Minggu, 07 Juli 2024

7 wasiat untuk abu dzar ghifari

 
Jandab bin Janadah, populer dengan nama Abu Dzar Al-Ghifari, termasuk sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW. Ia disebut sebagai orang yang paling baik, ramah, dan santun perangainya. ‘Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang dikutip Al-Mizi dalam Tahdzibul Kamal mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah SAW berkata, ‘Setiap nabi diberikan tujuh orang (sahabat) mulia dan halus (sifat dan tabiatnya), sementara aku diberikan 14 orang yang baik lagi halus bawaannya.’” Di antara sahabat yang dimaksud Rasulullah SAW ialah Abu Dzar Al-Ghifari. Menurut catatan sejarah, Abu Dzar pertama kali masuk Islam di Mekah, kemudian dia kembali ke kampung halamannya, dan pergi ke Madinah ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke sana. Sahabat ini meninggal pada tahun 32 hijriah, tepatnya masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Semasa hidupnya, Rasulullah pernah berpesan tujuh hal kepada pemuda berkulit sawo matang ini. Wasiat ini terekam dalam kitab Bughyatul Bahits ‘an Zawaid Musnad Harits karya Ibnu Abi Usamah (w 282 H).
 Isinya berikut ini: 
أوصاني خليلي بسبع:
 أنظر إلى من هو أسفل مني، ولا أنظر إلى من هو فوقي،
 وأن أحب المساكين وأن أدنوا منهم،
 وأن أقول الحق وإن كان مرا،
 وأن لا أسأل أحدا شيئا،
 وأن أصل الرحم وإن أدبرت، 
وأن لا أخاف الله لومة لائم
 وأن أكثر من قول لا حول ولا قوة إلا با الله

" Artinya, “Karibku  (Nabi Muhammad SAW) mewasiatkan tujuh hal kepadaku: 
pertama, agar aku senantiasa melihat orang yang di bawahku dan jangan sekali-kali melihat orang yang di atas; 
kedua, mencintai orang miskin dan mendekati mereka; 
ketiga, selalu berkata benar, meskipun pahit; 
keempat, tidak meminta-minta kepada siapapun; 
kelima, menjalin tali silaturahmi sekalipun mereka berpaling;
keenam, tidak takut dicaci ketika berdakwah di jalan Allah, 
ketujuh; memperbanyak membaca la haula wa quwwata illa billah.”

Tujuh pesan yang disampaikan Nabi SAW ini tentu tidak terkhusus untuk Abu Dzar semata. Kendati wasiat ini disampaikan kepadanya, namun makna hadits ini tetap berlaku umum. Siapapun dianjurkan bahkan diwajibkan. Ini sejalan dengan kaidah, al-‘ibratu bi ‘umumil lafdzi la bi khususis sabab (yang menjadi patokan keumuman redaksi hadits, bukan konteks spesifiknya). Dilihat dari isi wasiatnya, sebagian besar nasihat Nabi SAW ini sangat layak dijadikan panduan menjalani kehidupan. Terlebih lagi, kontennya tidak hanya berisi ibadah ritual, tapi juga berupa panduan etika, motivasi hidup, dan panduan bermasyarakat. Misalnya, Nabi meminta untuk melihat orang yang di bawah kita dan jangan terlalu fokus pada orang yang di atas kita. Maksudnya, dalam menjalani kehidupan tentu ada yang memiliki kelebihan dan kekurangan, sering kali kita iri terhadap orang yang diberikan kelebihan, akibatnya kita malah menjadi orang yang kurang bersyukur. Dengan memperhatikan kondisi hidup orang di bawah kita baik dari sisi ekonomi, pendidikan, maupun kesehatan, hal ini akan memupuk keprihatinan dan rasa syukur terhadap nikmat yang sudah diberikan Tuhan. Begitu pula dengan anjuran mencintai fakir miskin dan mendekati mereka. Kita dituntut memperhatikan mereka dan memberikan sebagian kelebihan yang kita miliki  untuk membantu kehidupan mereka. Memberikan bantuan terhadap fakir miskin tersebut membuat ikatan persaudaraan dan kemanusiaan kita semakin menguat. Semoga kita dapat mengamalkan isi wasiat ini. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)


Sumber: https://www.nu.or.id/syariah/ini-tujuh-wasiat-rasulullah-kepada-abu-dzar-Zmp0g

Wasiat Rasulullah SAW kepada Abu Dzar Al Ghifari
1. Mencintai Orang Miskin
Wasiat yang pertama ialah mencintai orang miskin. Orang miskin yang dimaksud ialah mereka yang serba tidak berkecukupan dan tidak memiliki harta untuk mencukupi hidup namun enggan mengemis.

Dalam mencintai orang miskin, Allah SWT memerintahkan kaum muslimin untuk bersedekah dan zakat. Sedekah tidak terikat oleh waktu dan aturan, berbeda dengan zakat yang wajib dikeluarkan setahun sekali.

2. Melihat pada Orang yang Lebih Rendah dari Segi Materi
Wasiat kedua yaitu berkaitan dengan gaya hidup. Nabi Muhammad berwasiat agar kaum muslimin melihat kepada orang yang lebih renda dari segi materi dan penghidupan.

Dengan demikian, kita dilarang berkaca pada orang yang lebih kaya. Hal tersebut akan menimbulkan sifat dengki dan berujung tidak bersyukur atas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT.

"Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan," (HR Bukhari)

3. Menyambung Tali Silaturahim
Wasiat selanjutnya adalah menyambung tali silaturahim. Hal ini sangat ditegaskan dalam Islam, bahkan Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat demikian.

Menyambung tali silaturahmi dapat memperkuat ukhuwah islamiyah, Allah berfirman dalam surat An Nisaa ayat 1,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Arab latin: Yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakumullażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa khalaqa min-hā zaujahā wa baṡṡa min-humā rijālang kaṡīraw wa nisā`ā, wattaqullāhallażī tasā`alụna bihī wal-ar-ḥām, innallāha kāna 'alaikum raqībā

Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu,"

4. Memperbanyak Ucapan Hauqalah
Ucapan hauqalah ialah Laa haula walaa quwwata illa billah. Wasiat ini disampaikan oleh Rasulullah karena termasuk ke dalam zikir yang memiliki keutamaan dahsyat.

Arti dari kalimat tersebut adalah "Tidak ada daya dan upaya kecuali dari pertolongan Allah," karenanya ucapan itu menegaskan kelemahan kita di hadapan Allah SWT.

5. Berani Berkata Benar Meski Pahit
Kelima, wasiat yang disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada Abu Dzar Al Ghifari ialah berani berkata benar walaupun pahit. Jujur lebih utama dan lebih baik daripada dusta, sepahit apapun kenyataan.

Nabi Muhammad bersabda,

"Jihad yang paling utama adalah mengatakan kalimat yang hak (benar) kepada penguasa yang zalim," (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi)

6. Tidak Takut pada Celaan dalam Berdakwah
Wasiat lainnya yang diberikan kepada Abu Dzar Al Ghifari yaitu agar tidak takut pada celaan dalam berdakwah, Allah SWT berfirman dalam surat Al Ahzab ayat 39:

ٱلَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَٰلَٰتِ ٱللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُۥ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا ٱللَّهَ ۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ حَسِيبًا

Arab latin: Allażīna yuballigụna risālātillāhi wa yakhsyaunahụ wa lā yakhsyauna aḥadan illallāh, wa kafā billāhi ḥasībā

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan,"

7. Tidak Mengemis
Wasiat yang terakhir adalah tidak meminta-minta. Rasulullah SAW mengatakan semiskin apapun seseorang, jangan sekali-kali menjadi peminta.

Mengemis termasuk ke dalam perbuatan yang tidak mencerminkan sikap dan jiwa seorang muslim. Oleh sebab itu Islam melarang umatnya untuk meminta-minta.

Namun, perlu diketahui meminta-minta diperbolehkan dengan catatan untuk kemaslahatan umat. Contohnya seperti meminta sedekah pembangunan masjid, sarana pendidikan, atau anak yatim dan fakir miskin. Yang dilarang ialah meminta-minta untuk kepentingan pribadi.

Baca artikel detikhikmah, "7 Wasiat Nabi Muhammad kepada Abu Dzar Al Ghifari, Termasuk Larangan Mengemis" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6789277/7-wasiat-nabi-muhammad-kepada-abu-dzar-al-ghifari-termasuk-larangan-mengemis.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Sabtu, 06 Juli 2024

7 hal mendatangkan kesulitan hidup

 Pertama, hindari berpaling dari peringatan Allah SWT  

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan sempit dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadan buta.”  (QS Thaha [20]: 124).

Kedua, durhaka kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda:  
كُلُّ ذُنُوبٍ يُؤَخِّرُ الله مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلا الْبَغْيُ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْن أو قَطِيعَةُ الرَّحِمِ يُعَجِّلُ لَصَّاحِبِهَا فِي الدُّنْيَا قَبْلَ الْمَوْتِ.
“Semua dosa itu akan ditunda hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti, kecuali hukuman terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau memutuskan silaturahim, sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada pelakunya di dunia sebelum datang kematian.” (HR Bukhari).
Ketiga, bermuamalah dengan riba. 
Allah berfirman: 
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS al-Baqarah [2]: 275).

Keempat, bersifat bakhil. 
Rasulullah SAW bersabda: 
مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ ، مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ شُجَاعًا أَقْرَعَ ، لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ ، يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ - يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ - يَقُولُ : أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ الآيَةَ : ( وَلَا يَحْسِبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ
“Barang siapa yang diberikan  Allah harta kepadanya, kemudian ia tidak mengeluarkan zakatnya, ia akan berwujud ular  sangat besar yang akan menariknya dengan dua tulang rahangnya yang lebar, kemudian ia berkata, ‘Saya adalah harta simpananmu.’ Kemudian, Nabi membacakan ayat ‘Sayuthawwaquuna Maa Bakhiluu Bihi Yaumal Qiyaamati’ sampai akhir ayat.” (HR Muttafaq ‘alaih).

Kelima, kebiasaan menggunjing. 
Rasulullah bersabda: 
- َلمَّا عُرِجَ بي مَرَرْتُ بِقومٍ لهُمْ أَظْفَارٌ من نُحاسٍ ، يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وصُدُورَهُمْ ، فقُلْتُ : مَنْ هؤلاءِ يا جبريلُ ؟ قال : هؤلاءِ الذينَ يأكلونَ لُحُومَ الناسِ ، ويَقَعُونَ في أَعْرَاضِهِمْ .
 “Ketika aku mi’raj ke langit, aku melewati suatu kaum yang mencakar-cakar wajah dan dada mereka dengan kuku yang terbuat dari timah. Kemudian, aku bertanya, ‘Siapakah mereka itu, wahai Jibril?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan senang menggunjing kehormatan mereka.’” (HR Abu Dawud).

Keenam, menyakiti tetangga. 
Rasulullah bersabda:
واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، قِيلَ: مَنْ يا رسولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الَّذي لا يأْمنُ جارُهُ بَوَائِقَهُ
“Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman.” Para sahabat bertanya, “Siapa, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketujuh, menyebut-nyebut pemberian

عن أبي ذر، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال
 لَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ، وَلَا يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ، قَالَ: فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ مِرَارًا، قَالَ أَبُو ذَرٍّ: خَابُوا وَخَسِرُوا، مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الْمَنَّانُ الَّذِي لَا يُعْطِي شَيْئًا إِلَّا مَنَّهُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْفَاجِرِ، وَالْمُسْبِلُ إِزَارَهُ
Dari Abu Dzar bahwa Rasulullah bersabda, “Tiga hal yang menyebabkan Allah tidak akan berbicara dengannya dan tidak akan melihatnya pada hari kiamat dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. Kemudian, ia berkata, ‘Rasulullah SAW mengulanginya sebanyak tiga kali.’ Abu Dzar berkata, ‘Mereka sungguh kecewa dan merugi, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang yang memanjangkan pakaiannya, yang menyebut-nyebut pemberian, dan yang menggunakan hartanya dari sumpah dusta.’” (HR Muslim)
 

10 upaya agar diberi jalan keluar dari masalah

https://darussalam.id/10-cara-keluar-dari-kesulitan-masalah-hidup-berdasarkan-alquran-dan-hadits/ https://darussalam.id/10-cara-keluar-dari-kesulitan-masalah-hidup-berdasarkan-alquran-dan-hadits/

Masalah hanyalah bagian dari jalan yang harus dilewati dalam hidup ini. Dunia mungkin terasa sempit di mata sebagian orang. Namun sejatinya berbagai bentuk kesulitan perlu dipandang sebagai cobaan Allah SWT untuk meninggikan derajat hamba-Nya.

Sebagaimana firman Allah SWT, bahwa di balik kesulitan, ada kemudahan. Dalam Surat Al Insyirah ayat 5-6, disebutkan,

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar seorang muslim bisa keluar dari keadaan sulit dan kecemasannya. Berikut ini penjelasannya.

1. Kembali kepada Allah SWT

Saat ada dalam kesulitan, kembalilah kepada Allah SWT dan dekatkan diri untuk meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Karena hanya Dia-lah yang mampu yang menyelamatkan seorang hamba dari kesulitan yang dialami. Dia pula yang mengetahui apa kebutuhan hamba-Nya.

2. Berprasangka baik kepada Allah

Poin kedua tentu penting, sebab dengan cara tersebut, segala kesulitan bisa teratasi atas pertolongan Allah SWT.

Ketika seorang hamba terus-menerus berpikir negatif, maka itu pula sangkaannya kepada Allah SWT. Karena itu, dibutuhkan prasangka baik atau husnudzon kepada Allah SWT. Berikut hadits tentang pentingnya berprasangka baik kepada Allah SWT:

عن أبي هريرة رضي الله عنه مرفوعاً: «قال الله عز وجل : أنا عند ظنِّ عَبدي بي، وأنا معه حيث يَذكُرني، والله، لَلَّه أَفرَحُ بِتَوبَةِ عَبدِهِ مِنْ أَحَدِكُم يَجدُ ضَالَّتَهُ بالفَلاَة، وَمَنْ تَقَرَّب إِلَيَّ شِبْرًا، تقرَّبتُ إليه ذِرَاعًا، ومن تقرب إلي ذِراعًا، تقربت إليه بَاعًا، وإذا أَقْبَلَ إِلَيَّ يمشي أَقْبَلْتُ إِلَيهِ أُهَرْوِلُ». متفق عليه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Demi Allah, Allah lebih senang dengan taubat hamba-Nya daripada seorang dari kalian yang menemukan barangnya yang hilang di padang pasir. Siapa mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Siapa yang mendekati-Ku satu hasta, Aku mendekatinya satu depa. Jika ia datang menghadap sambil berjalan, Aku datang kepadanya sambil berlari kecil’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Terus berdoa

Berdoa kepada Allah SWT tidak boleh berhenti hanya karena merasa tidak dikabulkan Allah. Allah Maha Mengetahui atas apa yang dibutuhkan seorang hamba. Allah SWT berfirman,

اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْۤءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاۤءَ الْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقَلِيْلًا مَّا تَذَكَّرُوْنَۗ

“Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat.” (QS. An Naml ayat 62)

4. Tobat mohon ampun

Selanjutnya adalah memohon ampunan kepada Allah SWT, yang berarti seorang hamba mesti tobat dengan sebenar-benarnya taubat dan tidak kembali pada dosa-dosa sebelumnya. Berikut ayat Alquran tentang keutamaan tobat:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًاۙ وَّيُمْدِدْكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَّكُمْ جَنّٰتٍ وَّيَجْعَلْ لَّكُمْ اَنْهٰرًاۗ

“Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS Nuh ayat 10-12)

5. Banyak dzikir

Cara kelima agar bisa keluar dari berbagai permasalahan yang mendera adalah dengan sering-sering berdzikir. Keutamaan dan khasiat berdzikir tercantum dalam Alquran. Allah SWT berfirman,

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS Ar Ra’d ayat 28)

6. Membantu dan menolong orang susah

Sering kali ketika sedang dihadapkan pada sebuah permasalahan atau mengalami kesulitan, banyak orang yang enggan membantu dan menolong orang lain yang sedang kesulitan. Karena merasa dirinya juga sedang susah. Padahal justru sebaliknya.

Ada kisah seorang ustadz di pondok pesantren. Suatu kali anaknya menderita sebuah penyakit parah. Ketika mengalami itu, yang dilakukan justru dia menyantuni beberapa anak yatim.

Ini mengajarkan bahwa sedekah atau pemberian paling utama adalah ketika justru sedang dilanda sebuah musibah. Juga menunjukkan bahwa cara keluar dari masalah adalah dengan sedekah, menolong orang susah, dan semacamnya.

Nabi Muhammad SAW telah berpesan tentang hal tersebut, sebagaimana riwayat hadits dari Abu Hurairah RA. Nabi Muhammad SAW bersabda,

 مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ سَتَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

“Siapa yang menghilangkan penderitaan seorang muslim dari penderitaan-penderitaan di dunia, maka Allāh akan menghilangkan penderitaannya dari penderitaan-penderitaan hari Kiamat. Siapa yang memudahkan bagi orang yang mengalami kesulitan karena terlilit utang, maka Allah akan memudahkan baginya urusan di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi aib orang Islam, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba tersebut jika seorang hamba menolong saudaranya.” (HR Muslim)

7. Tawakal

Berikutnya adalah bertawakal atau berserah diri kepada Allah SWT. Segala apapun yang terjadi sejatinya adalah ketetapan Allah SWT, dan ini baik bagi setiap hamba-Nya. Seorang muslim hanya perlu berikhtiar dan bagaimana hasilnya adalah keputusan Allah SWT.

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

“Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. At Talaq ayat 3)

8. Berbakti kepada orang tua

Agar masalah selesai, salah satu caranya adalah dengan berbakti kepada orang tua. Berbuat baik dan meminta doa kepada mereka. Sebab, doa orang tua adalah keselamatan dari kesengsaraan di dunia. Doa orang tua menjadi penghilang rasa derita dan lenyapnya kekhawatiran dan kesedihan. Allah SWT berfirman,

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ  ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ

“(Ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuatbaiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Selain itu, bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat, dan tunaikanlah zakat.” Akan tetapi, kamu berpaling (mengingkarinya), kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (QS Al Baqarah Ayat 83)

9. Jaga amanah dan penuhi hak orang lain

Ada tiga hal dalam poin sembilan ini, yaitu membantu mengatasi masalah orang-orang yang terzalimi, menjaga amanah, dan memenuhi hak-hak orang lain.

Menjaga amanah dan tentunya melaksanakan amanah tersebut, serta menunaikan hak orang lain, akan menghilangkan penghalang antara diri seorang muslim dan jawaban atas doa yang dipanjatkan. Termasuk juga menyucikan jiwa dari hawa nafsu dunia, apalagi sampai mengejar sesuatu yang bukan haknya.

Para generasi saleh terdahulu hampir selalu memperhatikan hal ini. Mereka merenungi apa saja hak-hak yang mereka miliki, menjaga amanah yang diberikan, dan mengatasi berbagai ketidakadilan yang dialami sebagian orang.

10. Jangan berbuat zalim

Siapa yang ingin meringankan masalah kesulitannya, maka jangan menzalimi orang lain. Siapa pun itu. Jauhi segala perbuatan zalim dan penindasan. Jangan sampai bersikap tidak adil dan abai terhadap orang-orang lemah.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,

اتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Takutlah engkau dari doa orang-orang yang dizalimi. Karena sesungguhnya tidak ada penutup antara doa mereka dan Allah.” (HR. Bukhari). Wallahu A’lam. (UYR/Republika)


12 tanda hamba Allah Swt

 https://darussalam.id/inilah-12-ciri-hamba-yang-disayangi-allah/

Hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang (‘Ibad ar-Rahman) itu memiliki ciri-ciri yang dapat dilihat dalam kesehariannya menjalani hidup. Ada 12 ciri-ciri ‘ibad ar Rahman sebagaimana dapat ditemukan dalam Alquran surat Al Furqan ayat 63-74. Apa saja tandanya?

1. Rendah hati dan tenang menjalani hidup

Sebagaimana firman Allah,

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا …

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati … (Al Furqan ayat 63)

Akhlak seorang ‘ibad ar Rahman itu penuh ketenangan, sakinah, tidak gelisah dalam menjalani hidup. Seorang ‘ibad ar Rahman akan menjauhi setiap hal-hal yang berpotensi menimbulkan pertikaian atau perselisihan. 

Akhlak hamba Allah adalah mereka yang jalan di muka bumi dengan tenang. Dengan penuh ketenangan, penuh sakinah, mereka melangkah di muka bumi dengan tidak gelisah, keburu buru, dan tidak juga dengan gesekan-gesekan. 

2.Ucapannya Mengandung Doa Keselamatan

Allah berfirman,

…وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. (Al Furqan ayat 63)

Ibadur rahman ketika ada orang yang mencaci atau memakinya tidak membalas dengan cacian dan makian. Terapi justru menyikapinya penuh ketenangan dan menyampaikan kata-kata yang baik kepada mereka.

3.Senang qiyamullail

Allah berfirman,

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (Al Furqan ayat 64)

Hamba Allah itu selalu bangun malam untuk melaksanakan ibadah sunah. Mereka rukuk dan sujud pada tengah malam dan berdoa atas hajat-hajatnya.

4.Takut akan pedihnya azab neraka 

Allah berfirman:

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا

Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. (Al Furqan ayat 65)

Ibadur Rahman memiliki rasa takut akan siksa neraka jahanam. Sehingga mereka senantiasa berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari azab neraka. Itu sebabnya, para auliya dan sahabat sampai meneteskan air mata saking takutnya azab neraka.

5. Bersedekah sesuai kemampuan

Allah berfirman, 

وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًا

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Al Furqan ayat 67).

Seorang ibadur Rahman itu senang bersedekah. Tetapi ketika bersedekah ia tidak berlebihan ketika mengeluarkan hartanya. Namun ia juga tidak pelit ketika bersedekah seperti memiliki harta banyak namun hanya bersedekah beberapa ribu rupiah saja. Seorang Ibadur Rahman bersedekah secara wajar sesuai kemampuan dan kedudukannya. 

6.Tidak Syirik

Allah berfirman:

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ …

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah …(Al Furqan ayat 68).

Seorang hamba Allah tidak akan menyekutukan Allah dengan suatu pun. Maka dari itu jangan mempercayai dukun atau pun peramal yang dapat menjatuhkan diri pada kemusyrikan.

7.Tidak Membunuh

Allah berfirman:

وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ

…tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, …(Al Furqan ayat 68).

Membunuh manusia merupakan dosa besar. Karena itu  tidak boleh bagi seorang muslim membunuh nyawa manusia terlebih sesama muslim. 

8.Tidak Zina

Allah berfirman:

وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا

…dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),(Al Furqan ayat 68).

Seorang ibadur Rahman tidak akan berzina dan menjauhi hal-hal yang berpotensi mendekatkan diri kepada zina. 

9.Tidak Sumpah Palsu

Allah berfirman:

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ…

Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, (Al Furqan ayat 72).

Hamba Allah aka berkata dengan jujur dan tidak akan bersumpah palsu sehingga kebenaran tidak terungkap. 

10.Mengacuhkan orang-orang yang berbuat tidak ada manfaatnya

Allah berfirman:

وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

..dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. (Al Furqan ayat 72).

11. Sangat cepat merespons perintah Allah

Allah berfirman: 

وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا

Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. (Al Furqan ayat 73).

Hamba Allah akan merespon peringatan-peringatan Allah. Ia berbeda dengan  orang-orang yang lalai dan tidak memperdulikan perintah Allah yang seperti orang buta dan tuli. Maka dari itu seorang hamba Allah senang mendapatkan nasehat dari orang lain.

12.Memohon untuk Istri dan Keturunannya

Allah berfirman

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al Furqan ayat 74).

Hamba Allah itu senantiasa memohon agar memiliki istri dan anak-anak yang qurata a’yun yakni penyenang hati karena kesalehan istri dan anak-anaknya. (UYR/Republika)