Selasa, 28 Februari 2023

SIAPA SAJA YANG DIDOAKAN OLEH MALAIKAT ??? 💫🍃

 🍏🌴☘️ *



*1. Orang yang TIDUR dalam keadaan berSUCI.* 


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa, 

“Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci”. 

(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar rodhiAlloohu anhuma, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

 

*2. Orang yang sedang duduk MENUNGGU WAKTU SHOLAT.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya,

‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’”

(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Muslim no. 469)

 

*3. Orang – orang yang berada di SHAF barisan DEPAN di dalam shalat berjamaah.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang – orang) yang berada pada shaf – shaf terdepan”

(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib rodhiAlloohu anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

 

*4. Orang – orang yang MENYAMBUNG SHAF pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang – orang yang menyambung shaf – shaf” 

(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah rodhiAlloohu anha, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

 

*5. Para malaikat mengucapkan ‘AMIN’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu” 

(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Bukhari no. 782)

 

*6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 

‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia” 

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

 

*7. Orang – orang yang melakukan shalat SHUBUH dan ‘ASHAR secara BERJAMA’AH.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, 

maka ampunilah mereka pada hari kiamat” 

(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

 

*8. Orang yang menDO’A-KAN saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, 

maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” 

(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ rodhiAlloohu anha, Shahih Muslim no. 2733)

 

*9. Orang – orang yang berINFAK.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 

‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” 

(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah rodhiAlloohu anhu, Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

 

*10. Orang yang sedang makan SAHUR.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang – orang yang sedang makan sahur”

(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar rodhiAlloohu anhu, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

 

*11. Orang yang sedang MENJENGUK orang SAKIT.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh”

(Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib rodhiAlloohu anhu, Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

 

*12. Seseorang yang sedang MENGAJARKAN KEBAIKAN kepada orang lain.*


Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, 

“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” 

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)





🌐 Sumber *Artikel* : http://www.salamdakwah.com/artikel/85-siapa-saja-yang-didoakan-oleh-malaikat




☕ Silahkan disebarkan, semoga bermanfaat, Allah berkahi dan mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya. Aamiin ☕

Barakallah fikum.




✒ Ditulis oleh,

 _Ustadz Kholid Syamhudi Al-Bantani, _ Lc حفظه الله تعالى.




​✿🫘❁࿐❁✿​🫘✿❁࿐❁🫘✿​

Minggu, 19 Februari 2023

Waspadai 4 Dampak Buruk Berbuat Syirik! (Menyekutukan Allah)

 


1. Allah Tidak Akan Mengampuni Dosa Syirik


Sesungguhnya Allah  tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah , maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa:48)


2. Orang Yang Berbuat Syirik Sudah Pasti Tersesat Sejauh-Jauhnya


Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa 116)


3. Allah Telah Haramkan Surga Bagi Orang Yang Berbuat Syirik


Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah:72)


4. Orang Yang Melakukan Kesyirikan Seolah-Olah Jatuh Dari Langit Lalu Disambar Oleh Burung


Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (QS. Al-Hajj:31)


Referensi:

https://islamhouse.com/read/id/ringkasan-fiqih-islam-231660#t19



______

bimbinganislam.com | Follow IG, FB, TWT, TG, YT : Bimbingan Islam

Jumat, 10 Februari 2023

CINTA, TAKUT DAN HARAP HANYA KEPADA ALLAH*

 PERKONGSIAN TAZKIRAH:

*
*Makna ibadah*

Secara bahasa ibadah bermakna menghinakan diri serta tunduk. Sedangkan secara istilah yaitu sebagaimana yang didefinisikan oleh Syaikh Ibnu Taimiyyah rahimahullah:

َاِسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ الله وَيَرْضَاهُ مِنَ الأَعْمَالِ والأَقْوَالِ الظَّاهِرَةِ وَالبَاطِنَة

“Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang batin.” [Ighatsatul Mustafid: 1/39]

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah yang berkaitan dengan hati. Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisan dan hati. Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah fisik dan hati.

Oleh sebab itu mentauhidkan Allah mencakup tiga hal diatas,sehingga tauhid tidak hanya dalam ibadah shalat dan puasa saja, namun juga pada amalan hati dintaranya yaitu cinta, takut dan harap.

*Cinta, Takut dan Harap adalah Tiga dasar ibadah*

Salah satu pilar pokok dalam beribadah menurut Ahlussunnah wal Jama’ah adalah menggabungkan tiga hal yaitu perasaan cinta, takut dan harap secara bersamaan. Tidak boleh dengan salah satunya saja.

Pertama, cinta. Di antara dalil yang menunjukkan akan hal ini adalah firman Allah:

قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 24)

Kedua, takut. Di antara dalilnya adalah firman Allah ketika menyebutkan ciri orang-orang yang bertakwa:

الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ وَهُم مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ

Yaitu orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat. (QS. Al-Anbiya’: 49)

Ketiga, harap. Di antara dalilnya yaitu firman Allah dalam hadits qudsi, Allah berfirman:

يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ مَا كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي

“Wahai anak Adam sesungguhnya selama engkau berdo’a dan berharap kepadaku maka niscaya akan Aku ampuni dosa-dosamu dan Aku tidak akan mempedulikannya. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit kemudian engkau meminta ampunan-Ku maka Aku akan ampuni dan Aku tidak peduli.” [HR. Tirmidzi: no 3463]

*Kaum Yang Tersesat*

Apabila seorang hanya mengedepankan salah satu saja di antara ketiga hal itu dalam beribadah maka ia akan menjadi kaum yang tersesat. Dahulu sebagian salafush shalih mengatakan:

مَنْ عَبَدَ اللَّهَ بِالْحُبِّ وَحْدَهُ فَهُوَ زِنْدِيقٌ، وَمَنْ عَبَدَهُ بِالْخَوْفِ وَحْدَهُ فَهُوَ حَرُوْرِيٌّ، وَمَنْ عَبَدَهُ بِالرَّجَاءِ وَحْدَهُ فَهُوَ مُرْجِيءٌ

“Siapa yang mengibadahi Allah dengan perasaan cinta saja maka ia adalah seorang zindiq. Siapa yang mengibadahi-Nya dengan perasaan takut saja maka dia adalah seorang Haruri (Khawarij). Dan siapa yang mengibadahi-Nya dengan perasaan harap saja maka dia adalah seorang Murjiah.” [Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama’ah fil Aqidah: 13]

Imam Ibnul Mubarak rahimahullah meriwayatkan dari Wahab bin Munabbih rahimahullah, bahwa dahulu seorang bijak pernah mengatakan:

إِنِّي لَأَسْتَحْيِ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ أَعْبُدَهُ رَجَاءَ ثَوَابِ الجَنَّةِ – أي فَقَطْ – فَأَكُوْن كَالأَجِيْرِ السُّوْءِ إِنْ أُعْطِىَ عَمِلَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ لَمْ يَعْمَلْ، إِنِّي لَأَسْتَحْيِ مِنَ اللَّهَ تعالى أَنْ أَعْبُدَهُ مَخَافَةَ النَّارِ – أي فَقَطْ – فَأَكُوْنَ كَالعَبْدِ السُّوْءِ إِنْ رَهِبَ عَمِلَ وَإِنْ لَمْ يَرْهَبْ لَمْ يَعْمَلْ

“Sungguh aku malu kepada Allah jika aku mengibadahinya hanya karena mengaharapkan surga, sehingga aku menjadi seorang pekerja yang buruk. Jika diberi ia bekerja dan jika tidak diberi ia tidak berkerja. Aku juga malu kepada Allah mengibadahinya hanya karena takut neraka, sehingga aku menjadi seorang budak yang buruk. Jika takut ia bekerja dan jika tidak ia tidak bekerja.” [Buhuruz Zakhirah fi Ulumil Akhirah: 2/321]

Oleh sebab itu, seorang mukmin yang benar  harus menggabungkan tiga perasaan ini tatkala beribadah kepada Allah.