"𝙌𝙊𝙊𝙇𝘼 𝙍𝘼𝙎𝙐𝙇𝙐𝙇𝙇𝘼𝙃𝙄 𝙎𝙃𝙊𝙇𝘼𝙇𝙇𝘼𝙃𝙊𝙇𝙐 '𝘼𝙇𝘼𝙄𝙃𝙄 𝙒𝘼𝙎𝙎𝘼𝙇𝘼𝙈
" 𝙆𝙐𝙇𝙇𝙐 𝙈𝘼𝙐𝙇𝙐𝙐𝘿𝙄𝙉 𝙔𝙐𝙐𝙇𝘼𝘿𝙐 '𝘼𝙇𝘼𝙇 𝙁𝙄𝙏𝙃𝙍𝙊𝙏𝙄" (Hadis shohih) 'Anil Aswad bin Syarif
Artinya : Tiap² manusia yg lahir , maka di lahirkan dlm kesucian iman
1,Suci dari dosa kpd Allah
2. Suci dari dosa kpd manusia
3. Suci Keimanannya
4 Suci dari pengaruh² di luar dirinya
Ibarat air masih murni
Seluruh manusia yg lahir membawa FITHROTUL IMAN. Dan Fithrotul iman itu bukan hasil dari pelajaran, bukan hasil dari dalil Alquran atau dari Hadis
Tapi Iman itu memang pembawaan dari Ruh, dlm Alquran Allah berfirman:
𝙒𝘼𝙇𝘼𝙐 𝘼𝙉𝙉𝘼𝙉𝘼 𝙄𝙇𝘼𝙄𝙃𝙄𝙈𝙐𝙇𝙈𝘼𝙇𝘼𝙄𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙒𝘼𝙆𝘼𝙇𝙇𝘼𝙈𝘼𝙃𝙐𝙈𝙐𝙇 𝙈𝘼𝙐𝙏𝘼 𝙒𝘼𝙃𝘼𝙎𝙔𝘼𝙍𝙉𝘼𝘼 𝘼𝙇𝘼𝙄𝙃𝙄𝙈 𝙆𝙐𝙇𝙇𝘼 𝙎𝙔𝘼𝙄 𝙄𝙉 𝙌𝙐𝘽𝙐𝙇𝘼𝙉 𝙈𝘼𝘼𝙁 𝙆𝘼𝘼𝙉𝙐𝙐 𝙇𝙄𝙔𝙐'𝙈𝙄𝙉𝙐 𝙄𝙇𝙇𝘼 𝘼𝙉 𝙔𝘼𝙎𝙔𝘼 𝘼𝙇𝙇𝘼𝙃𝙐 𝙒𝘼𝙇𝘼𝘼𝙆𝙄𝙉𝙉𝘼 𝘼𝙆𝙏𝙎𝘼𝙍𝙊𝙃𝙐𝙈 𝙔𝘼𝙅𝙃𝘼𝙇𝙐𝙐𝙉"(Al An'am111)
Artinya : Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kpd mereka, dan orang² yg telah mati berbicara dg mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu kehadapan mereka, niscaya mereka tidak ( juga) beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tdk mengetahui .
Jadi malaikat itu tdk mampu mengimankan manusia, malaikat turun, orang mati dari Nabi Adam sampai sekarang di kembalikan semua, lalu menceritakan pengalamannya di alam Barzah yg jauh itu, semua dalil² di kumpulkan, baik dalil nagli maupun aqli, semua itu untuk mengimankan manusia, maka kesemuanya itu tdk akan mampu mengimankan manusia, kecuali memang itu kehendak Allah.
Tidak ada satupun manusia yg lahir ke dunia ini yg jiwanya tidak beriman, karena sejak lahir manusia itu sdh membawa iman
Jadi iman itu hakekatnya benang halus yg menghubungkan antara manusia dg Tuhannya
Seandainya di dunia ini tidak ada agama sekalipun, manusia tetap mempunyai naluri ber Tuhan.
𝘽𝙄𝙈𝙊 : Apakah keadaan iman yg ada
di dlm jiwa manusia itu apakah
bisa bertambah.atau berkurang.? Sebab ada yg mengatakan, kalau manusia itu taat, maka imannya akan bertambah, kalau orang itu maksiat, maka imannya berkurang, dan ada lagi dlm surat Al Anfal ayat 2 di sebutkan;
" 𝙒𝘼𝙄𝘿𝙕𝘼𝘼 𝙏𝙐𝙇𝙄𝙔𝘼𝙏'𝘼𝙇𝘼𝙄𝙃𝙄𝙈 𝘼𝘼𝙔𝘼𝘼𝙏𝙐𝙃𝙐 𝙕𝘼𝘼𝘿𝘼𝙏𝙃𝙐𝙈 𝙄𝙄𝙈𝘼𝘼𝙉𝘼𝙉"
Artinya : Dan apabila di bacakan kpd mereka ayat ayat nya bertambahlah iman mereka.
Ini bagaimana penjelasannya..?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄 : Ayat itu sebenarnya
menerangkan, yg bertambah dari iman itu bukan Dzatnya, Iman itu sebenarnya tdk akan bertambah dan tdk akan berkurang, Sebab yg di katakan bertambah dan berkurang itu bukanlah
Dzatnya, akan tetapi Martabatnya.
Kalau orangnya taat kpd Allah, maka imannya menjadi iman yg sempurna
Martabatnya, akan tetapi kalau orangnya maksiat, maka turunlah martabat imannya, Rosulullah Saw bersabda:
"𝘼𝙇 𝙄𝙄𝙈𝘼𝘼𝙉𝙐𝙐𝙍𝙔𝘼𝘼𝙉𝙐𝙉 𝙒𝘼𝙇𝙄𝘽𝘼𝘼𝙎𝙐𝙃𝙐𝙏 𝙏𝘼𝙌𝙒𝘼"
Artinya : Iman itu telanjang dan pakaiannya adalah Taqwa
Jadi Iman itu telanjang, dan adapun pakaiannya adalah Taqwa, sebagai contoh :
Kalau misalnya Iman itu adalah manusia dan manusia itu tentulah memakai pakaian, Kalau manusia itu berpakaian, apakah dzat manusia itu bertambah..?
Jawabnya ,dzat manusia tdk bertambah
Pakaian yg di pakai manusia tidak menambah dzat manusia menjadi bertambah gemuk atau kurus,
Begitu juga dg iman, kalau memakai pakaian Taqwa maka bertambah sempurnalah martabatnya,
Tapi kalau di pakai pakaian dzolim, pakaian musrik maka turunlah martabatnya. Dlm Alquran Surat Al an'am ayat 82 di terangkan:
" 𝘼𝙇𝙇𝘼𝘿𝙕𝙄𝙄𝙉𝘼 𝘼𝘼𝙈𝘼𝙉𝙐 𝙒𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙔𝘼𝙇𝘽𝙄𝙎𝙐𝙐 𝙄𝙄𝙈𝘼𝘼𝙉𝘼𝙃𝙐𝙈 𝘽𝙄𝘿𝙃𝙐𝙇𝙈𝙄𝙉 𝙐𝙇𝘼𝘼𝙄𝙆𝘼 𝙇𝘼𝙃𝙐𝙈𝙐𝙇 𝘼𝙈𝙉𝙐 𝙒𝘼𝙃𝙐𝙈 𝙈𝙐𝙃𝙏𝘼𝘿𝙐𝙐𝙉"
Artinya : Orang² yg beriman dan imannya tdk dipakai oleh pakaian dholim (musyrik), mereka itulah orang² yg mendapat petunjuk
Jadi dholim, musyrik itu pakaian, tapi pakaian yg jelek, Taqwa juga pakaian yakni pakaian yg baik
Dan yg bertambah itu bukan dzat imannya tapi martabatnya.
𝘽𝙄𝙈𝙊 : Terkadang ada lagi orang yg
berkata kalau orang sdh maksiat
Maka menjadi kafir, dan kalau sdh kafir, maka hilang imannya, ini bagaimana..?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄 : Itu tidak sesuai dg ayat
Alquran :
" 𝙒𝘼 𝙇𝘼𝙄𝙉 𝙎𝘼 𝘼𝙇𝙏𝘼𝙃𝙐𝙈 𝙈𝘼𝙉 𝙆𝙃𝙊𝙇𝘼𝙌𝙊𝙎 𝙎𝘼𝙈𝘼𝘼𝙒𝘼𝙏𝙄 𝙒𝘼𝙆 𝘼𝙍𝘿𝙇𝙊 𝙇𝘼𝙔𝘼𝙌𝙐𝙐𝙇𝙐𝙉𝙉𝘼𝙇𝙇𝘼𝙃"
Artinya : Dan sungguh jika kamu(Muhammad) bertanya pada mereka ( orang² kafir) " Siapakah yg menjadikan langit dan bumi..? Pasti mereka menjawab: " Yang menjadikan langit dan bumi adalah Allah"
Jadi imannya orang kafir itu tetap tdk hilang, sebab jika mereka di tanya, siapakah yg menjadikan langit dan bumi, mereka akan menjawab:
"Yang menjadikan langit dan bumi adalah Allah", Dan jawaban yg demikian itu memang tumbuh dari Fithrotul Iman
Panglimanya kafir adalah Iblis, dlm Alquran di terangkan :
" 𝙒𝘼𝙆𝘼𝘼𝙉𝘼 𝙈𝙄𝙉𝘼𝙇 𝙆𝘼𝘼𝙁𝙄𝙍𝙄𝙄𝙉"
Artinya : Adalah Iblis dari golongan orang² kafir
Akan tetapi Iblis juga tetap beriman kpd Allah, diterangkan dln surat Shod ayat 79 , Iblis berdoa kpd Allah:
𝙌𝙊𝙊𝙇𝘼 𝙍𝙊𝘽𝘽𝙄 𝙁𝘼 𝘼𝙉𝘿𝙃𝙄𝙍𝙉𝙄𝙄 𝙄𝙇𝘼𝘼 𝙔𝘼𝙐𝙈𝙄 YUB'ATSUN
artinya : Iblis berkata : Ya Tuhanku, tangguhkankah siksaku sampai hari mereka di bangkitkan
Jadi iblis percaya bahwa:
1. Allah itu Tuhan
2. Percaya hari kebangkitan/ kiamat
Padahal pokok pangkal iman itu adalah
Percaya pada Allah dan hari akhir
Tidak ada keterangan dlm Alquran bahwa Iblis itu musyrik.
Jadi salah kalau dikatakan bahwa orang kafir itu sdh tdk ada imannya
Orang kafir juga berdoa;
" 𝙒𝘼𝙈𝘼𝘼 𝘿𝙐'𝘼𝘼𝙐𝙇 𝙆𝘼𝘼𝙁𝙄𝙍𝙄𝙄𝙉𝘼 𝙄𝙇𝙇𝘼 𝙁𝙄𝙄 𝘿𝙇𝙊𝙇𝘼𝙇"
Artinya : Dan tiadalah doanya orang² kafir itu, kecuali dalam kesesatan.
Jadi orang kafir itu juga berdoa, kalau berdoa berarti percaya pada Tuhan.
Dlm hadis juga di terangkan:
"𝙄𝙏𝙏𝘼𝙌𝙐𝙐 𝘿𝘼'𝙒𝘼𝙏𝘼𝙇𝙈𝘼𝘿𝙃𝙇𝙐𝙐𝙈𝙄 𝙒𝘼𝙇𝘼𝙐 𝙆𝘼𝘼𝙉𝘼 𝙆𝘼𝘼𝙁𝙄𝙍𝙊𝙉"
Artinya : Takutlah kamu semua kpd doanya orang yg kamu aniaya, meskipun orang yg kamu aniaya itu orang kafir
Jadi meskipun orang kafir kalau di aniaya, maka kalau sdh berdoa, maka akan di ijabahi oleh Allah
Iman itu tdk akan keluar dari ruh selama lamanya, dzat iman tdk bisa berkurang, tdk bisa bertambah, ia akan tetap bagaimanapun besarnya maksiat tdk akan mengurangi dzat iman, apalagi menghilangkan, Begitulah hebatnya masalah iman.
Padahal dlm hadis Bukhori di terangkan :
" 𝘼𝙆𝙃𝙍𝙊𝙅𝘼 𝙈𝘼𝙉𝘼 𝙆𝘼𝘼𝙉𝘼 𝙁𝙄𝙄 𝙌𝙊𝙇𝘽𝙄𝙃𝙄 𝙈𝙄𝙏𝙎 𝙌𝙊𝙊𝙇𝘼 𝙃𝘼𝘽𝘽𝘼𝙏𝙄𝙉 𝙈𝙄𝙉 𝙆𝙃𝙊𝙍𝘿𝙕𝘼𝙇𝙄𝙉𝙉𝘼𝘼𝙍𝙄"
Artinya : Di keluarkan orang yg ada dalam hatinya, iman walau seberat biji sawi dari neraka
Orang kalau dlm jiwanya ada imannya meskipun sebesar biji sawi, maka orang tsb dikeluarkan dari neraka.
Malah dlm hadis diterangkan
𝙔𝘼𝙆𝙃𝙍𝙐𝙅𝙐 𝙈𝙄𝙉𝘼𝙉𝙉𝘼𝘼𝙍𝙄 𝙈𝘼𝙉𝘼 𝙆𝘼𝘼𝙉𝘼 𝙁𝙄𝙄 𝙌𝙊𝙇𝘽𝙄𝙃𝙄 𝙈𝙄𝙉𝙏𝘼 𝙌𝙊𝙇𝘽𝙄𝙃𝙄 𝙈𝙄𝙏𝙎𝙌𝙊𝙊𝙇𝘼 𝘿𝙕𝘼𝙍𝙍𝙊𝙏𝙄𝙉 𝙈𝙄𝙉𝘼𝙇 𝙄𝙈𝘼𝙉
Artinya : Keluar dari neraka orang yg dalam hatinya ada iman seberat atom
Maka kalau begitu jelaslah bahwa semua manusia yg di hukum dlm neraka, satupun tdk akan tinggal selamanya di neraka, jadi kalau ada yg mengatakan : "Orang di hukum dineraka itu selama lamanya tdk akan keluar" Maka orang tersebut terkecoh dg kalimat KHULUD, seperti terkecoh nya Adam dg kalimat KHULDI, hanya berdasarkan kalimat KHOLIDINA FIIHA, maka di anggap kekal di neraka selama lamanya
𝘽𝙄𝙈𝙊 ; Lalu apakah sebenarnya makna
Kalimat KHULUD itu..?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄: Dalam kitab Al mufrodat
Alfadlil Qur' an bab huruf Kho' di terangkan demikian:
WA ASHLUHUL MUKHOLLADI ALLADZII YABQOO MADDATAN THOWILQN
Artinya : Dan asalnya lafad KHULUD itu artinya tetap waktu yg panjang
Jadi makna KHULUD tetap waktu yg panjang.
Jadi tdk ada manusia yg di hukum di neraka tanpa batas, pasti ada batasnya
Kalau ada orang yg mengatakan bahwa orang di hukum dineraka tanpa batas, itu bertentangan dg Alquran dan hadis
Adapun KAFARO itu artinya Tutup begitu saja, seperti bulan tertutup mendung, kemudian terbuka lalu tertutup lagi, seperti tersebut dlm Alquran:
𝙏𝙎𝙐𝙈𝙈𝘼 𝘼𝙈𝘼𝙉𝙐 𝙏𝙎𝙐𝙈𝙈𝘼 𝙆𝘼𝙁𝘼𝙍𝙐,
𝙏𝙎𝙐𝙈𝙈𝙌 𝘼𝙈𝘼𝙉𝙐
Jadi tutup buka, tutup buka begitu saja
Bukannya hilang, seperti bulan tertutup mendung, bukan bulannya hilang, tapi hanya tertutup saja.
𝘽𝙄𝙈𝙊: Manusia yg di hukum dineraka
kalau sdh habis batas waktunya, maka semua dikeluarkan dari neraka karena iman, kalau nerakanya sdh kosong tdk ada isinya, kan nganggur, terus bagaimana kalau nerakanya nganggur..?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄 : Neraka itu di hilangkan,
sebab Allah itu Dzat yg Maha Bijaksana, tidak akan membuat sesuatu yg sia sia. Jadi neraka itu tdk kekal, neraka itu akan lenyap, adapun yg tetap adalah surga, Dan orang yg di surga juga begitu ada dua macam:
1. Ada surga yg nikmatnya terbatas, seperti KHOLIDINA FIIHA
2. Ada surga yg tdk terbatas
Dan setelah orang mengalami nikmat surga terbatas lalu kemudian pindah ke nikmat surga yg tdk terbatas
Kanjeng Nabi pernah dawuh:
" 𝙇𝘼𝘼 𝙔𝘼𝘿𝙇𝙐𝙍𝙐 𝙈𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙄𝙈𝘼𝘼𝙉𝙄 𝙎𝙔𝘼𝙄𝙐𝙉"
Artinya : Tidak akan membahayakan sesuatu dg iman
Jadi iman itu tdk bisa di ganggu, tdk bisa di bahayakan meskipun maksiat
Ini sebagian dalil yg menerangkan orang yg ada di neraka tdk ada yg selamanya tanpa batas, pasti ada batasnya, dan akhirnya akan keluar dari neraka
Malah dalam hadis keterangan dari Abu Hurairah, kanjeng Nabi pernah dawuh yg artinya :
"TIDAK ADA SATUPUN MANUSIA YG AKAN TINGGAL DI NERAKA, SEMUA AKAN KELUAR"
Dan kalau neraka sdh kosong dari isinya, maka neraka akan di lenyapkan
Kanjeng Nabi dawuh:
" CEPAT PENUH, CEPAT HANCUR, CEPAT HILANG, YAKNI NERAKA"
Jadi neraka itu penuhnya cepat, hilangnya juga cepat, Neraka itu akan hilang, tidak kekal selamanya, ini keterangan dalam hadis.
Syeikh Abdul Karim Ibnu Ibrahim Al Jaili
( Murid dari Ibnu Arobi) di dalam kitabnya INSANUL KAMIL beliau mengatakan sebagai berikut:
" Ketahuilah bahwasannya jika neraka itu merupakan 'Arad (aksiden) wujud, maka hilangnya bisa di Terima tataran akal, jika tidak maka hal tersebut merupakan sesuatu yg mustahil, Adapun yg dimaksud hilangnya neraka itu adalah, padamnya kobaran api, dengan padamnya api neraka, maka lenyap pula malaikat penjaganya"
Selanjutnya beliau menerangkan makna sebuah hadis: " ROHMATKU MENDAHULUI KEMARAHANKU" Beliau mengatakan bahwa Rohmat itu merupakan sifat inti Dzat, sedang marah itu bukan sifat inti Dzatnya.
Makanya di dlm Alquran itu ayatnya selalu di dahului dg Bismillah, Arrohman, Arrohim, Jadi Arrohman Arrohim itu berdimensi kan "Dzat," sedang Kemarahan itu berdimensikan "Sifat" Jadi sifat kemarahan (neraka) itu bukanlah sifat asal (sesuatu yg adanya karena di adakan) maka ia memiliki masa berakhir. Itulah makna dari kalimat " ROHMATKU MENDAHULUI KEMARAHANKU"
dan hadis itu tidak berbunyi " KEMARAHANKU MELIPUTI SEGALA SESUATU":
Tiap ² surat di dlm Alquran itu didahului dg kalimat BUSMILLAHIRROHMANIRRIHIIM ini menandakan bahwa Allah itu MAHA ROHMAN dan MAHA ROHIM, MAHA BELAS , MAHA KASIH, dan Rohmat Allah itu meliputi segala sesuatu
" 𝙒𝘼𝙍𝙊𝙃𝙈𝘼𝙏𝙄𝙄 𝙒𝘼𝙎𝙄𝘼𝙏 𝙆𝙐𝙇𝙇𝘼 𝙎𝙔𝘼𝙄'𝙄𝙉"
Artinya : Dan Rohmat ku meliputi segala sesuatu
Segala sesuatu itu diliputi dg RohmatNYA termasuk neraka, jadi kalau ada orang dimasukkan neraka tanpa batas, lalu di manakah Rohmat Allah.
Dari segi iman sudah tdk cocok, dari segi Rohmat juga tdk cocok, dan sekarang bagaimana dari segi keadilan.?
Allah itu Maha Adil, dlm surat Fusshilat ayat 46 di sebut:
𝙒𝘼𝙈𝘼𝘼 𝙍𝙊𝘽𝘽𝙐𝙆𝘼 𝘽𝙄𝘿𝙃𝙊𝙇𝙇𝘼𝙈𝙄𝙇 𝙇𝙄𝙇 '𝘼𝘽𝙄𝙄𝘿"
Artinya : Dan tiadalah Tuhanmu menganiaya akan hambaNya
Manusia hidup di dunia itu umurnya terbatas, ada yg 30th , 40 atau 50th atau kurang dari itu, seandainya orang itu maksiat, ya sebatas umurnya di dunia yg pendek itu saja, Mengapa harus di hukum sampai langgeng..?
Padahal yg menghukum adalah Maha Rohman Rohim, kalau ada yg di hukum selamanya tanpa batas, lalu di manakah letak keadilan Tuhan..?
Apakah maksiat hamba itu mudlorot bagi Allah..? Apakah Tuhan itu rugi kalau seandainya manusia di dunia ini satupun tdk ada yg taat.
Begitu sebaliknya seumpama seluruh manusia di dunia ini Taqwa, apakah Allah mendapat keuntungan..?
Jawabnya kan tidak, jadi maksiat dan Taqwa itu tdk pengaruh apa² bagi Allah.
Allah itu GHONIYYUN mutlak.
𝘽𝙄𝙈𝙊 : Menurut sebagian pendapat
bahwa surga neraka itu kekal
karena di kekalkan oleh Allah
ini bagaimana...?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄 ; Kalau di kekalkan oleh Allah
lalu sampai sebatas mana
kekekalannya..?
Kalau di jawab sama kekalnya dg Allah, berarti ada dua wujud yg kekal, justru ini akan menimbulkan kesyirikan,
𝘽𝙄𝙈𝙊 : Sekarang kalau ada pertanyaan
Allah itu butuh di sembah apa
tidak...?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄 : Kalau Allah butuh di sembah
berarti Allah bukan GHONIYYUN, karena masih memerlukan mahluknya
𝘽𝙄𝙈𝙊 : Kalau Allah tdk butuh di sembah
lalu mengapa Allah perintah.
"Sembah lah Aku" Jangan
menyembah selain Aku ..?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄 : Kamu jangan sembrono
BIMO..! Ini ilmu Kalam.
Sebenarnya yg di sembah itu siapa..? Yg menyembahkan juga siapa..?
Jadi kekalnya surga, neraka itu digantungkan pd keberadaan langit dan bumi,
" 𝙆𝙃𝙊𝙇𝙄𝘿𝙄𝙄𝙉𝘼 𝙁𝙄𝙄𝙃𝘼 𝙈𝘼𝘼𝘿𝘼𝙈𝘼𝙏𝙄𝙎𝙎𝘼𝙈𝘼𝘼𝙒𝘼𝙏𝙐 𝙒𝘼𝙇 𝘼𝙍𝘿𝙇𝙐" (Qs Hud 107)
Artinya : Mereka kekal didalamnya selama ada langit dan bumi
Jadi kekalnya neraka itu di gantungkan pd keberadaan langit dan bumi , sedangkan langitpun akan di gulung Allah berfirman :
" 𝙔𝘼𝙐𝙈𝘼 𝙉𝘼𝙏𝙃𝙒𝙄𝙎𝙎𝘼𝙈𝘼'𝘼 𝙆𝘼𝙏𝙃𝙊𝙔𝙔𝙄𝙎𝙎𝙄𝙅𝙇𝙄 𝙇𝙄𝙇 𝙆𝙐𝙏𝙐𝘽𝙄"
Artinya :(Yaitu)Pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran ² kertas. (Qs AlAnbiya 104).
𝘽𝙄𝙈𝙊 : Sekarang saya baru paham,
ternyata sifat asal Allah itu adalah Rohman Rohim, Allah itu sebenarnya mencintai mahluknya,
Sekarang saya tanya pikulun.., Apa alasan Allah kok mencintai mahluknya..?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄 ; Karena Dia mencintai Dirinya
sendiri..!
𝘽𝙄𝙈𝙊 : Lo kok bisa..?
𝘿. 𝙍𝙐𝘾𝙄: Ya, .....karena mahluk itu
bagian dari DIRINYA..........
Bersambung........https://www.facebook.com/groups/291497501530917/permalink/965821950765132/