayat...
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya Surgalah tempat tinggal(nya)" (QS. An-Naazi'aat [79]: 40-41)
Wasalamualaikum warohmatulloh wabarokatuuh... 🌹 *Kholwath herman*🤝🏻🌹 Semoga bermanfaat..........
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits7
~ *Asalamualaikum warohmatulloh wabarokatuuh*
◾01. Meyakini bahwa dosa itu ancamannya sangat berat, baik di dunia maupun di akhirat.
◾02. Tumbuhkan sifat muraaqabah (selalu merasa diawasi oleh Allah), sehingga akan melahirkan rasa takut kepada Allah.
◾03. Meyakini bahwa semua perbuatan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.
◾04. Pelajari kisah-kisah tentang keutamaan orang yang mampu menjaga dirinya dari yang haram, dan menolak maksiat karena takut kepada Allah.
◾05. Meyakini bahwa mengikuti hawa nafsu barang sesaat saja akan menuai penyesalan dan menjerumuskan seseorang kepada kehinaan.
◾06. Tinggalkan sarana dan prasarana yang dapat mengantarkan kepada syahwat dan hawa nafsu.
◾07. Bergaullah dengan orang-orang yang dikenal keshalihannya dan ketaqwaannya kepada Allah.
◾08. Sibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat, jika tidak, maka akan tersibukkan dengan perkara yang bathil dan sia-sia.
◾09. Jika meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah karena Allah, niscaya Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik.
◾10. Perbanyaklah doa perlindungan kepada Allah dari gangguan dan bisikan syaitan, membaca istighfar, dzikir dan bertaubat kepada Allah Ta'ala.
◾11. Janganlah sekali-sekali meninggalkan shalat fardhu secara berjamaah (bagi laki-laki).
◾12. Pelajarilah apa saja perangkap dan tipu daya syaithan yang menjerumuskan kepada dosa.
◾13. Perbanyaklah puasa sunnah dan shalat tahajjud.
◾14. Bersegeralah untuk menikah dengan pasangan yang shalih atau shalihah.
◾15. Carilah guru yang nasihat-nasihatnya selalu membekas dan memberikan sentuhan-sentuhan rasa takut kepada Allah dan mengingatkan hati akan akhirat.
◾16. Sering-seringlah membaca kisah-kisah dari penghuni Surga dan penghuni Neraka.
◾17. Sering-seringlah membaca kisah-kisah akhir hayat dari pelaku dosa dan maksiat.
◾18. Sering-seringlah ziarah kubur, untuk mengingat kematian dan akhirat serta melembutkan hati.
◾19. Perbanyaklah mendatangi majelis-majelis ta'lim yang membahas tentang tazkiyatun nufus yang dapat menggugah dan menggetarkan jiwa.
◾20. Cegahlah jiwa dari kesenangan yang halal dan diperbolehkan, supaya ia terbiasa meninggalkan yang haram.
◾21. Berusahalah untuk menundukkan pandangan pada perkara yang tidak halal untuk di lihat.
◾22. Fikirkanlah kekurangan-kekurangan seseorang yang sedang disukai, yang belum halal baginya.
◾23. Janganlah berinteraksi dengan yang bukan mahram, kecuali jika ada keperluan yang sangat.
◾24. Janganlah berlebihan dalam makan dan minum, atau sementara tidak memakan makanan atau meminum minuman yang bisa mempercepat timbulnya syahwat yang tinggi.
◾25. Hukumlah diri sendiri dengan berpuasa atau bersedekah setiap jiwa terkalahkan oleh hawa nafsu.
◾26. Selalu mengharapkan wajah Allah semata dalam setiap gerak dan diam, sembunyi-sembunyi dan terang-terangan.
◾27. Selalu memandang sedikit amal shalih yang pernah dikerjakan, meskipun hakikatnya banyak.
◾28. Memahami hakikat dunia yang hina dan tidak kekal, serta yakin akan kehidupan akhirat yang lebih baik dan abadi.
◾29. Selalu menanamkan rasa cinta kepada Allah, sehingga akan meninggalkan maksiat karena cintanya itu.
◾30. Bersungguh-sungguh dan terus-meneruslah dalam mengamalkan semua kiat-kiat diatas.
Hindarilah Maksiat...Nikmatnya Sesaat...
Tapi Penyesalannya...Sepanjang Hayat...
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya Surgalah tempat tinggal(nya)" (QS. An-Naazi'aat [79]: 40-41)
Wasalamualaikum warohmatulloh wabarokatuuh... 🌹 *Kholwath herman*🤝🏻🌹 Semoga bermanfaat..........
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits7
Rabu, 24 Juni 2020
Sahabat nabi: Akan datang suatu masa, Dan aku khawatir terhadap masa itu."
Ali BIN Abi Thalib
"..
1. Di mana keyakinan hanya tinggal di dalam pemikiran.
2. Di mana keimanan tak berbekas dalam perbuatan.
3. Banyak orang baik tapi tak berakal.
4. Ada pula yang berakal tapi tak beriman.
5. Ada yang lidahnya fasih tapi hatinya lalai.
6. Ada pula yang khusyu’ tapi sibuk menyendiri.
7. Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis.
8. Ada pula ahli maksiat tapi rendah hati.
9. Ada yang bahagia tertawa tapi hatinya berkarat.
10. Ada pula yang sedih menangis tapi kufur nikmat.
11. Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat.
12. Ada pula yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut.
13. Akan terlihat bendera2 hitam mengaku sebagai Ashabul Daulah,
namun tidak pernah menepati janji
14. Akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya), namun
tiada yang peduli pada mereka
15. Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberi teladan.
16. Ada pula pelacur tapi menjadi figur.
17. Ada yang memiliki ilmu tapi tidak paham.
18. Ada pula yang paham tapi tidak menjalankan.
19. Ada yang pintar tapi membodohi.
20. Ada pula yang bodoh tapi tidak tahu diri.
21. Ada yang beragama tapi tidak berakhlak.
22. Ada pula yang berakhlak tapi tidak ber-TUHAN.
dikutip dari grup wa mushola annur
"..
1. Di mana keyakinan hanya tinggal di dalam pemikiran.
2. Di mana keimanan tak berbekas dalam perbuatan.
3. Banyak orang baik tapi tak berakal.
4. Ada pula yang berakal tapi tak beriman.
5. Ada yang lidahnya fasih tapi hatinya lalai.
6. Ada pula yang khusyu’ tapi sibuk menyendiri.
7. Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis.
8. Ada pula ahli maksiat tapi rendah hati.
9. Ada yang bahagia tertawa tapi hatinya berkarat.
10. Ada pula yang sedih menangis tapi kufur nikmat.
11. Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat.
12. Ada pula yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut.
13. Akan terlihat bendera2 hitam mengaku sebagai Ashabul Daulah,
namun tidak pernah menepati janji
14. Akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya), namun
tiada yang peduli pada mereka
15. Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberi teladan.
16. Ada pula pelacur tapi menjadi figur.
17. Ada yang memiliki ilmu tapi tidak paham.
18. Ada pula yang paham tapi tidak menjalankan.
19. Ada yang pintar tapi membodohi.
20. Ada pula yang bodoh tapi tidak tahu diri.
21. Ada yang beragama tapi tidak berakhlak.
22. Ada pula yang berakhlak tapi tidak ber-TUHAN.
dikutip dari grup wa mushola annur
NASEHAT : KEBIASAAN PAGI HARI ULAMA SALAF
*💙Bacalah Bismillah*
*
NABI Shallallahu ‘alaihi Wassallam selalu mendoakan umatnya di pagi hari agar mendapatkan berkah.
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”(HR. Abu Daud).
Tentu ini adalah motivasi penting bagi seluruh kaum Muslimin untuk benar-benar siap mengisi pagi hari dengan beragam kebaikan-kebaikan yang Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya ridhoi, termasuk dalam hal beraktivitas untuk mendapatkan karunia-Nya (rizki) dengan bekerja, berdagang, mengajar dan profesi lainnya.
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-An’am [6]: 96).
Menafsirkan ayat tersebut, Ibn Katsir memaparkan bahwa itu adalah tanda betapa Allah Maha Kuasa mengendalikan waktu.
“Allah lah yang menciptakan terang dan gelap. Allah-lah yang menggantikan kegelapan malam menjadi terbitnya waktu pagi lalu menyinari semua yang ada, dan ufuk pun bersinar terang, hingga lenyaplah kegelapan, malam pun pergi dengan kegelapannya, lalu datang siang dengan cahaya yang terang.”
Dengan kata lain, amat tidak elok, jika pagi diisi dengan hal-hal yang tidak memiliki signifikansi bagi kehidupan secara utuh duniawi-ukhrowi. Agar kerugian ini bisa dijauhkan, maka menengok apa yang dilakukan Nabi, ulama salaf dan orang-orang sholeh amat patut untuk diindahkan.
*
NABI Shallallahu ‘alaihi Wassallam selalu mendoakan umatnya di pagi hari agar mendapatkan berkah.
“Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”(HR. Abu Daud).
Tentu ini adalah motivasi penting bagi seluruh kaum Muslimin untuk benar-benar siap mengisi pagi hari dengan beragam kebaikan-kebaikan yang Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasul-Nya ridhoi, termasuk dalam hal beraktivitas untuk mendapatkan karunia-Nya (rizki) dengan bekerja, berdagang, mengajar dan profesi lainnya.
Kalau kita melihat bagaimana Nabi mengisi pagi hari, dalam keadaan perang pun, pagi-pagi beliau sudah menyiagakan pasukannya. Dengan kata lain, pagi adalah golden time untuk setiap jiwa memulai aktivitas mendapatkan karunia-Nya.
فَالِقُ الإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَناً وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَاناً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Menafsirkan ayat tersebut, Ibn Katsir memaparkan bahwa itu adalah tanda betapa Allah Maha Kuasa mengendalikan waktu.
“Allah lah yang menciptakan terang dan gelap. Allah-lah yang menggantikan kegelapan malam menjadi terbitnya waktu pagi lalu menyinari semua yang ada, dan ufuk pun bersinar terang, hingga lenyaplah kegelapan, malam pun pergi dengan kegelapannya, lalu datang siang dengan cahaya yang terang.”
Dengan kata lain, amat tidak elok, jika pagi diisi dengan hal-hal yang tidak memiliki signifikansi bagi kehidupan secara utuh duniawi-ukhrowi. Agar kerugian ini bisa dijauhkan, maka menengok apa yang dilakukan Nabi, ulama salaf dan orang-orang sholeh amat patut untuk diindahkan.
Pertama, Menetap di Masjid hingga terbit matahari*
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya tidak beranjak dari tempat duduknya setelah shalat shubuh hingga terbit matahari. Apabila matahari terbit, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri (meninggalkan tempat shalat). Dulu para sahabat biasa berbincang-bincang (gurau) mengenai perkara jahiliyah, lalu mereka tertawa. Sedangkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya tersenyum saja.” (HR. Muslim).
Mungkin ini sedikit sulit diamalkan, terutama bagi warga ibu kota yang pagi hari mesti berjibaku dengan kemacetan. Biasanya usai Shubuh sudah ada yang langsung berangkat ke tempat bekerja untuk menghindari kemacetan. Andai pun ini terjadi, dzikir sepanjang jalan bisa menjadi pilihan yang diutamakan.
Imam Nawawi, ulama yang populer dengan kitab Arba’in Nawawinya, mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan duduk di tempat shalat jika tidak memiliki z(halangan).
Sedangkan Al Qadhi mengatakan “Inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdo’a hingga terbit matahari.”
كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ وَكَانُوا يَتَحَدَّثُونَ فَيَأْخُذُونَ فِى أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ فَيَضْحَكُونَ وَيَتَبَسَّمُ
Mungkin ini sedikit sulit diamalkan, terutama bagi warga ibu kota yang pagi hari mesti berjibaku dengan kemacetan. Biasanya usai Shubuh sudah ada yang langsung berangkat ke tempat bekerja untuk menghindari kemacetan. Andai pun ini terjadi, dzikir sepanjang jalan bisa menjadi pilihan yang diutamakan.
Imam Nawawi, ulama yang populer dengan kitab Arba’in Nawawinya, mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat anjuran berdzikir setelah shubuh dan mengontinukan duduk di tempat shalat jika tidak memiliki z(halangan).
Sedangkan Al Qadhi mengatakan “Inilah sunnah yang biasa dilakukan oleh salaf dan para ulama. Mereka biasa memanfaatkan waktu tersebut untuk berdzikir dan berdo’a hingga terbit matahari.”
Kedua, menyibakkan kemalasan*
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.”
Kalimat tersebut tentu menekankan betapa pentingnya mengisi pagi dengan bersegera melantaskan kebaikan-kebaikan.
Terkait hal ini ada kisah menarik. Suatu waktu Amir bin Abdul Qais melewati orang orang pemalas dan pengangguran. Mereka duduk berbincang bincang tanpa arah. Mereka pun berkata kepada Amir, “Kemarilah! Duduklah bersama kami”
Amir menjawab,” Tahanlah matahari agar ia tidak bergerak, baru saya akan nimbrung berbincang-bincang dengan kalian.”
Sedangkan Ibn ‘Uqail Al-Hambali berkata, “Tidak halal bagiku untuk menyia-nyiakan sesaat saja dari umurku, sehingga apabila lisanku telah lelah membaca dan berdiskusi, mataku lelah membaca, maka aku menggunakan pikiranku dalam keadaan beristirahat (berbaring diatas tempat tidur). Aku tidak berdiri, kecuali telah terlintas di benakku apa yang akan aku tulis. Dan aku mendapati kesungguhanku belajar.
Ibnu Abbas pernah mendapati putranya tidur pada pagi hari, lantas ia berkata
kepadanya,”Bangunlah, apakah engkau tidur pada saat rizki dibagikan?”
Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan, “Sesungguhnya dikhususkan waktu pagi dengan keberkahan karena waktu pagi adalah waktu (untuk melakukan) kegiatan.”
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.”
Kalimat tersebut tentu menekankan betapa pentingnya mengisi pagi dengan bersegera melantaskan kebaikan-kebaikan.
Terkait hal ini ada kisah menarik. Suatu waktu Amir bin Abdul Qais melewati orang orang pemalas dan pengangguran. Mereka duduk berbincang bincang tanpa arah. Mereka pun berkata kepada Amir, “Kemarilah! Duduklah bersama kami”
Amir menjawab,” Tahanlah matahari agar ia tidak bergerak, baru saya akan nimbrung berbincang-bincang dengan kalian.”
Sedangkan Ibn ‘Uqail Al-Hambali berkata, “Tidak halal bagiku untuk menyia-nyiakan sesaat saja dari umurku, sehingga apabila lisanku telah lelah membaca dan berdiskusi, mataku lelah membaca, maka aku menggunakan pikiranku dalam keadaan beristirahat (berbaring diatas tempat tidur). Aku tidak berdiri, kecuali telah terlintas di benakku apa yang akan aku tulis. Dan aku mendapati kesungguhanku belajar.
Ibnu Abbas pernah mendapati putranya tidur pada pagi hari, lantas ia berkata
kepadanya,”Bangunlah, apakah engkau tidur pada saat rizki dibagikan?”
Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan, “Sesungguhnya dikhususkan waktu pagi dengan keberkahan karena waktu pagi adalah waktu (untuk melakukan) kegiatan.”
Ketiga, mencapai produktivitas kebaikan*
Waktu pagi, jika diisi dengan amalan-amalan sholeh tentu akan menjadikan sang pengamalnya menjadi insan yang produktif. Baik dalam hal membaca, menghafal, menulis dan merangkum kitab atau buku-buku.
Dan, ini telah dibuktikan oleh seorang ulama, yang beliau mampu menulis sebanyak empat puluh halaman setiap hari selama empat puluh tahun terakhir masa usianya, yakni Ibnu Jarir ath-Thabari, yang beliau melakukan murajaah(menghafal) akan ilmu dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya di awal-awal subuh. Dengan demikian, masihkah kita akan menganggap pagi dengan sebelah mata?
Rep: Imam Nawawi
Editor: Cholis Akbar
Dikutip dari grup Wa mutiarà subuh 1
Waktu pagi, jika diisi dengan amalan-amalan sholeh tentu akan menjadikan sang pengamalnya menjadi insan yang produktif. Baik dalam hal membaca, menghafal, menulis dan merangkum kitab atau buku-buku.
Dan, ini telah dibuktikan oleh seorang ulama, yang beliau mampu menulis sebanyak empat puluh halaman setiap hari selama empat puluh tahun terakhir masa usianya, yakni Ibnu Jarir ath-Thabari, yang beliau melakukan murajaah(menghafal) akan ilmu dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya di awal-awal subuh. Dengan demikian, masihkah kita akan menganggap pagi dengan sebelah mata?
Rep: Imam Nawawi
Editor: Cholis Akbar
Dikutip dari grup Wa mutiarà subuh 1
Selasa, 23 Juni 2020
Sahabat Nabi saw:Tujuh Perinsip kebahagiaan
Perinsip kebahagiaan
قواعد الساعدة السبع لأمير المؤمنين علي بن ابي طالب كرم الله وجهه ،
Tujuh Perinsip kebahagiaan menurut Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Tholib :
١. لاتكره أحدا مهما اخطأ في حقك ،
Jangan pernah membenci siapapun meski mendzolimi hakmu
٢. لاتقلق أبدا مهما بلغت الهموم ،
Jangan panik meski deritamu memuncak
٣. عش في بساطة مهما علا شأنك ،
Hiduplah sederhana meski statusmu/pengkatmu tinggi
٤. توقع خيرا مهما كثر البلاء ،
Berharaplah kebaikan meski ujianmu bertubi²
٥. أعط كثيرا ولو حرمت ،
Berikan sebanyak yg kau punya meski kau sedang kesulitan
٦. إبتسم ولو القلب يقطر دما ،
Senyumlah meski hatimu mengucurkan darah (karna terluka)
٧. لاتقطع دعاءك لأخيك المسلم بظهر الغيب ،
Jangan hentikan doamu untuk saudaramu yg muslim dibelakangnya
Dikutip dari grup wa mushola annur
قواعد الساعدة السبع لأمير المؤمنين علي بن ابي طالب كرم الله وجهه ،
Tujuh Perinsip kebahagiaan menurut Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Tholib :
١. لاتكره أحدا مهما اخطأ في حقك ،
Jangan pernah membenci siapapun meski mendzolimi hakmu
٢. لاتقلق أبدا مهما بلغت الهموم ،
Jangan panik meski deritamu memuncak
٣. عش في بساطة مهما علا شأنك ،
Hiduplah sederhana meski statusmu/pengkatmu tinggi
٤. توقع خيرا مهما كثر البلاء ،
Berharaplah kebaikan meski ujianmu bertubi²
٥. أعط كثيرا ولو حرمت ،
Berikan sebanyak yg kau punya meski kau sedang kesulitan
٦. إبتسم ولو القلب يقطر دما ،
Senyumlah meski hatimu mengucurkan darah (karna terluka)
٧. لاتقطع دعاءك لأخيك المسلم بظهر الغيب ،
Jangan hentikan doamu untuk saudaramu yg muslim dibelakangnya
Dikutip dari grup wa mushola annur
Nasehat : HATI YANG SAKIT*
💚💚💚💚💚💚💚💚
*
✍🌹 Bunda Lilis.
➖➖➖➖➖➖➖➖
_*Apa saja hati yang sakit menurut Alquran ?*
_*🖤 Hati yang Berpenyakit :*_
_Yaitu hati yang tertimpa penyakit seperti keraguan, kemunafikan dan suka memuaskan syahwat dengan cara yang haram._
_*"Sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya."*_
_(QS.al-Ahzab:32)._
_*🖤Hati yang buta.:*_
_Yaitu hati yang tidak dapat melihat dan menemukan kebenaran._
_
*" Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada."*_
_(QS.al-Hajj:46)._
_*🖤Hati yang alpa :*_
_Yaitu hati yang lalai dari Alquran. Karena terlalu disibukkan dengan hal-hal duniawi dan syahwat yang menyesatkan._
_*"Hati mereka dalam keadaan lalai."*_
_(QS.al-Anbiya:3)._
_*🖤 Hati yang berdosa.:*_
_Yaitu hati yang menutupi kesaksian atas sebuah kebenaran._
_*"Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikanya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya."*_
_(QS.al-Baqarah: 283)._
_
*🖤Hati yang sombong.:*_
_Yaitu hati yang congkak dan enggan mengakui Ke-Esaan Allah. Ia semena-mena melakukan kedzaliman dan permusuhan._
_*"Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang."*_
_(QS.Ghafir:35)._
_*🖤Hati yang kasar.:*_
_Yaitu hati yang tidak memiliki kasih sayang dan belas kasihan._
_*"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu."*
_(QS.Ali Imran:159
_*🖤. Hati yang terkunci :*_
_Yaitu hati yang tidak mau mendengarkan hidayah dan enggan merenungkannya._
_*"Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya."*_
_(QS.al-Jatsiyah:23)._
_*🖤 Hati yang keras :*_
_Yaitu hati yang tidak dapat diluluhkan oleh keimanan. Tak dapat terpengaruh oleh nasihat dan peringatan. Dan ia berpaling dari mengingat Allah.
_
_*"Dan Kami adikan hati mereka keras membatu."*_
_(QS.al-Maidah:13)._
_*🖤 Hati yang lalai :*_
_Yaitu hati yang menolak untuk mengingat Allah dan mendahulukan hawa nafsu dibanding ketaatan kepada-Nya.
_
_*"Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami."*_
_(QS.al-Kahfi:38
_*🖤 Hati yang tertutup :*_
_Yaitu hati yang tertutup rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh ayat-ayat Allah dan sabda-sabda Nabi.
_
_*Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup".*_
_(QS.al-Baqarah:88)._
_*🖤. Hati yang jauh (dari kebenaran) :*
_
_Yaitu hati yang jauh dari cahaya kebenaran.
_
_*"Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan."*_
_(QS.Ali Imran:7).
_*🖤. Hati yang ragu :*
_
_Yaitu hati yang selalu diombang-ambingkan oleh keraguan._
_*"Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya."*_
_(QS.at-Taubat 4 )*
_Semoga kita terhindar dari hati yang sakit.
Dikutip dari grup Wa cinta Allah & Rasul
💚💚💚💚💚💚💚💚
*
✍🌹 Bunda Lilis.
➖➖➖➖➖➖➖➖
_*Apa saja hati yang sakit menurut Alquran ?*
_*🖤 Hati yang Berpenyakit :*_
_Yaitu hati yang tertimpa penyakit seperti keraguan, kemunafikan dan suka memuaskan syahwat dengan cara yang haram._
_*"Sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya."*_
_(QS.al-Ahzab:32)._
_*🖤Hati yang buta.:*_
_Yaitu hati yang tidak dapat melihat dan menemukan kebenaran._
_
*" Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada."*_
_(QS.al-Hajj:46)._
_*🖤Hati yang alpa :*_
_Yaitu hati yang lalai dari Alquran. Karena terlalu disibukkan dengan hal-hal duniawi dan syahwat yang menyesatkan._
_*"Hati mereka dalam keadaan lalai."*_
_(QS.al-Anbiya:3)._
_*🖤 Hati yang berdosa.:*_
_Yaitu hati yang menutupi kesaksian atas sebuah kebenaran._
_*"Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikanya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya."*_
_(QS.al-Baqarah: 283)._
_
*🖤Hati yang sombong.:*_
_Yaitu hati yang congkak dan enggan mengakui Ke-Esaan Allah. Ia semena-mena melakukan kedzaliman dan permusuhan._
_*"Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang."*_
_(QS.Ghafir:35)._
_*🖤Hati yang kasar.:*_
_Yaitu hati yang tidak memiliki kasih sayang dan belas kasihan._
_*"Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu."*
_(QS.Ali Imran:159
_*🖤. Hati yang terkunci :*_
_Yaitu hati yang tidak mau mendengarkan hidayah dan enggan merenungkannya._
_*"Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya."*_
_(QS.al-Jatsiyah:23)._
_*🖤 Hati yang keras :*_
_Yaitu hati yang tidak dapat diluluhkan oleh keimanan. Tak dapat terpengaruh oleh nasihat dan peringatan. Dan ia berpaling dari mengingat Allah.
_
_*"Dan Kami adikan hati mereka keras membatu."*_
_(QS.al-Maidah:13)._
_*🖤 Hati yang lalai :*_
_Yaitu hati yang menolak untuk mengingat Allah dan mendahulukan hawa nafsu dibanding ketaatan kepada-Nya.
_
_*"Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami."*_
_(QS.al-Kahfi:38
_*🖤 Hati yang tertutup :*_
_Yaitu hati yang tertutup rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh ayat-ayat Allah dan sabda-sabda Nabi.
_
_*Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup".*_
_(QS.al-Baqarah:88)._
_*🖤. Hati yang jauh (dari kebenaran) :*
_
_Yaitu hati yang jauh dari cahaya kebenaran.
_
_*"Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan."*_
_(QS.Ali Imran:7).
_*🖤. Hati yang ragu :*
_
_Yaitu hati yang selalu diombang-ambingkan oleh keraguan._
_*"Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya."*_
_(QS.at-Taubat 4 )*
_Semoga kita terhindar dari hati yang sakit.
Dikutip dari grup Wa cinta Allah & Rasul
💚💚💚💚💚💚💚💚
Senin, 22 Juni 2020
HADITS: KETIKA ALLAH MENCINTAI HAMBANYA
ONE DAY ONE HADITS
Kamis, 18 Juni 2020 / 26 Syawal 1441
“Dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘ Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: ‘barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh! Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya; bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku akan melindunginya”. (H.R.al-Bukhâriy)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang menjadi wali Allah Ta’ala (kekasih Allah Ta’ala) yang benar, yaitu orang yang selalu menetapi ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2- Wali Allah adalah orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengamalkan ketaatan, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan memperbanyak amal-amal sunnah, maka Allah membalasnya dengan penjagaan dan pertolongan-Nya.
3- Perbedaan antara wali Allah dan wali Setan (musuh Allah Ta’ala) adalah bahwa wali Allah Ta’ala selalu mengerjakan amal shaleh yang mendekatkan diri kepada-Nya, sedangkan wali setan selalu melakukan perbuatan maksiat dan meninggalkan amal shaleh.
4- Maka jika ada seorang yang mengaku sebagai wali padahal dia tidak memahami dan mengamalkan amal-amal shaleh yang bersumber dari petunjuk al-Qur-an dan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ketahuilah dia itu adalah wali setan dan bukan wali Allah Ta’ala.
5- Derajat/tingkat kewalian manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaan mereka kepada-Nya
6- Tingkat/derajat kewaliaan ada dua,
a- Derajat as-Sabiqun al-Muqarrabun (orang-orang yang sangat dekat kepada Allah Ta’ala dan selalu bersegera/berlomba dalam kebaikan). Inilah tingkatan yang teringgi, yaitu orang-orang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan amal-amal shaleh yang wajib dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram, serta berupaya keras melakukan amal-amal sunnah yang dianjurkan dalam Islam dan meninggalkan perkara-perkara yang makruh (dibenci).
b- Derajat al-Muqtashidun Ashabul yamin (Golongan kanan yang bersikap sederhana dalam beramal), yaitu orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan menunaikan dan menyempurnakan amal-amal shaleh yang wajib serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram.
7- Wali Allah Ta’ala akan selalu mendapatkan bimbingan dan penjagaan Allah Ta’ala dalam pendengaran, penglihatan dan seluruh perbuatan anggota badannya agar mereka selalu berada di atas keridhaan-Nya dan jauh dari segala keburukan.
8- Demikian pula dia memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Ta’ala, yang menjadikannya jika memohon maka Allah Ta’ala akan mengabulkan permohonannya dan jika meminta perlindungan maka Allah Ta’ala akan memberikan perlindungan kepadanya, sehingga dia akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya karena kemuliaannya di sisi Allah Ta’ala.
9- Jadi, setiap orang yang menempuh selain jalan yang sudah disyari’atkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, maka dia tidak akan mencapai wilayatullah (kewalian yang dianugerahkan oleh Allah) dan mahabbah-Nya. · Setiap Muslim sangat menginginkan agar doanya dikabulkan, amalannya diterima, permintaannya diberi serta mendapatkan perlindungan dari-Nya. Hal ini semua adalah tuntutan yang amat berharga dan anugerah yang agung yang tidak akan dapat dicapai kecuali oleh orang yang menempuh jalan menuju wilayatullah, yaitu melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan-Nya plus ibadah-ibadah sunnah seoptimal mungkin diiringi dengan niat yang tulus (an-Niyyah al-Khalishah), mengikuti Nabi serta berjalan diatas manhajnya (al-Mutaba’ah).
Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :
1- Setiap orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah adalah wali Allah Ta’ala.
“Ketauhilah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa (kepada Allah). Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar” (QS Yuunus: 62-64).
2- Keutamaan ibadah nawafil (sunnah)
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.[Fathir : 32]
3- Allah mencela orang-orang yang mengaku-ngaku dirinya suci
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.[An Nisa:49]
Kamis, 18 Juni 2020 / 26 Syawal 1441
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ- رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : » إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِن اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَُّّه « رواه البخاري
Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:
1- Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan orang yang menjadi wali Allah Ta’ala (kekasih Allah Ta’ala) yang benar, yaitu orang yang selalu menetapi ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
2- Wali Allah adalah orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengamalkan ketaatan, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan memperbanyak amal-amal sunnah, maka Allah membalasnya dengan penjagaan dan pertolongan-Nya.
3- Perbedaan antara wali Allah dan wali Setan (musuh Allah Ta’ala) adalah bahwa wali Allah Ta’ala selalu mengerjakan amal shaleh yang mendekatkan diri kepada-Nya, sedangkan wali setan selalu melakukan perbuatan maksiat dan meninggalkan amal shaleh.
4- Maka jika ada seorang yang mengaku sebagai wali padahal dia tidak memahami dan mengamalkan amal-amal shaleh yang bersumber dari petunjuk al-Qur-an dan sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ketahuilah dia itu adalah wali setan dan bukan wali Allah Ta’ala.
5- Derajat/tingkat kewalian manusia berbeda-beda sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaan mereka kepada-Nya
6- Tingkat/derajat kewaliaan ada dua,
a- Derajat as-Sabiqun al-Muqarrabun (orang-orang yang sangat dekat kepada Allah Ta’ala dan selalu bersegera/berlomba dalam kebaikan). Inilah tingkatan yang teringgi, yaitu orang-orang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengerjakan amal-amal shaleh yang wajib dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram, serta berupaya keras melakukan amal-amal sunnah yang dianjurkan dalam Islam dan meninggalkan perkara-perkara yang makruh (dibenci).
b- Derajat al-Muqtashidun Ashabul yamin (Golongan kanan yang bersikap sederhana dalam beramal), yaitu orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan menunaikan dan menyempurnakan amal-amal shaleh yang wajib serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang haram.
7- Wali Allah Ta’ala akan selalu mendapatkan bimbingan dan penjagaan Allah Ta’ala dalam pendengaran, penglihatan dan seluruh perbuatan anggota badannya agar mereka selalu berada di atas keridhaan-Nya dan jauh dari segala keburukan.
8- Demikian pula dia memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah Ta’ala, yang menjadikannya jika memohon maka Allah Ta’ala akan mengabulkan permohonannya dan jika meminta perlindungan maka Allah Ta’ala akan memberikan perlindungan kepadanya, sehingga dia akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya karena kemuliaannya di sisi Allah Ta’ala.
9- Jadi, setiap orang yang menempuh selain jalan yang sudah disyari’atkan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, maka dia tidak akan mencapai wilayatullah (kewalian yang dianugerahkan oleh Allah) dan mahabbah-Nya. · Setiap Muslim sangat menginginkan agar doanya dikabulkan, amalannya diterima, permintaannya diberi serta mendapatkan perlindungan dari-Nya. Hal ini semua adalah tuntutan yang amat berharga dan anugerah yang agung yang tidak akan dapat dicapai kecuali oleh orang yang menempuh jalan menuju wilayatullah, yaitu melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan-Nya plus ibadah-ibadah sunnah seoptimal mungkin diiringi dengan niat yang tulus (an-Niyyah al-Khalishah), mengikuti Nabi serta berjalan diatas manhajnya (al-Mutaba’ah).
Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :
1- Setiap orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah adalah wali Allah Ta’ala.
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ. الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ. لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ، لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ، ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
2- Keutamaan ibadah nawafil (sunnah)
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.[Fathir : 32]
3- Allah mencela orang-orang yang mengaku-ngaku dirinya suci
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشاءُ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلاً
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.[An Nisa:49]
Hadits: Meraih Kecintaan ALLAH*
*ONE DAY ONE HADITS*
Kamis,26 Syawal 1441/18 Juni 2020
*
*عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاصٍ رضي الله عنه قاَلَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم يَقُوْلُ: “إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الخَفِيَّ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.*
_*Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Aku pernah mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:*_
_*“Sesungguhnya Allāh mencintai seorang hamba yang bertaqwa, yang merasa cukup, dan yang rajin beribadah secara diam-diam.” (HR Muslim)*_
*Pelajaran yang terdapat di dalam Hadist:*
1- Hadits ini menjelaskan tentang sifat Allah, yaitu “mencintai”, dimana Allah mencintai seorang hamba; Allah dicintai dan Allah mencintai.
2- Dan seorang hamba hendaknya berusaha untuk dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala:
*ليس الشأن أن تُحب ولكن الشأن أن تُحَب*
*Perkaranya bukan bagaimana engkau mengaku mencintai Allah, tetapi apakah kau dicintai Allah.*
_[Kitab Rawdhatul Muhibbin Wa Nuzhatul Musytaqin: 266]_
3- Ini yang paling penting.
Oleh karenanya, seorang hamba hendaknya berusaha melakukan hal-hal yang bisa membuat dia bisa meraih kecintaan Allah kepada dirinya.
4- Diantara hal-hal yang bisa mendatangkan kecintaan Allah kepada seorang hamba, (maka) Rasulullāh shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan 3 perkara, yaitu:
*⑴ At taqiyu*
Menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan menjauhkan diri sejauh mungkin dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
*⑵ Al Ghaniyu*
Maksudnya adalah jiwanya yang kaya, qona’ah dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Dia ingin cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya.
*⑶ Al Khafiy.*
Maksudnya, orang ini berusaha menjauhkan dirinya dari pandangan manusia, dia tidak ingin riya’ dan sum’ah. Dia sibuk dalam perkara-perkara yang bermanfaat bagi dirinya; bermanfaat bagi dunianya maupun bagi akhiratnya.
Para ulama menyebutkan bahwa ini adalah dalil tentang keutamaan untuk mengasingkan diri, terutama di zaman-zaman fitnah.
Seseorang hendaknya jangan sibuk dengan fitnah, tetapi sibuk dengan yang bermanfaat, sibuk dengan ibadah. Kita mohon kepada Allah agar menganugerahkan kepada kita keikhlashan.
5- Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang seperti ini dan bisa meraih kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
*Tema Hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an :*
_1-- Diantara kriteria orang yang dicintai Allah dan mencintai Allah._
*يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ*
_*"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." [QS.Al Maidah :54]*_
_2- Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa kekasih-kekasih-Nya adalah mereka yang beriman dan bertakwa, seperti yang ditafsirkan oleh banyak ulama'. Dengan demikian, setiap orang yang bertakwa adalah wali (kekasih) Allah._
*أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ*
_*"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan(dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji)Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." [QS.Yunus: 62-64]*_
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits
Kamis,26 Syawal 1441/18 Juni 2020
*
*عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاصٍ رضي الله عنه قاَلَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم يَقُوْلُ: “إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الخَفِيَّ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.*
_*Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Aku pernah mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:*_
_*“Sesungguhnya Allāh mencintai seorang hamba yang bertaqwa, yang merasa cukup, dan yang rajin beribadah secara diam-diam.” (HR Muslim)*_
*Pelajaran yang terdapat di dalam Hadist:*
1- Hadits ini menjelaskan tentang sifat Allah, yaitu “mencintai”, dimana Allah mencintai seorang hamba; Allah dicintai dan Allah mencintai.
2- Dan seorang hamba hendaknya berusaha untuk dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim rahimahullahu Ta’ala:
*ليس الشأن أن تُحب ولكن الشأن أن تُحَب*
*Perkaranya bukan bagaimana engkau mengaku mencintai Allah, tetapi apakah kau dicintai Allah.*
_[Kitab Rawdhatul Muhibbin Wa Nuzhatul Musytaqin: 266]_
3- Ini yang paling penting.
Oleh karenanya, seorang hamba hendaknya berusaha melakukan hal-hal yang bisa membuat dia bisa meraih kecintaan Allah kepada dirinya.
4- Diantara hal-hal yang bisa mendatangkan kecintaan Allah kepada seorang hamba, (maka) Rasulullāh shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan 3 perkara, yaitu:
*⑴ At taqiyu*
Menjalankan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan menjauhkan diri sejauh mungkin dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
*⑵ Al Ghaniyu*
Maksudnya adalah jiwanya yang kaya, qona’ah dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Dia ingin cukup dengan apa yang Allah berikan kepadanya.
*⑶ Al Khafiy.*
Maksudnya, orang ini berusaha menjauhkan dirinya dari pandangan manusia, dia tidak ingin riya’ dan sum’ah. Dia sibuk dalam perkara-perkara yang bermanfaat bagi dirinya; bermanfaat bagi dunianya maupun bagi akhiratnya.
Para ulama menyebutkan bahwa ini adalah dalil tentang keutamaan untuk mengasingkan diri, terutama di zaman-zaman fitnah.
Seseorang hendaknya jangan sibuk dengan fitnah, tetapi sibuk dengan yang bermanfaat, sibuk dengan ibadah. Kita mohon kepada Allah agar menganugerahkan kepada kita keikhlashan.
5- Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang seperti ini dan bisa meraih kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
*Tema Hadits yang berkaitan dengan Al-Qur'an :*
_1-- Diantara kriteria orang yang dicintai Allah dan mencintai Allah._
*يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ*
_*"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." [QS.Al Maidah :54]*_
_2- Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa kekasih-kekasih-Nya adalah mereka yang beriman dan bertakwa, seperti yang ditafsirkan oleh banyak ulama'. Dengan demikian, setiap orang yang bertakwa adalah wali (kekasih) Allah._
*أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ*
_*"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan(dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji)Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." [QS.Yunus: 62-64]*_
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits
Nasehat:SIAPAKAH SEBAIK-BAIK MANUSIA ?🌺*
*🌺
Terdapat 11 golongan *sebaik-baik manusia* di dunia:
1. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
2. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
3. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
4. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره )
صحيح الترمذي / 2263
Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling boleh diharapkan kebaikannya & aman dari keburukan-nya. *[HR. Tirmidzi No. 2263]*
5. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خيركم خيركم لأهله )
صحيح ابن حبان / 4177
Sebaik-baik kalian adalah orang yg paling baik ter-hadap ahli keluarganya. *[HR. Ibnu Hibban No. 4177]*
6. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خيركم من أطعم الطعام وردَّ السلام )
صحيح الجامع / 3318
Sebaik-baik kalian adalah orang yg memberi makan (kepada orang lain) dan menjawab salam._
*[Shahih al-Jami' No. 3318]*
7. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خياركم ألينُكم مناكب في الصلاة )
الترغيب والترهيب 234/1
أي: يفسح لمن يدخل الصف في الصلاة .
Sebaik-baik kalian adalah orang yg paling baik dlm meluaskan tempat (bagi orang masuk dalam saf) dalam solat.*[Targhib wa Tarhib 1/234]*
8. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خير الناس من طال عمره وحسن عمله )
صحيح الجامع 3297
Sebaik-baik manusia adalah orang yg panjang umurnya dan baik amal perbuatannya._
*[Shahih al Jami' 3297]*
9. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خير الناس أنفعهم للناس )
صحيح الجامع 3289
_Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain._
*[Shahih al-Jami' 3289]*
10. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خير الأصحاب عند الله خيركم لصاحبه، وخير الجيران عند الله خيركم لجاره )
صحيح الأدب المفرد/84
_Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap sahabatnya. Sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya._
*[Shahih Adab al-Mufrad No. 84]*
*[Shahih al Jami' 3201]*
جعلني الله واياكم من خير الناس
*Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita semua sebagai orang yang terbaik, Aamiin.*
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits
Terdapat 11 golongan *sebaik-baik manusia* di dunia:
1. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خيركم من تعلم القرآن وعلمه )
صحيح البخاري 5027
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an & mengajarkan nya. *[HR. al-Bukhari No. 5027]*2. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خياركم أحاسنكم أخلاقا )
صحيح البخاري6035
Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya. *[HR. al-Bukhari No. 6035]*3. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خيركم أحسنكم قضاء )
أي عند رد القرض .
صحيح البخاري رقم 2305
Sebaik-baik kalian adalah orang yg paling baik dlm membayar (mengembal-ikan hutang). *[HR. al-Bukhari No. 2305]*4. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره )
صحيح الترمذي / 2263
Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling boleh diharapkan kebaikannya & aman dari keburukan-nya. *[HR. Tirmidzi No. 2263]*
5. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خيركم خيركم لأهله )
صحيح ابن حبان / 4177
Sebaik-baik kalian adalah orang yg paling baik ter-hadap ahli keluarganya. *[HR. Ibnu Hibban No. 4177]*
6. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خيركم من أطعم الطعام وردَّ السلام )
صحيح الجامع / 3318
Sebaik-baik kalian adalah orang yg memberi makan (kepada orang lain) dan menjawab salam._
*[Shahih al-Jami' No. 3318]*
7. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خياركم ألينُكم مناكب في الصلاة )
الترغيب والترهيب 234/1
أي: يفسح لمن يدخل الصف في الصلاة .
Sebaik-baik kalian adalah orang yg paling baik dlm meluaskan tempat (bagi orang masuk dalam saf) dalam solat.*[Targhib wa Tarhib 1/234]*
8. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خير الناس من طال عمره وحسن عمله )
صحيح الجامع 3297
Sebaik-baik manusia adalah orang yg panjang umurnya dan baik amal perbuatannya._
*[Shahih al Jami' 3297]*
9. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خير الناس أنفعهم للناس )
صحيح الجامع 3289
_Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain._
*[Shahih al-Jami' 3289]*
10. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خير الأصحاب عند الله خيركم لصاحبه، وخير الجيران عند الله خيركم لجاره )
صحيح الأدب المفرد/84
_Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap sahabatnya. Sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya._
*[Shahih Adab al-Mufrad No. 84]*
11. Rasūlullāh ﷺ bersabda:
( خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق ) قالوا : صدوق اللسان نعرفه ، فما مخموم القلب ؟ قال :
( هو النقي ، التقي ، لا إثم عليه ، ولا بغي ، ولا غل ، ولا حسد ) .
صحيح الجامع / 3291
_Sebaik-baik manusia adalah orang yang memiliki hati yang makhmum dan lisan yang jujur. Para sahabat bertanya: Lisan yang jujur kami faham, maka apa yang dimaksud dengan hati yang makhmum? Baginda bersabda: "orang yang memiliki hati bersih dan bertakwa, tidak ada dosa, tidak berbuat zalim, serta tidak ada kebencian dan hasad."_*[Shahih al Jami' 3201]*
جعلني الله واياكم من خير الناس
*Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita semua sebagai orang yang terbaik, Aamiin.*
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits
Nasehat: 17 Adab Istri terhadap Suami_*
🌏 *TAUSIAH 17* 🌏
Edisi Rabu, 17 Juni 2020 M / 25 Syawal 1441 H
Istri dan suami adalah dua insan yang saling mengikatkan diri melalui perkawinan. Terdapat hak dan kewajiban bagi masing-masing termasuk yang berkaitan dengan adab. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 442) menjelaskan tentang adab istri terhadap suami sebagai berikut:
آداب المرأة مع زوجها: دوام الحياء منه، وقلة المماراة له، ولزوم الطاعة لأمره، والسكون عند كلامه، والحفظ له في غيبته، وترك الخيانة في ماله، وطيب الرائحة، وتعهد الفم ونظافة الثوب، وإظهار القناعة، واستعمال الشفقة، ودوام الزينة، وإكرام أهله وقرابته، ورؤية حاله بالفضل، وقبول فعله بالشكر، وإظهار الحب له عند القرب منه، وإظهار السرور عند الرؤية له..
Artinya: “Adab istri terhadap suami, yakni: selalu merasa malu, tidak banyak mendebat, senantiasa taat atas perintahnya, diam ketika suami sedang berbicara, menjaga kehormatan suami ketika ia sedang pergi, tidak berkiahanat dalam menjaga harta suami, menjaga badan tetap berbau harum, mulut berbau harum dan berpakaian bersih, menampakkan qana’ah, menampilkan sikap belas kasih, selalu berhias, memuliakan kerabat dan keluarga suami, melihat kenyataan suami dengan keutamaan, menerima hasil kerja suami dengan rasa syukur, menampakkan rasa cinta kepada suami kala berada di dekatnya, menampakkan rasa gembira di kala melihat suami.”
Dari kutipan di atas dapat diuraikan ketujuh belas adab istri terhadap suami sebagai berikut:
*1. Senantiasa merasa malu terhadap suami.*
Seorang istri hendaknya tetap mempertahankan rasa malu kepada suami meski sudah bukan pengantin baru lagi. Tentu saja malu dalam konteks ini adalah rasa malu dalam arti positif, seperti malu ketika bau badannya menimbulkan ketidaknyamanan; malu berpenampilan tidak menarik; atau malu berperilaku buruk, dan sebagainya.
*2. Tidak banyak mendebat.*
Perdebatan yang berkepanjangan berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik. Seorang istri hendaknya tidak mendebat suami dalam hal-hal yang tidak perlu. Namun demikian diskusi serius dengan suami untuk mencari solusi terbaik dari suatu permasalahan tidak sebaiknya dihindari. Hal ini justru baik dalam rangka bermusyawarah.
*3. Senantiasa taat atas perintahnya.*
Taat pada suami adalah kewajiban. Namun demikian apabila perintah suami bertentangan dengan syara’, seorang istri dapat mengajukan keberatan dengan tetap mengedepankan kesopanan dan cara yang baik dalam menolaknya. Atau, istri dapat mengajukan alternatif lain dari perintah suami.
*4. Diam ketika suami sedang berbicara.*
Seorang istri hendaknya mendengarkan dengan baik apa yang sedang dikatakan suaminya. Jika ia bermaksud memotong pembicaraannya sebaiknya meminta persetujuannya terlebih dahulu. Jika ternyata suami tidak memberi ijin, sebaiknya istri diam dan tidak memprotes secara keras demi mencegah timbulnya ketegangan.
*5. Menjaga kehormatan suami ketika ia sedang pergi.*
Seorang istri hendaknya tetap berperilaku baik meski suami sedang tak ada dirumah. Dalam situasi seperti ini seorang istri hendaknya tidak memanfaatkan kesempatan untuk bersenang-senang menuruti hawa nafsu, misalnya dengan pergaulan yang sangat longgar. Hal ini sangat tidak baik sebab bisa berpotensi menimbulkan fitnah.
*6. Tidak menerima tamu laki-laki*
Jika seorang teman suami minta diizinkan masuk rumah, sementara sang suami tidak ada, sebaiknya tidak usah dihiraukan dan jangan membiasakan berbicara dengannya, demi menghindari rasa cemburu diri sendiri dan suami. Jika teman itu adalah perempuan, maka ia boleh menemuinya di dalam rumah. Apabila laki-laki, maka ia tidak perlu dipersilakan masuk ke dalam rumah. Tamu itu cukup diterima di luar rumah. Atau pesan bisa disampaikan lewat sang istri. Jika keperluannya adalah bertemu langsung dengan sang suami, maka ia bisa dipersilakan datang kembali ketika suami sudah pulang.
*7. Tidak berkianat dalam menjaga harta suami.*
Seorang istri adalah pihak yang paling dipercaya suami untuk menjaga hartanya. Kepercayaan ini tidak sebaiknya dikhianati dengan penghambur-hamburan yang tidak perlu. Apalagi jika harta itu digunakan untuk kemaskiatan yang sudah pasti akan menimbulkan persoalan yang tidak baik di kemudian hari.
*8. Menjaga badan tetap berbau harum.*
Seorang istri hendaknya menjaga bau badannya sedemikian rupa sehingga suami merasa nyaman di sampingnya. Namun demikian hal ini tidak berarti seorang istri harus mandi parfum. Mandi secara teratur dengan air dan sabun mandi yang wangi merupakan cara paling mudah untuk menjaga badan tetap segar.
*9. Mulut berbau segar dan berpakaian bersih.*
Tidak hanya terkait dengan bau badan, tetapi juga bau mulut hendaknya menjadi perhatian istri, yakni selalu segar. Demikian pula pakaian yang ia kenakan sehari-hari juga harus bersih. Semua ini adalah agar mereka sama-sama nyaman dalam berinteraksi baik di dalam maupun di luar rumah.
*10. Menampakkan qana’ah.*
Seorang istri hendaknya tidak menuntut lebih dari apa yang mampu diberikan suami kepadanya. Ia hendaknya menysukuri berapa pun jumlah atau wujud pemberiannya. Namun demikian hal ini tidak berarti seorang istri tidak boleh mendorong dan mendoakan suami agar lebih maju lagi dalam bidang ekonomi atau bidang lainnya.
*11. Menampilkan sikap belas kasih.*
Seorang istri hendaknya bersikap belas kasih kepada suami atas semua jerih payahnya. Jangan sampai ia bersikap kasar atau bahkan menindas suami yang kondisinya sedang lemah, seperti sakit. Apalagi dengan sengaja menyakiti perasaannya dengan hinaan yang merendahkan dirinya. Bagaimanapun ia harus mengasihi suaminya dengan sepenuh hati. .
*12. Selalu berhias.*
Seorang istri hendaknya selalu tampil menarik di depan suami. Banyak manfaat dari hal ini, misalnya suami menjadi lebih betah di rumah dan tidak terdorong untuk mencari-cari alasan keluar rumah.
*13. Memuliakan kerabat dan keluarga suami.*
Seorang istri hendaknya selalu sadar bahwa suami umumnya memiliki hubungan emosional yang kuat dengan para kerabat dan keluarganya. Oleh karena itu seorang istri hendaknya dapat memperlakukan kerabat dan keluarga suami dengan respek tanpa mempersoalkan status sosial mereka.
*14. Melihat kenyataan suami dengan keutamaan.*
Apapun keadaan suami, seorang isri hendaknya dapat menerimanya sebagai kenyataan. Jika suami keadaannya baik, seorang istri hendaknya mensyukurinya sebagai kenikmatan. Jika sebaliknya, seorang istri hendaknya bersikap sabar. Syukur dan sabar merupakan keutamaan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
*15. Menerima hasil kerja suami dengan rasa syukur.*
Berapa pun penghasilan suami, seorang istri hendaknya dapat mensyukuri. Dengan mensyukuri nikmat-Nya, Allah akan menambahkan dengan berbagai kenikmatan yang lain.
*16. Menampakkan rasa cinta kepada suami kala berada di dekatnya.*
Seorang istri hendaknya senantiasa menunjukkan rasa cintanya kepada suami terlebih saat berada di dekatnya. Hal ini karena salah satu tujuan dari pembentukan rumah tangga adalah untuk membentuk keluarga yang saling mencintai.
*17. Menampakkan rasa gembira di kala melihat suami.*
Kapan saja dan di mana saja seorang istri bertemu dengan suaminya, hendaknya ia selalu menunjukkan rasa gembiranya. Hal ini amat penting karena umumnya suami merasa gembira ketika melihat istrinya bergembira.
Demikianlah ketujuh belas adab istri terhadap suami sebagaimana dinasihatkan Imam Al-Ghazali. Semakin banyak adab terhadap suami yang bisa dilaksanakan, semakin tinggi derajat kesalehan istri. Istri salehah adalah istri yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadaban. Semakin tinggi nilai-nilai keadaban seseorang sesunguhnya ia semakin tinggi derajat kemuliaannya baik di mata Allah subhanahu wa ta’ala maupun sesama manusia.
_Oleh : Ustadz Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.(nu.or.id)_
🌏 Semoga bermanfaat....
Edisi Rabu, 17 Juni 2020 M / 25 Syawal 1441 H
Istri dan suami adalah dua insan yang saling mengikatkan diri melalui perkawinan. Terdapat hak dan kewajiban bagi masing-masing termasuk yang berkaitan dengan adab. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya berjudul Al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, halaman 442) menjelaskan tentang adab istri terhadap suami sebagai berikut:
آداب المرأة مع زوجها: دوام الحياء منه، وقلة المماراة له، ولزوم الطاعة لأمره، والسكون عند كلامه، والحفظ له في غيبته، وترك الخيانة في ماله، وطيب الرائحة، وتعهد الفم ونظافة الثوب، وإظهار القناعة، واستعمال الشفقة، ودوام الزينة، وإكرام أهله وقرابته، ورؤية حاله بالفضل، وقبول فعله بالشكر، وإظهار الحب له عند القرب منه، وإظهار السرور عند الرؤية له..
Artinya: “Adab istri terhadap suami, yakni: selalu merasa malu, tidak banyak mendebat, senantiasa taat atas perintahnya, diam ketika suami sedang berbicara, menjaga kehormatan suami ketika ia sedang pergi, tidak berkiahanat dalam menjaga harta suami, menjaga badan tetap berbau harum, mulut berbau harum dan berpakaian bersih, menampakkan qana’ah, menampilkan sikap belas kasih, selalu berhias, memuliakan kerabat dan keluarga suami, melihat kenyataan suami dengan keutamaan, menerima hasil kerja suami dengan rasa syukur, menampakkan rasa cinta kepada suami kala berada di dekatnya, menampakkan rasa gembira di kala melihat suami.”
Dari kutipan di atas dapat diuraikan ketujuh belas adab istri terhadap suami sebagai berikut:
*1. Senantiasa merasa malu terhadap suami.*
Seorang istri hendaknya tetap mempertahankan rasa malu kepada suami meski sudah bukan pengantin baru lagi. Tentu saja malu dalam konteks ini adalah rasa malu dalam arti positif, seperti malu ketika bau badannya menimbulkan ketidaknyamanan; malu berpenampilan tidak menarik; atau malu berperilaku buruk, dan sebagainya.
*2. Tidak banyak mendebat.*
Perdebatan yang berkepanjangan berpotensi menimbulkan ketegangan dan konflik. Seorang istri hendaknya tidak mendebat suami dalam hal-hal yang tidak perlu. Namun demikian diskusi serius dengan suami untuk mencari solusi terbaik dari suatu permasalahan tidak sebaiknya dihindari. Hal ini justru baik dalam rangka bermusyawarah.
*3. Senantiasa taat atas perintahnya.*
Taat pada suami adalah kewajiban. Namun demikian apabila perintah suami bertentangan dengan syara’, seorang istri dapat mengajukan keberatan dengan tetap mengedepankan kesopanan dan cara yang baik dalam menolaknya. Atau, istri dapat mengajukan alternatif lain dari perintah suami.
*4. Diam ketika suami sedang berbicara.*
Seorang istri hendaknya mendengarkan dengan baik apa yang sedang dikatakan suaminya. Jika ia bermaksud memotong pembicaraannya sebaiknya meminta persetujuannya terlebih dahulu. Jika ternyata suami tidak memberi ijin, sebaiknya istri diam dan tidak memprotes secara keras demi mencegah timbulnya ketegangan.
*5. Menjaga kehormatan suami ketika ia sedang pergi.*
Seorang istri hendaknya tetap berperilaku baik meski suami sedang tak ada dirumah. Dalam situasi seperti ini seorang istri hendaknya tidak memanfaatkan kesempatan untuk bersenang-senang menuruti hawa nafsu, misalnya dengan pergaulan yang sangat longgar. Hal ini sangat tidak baik sebab bisa berpotensi menimbulkan fitnah.
*6. Tidak menerima tamu laki-laki*
Jika seorang teman suami minta diizinkan masuk rumah, sementara sang suami tidak ada, sebaiknya tidak usah dihiraukan dan jangan membiasakan berbicara dengannya, demi menghindari rasa cemburu diri sendiri dan suami. Jika teman itu adalah perempuan, maka ia boleh menemuinya di dalam rumah. Apabila laki-laki, maka ia tidak perlu dipersilakan masuk ke dalam rumah. Tamu itu cukup diterima di luar rumah. Atau pesan bisa disampaikan lewat sang istri. Jika keperluannya adalah bertemu langsung dengan sang suami, maka ia bisa dipersilakan datang kembali ketika suami sudah pulang.
*7. Tidak berkianat dalam menjaga harta suami.*
Seorang istri adalah pihak yang paling dipercaya suami untuk menjaga hartanya. Kepercayaan ini tidak sebaiknya dikhianati dengan penghambur-hamburan yang tidak perlu. Apalagi jika harta itu digunakan untuk kemaskiatan yang sudah pasti akan menimbulkan persoalan yang tidak baik di kemudian hari.
*8. Menjaga badan tetap berbau harum.*
Seorang istri hendaknya menjaga bau badannya sedemikian rupa sehingga suami merasa nyaman di sampingnya. Namun demikian hal ini tidak berarti seorang istri harus mandi parfum. Mandi secara teratur dengan air dan sabun mandi yang wangi merupakan cara paling mudah untuk menjaga badan tetap segar.
*9. Mulut berbau segar dan berpakaian bersih.*
Tidak hanya terkait dengan bau badan, tetapi juga bau mulut hendaknya menjadi perhatian istri, yakni selalu segar. Demikian pula pakaian yang ia kenakan sehari-hari juga harus bersih. Semua ini adalah agar mereka sama-sama nyaman dalam berinteraksi baik di dalam maupun di luar rumah.
*10. Menampakkan qana’ah.*
Seorang istri hendaknya tidak menuntut lebih dari apa yang mampu diberikan suami kepadanya. Ia hendaknya menysukuri berapa pun jumlah atau wujud pemberiannya. Namun demikian hal ini tidak berarti seorang istri tidak boleh mendorong dan mendoakan suami agar lebih maju lagi dalam bidang ekonomi atau bidang lainnya.
*11. Menampilkan sikap belas kasih.*
Seorang istri hendaknya bersikap belas kasih kepada suami atas semua jerih payahnya. Jangan sampai ia bersikap kasar atau bahkan menindas suami yang kondisinya sedang lemah, seperti sakit. Apalagi dengan sengaja menyakiti perasaannya dengan hinaan yang merendahkan dirinya. Bagaimanapun ia harus mengasihi suaminya dengan sepenuh hati. .
*12. Selalu berhias.*
Seorang istri hendaknya selalu tampil menarik di depan suami. Banyak manfaat dari hal ini, misalnya suami menjadi lebih betah di rumah dan tidak terdorong untuk mencari-cari alasan keluar rumah.
*13. Memuliakan kerabat dan keluarga suami.*
Seorang istri hendaknya selalu sadar bahwa suami umumnya memiliki hubungan emosional yang kuat dengan para kerabat dan keluarganya. Oleh karena itu seorang istri hendaknya dapat memperlakukan kerabat dan keluarga suami dengan respek tanpa mempersoalkan status sosial mereka.
*14. Melihat kenyataan suami dengan keutamaan.*
Apapun keadaan suami, seorang isri hendaknya dapat menerimanya sebagai kenyataan. Jika suami keadaannya baik, seorang istri hendaknya mensyukurinya sebagai kenikmatan. Jika sebaliknya, seorang istri hendaknya bersikap sabar. Syukur dan sabar merupakan keutamaan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
*15. Menerima hasil kerja suami dengan rasa syukur.*
Berapa pun penghasilan suami, seorang istri hendaknya dapat mensyukuri. Dengan mensyukuri nikmat-Nya, Allah akan menambahkan dengan berbagai kenikmatan yang lain.
*16. Menampakkan rasa cinta kepada suami kala berada di dekatnya.*
Seorang istri hendaknya senantiasa menunjukkan rasa cintanya kepada suami terlebih saat berada di dekatnya. Hal ini karena salah satu tujuan dari pembentukan rumah tangga adalah untuk membentuk keluarga yang saling mencintai.
*17. Menampakkan rasa gembira di kala melihat suami.*
Kapan saja dan di mana saja seorang istri bertemu dengan suaminya, hendaknya ia selalu menunjukkan rasa gembiranya. Hal ini amat penting karena umumnya suami merasa gembira ketika melihat istrinya bergembira.
Demikianlah ketujuh belas adab istri terhadap suami sebagaimana dinasihatkan Imam Al-Ghazali. Semakin banyak adab terhadap suami yang bisa dilaksanakan, semakin tinggi derajat kesalehan istri. Istri salehah adalah istri yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadaban. Semakin tinggi nilai-nilai keadaban seseorang sesunguhnya ia semakin tinggi derajat kemuliaannya baik di mata Allah subhanahu wa ta’ala maupun sesama manusia.
_Oleh : Ustadz Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.(nu.or.id)_
🌏 Semoga bermanfaat....
Nasehat: DUA PERANGAI YANG MENYEBABKAN KERASNYA HATI*💕
💞💙🍋🍏🍋💙💕 Sabtu 20-Juni-2020. *Assalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuuh*
💞*
*Al-Imam Al-Fudhoil bin 'Iyyadh* rohimahulloh pernah berkata :
👉"Ada dua perangai (yang bisa menyebabkan) kerasnya hati (yaitu) : *banyak berbicara dan banyak makan."*_
[ *SIYAR A'LAMIN NUBALA',* 8/436]
*Catatan :*
1. Hati manusia itu, *mempunyai berbagai sifat.* Ada yg lunak, ada pula yg keras. Ada yg lembut, ada pula yg kaku dan kasar.
Bahkan terkadang, hati itu bisa *menjadi keras, melebihi kerasnya batu.*
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً
👉"Kemudian setelah itu, hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi."_ [QS Al-Baqarah : 74]
2. Alloh ta'ala *mencela orang-orang yg keras hatinya*, yg tidak mau menerima kebenaran.
Sebagaimana dalam firman-Nya :
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
👉"Maka apakah *orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya keras) ?* Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang *hatinya keras* untuk mengingat Allâh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."_ [QS Az-Zumar : 22]
3. Hati yg keras, merupakan *salah satu hukuman yg Alloh ta'ala berikan kepada hamba-Nya,* akibat perbuatan dosa dan kefasikan yg mereka lakukan sendiri.
Sebagaimana yg pernah dinyatakan oleh *Mâlik bin Dînâr* rahimahullah :
👉“Seorang hamba itu *tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada hatinya yang dijadikan keras.* Tidaklah Allâh Azza wa Jalla marah terhadap suatu kaum, kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya dari mereka."_ [ *Ma’âlimut-Tanzîl*, 7/115]
4. *Hati yg keras itu ada tanda-tandanya.* Dan tanda2 itu banyak sekali, diantaranya secara ringkas adalah :
a. *Bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan*, serta meremehkan suatu kemaksiatan/dosa-dosa.
b. *Tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat al-Qur’ân* yang dibacakan.
Berbeda dengan kaum mu’minîn, hati mereka akan *bergetar jika dibacakan ayat-ayat al-Qur’ân*, atau diingatkan akan Allâh Azza wa Jalla .
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
👉"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah *mereka yang bila disebut nama Allâh, gemetarlah hati mereka. Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya)*, dan hanya kepada Rabb-lah mereka itu bertawakkal."_ [QS Al-Anfâl : 2]
c. *Hatinya tidak terpengaruh dengan berbagai ujian, musibah dan cobaan* yang diberikan oleh Allâh Azza wa Jalla .
Allâh ta'ala berfirman :
أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ
👉"Dan tidakkah mereka (orang-orang munâfiq) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran ?"_ [QS At-Taubah : 126]
d. *Tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allâh* Azza wa Jalla
e. *Bertambahnya kecintaan terhadap perkara dunia* dan mendahulukannya di atas perkara akhirat.
f. *Tidak tenang hatinya dan selalu merasa gundah/gelisah.*
g. Bertambahnya dan meningkatnya *kemaksiatan* yang dilakukannya.
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
👉"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh pun memalingkan hati mereka. Dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. "_ [QS Ash-Shaf : 5]
h. *Tidak mengenal atau tidak membedakan perbuatan yang ma’ruf (yang baik) dan yang munkar (yang jelek).*
i. Melakukan *perkara2 yang bisa merusakkan hati.*
Dan perk
ara yang bisa merusak hati itu sangatlah banyak. Diantaranya adalah apa yg dijelaskan oleh *Al-Imam Ibnul-Qayyim* rahimahullah :
_“Adapun lima hal yang merusak hati adalah : banyak bergaul (yakni berkumpul dengan manusia yg tidak ada manfaatnya), (banyak) berangan-angan, tergantung kepada selain Allâh Azza wa Jalla , kekenyangan (yakni banyak makan) dan banyak tidur."_ ( *Madârijus-Sâlikîn*, 1/343)
5. Hati yg keras itu juga ada *sebabnya*. Dan sebab2nya itu adalah sangat banyak.
Salah satunya adalah seperti yg dijelaskan oleh *Al-Imam Al-Fudhoil bin 'Iyyadh* rohimahulloh di atas.
Hal itu juga yg pernah dinyatakan oleh *Bisyr bin al-Hârits* rohimahulloh, beliau pernah berkata :
👉“(Ada) dua hal yang dapat mengeraskan hati : "banyak berbicara dan banyak makan.”_ [ *Hilyatul-Auliyâ’*, 8/350]
Dan sebenarnya masih banyak penyebab lainnya. Dan yg disebutkan di atas itu hanyalah sebagiannya.
💖☔ Demikianlah, semoga nasehat yg ringkas ini bermanfaat bagi kita semuanya. Dan semoga kita dijauhkan dari berbagai perkara yg bisa menyebabkan hati kita menjadi keras...... barokallohu fiikum....
Wassalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuuh..
💦 *Kholwath herman* 💕
Semoga bermanfaat bagi kita semuanya
Dikutip dari grup wa cinta ALLAH & RASUL SAW
💞*
*Al-Imam Al-Fudhoil bin 'Iyyadh* rohimahulloh pernah berkata :
👉"Ada dua perangai (yang bisa menyebabkan) kerasnya hati (yaitu) : *banyak berbicara dan banyak makan."*_
[ *SIYAR A'LAMIN NUBALA',* 8/436]
*Catatan :*
1. Hati manusia itu, *mempunyai berbagai sifat.* Ada yg lunak, ada pula yg keras. Ada yg lembut, ada pula yg kaku dan kasar.
Bahkan terkadang, hati itu bisa *menjadi keras, melebihi kerasnya batu.*
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً
👉"Kemudian setelah itu, hati kalian menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi."_ [QS Al-Baqarah : 74]
2. Alloh ta'ala *mencela orang-orang yg keras hatinya*, yg tidak mau menerima kebenaran.
Sebagaimana dalam firman-Nya :
أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
👉"Maka apakah *orang-orang yang dibukakan oleh Allâh hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya (sama dengan orang yang hatinya keras) ?* Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang *hatinya keras* untuk mengingat Allâh. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."_ [QS Az-Zumar : 22]
3. Hati yg keras, merupakan *salah satu hukuman yg Alloh ta'ala berikan kepada hamba-Nya,* akibat perbuatan dosa dan kefasikan yg mereka lakukan sendiri.
Sebagaimana yg pernah dinyatakan oleh *Mâlik bin Dînâr* rahimahullah :
👉“Seorang hamba itu *tidaklah dihukum dengan suatu hukuman yang lebih besar daripada hatinya yang dijadikan keras.* Tidaklah Allâh Azza wa Jalla marah terhadap suatu kaum, kecuali Dia akan mencabut rasa kasih sayang-Nya dari mereka."_ [ *Ma’âlimut-Tanzîl*, 7/115]
4. *Hati yg keras itu ada tanda-tandanya.* Dan tanda2 itu banyak sekali, diantaranya secara ringkas adalah :
a. *Bermalas-malasan dalam mengerjakan kebaikan dan ketaatan*, serta meremehkan suatu kemaksiatan/dosa-dosa.
b. *Tidak terpengaruh hatinya dengan ayat-ayat al-Qur’ân* yang dibacakan.
Berbeda dengan kaum mu’minîn, hati mereka akan *bergetar jika dibacakan ayat-ayat al-Qur’ân*, atau diingatkan akan Allâh Azza wa Jalla .
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
👉"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah *mereka yang bila disebut nama Allâh, gemetarlah hati mereka. Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya)*, dan hanya kepada Rabb-lah mereka itu bertawakkal."_ [QS Al-Anfâl : 2]
c. *Hatinya tidak terpengaruh dengan berbagai ujian, musibah dan cobaan* yang diberikan oleh Allâh Azza wa Jalla .
Allâh ta'ala berfirman :
أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ
👉"Dan tidakkah mereka (orang-orang munâfiq) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran ?"_ [QS At-Taubah : 126]
d. *Tidak merasa takut akan janji dan ancaman Allâh* Azza wa Jalla
e. *Bertambahnya kecintaan terhadap perkara dunia* dan mendahulukannya di atas perkara akhirat.
f. *Tidak tenang hatinya dan selalu merasa gundah/gelisah.*
g. Bertambahnya dan meningkatnya *kemaksiatan* yang dilakukannya.
Allâh Azza wa Jalla berfirman :
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
👉"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allâh pun memalingkan hati mereka. Dan Allâh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. "_ [QS Ash-Shaf : 5]
h. *Tidak mengenal atau tidak membedakan perbuatan yang ma’ruf (yang baik) dan yang munkar (yang jelek).*
i. Melakukan *perkara2 yang bisa merusakkan hati.*
Dan perk
ara yang bisa merusak hati itu sangatlah banyak. Diantaranya adalah apa yg dijelaskan oleh *Al-Imam Ibnul-Qayyim* rahimahullah :
_“Adapun lima hal yang merusak hati adalah : banyak bergaul (yakni berkumpul dengan manusia yg tidak ada manfaatnya), (banyak) berangan-angan, tergantung kepada selain Allâh Azza wa Jalla , kekenyangan (yakni banyak makan) dan banyak tidur."_ ( *Madârijus-Sâlikîn*, 1/343)
5. Hati yg keras itu juga ada *sebabnya*. Dan sebab2nya itu adalah sangat banyak.
Salah satunya adalah seperti yg dijelaskan oleh *Al-Imam Al-Fudhoil bin 'Iyyadh* rohimahulloh di atas.
Hal itu juga yg pernah dinyatakan oleh *Bisyr bin al-Hârits* rohimahulloh, beliau pernah berkata :
👉“(Ada) dua hal yang dapat mengeraskan hati : "banyak berbicara dan banyak makan.”_ [ *Hilyatul-Auliyâ’*, 8/350]
Dan sebenarnya masih banyak penyebab lainnya. Dan yg disebutkan di atas itu hanyalah sebagiannya.
💖☔ Demikianlah, semoga nasehat yg ringkas ini bermanfaat bagi kita semuanya. Dan semoga kita dijauhkan dari berbagai perkara yg bisa menyebabkan hati kita menjadi keras...... barokallohu fiikum....
Wassalamu'alaikum warohmatulloh wabarokatuuh..
💦 *Kholwath herman* 💕
Semoga bermanfaat bagi kita semuanya
Dikutip dari grup wa cinta ALLAH & RASUL SAW
Rabu, 17 Juni 2020
Ucapan ulama: Imam Syafi'i Rahimahullah berkata:
ﺍِﺫَﺍ ﻧَﻄَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﻭَﺗُﺠِﻴْﺒُﻬُﻔَﺦَﻳْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺍِﺟَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮْﺕُ
Apabila orang bodoh mengajak berdiskusi denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi….
ﻓَﺎِﻥْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻪُ ﻓَﺮَّﺟْﺖَ ﻋَﻨْﻬُﻮَﺍِﻥْ ﺧَﻠَّﻴْﺘُﻪُ ﻛَﻤَﺪًﺍ ﻳَﻤُﻮْﺕُ
Apabila engkau melayani, maka engkau akan susah sendiri. Dan bila engkau berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati….
ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﺳَﻜَﺖَّ ﻭَﻗَﺪْ ﺧُﻮْﺻِﻤَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻤْﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏَ ﻟِﺒَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺮِ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ
Apabila ada orang bertanya kepadaku,“jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam?” jawabku kepadanya,…
“Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”
ﻭَﺍﻟﺼُّﻤْﺖُ ﻋَﻦْ ﺟَﺎﻫِﻞٍ ﺃَﻭْ ﺃَﺣْﻤَﻖٍ ﺷَﺮَﻓٌﻮَﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻟِﺼَﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌِﺮْﺽِ ﺍِﺻْﻠَﺎﺡُ
Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan….
Lalu,… Imam Syafi'i berkata,…
ﻭَﺍﻟﻜَﻠﺐُ ﻳُﺨْﺴَﻰ ﻟَﻌَﻤْﺮِﻯْ ﻭَﻫُﻮَ ﻧَﺒَّﺎﺡُ
Apakah engkau tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam…..? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong…?
Imam Syafi'i juga berkata:
“Aku MAMPU BERHUJAH dengan 10 orang yang BERILMU, tetapi aku PASTI KALAH dengan SEORANG YANG JAHIL, karena orang yang jahil itu TIDAK PERNAH FAHAM LANDASAN ILMU.”
(“Diwan imam As-Syafi’i” : Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i)
Dikutip dari grup wa almuttaqin
Kamis, 11 Juni 2020
NASEHAT: TANDA ORANG RIYA
🌷🌻🌹
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
للمرائي ثلاث علامات : يكسل إذا كان وحده وينشط إذا كان في الناس ويزيد في العمل إذا أُثني عليه وينقص إذا ذُمّ
*Orang riya' memiliki tiga ciri :*
-Malas ketika sendirian
-Rajin saat ditengah banyak orang
-Amalnya meningkat saat dipuji dan menurun kala dicaci
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits 7
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
للمرائي ثلاث علامات : يكسل إذا كان وحده وينشط إذا كان في الناس ويزيد في العمل إذا أُثني عليه وينقص إذا ذُمّ
*Orang riya' memiliki tiga ciri :*
-Malas ketika sendirian
-Rajin saat ditengah banyak orang
-Amalnya meningkat saat dipuji dan menurun kala dicaci
Dikutip dari grup wa alquran dan hadits 7
Senin, 08 Juni 2020
Di antara tanda-tanda kebahagian dan kesuksesan
🇫 🇦 🇪 🇩 🇦 🇭 🇵 🇦 🇬 🇮
📚 *DI ANTARA
❅ https://t.me/MuliaDenganSunnah
✍ Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
من علامات السعادة و القلاح:
☝️ ":"
أَن العَبْد كلما زيد فِي علمه، زيد فِي تواضعه وَ رَحمته.
👉 Seorang hamba semakin bertambah ilmunya, dia semakin bertambah pula tawadhu' (rendah hati)-nya dan kasih sayangnya.
وَ كلما زيد فِي خَوفه، و حذره. وَ كلما زيد فِي عمره، نقص من حرصه.
👉 Semakin bertambah rasa takutnya, dia semakin waspada. Semakin bertambah umur, semakin berkurang hasrat/ambisinya (terhadap dunia, pen).
و َكلما زيد فِي مَاله، زيد فِي سخائه و بذله.
👉 Semakin bertambah hartanya, semakin bertambah sifat pemurahnya dan semangat memberi.
وَ كلما زيد فِي قدره و جاهه، زيد فِي قربه من النَّاس وَ قَضَاء حوائجهم، و التواضع لَهُم.
👉 Semakin bertambah kedudukan dan kemuliaannya, dia semakin dekat dengan manusia dan semakin banyak memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, serta semakin tawadhu kepada mereka.
و علامات الشقاوة:
🖐 Di antara tanda-tanda kesengsaraan:
أَنه كلما زيد فِي علمه، زيد فِي كبره و تيهه.
🤜 Semakin bertambah ilmunya, semakin bertambah sombong dan angkuh.
وَ كلما زيد فِي عمله، زيد فِي فخره و احتقاره للنَّاس، وَ حسن ظَنّه بِنَفسِهِ.
🤜 Semakin bertambah amalnya, semakin berbangga diri dan melecehkan orang lain, dan terlalu berprasangka baik kepada dirinya sendiri.
وَ كلما زيد فِي عمره، زيد في حرصه.
🤜 Semakin bertambah umurnya, semakin bertambah ambisinya (terhadap dunia, pen).
وَ كلما زيد فِي مَاله، زيد فِي بخله و إمساكه.
🤜 Semakin bertambah hartanya, semakin pelit (dan semakin menahan hartanya).
وَ كلما زيد فِي قدره و جاهه، زيد فِي كبره و تيهه.
🤜 Semakin bertambah kedudukan dan kehormatannya, semakin sombong dan angkuh.
وَ هَذِه الْأُمُور ابتلاء من الله و امتحان يَبْتَلِي بهَا عباده. فيسعد بهَا أَقوام، و يشفى بهَا أَقوام. وَ كَذَلِكَ الكرامات امتحان وابتلاء كالملك وَالسُّلْطَان وَالْمَال."
👆 Perkara-perkara tersebut merupakan ujian dan cobaan dari Allah Ta'ala terhadap hamba-hamba-Nya. Dengannya sebagian kaum menjadi bahagia/sengsara, sebagiannya lagi menjadi sengsara/celaka. Demikian pula kemulian-kemulian merupakan cobaan dan ujian, seperti kerajaan, kekuasaan, dan harta."
📕 Sumber:
Lihat kitab Al-Fawaid, 100 (https://bit.ly/ManhajulAnbiya) Edited
📑 Kajian Islam Tulungagung
✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com
📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
📮CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH
🌐 https://t.me/MuliaDenganSunnah
🔄 https://t.me/RisalahSunnah
👥 https://bit.ly/JoinGrupKami
🗳 bit.ly/Asy-SyamilcomDonasi
💠️ FB : https://goo.gl/tJdKZY
🛰 App : bit.ly/AsySyamilApp
📱 Admin : 081381173870
📚 *DI ANTARA
❅ https://t.me/MuliaDenganSunnah
✍ Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:
من علامات السعادة و القلاح:
☝️ ":"
أَن العَبْد كلما زيد فِي علمه، زيد فِي تواضعه وَ رَحمته.
👉 Seorang hamba semakin bertambah ilmunya, dia semakin bertambah pula tawadhu' (rendah hati)-nya dan kasih sayangnya.
وَ كلما زيد فِي خَوفه، و حذره. وَ كلما زيد فِي عمره، نقص من حرصه.
👉 Semakin bertambah rasa takutnya, dia semakin waspada. Semakin bertambah umur, semakin berkurang hasrat/ambisinya (terhadap dunia, pen).
و َكلما زيد فِي مَاله، زيد فِي سخائه و بذله.
👉 Semakin bertambah hartanya, semakin bertambah sifat pemurahnya dan semangat memberi.
وَ كلما زيد فِي قدره و جاهه، زيد فِي قربه من النَّاس وَ قَضَاء حوائجهم، و التواضع لَهُم.
👉 Semakin bertambah kedudukan dan kemuliaannya, dia semakin dekat dengan manusia dan semakin banyak memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, serta semakin tawadhu kepada mereka.
و علامات الشقاوة:
🖐 Di antara tanda-tanda kesengsaraan:
أَنه كلما زيد فِي علمه، زيد فِي كبره و تيهه.
🤜 Semakin bertambah ilmunya, semakin bertambah sombong dan angkuh.
وَ كلما زيد فِي عمله، زيد فِي فخره و احتقاره للنَّاس، وَ حسن ظَنّه بِنَفسِهِ.
🤜 Semakin bertambah amalnya, semakin berbangga diri dan melecehkan orang lain, dan terlalu berprasangka baik kepada dirinya sendiri.
وَ كلما زيد فِي عمره، زيد في حرصه.
🤜 Semakin bertambah umurnya, semakin bertambah ambisinya (terhadap dunia, pen).
وَ كلما زيد فِي مَاله، زيد فِي بخله و إمساكه.
🤜 Semakin bertambah hartanya, semakin pelit (dan semakin menahan hartanya).
وَ كلما زيد فِي قدره و جاهه، زيد فِي كبره و تيهه.
🤜 Semakin bertambah kedudukan dan kehormatannya, semakin sombong dan angkuh.
وَ هَذِه الْأُمُور ابتلاء من الله و امتحان يَبْتَلِي بهَا عباده. فيسعد بهَا أَقوام، و يشفى بهَا أَقوام. وَ كَذَلِكَ الكرامات امتحان وابتلاء كالملك وَالسُّلْطَان وَالْمَال."
👆 Perkara-perkara tersebut merupakan ujian dan cobaan dari Allah Ta'ala terhadap hamba-hamba-Nya. Dengannya sebagian kaum menjadi bahagia/sengsara, sebagiannya lagi menjadi sengsara/celaka. Demikian pula kemulian-kemulian merupakan cobaan dan ujian, seperti kerajaan, kekuasaan, dan harta."
📕 Sumber:
Lihat kitab Al-Fawaid, 100 (https://bit.ly/ManhajulAnbiya) Edited
📑 Kajian Islam Tulungagung
✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com
📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
📮CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH
🌐 https://t.me/MuliaDenganSunnah
🔄 https://t.me/RisalahSunnah
👥 https://bit.ly/JoinGrupKami
🗳 bit.ly/Asy-SyamilcomDonasi
💠️ FB : https://goo.gl/tJdKZY
🛰 App : bit.ly/AsySyamilApp
📱 Admin : 081381173870
Jumat, 05 Juni 2020
ucapan ulama : Al Alamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz -
KEBERKAHAN WAKTU
Ada empat waktu yang barangsiapa menjaganya dengan ibadah dan dzikir (termasuk membaca Qur'an dan Shalawat) maka Allah akan menggantikan apa-apa yang hilang dari usia dan hidupnya :
1. Sebelum tenggelamnya matahari walau sebentar.
2. Waktu antara maghrib sampai adzan isya'.
3. Sebelum fajar (subuh) walau sebentar.
4. Waktu ba'da subuh sampai terbit matahari.
- Al Alamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz -
Dikutip dari grup wa cinta Allah&Rasul saw
Ada empat waktu yang barangsiapa menjaganya dengan ibadah dan dzikir (termasuk membaca Qur'an dan Shalawat) maka Allah akan menggantikan apa-apa yang hilang dari usia dan hidupnya :
1. Sebelum tenggelamnya matahari walau sebentar.
2. Waktu antara maghrib sampai adzan isya'.
3. Sebelum fajar (subuh) walau sebentar.
4. Waktu ba'da subuh sampai terbit matahari.
- Al Alamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz -
Dikutip dari grup wa cinta Allah&Rasul saw
Langganan:
Postingan (Atom)