Jumat, 23 Oktober 2020

KAJIAN : EMPAT KEUTAMAAN DIBALIK BERSEDEKAH.*_

Ayat (4)_Hadits (3)_Ucapan Ulama (8)

Ayat 1

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Terjemah Arti: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Pertama, orang bersedekah berhak mendapat rahmat Allah (QS al-A’raf [7]: 56) 

Ayat 2

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ 

Terjemah Arti: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Kedua, sedekah memadamkan murka Ilahi 

Hadits 1 

Memadamkan Kemurkaan Allah

Dari Mu’awiyah bin Haidah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sedekah secara rahasia bisa meredam murka Rabb [Allah] tabaroka wa ta’ala.” (HR. ath-Thabrani dalam al-Kabir, lihat Shahih at-Targhib [1/532])

Ketiga: Sedekah  diketahui dan akan  diganti oleh Allah SWT

Ayat 3 

Allah Pasti Membalasnya

Allah ta’ala berfirman,

وَمَا أَنفَقْتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُم مِّن نَّذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ

Apapun infak yang kalian berikan atau nadzar apapun yang kalian canangkan, sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 270)

Ayat 4

Allah Pasti Menggantinya

Allah ta’ala berfirman,

وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Apapun harta yang kalian infakkan maka Allah pasti akan menggantikannya, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rizki.” (QS. Saba’: 39)


Keempat: Sedekah  akan menjadi naungan pada hari Kiamat

Hadits 2

Mendapatkan Naungan Allah Pada Hari Kiamat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tujuh golongan orang yang akan diberi naungan oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya. Seorang pemimpin yang adil. Seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla. Seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid-masjid. Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah, mereka berdua bertemu dan berpisah karena-Nya. Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’. Seorang lelaki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. Dan seorang lelaki yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu mengalirlah air matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Shahih at-Targhib [1/531])

Kelima: Sedekah  akan menjadi penyelamat dari siksa Neraka

Hadits 3

Menyelamatkan Dari Siksa Neraka

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah: [1] Seorang lelaki yang berjuang mencari mati syahid. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Aku berperang di jalan-Mu sampai aku menemui mati syahid.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sebenarnya kamu berperang agar disebut-sebut sebagai pemberani, dan sebutan itu telah kamu peroleh di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka. [2] Seorang lelaki yang menimba ilmu dan mengajarkannya serta pandai membaca/menghafal al-Qur’an. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Aku menimba ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca/menghafal al-Qur’an di jalan-Mu.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sebenarnya kamu menimba ilmu agar disebut-sebut sebagai orang alim, dan kamu membaca al-Qur’an agar disebut sebagai qari’. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka. [3] Seorang lelaki yang diberi kelapangan oleh Allah serta mendapatkan karunia berupa segala macam bentuk harta. Lalu dia dihadirkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sekiranya akan diperolehnya, sehingga dia pun bisa mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua?”. Dia menjawab, “Tidak ada satupun kesempatan yang Engkau cintai agar hamba-Mu berinfak padanya melainkan aku telah berinfak padanya untuk mencari ridha-Mu.” Allah menimpali jawabannya, “Kamu dusta. Sesungguhnya kamu berinfak hanya demi mendapatkan sebutan sebagai orang yang dermawan. Dan sebutan itu telah kamu dapatkan di dunia.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya dalam keadaan tertelungkup di atas wajahnya hingga akhirnya dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Muslim)


Kunci Meraih Kelezatan Amal

Ucapan Ulama 1:

Abu Turab rahimahullah mengatakan, “Apabila seorang hamba bersikap tulus/jujur dalam amalannya niscaya dia akan merasakan kelezatan amal itu sebelum melakukannya. Dan apabila seorang hamba ikhlas dalam beramal, niscaya dia akan merasakan kelezatan amal itu di saat sedang melakukannya.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 594)

Ucapan Ulama 2:

Abul Aliyah berkata: Para Sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepadaku, “Janganlah kamu beramal untuk selain Allah. Karena hal itu akan membuat Allah menyandarkan hatimu kepada orang yang kamu beramal karenanya.” (lihat Ta’thirul Anfas, hal. 568)

Ucapan Ulama 3:

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang membiasakan dirinya untuk beramal ikhlas karena Allah niscaya tidak ada sesuatu yang lebih berat baginya daripada beramal untuk selain-Nya. Dan barangsiapa yang membiasakan dirinya untuk memuaskan hawa nafsu dan ambisinya maka tidak ada sesuatu yang lebih berat baginya daripada ikhlas dan beramal untuk Allah.” (lihat Ma’alim Fi Thariq al-Ishlah, hal. 7)

Lebih Selamat Bagi Hati

Ucapan Ulama 4:

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Sesungguhnya amalan jika ikhlas namun tidak benar maka tidak akan diterima. Demikian pula apabila amalan itu benar tapi tidak ikhlas juga tidak diterima sampai ia ikhlas dan benar. Ikhlas itu jika diperuntukkan bagi Allah, sedangkan benar jika berada di atas Sunnah/tuntunan.” (lihatJami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 19 cet. Dar al-Hadits).

Ucapan Ulama 5:

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwasanya keikhlasan seringkali terserang oleh penyakit ujub. Barangsiapa yang ujub dengan amalnya maka amalnya terhapus. Begitu pula orang yang menyombongkan diri dengan amalnya maka amalnya menjadi terhapus.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 584)

Ucapan Ulama 6:

Yusuf bin Asbath rahimahullah berkata, “Allah tidak menerima amalan yang di dalamnya tercampuri riya’ walaupun hanya sekecil biji tanaman.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 572)

Ucapan Ulama 7:

Diriwayatkan bahwa ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu pernah berkata, “Amal yang salih adalah amalan yang kamu tidak menginginkan pujian dari siapapun atasnya kecuali dari Allah.” (lihat al-Ikhlas wa an-Niyyah, hal. 35)

Ucapan Ulama 8:

Abu Ishaq al-Fazari rahimahullah berkata, “Sesungguhnya diantara manusia ada orang yang sangat menggandrungi pujian kepada dirinya, padahal di sisi Allah dia tidak lebih berharga daripada sayap seekor nyamuk.” (lihat Ta’thir al-Anfas, hal. 573)

Sumber: https://muslim.or.id/21137-keutamaan-bersedekah-secara-rahasia.html

*,✍️3 Sedekah yang Paling Utama di Sisi Allah :*


*✅1. Sedekah Jariyah :*


Sedekah jariyah adalah sedekah yang diniatkan untuk kebaikan. Nantinya kebaikan itu masih terus dirasakan hingga orang yang meninggal dunia. 


*↗️Seperti yang tertulis dalam Hadist Riwayat Muslim, "Rasulullah bersabda :*

Jika seorang anak Adam meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal, sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak (sholeh) yang mendoakan orangtuanya."


*✅2. Sedekah yg Sembunyi-sembunyi :*

Kita dianjurkan untuk tidak pamer (riya) dengan semua bentuk ibadah yang kita lakukan, terutama sedekah.


*↗️Dalam Surat Al-Baqarah Ayat 262 Allah berfirman :*

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti perasaan (si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Allah."


*✅3. Sedekah Kepada Kerabat :*


*↗️Seperti yang tertulis dalam Hadist Riwayat Tirmidzi, Rasulullah bersabda :* "Bersedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah dan kepada kerabat ada dua (kebaikan), sedekah, dan silaturrahim.


*↗️Rasulullah SAW bersabda :*

“Setiap muslim itu wajib bersedekah (H.R. Imam Bukhari dan Muslim).


===========================

📢 *Published By:*

@MateriPesanCinta_Nya


📭 Silahkan dishare semoga 

bermanfaat bagi kaum muslimin

╚══════════✿●•●•╝

Sumber:GRUP WA Mushola An Nur

Kamis, 08 Oktober 2020

KAJIAN: TUJUH AKIBAT PERBUATAN ZALIM

Telah disampaikan dalam khotib di AL MUSYAFFA, dan AL ISHLAH 2020 

 7 AKIBAT DARI PERBUATAN ZALIM □

Perbuatan zalim menyebabkan pelakunya mendapat keburukan di dunia dan di akhirat. Diantaranya:


1. AKAN DI-QISHASH PADA HARI KIAMAT


Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya:


“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?”. Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut menurut kami adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda”. Nabi bersabda, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 2581).


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezholimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya”. (HR. Al-Bukhari no. 2449)

2. MENDAPATKAN LAKNAT DARI ALLAH

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظّٰلِمِيْنَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ

(yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk.

Allah Ta’ala berfirman: “(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk” (QS. Ghafir: 52).

Laknat dari Allah artinya dijauhkan dari rahmat Allah.

3. MENDAPATKAN KEGELAPAN DI HARI KIAMAT

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat” (HR. Al Bukhari no. 2447, Muslim no. 2578).

4. TERANCAM OLEH DOA ORANG YANG DIZHALIMI

Doa orang yang terzalimi dikabulkan oleh Allah, termasuk jika orang yang terzalimi mendoakan keburukan bagi yang menzaliminya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah.” (HR. Bukhari no.1496, Muslim no.19).

5. JAUH DARI HIDAYAH ALLAH

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُۥ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Referensi: https://tafsirweb.com/1935-quran-surat-al-maidah-ayat-51.html

Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al Maidah: 51).

6. DIJAUHKAN DARI AL FALAH

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah, atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak beruntung.

Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan mendapatkan al falah” (QS. Al An’am: 21).

Al falah artinya mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat

7. KEZALIMAN ADALAH SEBAB BENCANA DAN PETAKA

فَكَاَيِّنۡ مِّنۡ قَرۡيَةٍ اَهۡلَكۡنٰهَا وَهِىَ ظَالِمَةٌ فَهِىَ خَاوِيَةٌ عَلٰى عُرُوۡشِهَا وَبِئۡرٍ مُّعَطَّلَةٍ وَّقَصۡرٍ مَّشِيۡدٍ‏
Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam keadaan zhalim, sehingga runtuh bangunan-bangunannya dan (betapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (ti-dak ada penghuninya).

Allah Ta’ala berfirman: “Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi” (QS. Al Hajj: 45).


༻༺༻༺༻༺༻༺

 MEDIA DAKWAH SUNNAH

༻༺༻༺༻༺༻༺

👤 Pengampu Group MDS [Akhwat], All ustadz Abu Ubadillah an Nasyimiy. Hafidzhahullah

dikutip dari grup wa alquran dan hadits 7 jumat 091020 pukul 07.18

KAJIAN: WAKTU DAN TEMPAT MUSTAJAB


Ar- Raudhoh || الروضة:

Waktu-waktu Dan Tempat-tempat Mustajab bagian 3

@fuadhbaraba

10. Doa Orang Yang Terbangun Dari Tidur Di Malam Hari Apabila Berdoa Dengan Doa Yang Ma'tsur. 


Al-Bukhari meriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


Barangsiapa yang terbangun di malam hari, Lalu mengucapkan: LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WA HUWA ‘ALA KULLI SYAI’IN QODIIR, SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WA LAA ILAAHA ILLALLAH ALLAHU AKBAR WA LAA HAWLA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH, Kemudian berdoa: ALLAHUMAGHFIRLII (Ya Allah ampunillah aku) atau dia berdoa, maka doanya dikabulkan, jika dia berwudhu dan sholat, maka diterima sholatnya.


11. Doa Orang Yang Dalam Kesulitan. 


Allah Ta'ala berfirman:


أَمَّن يُجِيبُ ٱلۡمُضۡطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكۡشِفُ ٱلسُّوٓءَ


Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan. (QS. An-Naml: 62).


Dan di antara yang menunjukkan bahwasannya di antar sebab yang paling kuat dikabulkannya doa orang yang dalam kesulitan adalah hadits tiga orang yang mampir bermalam di suatu goa kemudian mereka pun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup mulut gua itu dan mereka di dalamnya. Sebagian mereka berkata: perhatikanlah amal shaleh yang kalian lakukan karena Allah Ta'ala, dan mintalah kepada Allah dengan amalan tersebut agar Allah menyelamatkan kalian. Maka mereka berdoa kepada Allah Ta'ala dengan amal shalih mereka, dan batu besar itu bergeser dari mulut goa, dan akhirnya mereka keluar dari goa tersebut. (Al-Bukhari). 


12. Doa Orang Yang Tidur Malam Dalam Keadaan Suci (Berwudhu). 

Abu Daud meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Mu'adz bin Jabal radhiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيْتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْياَ وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِياَّهُ

Tidaklah seorang muslim bermalam dalam keadaan berdzikir kepada Allah dan dalam keadaan suci, kemudian dia terbangun di malam hari, lalu berdoa memohon kebaikan dunia atau akhirat kepada Allah melainkan Allah akan mengabulkan permintaannya.

Bersambung...

Dari kitab Jan yu Ats-Tsimâr


Waktu-waktu Dan Tempat-tempat Mustajab bagian 4


@fuadhbaraba


13. Berdoa Dengan Doanya (Dzun-Nun) Nabi Yunus 'Alaihissalam. 

Allah Ta'ala berfirman:

وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبٗا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادَىٰ فِي ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ. فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَنَجَّيۡنَٰهُ مِنَ ٱلۡغَمِّۚ وَكَذَٰلِكَ نُـۨجِي ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Dan (ingatlah kisah) Dzun-Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim.” Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al-Anbiya': 87-8).


At-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Sa'ad radhiallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 


دعوةُ ذي النُّون إِذْ دَعا بها وهو في بَطْنِ الحُوتِ: لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ، لَم يَـدْعُ بها رجلٌ في شيءٍ قطُّ إلا استجابَ اللهُ له


Permohonan Dzun-Nun tatkala berada di dalam perut ikan adalah ucapan: 


لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ


'Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim'. Tidaklah seorang muslim berdoa dengan kalimat ini dalam suatu hajat melainkan Allah pasti akan mengabulkannya.


14. Doa Orang Yang Tertimpa Musibah Jika Berdoa Dengan Doa Yang Ma'tsur. 


Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah radhiallahu 'anha bahwasannya dia mengatakan, aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 


مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَ اللهُ: إِنَّا ِللهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اَللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا. إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا. فَقَالَتْ: فَلَمَّا مَاتَ أَبُوْ سَلَمَةَ، قُلْتُ: أَيُّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ, أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ؟ ثُمَّ إِنِّي قُلْتُهَا, فَأَخْلَفَ اللهُ لِي رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 


Tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah, kemudian dia mengucapkan seperti yang diperintahkan Allah: ‘Innalillaahi wa inna ilaihi raaji’uun. (Ya Allah, anugerahkanlah pahala atas kesabaranku menghadapi musibah dan berikanlah aku pengganti yang lebih baik darinya), kecuali Allah akan mengganti baginya yang lebih baik. Ummu Salamah berkata, Ketika Abu Salamah meninggal aku berkata, ‘Siapakah dari kaum muslimin yang lebih baik dari Abu Salamah? Dia adalah keluarga yang pertama hijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku pun telah mengucapkannya, kemudian Allah memberiku ganti (seorang suami), yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.


Bersambung...


Dari kitab Jan yu Ats-Tsimâr

dikutip dari grup wa mushola annur jumat 091020 pukul 05.13

Rabu, 07 Oktober 2020

KAJIAN: KRITERIA WANITA DIJADIKAN ISTRI

HADITS (4)_ UCAPAN ULAMA (1)

 HADITS 1

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

تَزَوَّجُوا الْوَدُودَ الْوَلُودَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ

"Nikahilah wanita yang penyayang lagi peranak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain (pada hari kiamat).” [HR. Abu Daud dan An-Nasaai dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu’anhu, dan Ahmad dan Ibnu Hibban dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Shahih Abi Daud: 1789]

HADITS 2

تَزَوَّجُوا فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا تَكُونُوا كَرَهْبَانِيَّةِ النَّصَارَى

“Menikahlah, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan jumlah kalian terhadap umat-umat yang lain pada hari kiamat, dan janganlah hidup membujang seperti Kependetaan Kristen.” [HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro dari Abu Umamah radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 1782]

HADITS 3

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, siapa diantara kalian telah memiliki kemampuan hendaklah segera menikah, karena itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, barangsiapa tidak mampu maka hendaklah ia berpuasa, karena itu akan menjadi perisai baginya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu]

HADITS 4

أَلا أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ قَالُوا : بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ ، قَالَ : كُلُّ وَدُود وَلُود ، إِذَا غَضِبَتْ أَوْ أُسِيءَ إِلَيْهَا أَوْ غَضِبَ زَوْجُهَا ، قَالَتْ: هَذِهِ يَدِي فِي يَدِكَ لا أَكْتَحِلُ بِغُمْضٍ حَتَّى تَرْضَى


“Maukah kalian aku kabarkan tentang istri-istri kalian di surga? Para sahabat berkata: Tentu wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Setiap istri yang penyayang lagi peranak, apabila ia marah atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: Ini tanganku di tanganmu, aku tidak akan bisa terpejam sampai engkau ridho.” [HR. Ath-Thabrani dari Anas, Ibnu ‘Abbas dan Ka’ab bin ‘Ujroh radhiyallaahu’anhum, Ash-Shahihah: 3880]

UCAPAN ULAMA 1

Al-Hafizh Al-Munawi rahimahullah berkata,

المتحببة لزوجها بنحو تلطف في الخطاب وكثرة خدمة وأدب وبشاشة


“Wanita yang penyayang adalah yang menampakkan cinta kepada suaminya; seperti dengan kelembutan dalam berbicara, banyak membantu, beradab dan selalu ceria serta ramah (kepada suaminya).” [Faidhul Qodir, 3/242]

Sumber: http://sofyanruray.info/kriteria-wanita-yang-paling-baik-untuk-dijadikan-istri/

GABUNG TELEGRAM DAN GROUP WA TA’AWUN DAKWAH & BIMBINGAN ISLAM

sumber taawundakwah.com telegram kamis 081020 pukul 05.01


NASEHAT: KEWAJIBAN ISTRI TERHADAP SUAMI

 UCAPAN ULAMA 1

Berkata Al Imam Adz Dzahaby رحمه الله :

1. Senantiasa malu kepada suaminya

2. Menundukkan pandangannya di depannya

3. Mentaati perintahnya

4. Diam ketika suaminya berbicara

5. Berdiri ketika menyambut kedatangannya

6. Menjauh dari semua perkara yang membuatnya marah

7. Berdiri bersamanya ketika suaminya akan keluar rumah

8. Menawarkan ( ... ) dirinya ketika suaminya akan tidur

9. Tidak mengkhianatinya - ditempat tidurnya, harta dan rumahnya - ketika ia tidak ada 

10. Memakai wewangian

11. Senantiasa menjaga kebersihan mulutnya dengan siwak

12. Senantiasa berhias ketika kehadirannya

13. Meninggalkan ghibah

14. Memuliakan keluarga serta kerabatnya

15. Melihat sesuatu yg sedikit pada suami, sebagai sesuatu yg banyak

SUMBER LINK KITAB ASWAJA TELEGRAM RABU 071020 PUKUL 18.21



Senin, 05 Oktober 2020

Kisah seorang Syifa

 Syifa adalah sesosok anak bayi yang berusia 2 bulan lebih.tepatnya tanggal 7 oktober menginjak usia 3 bulan.Bermula pada saat bapaknya sakit dan dilanjutkan dengan mamanya ikut sakit.tepat tanggal 13 September hari Kamis.Syifa pun ikut mengalami sakit juga seperti bapak dan mamanya.badan Syifa panas dan rewel,lantas saya bawa ke puskemas petambuaran.diberikanlah obat.dan saya rutin meminumkannya.Namun panas tidak kunjung normal.Panas akan menurun ketika diberikan penurun panas,namun jika tidak diberikan penurun panas.Panas itu akan muncul kembali.Akhirnya penurun panas habis.tepatnya hari Sabtu dibawalah Syifa menuju puskesmas petamburan.lantas diberikan obat lagi yang sama saat pertama kali datang ke puskesmas dan diberikan rujukan untuk tes lab..Lantas saya rutin memberikan minum obat tersebut.Namun pada saat malam tepatnya hari minggu hari ba'da isya Syifa mendapatkan suhu panas sekali sampai 40 derajat celcius.,sampai muntah tak wajar.lantaran panik dibawalah syifa ke Puskesmas 24 jam di  benhil.diberikan obat paracetamol.dan Senin paginya Syifa dibawa untuk tes lab ke puskemas benhil.Akhirnya membawa hasil lab.dan langsung diberikan kepada dokter yang menyuruh untuk tes lab.Syifa pun akhirnya dibawa ke puskesmas petamburan.dan dinyatakan hasil tes lab.tidak ada gejala typus atau DBD.

Lantas diberikanlah obat,dan aku minumkan rutin.Namun seperti biasanya.panas akan turun saat diberikan obat penurun panas.namun dimalam hari tepatnya  hari Sabtu saya bawa lagi ke puskesmas dan dokter yang menangani adalah dr.Shandy.kata beliau.Syifa sesak nafas.dan beliau merujuk untuk ambil obat di tempat praktek sore hari,disamping obat dari puskesmas.Setelah diminumkan obat dari dr Shandy,Syifa tidak bisa tidur.selama hampir  1hari penuh dimulai darimalam hari sampai siangnya.saya merasakan panik Syifa tidak bisa tidur.dan tepat malam hari pukul 23.30 saya bawa syifa ke puskesmas benhil 24 jam.dan dapat obat.diminumkanlah obat itu.dan sy berhentikan obat dari dr.Shandy.Namun syifa kayaknya sesak napas.lantas sy konsultasika dengan dr.Shandy,lantas dia bilang jika di obatku ada sesak napas.Akupun lantas atas persetujuan dr.Shandy sy minumkan kembali.dan tepat malam kamis pukul 23.00 Syifa panasnya naik.dengan konsultasi dengan dr shandy ,Syifa dibawa IGD Budi kemuliaan.pukul 01.00.Syifa dioksigen namun tidak merespon.dan tepat pukul 02.10.Syifa diundang oleh Allah swt untuk meninggalkan dunianya yang Sifa rasakan setelah lahir sekitar 2 bulan 20 hari.

Saya terkadang muncul pertanyaan dalam benak otakku."Apakah ada keterlibatan manusia saat takdir kematian akan mendatanginya.???

Apakah ada keteledoran dari manusia yang menimbulkan kematian seseorang ataukah Kematian itu hak penuh Allah SWT,saat detik itu kematian harus menjemputnya.sekalipun manusia melakukan tindakan untuk tidak terjadinya kematian itu,kematian akan tetap berjalan "tidak bisa diundur atau dimajukan saat takdir kematian menjemputnya?? 

Apakah ada faktor kesalahan dari kami untuk tidak secepatnya ke rumah sakit,yg kemudian kematian Syifa terjadi??

Ya Allah...bimbing dan arahkan kami kepada jalan-MU yang lurus orang2 sholih dan sholihin.Aamiin.


HIKMAH YANG DIDAPAT OLEHKU SEBAGAI AYAH DARI SYIFA ADALAH SAAT KU MELIHAT JENAZAH SYIFA TERBUJUR TAK BERNYAWA.MUNCUL RENUNGAN KITA  ADA YANG HARUS KITA BAWA UNTUK BEKAL  MENJALANI HIDUP YANG KEDUA KALINYA SESUDAH KIAMAT NANTI.PERTANGGUNG JAWABAN KITA SETELAH MENGEYAM NIKMATNYA DUNIA.YAKNI BEKAL ITU ADALAH AMAL KEBAIKAN KITA.SAAT KEBAIKAN ITU MELEBIHI BERATNYA KEBURUKAN KITA,MAKA KENIKMATAN SYURGA YANG DIJANJIKAN UNTUK KITA AKAN TERLAKSANA.BEGITUPUN SEBALIKNYA.

HIKMAH SELANJUTNTA SAYA SEBAGAI BAPAKNYA SYIFA.MUNGKIN SANGAT BIJAKSANA SAAT KITA MENGANGGAP SESUATU YANG TELAH DIBERIKAN ALLAH,APAPUN BENTUKNYA,HARTAKAH,ANAKKAH....KITA HARUS MENANAMKAN SEDALAM-DALAMNYA DALAM ROHANI KITA,OTAK KITA"SEMUA YANG BERADA DI TANGAN KITA ADALAH "TITIPAN" JANGAN MERASAKAN MILIKMU.SEHINGGA SUATU SAAT TITIPAN ITU AKAN DIAMBIL KITA MERASA LEGOWO.