Selasa, 19 Mei 2020

َ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Taawundakwah.com, [13.05.20 07:13]
[Forwarded from At-Tashfiyah wat Tarbiyah]
📋 Fiqhi Dzikir Pagi & Petang [07] -Bagian 1-
🌤MENYAMBUT PAGI DENGAN TAUHID☝️

Diantara dzikir yang disyariatkan untuk dibaca di waktu pagi sebanyak 100x adalah :
َ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
🎁 Keutamaan :
Barangsiapa yang membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang membaca doa ini kecuali seseorang yang dapat lebih banyak mengamalkan (membaca) dzikir ini".
[HR. Bukhari no 3050 Muslim no 4857]
📋 Penjelasan ringkas :
Dzikir yang agung tersebut diawali dengan kalimat tauhid. Kalimat yang membedakan antara seorang muslim dan musyrik, merupakan titik permusuhan antara Rasulullah shallalahu alaihi wasallam dengan kaum musyrikin arab jahiliyah. Sebuah kalimat yang ringkas dan sangat mudah untuk diucapkan, bersamaan dengan itu, kaum musyrikin enggan mengucapkannya, bahkan mereka rela mengerahkan seluruh potensi  yang dimiliki untuk melawan kalimat ini dan penyerunya, mereka rela berpisah dengan harta dan keluarga, berkorban nyawa demi memerangi kalimat tauhid. Hal itu disebabkan fahamnya mereka akan kandungan dan konsekuensi kalimat tersebut.

لا إله إلا الله 
🏷Huruf "لا" adalah "laa nafiyah lil jins" yang fungsinya meniadakan seluruh jenis isim (kata benda) yang datang setelahnya. Sehingga maknanya meniadakan semua "إله " (ilah), siapapun dan apapun ilah tersebut.
🏷Lafadz "إله " adalah mashdar dari kata "أَلِهَ - يأَلَهُ" yang bermakna maf'ul (objek), sehingga maknanya adalah " مألوه أو معبود "ma'luh" atau "ma'bud" (Yang disembah, yang diibadahi, sesembahan)
🏷Huruf "إلا", atau disebut dengan huruf istisna (pengecualian), fungsinya adalah mengeluarkan kata yang terletak setelah "إلا" dari hukum yang telah ditiadakan oleh "لا",
🏷Lafadz "الله" atau juga disebut  lafdzul Jalalah, yang berasal dari kata "الإله" dengan menghilangkan hamzah agar lebih mudah dibaca, kemudian huruf lam yang pertama disatukan dengan huruf lam kedua, sehingga menjadi 1 huruf lam yang ditasydid dan dibaca tebal lam yang kedua.

📋Adapun maknanya, adalah sebagaimana yang diterangkan oleh Syeikhul Islam Ahmad bin Abdil Halim Al-Harroni -rahimahullah-
 «الإله» هو المعبود المطاع فإن الإله هو المألوه هو الذي يستحق أن يُعبد
"Al-Ilah adalah Al-Ma'bud (yang diibadahi) dan yang ditaati, maka "Al-Ilah", Dia lah "Al-Ma'luh" (yang disembah), Dia yang berhak untuk diibadahi [Majmu Fatawa : 12/202]

📍Al-Hafiz Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah -rahimahullah- :
اسم الله دال على كونه مألوهاً معبوداً تألهه الخلائق محبة وتعظيماً وخضوعاً...
Nama “Allah” menunjukkan bahwa Dialah yang merupakan "ma’luh" (yang disembah) "ma’bud" (yang diibadahi). Seluruh makhluk beribadah kepadanya dengan penuh kecintaan, pengagungan dan ketundukan”. [Madarijus salikin : 1/31].

🏷Kemudian, lafadz "لا" (Laa) -sebagaimana yang dimaklumi dalam kaidah bahasa arab- membutuhkan "isim" & "khobar". Adapun "isim" dari "Laa" adalah "إِلَهَ" (Ilaha), sementara khobarnya tidak ada, sehingga harus "ditaqdirkan" (ditentukan) agar dapat difahami maknanya dengan baik dan benar. Sependek pengetahuan kami, para ulama salaf menentukan khobarnya dengan kata "حَقٌّ" (haqqun) atau "بِحَقٍّ" (bihaqqin), artinya "yang berhak disembah/diibadahi". Hal itu berdasarkan firman Allah Ta'ala :
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ 
"Yang demikian itu karena Dialah (Allah) yang haq (untuk disembah) dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah sembahan yang batil".[QS Al-Hajj : 62].

🗂Dari pemaparan diatas, diperoleh kesimpulan, -sebagaimana yang telah ditahqiq oleh para ulama- bahwa makna "Laa Ilaha Illallah" adalah TIDAK ADA SESEMBAHAN YANG BERHAK DISEMBAH/DIIBADAHI KECUALI ALLAH.

----- Insya Allah bersambung ----

Taawundakwah.com, [13.05.20 07:13]
[Forwarded from At-Tashfiyah wat Tarbiyah]
📋Fiqhi Dzikir Pagi & Petang [07] -Bagian 2-

📍Fadhilatus Syeikh Prof DR Abdurrozzaq Al-Badr -hafizahullah- berkata : "Yang mesti diperhatikan, bahwa kalimat tauhid "Laa Ilaha Illallah" mengandung 2 rukun, yang tauhid tidak akan terealisasi kecuali dengan kedua rukun tersebut, yakni
👉 "An-Nafyi" (meniadakan) yang terdapat dalam kalimat "لا إله" , yakni meniadakan semua sesembahan, dan yang diibadahi, apapun dan siapapun.

👉 "Al-Itsbat" (penetapan) yang terdapat pada kalimat "إلا الله", yakni menetapkan bahwa yang disembah, yang diibadahi, hanya Allah semata.

🏷Adapun kalimat "وَحْدَهُ", mengandung penegasan terhadap yang ditetapkan, yaitu hanya Allah semata yang disembah,

🏷Kalimat "لاَ شَرِيكَ لَهُ", mengandung penegasan terhadap yang ditiadakan, yaitu tidak ada sesuatu atau siapapun sekutu dan tandingan bagi Allah.

☝️Seluruhnya menunjukkan betapa urgennya kedudukan dan ketinggian tauhid.

🏷 Kalimat "له الملك وله الحمد وهو على كل شيئ قدير", Yakni pengakuan bahwa Allah pemilik seluruh kerajaan baik dilangit maupun dibumi, ditangan-Nya kepemilikan dan kekuasaan atas segala sesuatu, serta hanya Allah yang berhak dipuji dengan segala pujian yang terbaik disertai kecintaan dan pengagungan, sekaligus penguasa mutlak atas segala sesuatu, dan tidak ada sesuatupun yang keluar dari qudrah-Nya. [Fiqhul Ad'iyati wal Adzkar : 3/22].


Allohu A'lam
📝 Ustadz Hilal Abu Naufal -hafizahulloh-
[Pengasuh Ponpes Darul Furqon Palopo]

Taawundakwah.com, [18.05.20 15:55]
[Forwarded from At-Tashfiyah wat Tarbiyah]
🏷"Faghfirli" (Ampunilah dosaku), maghfirah mencakup 2 hal yakni ditutupinya dosa, dan perlindungan akan akibat (hukuman) dari dosa tersebut, sehingga maknanya adalah maafkanlah dosaku sehingga tidak dihukum karenanya sekaligus ditutupi.

🏷"Fa innahu Laa Yaghfiru Dzunuba illa Anta" (Karena sesungguhnya, tidak ada yang mengampuni dosa melainkan Engkau). Hal ini merupakan bentuk penetapan dan pengakuan, bahwa meskipun seluruh mahluk berkolaborasi untuk mengampuni satu dosa, pasti mereka tidak akan bisa, karena semua perkara kembalinya kepada Allah, dan tidak ada yang mengampuni dosa melainkan Allah semata.

🎁 PETIKAN PELAJARAN :

1⃣ Keutamaan dari shighoh (bentuk kalimat istighfar), karena Nabi shallalahu alaihi wasallam menyebutnya sebagai "sayyidul istighfar". Diantara alasannya :

👉 Bahwasanya bentuk-bentuk kalimat istighfar bermacam-macam, sebahagiannya tentu lebih mulia dari yang lainnya. Seandainya tingkatannya sama, maka tidak mungkin ada yang disebut sebagai "sayyid" yang berarti induk atau pimpinan.

👉 Makna yang terkandung dari sayyidul istighfar ini sangat banyak. Diantaranya adalah penetapan akan rububiyah Allah, selain itu, kalimat "Allahumma" lebih utama dari ucapan "Yaa Allah"

2⃣ Penetapan bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah. Ini merupakan ikrar akan tauhid uluhiyah yang merupakan konsekuensi dari tauhid rububiyah.

3⃣ Penetapan dan pengakuan si hamba akan tauhid rububiyah secara terperinci, berdasarkan sabda Nabi "khalaqtani", dan juga pengakuan akan uluhiyah secara terperinci, berdasarkan sabda Nabi "wa ana 'abduka"

4⃣ Memperbaharui perjanjian Allah atas hamba-Nya, yakni perjanjian untuk menegakkan ketaatan kepada-Nya dan juga menjalankan syariat-Nya.

5⃣ Bahwa si hamba hendaklah konsisten berada didalam perjanjian Allah sesuai dengan kemampuannya.

6⃣ Hendaknya berlindung dan berpegang kepada Allah dari keburukan perbuatannya (dosanya). Sehingga dengan hal tersebut si hamba meraih 2 keutamaan :

👉 si hamba mendapatkan ampunan dari Allah setelah dia terjerumus kedalam dosa,

👉 Bahwa Allah memberikan taufiq kepadanya untuk bertaubat dari dosa yang telah dilakukannya.

7⃣ Penetapan akan nikmat Allah kepada hamba-Nya. Dan nikmat Allah atas hambanya secara global ada 2 bentuk :

👉Nikmat umum, yang diberikan kepada seluruh mahluk berupa rezki. Inilah yang Allah sebutkan dalam Surah Hud : 6.

👉 Nikmat khusus, yaitu nikmat berupa agama dan dunia, yang hanya diberikan kepada hamba-Nya yang beriman. Sebagaimana yang Allah Ta'ala sebutkan dalam Surah Al-Maidah : 3.

8⃣ Pengakuan akan dosa kepada Allah Azza wa Jalla. Hal ini tidak termasuk bentuk "mujaharah" (menampakkan atau terang-terangan memperlihatkan dosa), sebab pengakuan dosanya hanya kepada Allah dan bukan menceritakannya kepada manusia secara umum.

9⃣ Butuhnya si hamba akan ampunan Allah Ta'ala

1⃣0⃣ Penetapan bahwa tidak ada yang mengampuni dosa selain Allah

1⃣1⃣ Selayaknya seorang muslim/muslimah bersungguh-sungguh berdoa dengan membaca sayyidul istighfar ini [3]

Semoga Bermanfaat,
Allohu a'lam

📝Hilal Abu Naufal -hafizahulloh-
[Pengasuh Ponpes Darul Furqon Palopo]

___________
[1] HR. Bukhari no 5831, dari Syaddad bin Aus -radhiyallahu anhu-.
[2] Taudihul Ahkam : 6/429.
[3] Disadur dari Fathu Dzil Jalali wal Ikrom : 6/487-491, dan Fiqhul Ad'iyati wal Adzkar : 3/18-19.
 DIKUTIP DARI GRUP TELEGRAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar