Rabu, 20 Desember 2023

10 BALASAN BURUK SAAT MANUSIA "DIBANGKITKAN" DI HARI KIAMAT*

 *๐Ÿ“š BALASAN BURUK SAAT MANUSIA "DIBANGKITKAN" DI HARI KIAMAT*


๐Ÿ’˜https://chat.whatsapp.com/CdWSivMrNVSIIngT2Ka1bm


(1). Kepalanya Berada Di Bawah


Allah 'Azza wa Jalla berfirman :


"Dan Kami Akan Mengumpulkan mereka pada hari Kiamat "(diseret)" di atas muka mereka dalam keadaan "BUTA, BISU dan TULI". Tempat Kediaman Mereka Adalah Neraka Jahannam.." (QS. Al-Isra' [17]: 97)


Rasulullah ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… bersabda :


"Sesungguhnya kalian Dikumpulkan "(Ke Padang Mahsyar)" dlm keadaan berjalan, berkendaraan, dan (ada yang) "diseret" di atas wajah-wajah kalian" (HR.At-Tirmidzi, Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3582)


(2). Tidak Memiliki Daging Di Wajah


"Seseorang yang Selalu "meminta-minta" kepada ORANG LAIN, sehingga pada hari Kiamat dia akan menghadap Allah dalam keadaan Tdk Sekerat Daging sama sekali Di WAJAHNYA" (HR. Bukhari no. 1475, & Muslim no. 1040)


(3). Dalam Keadaan Sebesar Semut


"Pada hari Kiamat orang2 yang sombong Akan "DIGIRING", & Dikumpulkan seperti SEMUT KECIL dalam bentuk "MANUSIA", Kehinaan Meliputi mereka dari "Berbagai Sisi". Mereka akan digiring menuju suatu Penjara dalam Jahannam yang namanya "BULAS". Api Neraka yang Sangat Panas Akan "Membakar" mereka. Mereka Akan Diberi Minum Dari Thinatul Khabal, Yaitu "Lumpur Nanah", Dan Kotoran Penduduk Neraka" (HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 557, hadits dari 'Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash)


(4). Dikalungkan 7 Lapis/Tingkat Bumi


"Barangsiapa yang merampas Sejengkal tanah dengan cara "zhalim", maka ia pun akan "dikalungkan" dengan TUJUH Lapis bumi" (HR. Bukhari no. 3198 dan Muslim no. 1610, hadits dari Sa’iid bin Zaid)


(5). Memiliki Dua Lidah Dari Api


"Siapa saja yang memiliki "Dua Wajah" di dunia, maka ia akan memiliki "Dua Lidah" dari api pada hari Kiamat kelak" (HR. Abu Dawud, lihat ash-Shahiihah no. 992)


(6). Sebagian Badan Miring (lumpuh)


"Barangsiapa yang memiliki "2 istri" lalu Lebih Cenderung kepada salah satunya, maka pada hari Kiamat dia akan datang dlm keadaan sebagian tubuhnya miring"


(HR. Abu Dawud no. 2133, an-Nasaa’i II/157, at-Tirmidzi I/213, & Ibnu Majah no. 1969), hadits dari Abu Hurairah)


(7). Memakai Pakaian Ter Dan Jarab


"Wanita yang meratapi kematian apabila Tidak bertaubat sebelum matinya, maka dia akan Dibangkitkan pada Hari Kiamat dengan memakai "Pakaian" dari qathiran (ter) dan baju dari jarab (yang kumal dan gatal)" (HR. Muslim no. 934, hadits dari Abu Malik al-Asy'ary)


(8). Membawa Barang Yg Dikorupsinya


"Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan HARTA Rampasan Perang. Barangsiapa yg Telah "Berkhianat" dalam urusan Rampasan Perang itu, maka pada Hari Kiamat dia Akan Datang "Membawa apa yang dikhianatkannya itu", kemudian tiap-tiap diri pun akan diberi Pembalasan tentang apa yang dia KERJAKAN dengan (Pembalasan) "Setimpal" sedang mereka Tidak Dianiaya" (QS. Ali Imran [3]: 161)


(9). Sempoyongan Seperti Orang Gila Karena Kesurupan Syaitan


"Orang-orang yang makan "(mengambil)" riba tdk dapat berdiri "melainkan" seperti berdirinya orang yg kemasukan "Syaitan" karena (tekanan) Penyakit Gila. Keadaan mereka yg demikian Disebabkan mereka itu berkata (berpendapat) sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, PADAHAL Allah itu telah "Menghalalkan jual beli" & "Mengharamkan RIBA" (QS. 2 : 275)


(10). Mendapatkan Empat Ancaman


"Ada Tiga Orang yang tidak diajak Bicara oleh Allah pada "hari Kiamat" nanti, tidak Dipandang, dan tidak disucikan dan bagi Mereka Siksaan Yang Pedih". Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam "Menyebut" Tiga Kali perkataan ini. Lantas Abu Dzar berkata : "Mereka itu Sangat Celaka dan "Merugi". Siapa mereka ya Rasulullah !?" Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun menjawab : "Mereka adalah laki-laki YANG ISBAL (Menjulurkan Celana Lebih dari mata kaki), suka mengungkit-ungkit Pemberian, & Orang Yg Suka Melariskan DAGANGANNYA dengan cara "SUMPAH PALSU" (HR. Muslim no. 106)


✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar

Rabu, 22 November 2023

7 Perkara yang Bisa Datangkan Kesulitan Hidup di Dunia

 



Islam menganjurkan menjauhi 7 perkara yang bisa picu kesulitan dunia.


AntaraIslam menganjurkan menjauhi 7 perkara yang bisa picu kesulitan dunia. Berdoa Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Kesulitan adalah bagian tak terlepaskan dari kehidupan manusia. Namun, Islam memberikan panduan agar terhindar dari kesulitan tersebut. 

Sponsored

Supaya terhindar dari segala bentuk kesulitan hidup, baik di dunia maupun akhirat, seseorang harus menjauhi hal-hal yang menjadi sumber datangnya kesulitan. 

Pertama, hindari berpaling dari peringatan Allah SWT  

ูˆَู…َู†ْ ุฃَุนْุฑَุถَ ุนَู†ْ ุฐِูƒْุฑِูŠ ูَุฅِู†َّ ู„َู‡ُ ู…َุนِูŠุดَุฉً ุถَู†ْูƒًุง ูˆَู†َุญْุดُุฑُู‡ُ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ุฃَุนْู…َู‰ٰ

 

“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan sempit dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadan buta.”  (QS Thaha [20]: 124).

Kedua, durhaka kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda:  

ูƒُู„ُّ ุฐُู†ُูˆุจٍ ูŠُุคَุฎِّุฑُ ุงู„ู„ู‡ ู…ِู†ْู‡َุง ู…َุง ุดَุงุกَ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ุฅِู„ุง ุงู„ْุจَุบْูŠُ ูˆَุนُู‚ُูˆู‚ُ ุงู„ْูˆَุงู„ِุฏَูŠْู† ุฃูˆ ู‚َุทِูŠุนَุฉُ ุงู„ุฑَّุญِู…ِ ูŠُุนَุฌِّู„ُ ู„َุตَّุงุญِุจِู‡َุง ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ู‚َุจْู„َ ุงู„ْู…َูˆْุชِ.

“Semua dosa itu akan ditunda hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti, kecuali hukuman terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau memutuskan silaturahim, sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada pelakunya di dunia sebelum datang kematian.” (HR Bukhari).

Ketiga, bermuamalah dengan riba. Allah berfirman: 

ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุฃْูƒُู„ُูˆู†َ ุงู„ุฑِّุจَุง ู„َุง ูŠَู‚ُูˆู…ُูˆู†َ ุฅِู„َّุง ูƒَู…َุง ูŠَู‚ُูˆู…ُ ุงู„َّุฐِูŠ ูŠَุชَุฎَุจَّุทُู‡ُ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ู…ِู†َ ุงู„ْู…َุณِّ ۚ

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS al-Baqarah [2]: 275).

Keempat, bersifat bakhil. Rasulullah SAW bersabda: 

ู…َู†ْ ุขุชَุงู‡ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…َุงู„ًุง ูَู„َู…ْ ูŠُุคَุฏِّ ุฒَูƒَุงุชَู‡ُ ، ู…ُุซِّู„َ ู„َู‡ُ ู…َุงู„ُู‡ُ ุดُุฌَุงุนًุง ุฃَู‚ْุฑَุนَ ، ู„َู‡ُ ุฒَุจِูŠุจَุชَุงู†ِ ูŠُุทَูˆَّู‚ُู‡ُ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ، ูŠَุฃْุฎُุฐُ ุจِู„ِู‡ْุฒِู…َุชَูŠْู‡ِ - ูŠَุนْู†ِูŠ ุจِุดِุฏْู‚َูŠْู‡ِ - ูŠَู‚ُูˆู„ُ : ุฃَู†َุง ู…َุงู„ُูƒَ ุฃَู†َุง ูƒَู†ْุฒُูƒَ ุซُู…َّ ุชَู„ุงَ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุขูŠَุฉَ : ( ูˆَู„َุง ูŠَุญْุณِุจَู†َّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุจْุฎَู„ُูˆู†َ ุจِู…َุง ุขุชَุงู‡ُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู†ْ ูَุถْู„ِู‡ِ ) ุฅِู„َู‰ ุขุฎِุฑِ ุงู„ุขูŠَุฉِ

“Barang siapa yang diberikan  Allah harta kepadanya, kemudian ia tidak mengeluarkan zakatnya, ia akan berwujud ular  sangat besar yang akan menariknya dengan dua tulang rahangnya yang lebar, kemudian ia berkata, ‘Saya adalah harta simpananmu.’ Kemudian, Nabi membacakan ayat ‘Sayuthawwaquuna Maa Bakhiluu Bihi Yaumal Qiyaamati’ sampai akhir ayat.” (HR Muttafaq ‘alaih).

Kelima, kebiasaan menggunjing. Rasulullah bersabda: 

- َู„ู…َّุง ุนُุฑِุฌَ ุจูŠ ู…َุฑَุฑْุชُ ุจِู‚ูˆู…ٍ ู„ู‡ُู…ْ ุฃَุธْูَุงุฑٌ ู…ู† ู†ُุญุงุณٍ ، ูŠَุฎْู…ُุดُูˆู†َ ูˆُุฌُูˆู‡َู‡ُู…ْ ูˆุตُุฏُูˆุฑَู‡ُู…ْ ، ูู‚ُู„ْุชُ : ู…َู†ْ ู‡ุคู„ุงุกِ ูŠุง ุฌุจุฑูŠู„ُ ؟ ู‚ุงู„ : ู‡ุคู„ุงุกِ ุงู„ุฐูŠู†َ ูŠุฃูƒู„ูˆู†َ ู„ُุญُูˆู…َ ุงู„ู†ุงุณِ ، ูˆูŠَู‚َุนُูˆู†َ ููŠ ุฃَุนْุฑَุงุถِู‡ِู…ْ .

 “Ketika aku mi’raj ke langit, aku melewati suatu kaum yang mencakar-cakar wajah dan dada mereka dengan kuku yang terbuat dari timah. Kemudian, aku bertanya, ‘Siapakah mereka itu, wahai Jibril?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan senang menggunjing kehormatan mereka.’” (HR Abu Dawud).

Keenam, menyakiti tetangga. Rasulullah bersabda:

ูˆุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุง ูŠُุคْู…ِู†ُ، ูˆุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุง ูŠُุคْู…ِู†ُ، ูˆุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุง ูŠُุคْู…ِู†ُ، ู‚ِูŠู„َ: ู…َู†ْ ูŠุง ุฑุณูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ؟ ู‚َุงู„َ: ุงู„َّุฐูŠ ู„ุง ูŠุฃْู…ู†ُ ุฌุงุฑُู‡ُ ุจَูˆَุงุฆِู‚َู‡ُ

“Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman.” Para sahabat bertanya, “Siapa, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketujuh, menyebut-nyebut pemberian

ุนู† ุฃุจูŠ ุฐุฑ، ุนู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู‚ุงู„

 ู„َุงุซَุฉٌ ู„َุง ูŠُูƒَู„ِّู…ُู‡ُู…ُ ุงู„ู„ู‡ُ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ، ูˆَู„َุง ูŠَู†ْุธُุฑُ ุฅِู„َูŠْู‡ِู…ْ، ูˆَู„َุง ูŠُุฒَูƒِّูŠู‡ِู…ْ، ูˆَู„َู‡ُู…ْ ุนَุฐَุงุจٌ ุฃَู„ِูŠู…ٌ، ู‚َุงู„َ: ูَู‚َุฑَุฃَู‡َุง ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุซَู„َุงุซَ ู…ِุฑَุงุฑًุง، ู‚َุงู„َ ุฃَุจُูˆ ุฐَุฑٍّ: ุฎَุงุจُูˆุง ูˆَุฎَุณِุฑُูˆุง، ู…َู†ْ ู‡ُู…ْ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„ู‡ِ؟ ู‚َุงู„َ: ุงู„ْู…َู†َّุงู†ُ ุงู„َّุฐِูŠ ู„َุง ูŠُุนْุทِูŠ ุดَูŠْุฆًุง ุฅِู„َّุง ู…َู†َّู‡ُ، ูˆَุงู„ْู…ُู†َูِّู‚ُ ุณِู„ْุนَุชَู‡ُ ุจِุงู„ْุญَู„ِูِ ุงู„ْูَุงุฌِุฑِ، ูˆَุงู„ْู…ُุณْุจِู„ُ ุฅِุฒَุงุฑَู‡ُ

Dari Abu Dzar bahwa Rasulullah bersabda, “Tiga hal yang menyebabkan Allah tidak akan berbicara dengannya dan tidak akan melihatnya pada hari kiamat dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. Kemudian, ia berkata, ‘Rasulullah SAW mengulanginya sebanyak tiga kali.’ Abu Dzar berkata, ‘Mereka sungguh kecewa dan merugi, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang yang memanjangkan pakaiannya, yang menyebut-nyebut pemberian, dan yang menggunakan hartanya dari sumpah dusta.’” HR.MUSLIM

Senin, 20 November 2023

Tanda cinta kepada Allah menurut kitab suci Al-Qur'an yg mulia:

 Bismillah 



1.  Mendahulukan cinta kepada Allah, yaitu amal-amal yang Allah cintai di atas kecintaan kepada kesenangan hidup, seperti anak-anak, pasangan hidup, harta, jabatan, perdagangan, properti, kebun, kendaraan, dll.  Dalilnya QS. At-Taubah ayat 24.


2. Mengikuti Rasulullah, yaitu melakukan apa yg beliau Shallallahu 'Alaihi Wassalam perintahkan, dan meninggalkan apa yg beliau larang.  Dalilnya QS. Ali Imran ayat 31-32.


3. Lemah lembut kepada orang-orang beriman.  


4. Bersikap keras dan tegas terhadap orang2 kafir. 


5.  Berjihad di jalan Allah dengan jiwa, harta, tangan dan lisannya. 


6. Tidak goyang dengan celaan orang yg suka mencela.


No. 3, 4, 5 dan 6 dalilnya QS. Al-Ma'idah ayat 54, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ูŠٰูۤ€ุงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ู…َู†ْ ูŠَّุฑْุชَุฏَّ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ุนَู†ْ ุฏِูŠْู€ู†ِู‡ٖ ูَุณَูˆْูَ ูŠَุฃْุชِู‰ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุจِู‚َูˆْู…ٍ ูŠُّุญِุจُّู‡ُู…ْ ูˆَูŠُุญِุจُّูˆْู†َู‡ٗۤ ۙ ุงَุฐِู„َّุฉٍ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ุงَุนِุฒَّุฉٍ ุนَู„َู‰ ุงู„ْูƒٰูِุฑِูŠْู†َ ۖ ูŠُุฌَุงู‡ِุฏُูˆْู†َ ูِูŠْ ุณَุจِูŠْู„ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ูˆَู„َุง ูŠَุฎَุง ูُูˆْู†َ ู„َูˆْู…َุฉَ ู„َุงุٓฆِู…ٍ


"Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. " (QS. Al-Ma'idah ayat 54).

Minggu, 19 November 2023

7 wasiat malaikat jibril

 


7 Wasiat Malaikat Jibril untuk Rasulullah SAW
1. Berbuat Baik pada Tetangga
Wasiat pertama dari Jibril untuk Rasulullah SAW yang pertama adalah anjuran untuk berbuat baik terhadap tetangga rumah hingga disangka Rasulullah SAW menjadikan tetangganya sebagai ahli waris.

"Aku menyangka Allah melalui Malaikat Jibril menyuruhku untuk menjadikan bagian harta untuk tetangga, ternyata hal itu bertujuan agar hidup rukun dan saling menjaga antar tetangga," demikian penjelasan wasiat pertama dari Syaikh Al Bantani.

Menurutnya, wasiat ini juga merujuk pada perbuatan baik untuk tetangga yang lebih dekat itu lebih utama dibandingkan tetangga yang jauh. Perbuatan baik tersebut dapat dilakukan dengan saling menasihati dalam agama ataupun saling membantu dalam urusan dunia.

Baca juga:
Ini Wasiat Rasulullah SAW kepada Muadz bin Jabal, Apa Saja?
Baca juga:
Siapa Malaikat yang Meniup Sangkakala? Ini Penjelasannya
2. Berbuat Baik pada Istri
Kedua, Jibril berwasiat pada Rasulullah SAW untuk berbuat baik terhadap istri. Wasiat ini hingga membuat Rasulullah SAW mengira Jibril hendak mengharamkan cerai.

3. Berbuat Baik pada Budak
Ketiga, Jibril berwasiat untuk berbuat baik terhadap budak hingga membuat Rasulullah SAW mengira bahwa Jibril akan memberikan batas waktu bagi para budak untuk dimerdekakan.

4. Bersiwak
Sementara, untuk yang keempat, Jibril senantiasa mewasiatkan agar Rasulullah SAW selalu bersiwak hingga Rasulullah SAW mengira hal itu merupakan suatu kewajiban.

5. Salat Berjamaah
Wasiat kelima yang selalu disampaikan Malaikat Jibril adalah pelaksanaan salat secara berjamaah. Hingga Rasulullah SAW mengira bahwa Alllah SWT hanya menerima amalan salat yang dilakukan secara berjamaah.

6. Salat Malam
Wasiat berikutnya adalah mengerjakan salat malam yakni salat Tahajud setelah tidur. Wasiat ini berkali-kali disampaikan Jibril hingga Rasulullah SAW mengira bahwa tidak pantas untuk tidur di malam hari.

7. Berzikir
Terakhir, wasiat Jibril yang selalu ditekankan pada Rasulullah SAW mengenai pengamalan zikir kepada Allah SWT. Hal ini pula yang membuat Rasulullah SAW mengira bahwa ucapan di luar zikir adalah ucapan yang tidak bermanfaat.

Baca juga:
7 Wasiat Nabi Muhammad kepada Abu Dzar Al Ghifari, Termasuk Larangan Mengemis
Wasiat-wasiat Jibril kepada Rasulullah SAW tersebut merupakan bagian dari tugasnya sebagai malaikat. Sebab, malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu adalah malaikat Jibril.

Wahyu tersebut ditujukan pada seluruh nabi dan rasul untuk disampaikan lagi pada umatnya. Sebab itu pula, Malaikat Jibril dijuluki sebagai penghulu para malaikat.

Tugas Malaikat Jibril tersebut termaktub dalam firman Allah SWT surah Al Baqarah ayat 97 yang berbunyi,

ู‚ُู„ْ ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ุนَุฏُูˆًّุง ู„ِّุฌِุจْุฑِูŠْู„َ ูَุงِู†َّู‡ٗ ู†َุฒَّู„َู‡ٗ ุนَู„ٰู‰ ู‚َู„ْุจِูƒَ ุจِุงِุฐْู†ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ู…ُุตَุฏِّู‚ًุง ู„ِّู…َุง ุจَูŠْู†َ ูŠَุฏَูŠْู‡ِ ูˆَู‡ُุฏًู‰ ูˆَّุจُุดْุฑٰู‰ ู„ِู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ

Artinya: Katakanlah (Muhammad), "Barangsiapa menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa dialah yang telah menurunkan (Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab) yang terdahulu, dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman."

Melalui ayat lain disebutkan hal serupa tentang tugas Malaikat Jibril dalam surah An Nahl ayat 102. Allah SWT berfirman,

ู‚ُู„ْ ู†َุฒَّู„َู‡ٗ ุฑُูˆْุญُ ุงู„ْู‚ُุฏُุณِ ู…ِู†ْ ุฑَّุจِّูƒَ ุจِุงู„ْุญَู‚ِّ ู„ِูŠُุซَุจِّุชَ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ูˆَู‡ُุฏًู‰ ูˆَّุจُุดْุฑٰู‰ ู„ِู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ

Artinya: Katakanlah, "Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah).

Baca artikel detikhikmah, "7 Wasiat Jibril yang Disampaikan Berulang pada Rasulullah SAW" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6925626/7-wasiat-jibril-yang-disampaikan-berulang-pada-rasulullah-saw.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Senin, 13 November 2023

KATA AL QUR'AN TENTANG USIA..

 


1. Semakin bertambah usia semakin lemah tangan menggenggam... karena Allah sedang mendidik kita agar melepaskan cinta dunia.

( Qs. Hud : 15-16 )


2. Semakin bertambah usia semakin kabur mata kita... 

Karena Allah sedang mencerahkan mata hati untuk  melihat Akhirat.

( Qs. Al Isra:72 )


3. Semakin bertambah usia semakin sensitif perasaan kita... 

Karena Allah sedang mengajarkan bahwa pautan hati dengan makhluk senantiasa menghampakan, namun hati yang berpaut kepada Allah tiada pernah mengecewakan. 

( Qs. Al Lukman : 22 )


4. Semakin bertambah usia semakin gugur gigi² kita... 

Karena Allah sedang mengingatkan bahwa suatu hari kita akan gugur kedalam tanah selamanya.

( Qs. Ali Imran : 145 )


5. Semakin bertambah usia semakin ditarik nikmat kekuatan tulang dan sendi kita...

Karena Allah sedang mengingatkan bahwa tak lama lagi nyawanya akan di ambil.

( Qs. An Nisa : 78 )


6. Semakin bertambah usia semakin putih rambut kita...

Karena Allah sedang ingatkan kain kafan yang putih.

( Qs. Ali Imran : 185 )


7. Begitu juga hati kita... 

Makin bertambah usia semakin sepi dan ingin bersendirian, 

Karena Allah sedang mendidik kita untuk melepaskan cinta kita pada manusia dan dunia.

( Qs. Al-An'am : 32 )

Minggu, 08 Oktober 2023

Kafir

 


 

Indeks Islam | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

 

Kafir, berasal dari kata dasar yang terdiri dari huruf kaf, fa' dan ra'. Arti dasarnya adalah "tertutup" atau "terhalang". Secara istilah, kafir berarti "terhalang dari petunjuk Allah". Orang kafir adalah orang yang tidak mengikuti pentunjuk Allah SWT karena petunjuk tsb terhalang darinya. Kafir adalah lawan dari iman. Dalam Quran terutama surah an-Nuur, Allah SWT menganalogikan kekafiran dengan kegelapan, dan keimanan dengan terang benderang, serta petunjuk (huda) sebagai cahaya.

Kategorisasi manusia dalam hal mensikapi petunjuk dari Allah SWT memang hanya dua: Bertaqwa dan Kafir (lihat surah Al-Baqarah ayat 2 sd 6). Dan kelompok kafir sendiri ada beberapa macam lagi, misalnya menurut sikap terhadap kitab-kitab yang pernah diturunkan: ada "Ahli Kitab" dan ada "Musyrikin" (lihat surah Al-Bayyinah). Sementara dalam hal kesadaran mereka terhadap kebenaran adapula kategori "fasik", yaitu mereka yang sudah faham mana yang benar dan mana yang salah tapi tetap saja melakukan kerusakan (Al-Baqarah ayat 26 dan 27).

Diantara orang yang mengaku beriman sendiripun ada orang-orang yang ingin menipu Allah dan ingin menipu orang-orang beriman lainnya, yaitu mereka pura-pura iman padahal mereka ingkar ... mereka disebut kaum "munafik" (Al-Baqarah ayat 8 sd 20).

Bagaimana menyikapi orang-orang kafir tsb? Mari ikuti lagi tuntunan Quran:

1. Berusaha menghilangkan "penutup" yang menyebabkan mereka kafir, dengan cara mendakwahi mereka.

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik..." (QS.16:125)

"Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka..." (QS.42:15)

2. Tetap berbuat baik terhadap mereka, terutama yang memiliki hubungan kekerabatan.

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ..." (QS.31:15)

keterangan: ayat ini berbicara tentang orangtua yang kafir, dan kita tetap diperintah untuk memperlakukan mereka dengan baik.

"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan." (QS.76:8)

keterangan: adapun "orang yang ditawan" dalam ayat ini juga tiada lain adalah orang-orang kafir.

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS.60:8)

3. Tidak memaksa mereka untuk menjadi muslim.

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat..." (QS.2:256)

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir..." (QS.18:29)

"Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya..." (QS.2:272)

4. Berbuat adil dan tidak mendzalimi mereka, selama mereka tidak memerangi muslimin.

"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS.60:8)

"...Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa..." (QS.5:8)

"Doa seorang yang teraniaya (diperlakukan tidak adil), meskipun ia orang kafir, tidak ada tirai yang menutupinya (untuk dikabulkan)." (HR. Ahmad dalam "musnad"nya).

5. Memerangi mereka, tatkala mereka memerangi muslimin.

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir.

Kemudian jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim." (QS.2:190-193)

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah..." (QS.22:39-40)

6. Tidak menjadikan mereka sebagai kawan, pemimpin atau penolong, kalau mereka memerangi muslimin.

"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS.60:9) "Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah..." (QS.3:28)

keterangan: "wali" bentuk jamaknya adalah "auliyaa" yang artinya teman yang akrab, pemimpin, penolong atau pelindung.

"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong," (QS.4:89)

7. Menyambut tawaran damai dari mereka setelah terlibat peperangan.

"tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangi kamu serta mengemukakan perdamaian kepadamu (menyerah) maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka." (QS.4:90)

"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS.8:61)

Mengenai hubungan dengan non-muslim, Quran telah secara jelas membedakannya, dan membagi kaum kafir itu menjadi dua golongan:

A. Golongan "Muharribin" (yang memerangi)

Yaitu kafirin yang memerangi umat Islam karena agama mereka, yang mengusir muslimin dari kampung-kampung halaman mereka, dan yang membantu pihak-pihak yang mengusir atau mendlzalimi ummat Islam. Termasuk disini juga mereka yang menghalangi muslimin dari melaksanakan kewajiban syari'at.

Terhadap golongan ini, ummat Islam wajib memberlakukan point no.5, 6 dan 7.

B. Golongan "Musalim" (yang berdamai) atau Golongan "Mu'ahidin" (yang membuat perjanjian).

Adalah kaum kafirin yang tidak terlbat pada setiap usaha yang ada di penjelasan point.B, dan sama sekali tidak turut andil dalam konspirasi apapun untuk memusuhi muslimin. (Lihat lagi Surah Al-Mumtanah ayat 8-9).

Terhadap golongan ini, ummat Islam harus melaksaknakan point.1 sd 4.

Golongan ini,juga dibagi dua klasifikasi lagi, yaitu:

  1. Mereka yang mempunyai perjanjian damai sementara. maka terhadap mereka diwajibkan untuk menjaga perdamaian itu dan melindungi mereka sampai batas waktu perjanjiannya habis.
  2. Mereka yang mempunyai perjanjian tetap selama-lamanya. Merekalah yang disebut sebagai "Ahlu Dzimmah", yaitu orang-orang yang mendapat jaminan Allah SWT, jaminan Rasul SAW, dan jaminan dari komunitas muslimin.

Dalam level negara/pemerintahan, Ahlu Dzimmah memiliki hak sebagaimana hak kaum muslimin (termasuk politik), dan memiliki kewajiban sebagaimana kewajiban muslimin (kecuali dalam hal yang menyangkut konsekuensi syari'at masing2). Ahlu Dzimmah wajib dibela dan dilindungi sebagaimana muslimin membela dan melindungi saudaranya sesama muslim.

Amirul Mukminin 'Umar ibnul Khattab pernah menghapus istilah "Jizyah" bagi Ahlu Dzimmah dari nasrani arab Bani Taghlib, ketika mereka keberatan pungutannya disebut demikian. Dan pungutan tsb oleh 'Umar disebut sebagai "zakat" sesuai permohonan mereka agar tidak dibedakan dari kaum muslimin. Khalifah 'Umar menyetujui permohonan ini sambil mengatakan "Mereka itu orang yang dungu, mereka rela muatan artinya, dan menolak namanya." (Fiqhuz Zakat II/708).

Imam Al-Auza'i mendukung dan bersama Ahlu Dzimmah di Libanon yang bersikap menentang seorang gubernur dari kerabat dinasti Abasiyah yang berlaku tidak adil.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah menghadap Kaisar Mongol Timur Leng dan meminta pembebasan tawanan. Ketika Timur Leng menawarkan hanya membebaskan tawanan yang muslim, Ibnu Taimiyah menolak hal itu, kecuali Timur Leng mau membebaskan juga Ahlu Dzimmah yang ditawan bersama kaum muslimin.

Melihat aturan Islam terhadap kaum kafir, dan bukti-bukti sejarah pelaksanaan hal ini, maka toleransi mana lagi yang lebih tinggi kecuali toleransi yang diajarkan oleh Quran dan Sunnah??

Wassalaam 'alaikum,
-uncle Wong-


Date: Thu, 29 Jun 2000 20:37:46 +0700 From: Master Wong Fei Hung <masterwong@rad.net.id> To: musholla@egroups.com

Indeks Islam | Indeks Artikel
ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

Please direct any suggestion to Media Team

Sabtu, 07 Oktober 2023

Inilah 3 Amalan Yang Bisa Mengangkat Derajat Dan Menghapus Dosa*

 ۞ุจِุณْู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ۞


*

Habib Ali Zaenal Abidin Ketika Menjelaskan 3 Amalan Derajat Dan Menghapus Dosa

   

_Pertama, baik dalam keadaan dingin atau dlm keadaan jauh tempat wudhunya, tp ia tetap BERWUDHU, tetap MENJAGA SUCI_


_Kedua, memperbanyak langkah ke masjid, sering datang tuk BERIBADAH di MASJID_


_Ketiga, menunggu datangnya sholat setelah ia sholat. Misalnya, dari magrib ke isyak, asyar ke maghrib, dhuhur ke asyar. Ia duduk untuk menunggu waktu sholat_


*_3 amalan ini menjadi sebab diangkat derajat oleh Allah SWT dan dihapusnya dosa-dosa oleh Allah SWT_*


*_“Jika mengamalkan ini, sabda Baginda Nabi:  itu suatu ganjaran yg besar yg diberikan oleh Allah SWT kepada org yang melakukan 3 perkara itu”_*


_Menurut Habib Ali Zaenal Abidin, metode dialog yang disampaikan Nabi SAW ini merupakan salah satu teknik dalam mengajar_


_Ini untuk mengajak yang diajar supaya serius kepada yang akan disampaikan,_


๐ŸŒธ๐ŸŒป๐ŸŒธ

Jumat, 06 Oktober 2023

3 Penghalang Hidayah*

 *


*dr. Abdiyat Sakrie, Sp.JP*


https://muslim.or.id/83468-penghalang-hidayah.html


Hidayah adalah nikmat yang besar dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala perintahkan kita untuk memintanya dalam setiap salat,


ูฑู‡ْุฏِู†َุง ูฑู„ุตِّุฑَٰุทَ ูฑู„ْู…ُุณْุชَู‚ِูŠู…َ


_“Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)_


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memohon hidayah kepada Allah Ta’ala,


ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅู†ِّูŠ ุฃَุณْุฃَู„ُูƒَ ุงู„ู‡ُุฏَู‰، ูˆَุงู„ุชُّู‚َู‰، ูˆَุงู„ุนَูَุงูَ، ูˆَุงู„ุบِู†َู‰


_“Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu hidayah, ketakwaan, kehormatan diri, dan kecukupan.” (HR. Muslim no. 2721 dan At-Tirmidzi no. 3489)_


Demikian pentingnya hidayah bagi kehidupan seorang muslim, maka kehilangan hidayah merupakan kerugian yang amat besar. Di antara penghalang hidayah terdapat pada kisah wafatnya paman Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam, Abu Thalib.


Ketika Abu Thalib hendak meninggal dunia, Abu Thalib enggan mengucapkan kalimat laa ilaaha illa Allah yang dituntun oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Sa’id bin Musayyib, dari bapaknya, beliau menceritakan,


ู„َู…َّุง ุญَุถَุฑَุชْ ุฃَุจَุง ุทَุงู„ِุจٍ ุงู„ْูˆَูَุงุฉُ ุฌَุงุกَู‡ُ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูَูˆَุฌَุฏَ ุนِู†ْุฏَู‡ُ ุฃَุจَุง ุฌَู‡ْู„ِ ุจْู†َ ู‡ِุดَุงู…ٍ، ูˆَุนَุจْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุจْู†َ ุฃَุจِูŠ ุฃُู…َูŠَّุฉَ ุจْู†ِ ุงู„ْู…ُุบِูŠุฑَุฉِ، ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู„ุฃَุจِูŠ ุทَุงู„ِุจٍ ‏”‏ ูŠَุง ุนَู…ِّ، ู‚ُู„ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„َّู‡ُ، ูƒَู„ِู…َุฉً ุฃَุดْู‡َุฏُ ู„َูƒَ ุจِู‡َุง ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ‏”‏‏.‏ ูَู‚َุงู„َ ุฃَุจُูˆ ุฌَู‡ْู„ٍ ูˆَุนَุจْุฏُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุจْู†ُ ุฃَุจِูŠ ุฃُู…َูŠَّุฉَ ูŠَุง ุฃَุจَุง ุทَุงู„ِุจٍ، ุฃَุชَุฑْุบَุจُ ุนَู†ْ ู…ِู„َّุฉِ ุนَุจْุฏِ ุงู„ْู…ُุทَّู„ِุจِ ูَู„َู…ْ ูŠَุฒَู„ْ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูŠَุนْุฑِุถُู‡َุง ุนَู„َูŠْู‡ِ، ูˆَูŠَุนُูˆุฏَุงู†ِ ุจِุชِู„ْูƒَ ุงู„ْู…َู‚َุงู„َุฉِ، ุญَุชَّู‰ ู‚َุงู„َ ุฃَุจُูˆ ุทَุงู„ِุจٍ ุขุฎِุฑَ ู…َุง ูƒَู„َّู…َู‡ُู…ْ ู‡ُูˆَ ุนَู„َู‰ ู…ِู„َّุฉِ ุนَุจْุฏِ ุงู„ْู…ُุทَّู„ِุจِ، ูˆَุฃَุจَู‰ ุฃَู†ْ ูŠَู‚ُูˆู„َ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„َّู‡ُ‏.‏ ูَู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ‏”‏ ุฃَู…َุง ูˆَุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุฃَุณْุชَุบْูِุฑَู†َّ ู„َูƒَ، ู…َุง ู„َู…ْ ุฃُู†ْู‡َ ุนَู†ْูƒَ ‏”‏‏.‏ ูَุฃَู†ْุฒَู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุชَุนَุงู„َู‰ ูِูŠู‡ِ ู…َุง ูƒَุงู†َ ู„ِู„ู†َّุจِูŠ ุงู„ุขูŠَุฉَ‏


_“Ketika Abu Thalib mendekati wafatnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatanginya, dan beliau mendapati Abu Jahl bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah di dekatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Abu Thalib, ‘Wahai Pamanku, ucapkanlah Laa ilaaha illa Allah, kalimat yang dapat aku persaksikan dirimu di sisi Allah.’_


_Maka, Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata, ‘Wahai Abu Thalib, apakah engkau membenci agama keturunan Abdul Mutthalib?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengulang-ulang hal tersebut, hingga akhir kalimat Abu Thalib tetap berada di atas agama Abdul Mutthalib dan tetap enggan mengucapkan Laa ilaaha illa Allah. Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Dan demi Allah, aku akan memohonkan ampun untukmu kepada Allah selama aku tidak dilarang melakukannya.’ Maka, Allah turunkan kepada Rasulullah ayat …” (HR. Bukhari no. 1360)_


*Dalam kisah wafat Abu Thalib terdapat 3 penghalang hidayah Islam kepadanya.*


*Pertama: Bergaul dengan teman yang buruk agamanya*


Dengan siapa kita berteman diatur dalam agama Islam. Karena teman dapat menyeret dan menarik seseorang untuk condong dan mengikutinya. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan, shohib sahib, sahabat itu menyeret.


Teman yang tidak baik akan mengajak kepada yang tidak baik pula. Sebaliknya, berteman dengan orang saleh akan menularkan kebaikannya kepada kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


_“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu minyak wangi, atau engkau membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau akan dapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau akan dapatkan bau asap yang tidak sedap.” (HR. Bukhari no. 5534 dan Muslim no. 2628)_


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ุงู„ู…ุฑุกُ ุนู„ู‰ ุฏูŠู†ِ ุฎู„ูŠู„ِู‡ ูู„ูŠู†ุธุฑْ ุฃุญุฏُูƒู… ู…َู† ูŠُุฎุงู„ู„ُ


_“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya, maka perhatikanlah dengan siapa engkau berteman.” (HR. Abu Daud no. 4833, Ahmad no. 8398, dan Tirmidzi no. 2378, hadis sahih)_


Abu Thalib telah mengajarkan kita bagaimana bukti nyata sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut. Abu Thalib menjadi korban atas pertemanannya bersama Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah. Walaupun mereka orang-orang yang terpandang dan tinggi derajatnya di sisi manusia, namun mereka bukan teman yang baik dalam hal agama, sehingga pertemanan tersebut tidak mendatangkan manfaat agama.


*Kedua: Taklid pada agama nenek moyang*


Agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berdasarkan wahyu yang nyata dari Allah Ta’ala. Allah Ta’ala mencela orang yang mengikuti agama nenek moyang secara taklid buta tanpa petunjuk yang benar.


ุจَู„ْ ู‚َุงู„ُูˆุٓง۟ ุฅِู†َّุง ูˆَุฌَุฏْู†َุงٓ ุกَุงุจَุงุٓกَู†َุง ุนَู„َู‰ٰٓ ุฃُู…َّุฉٍ ูˆَุฅِู†َّุง ุนَู„َู‰ٰٓ ุกَุงุซَٰุฑِู‡ِู… ู…ُّู‡ْุชَุฏُูˆู†َ


_“Bahkan, mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.’” (QS. Az-Zukhruf: 22)_


ูˆَุฅِุฐَุง ู‚ِูŠู„َ ู„َู‡ُู…ْ ุชَุนَุงู„َูˆْุง۟ ุฅِู„َู‰ٰ ู…َุงٓ ุฃَู†ุฒَู„َ ูฑู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฅِู„َู‰ ูฑู„ุฑَّุณُูˆู„ِ ู‚َุงู„ُูˆุง۟ ุญَุณْุจُู†َุง ู…َุง ูˆَุฌَุฏْู†َุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ุกَุงุจَุงุٓกَู†َุงٓ ۚ ุฃَูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†َ ุกَุงุจَุงุٓคُู‡ُู…ْ ู„َุง ูŠَุนْู„َู…ُูˆู†َ ุดَูŠْู€ًุٔง ูˆَู„َุง ูŠَู‡ْุชَุฏُูˆู†َ


_“Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Mari ikuti apa yang telah diturunkan Allah dan ikuti Rasul.’ Mereka menjawab, ‘Cukup bagi kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya.’ Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?” (QS. Al-Maidah: 104)_


Adapun ketika Abu Thalib diajak untuk mengucapkan kalimat Laa ilaaha illa Allah, ia enggan disebabkan kecintaannya kepada agama Abdul Mutthalib. “Apakah engkau membenci agama Abdul Muttholib?” Demikian kalimat yang diulang Abu Jahl kepada Abu Thalib.


Walaupun Abu Thalib senantiasa menolong dan melindungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berdakwah, namun hal tersebut tidak menolongnya dari wafat dalam keadaan kafir. Dan taklid kepada agama nenek moyang merupakan di antara sebab seseorang melakukan dosa kesyirikan yang tidak pernah Allah ajarkan. Mengikuti sesuatu tanpa ilmu dan petunjuk yang sahih.


*Ketiga: Takut dicela manusia/gengsi*


Dalam riwayat lain, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajak Abu Thalib melafazkan laa ilaaha illa Allah, Abu Thalib berkata,


ู‚ุงู„َ: ู„َูˆْู„ุง ุฃู†ْ ุชُุนَูŠِّุฑَู†ِูŠ ู‚ُุฑَูŠْุดٌ، ูŠู‚ูˆู„ูˆู†َ: ุฅู†َّู…ุง ุญَู…َู„َู‡ُ ุนู„َู‰ ุฐู„ูƒَ ุงู„ุฌَุฒَุนُ ู„ุฃَู‚ْุฑَุฑْุชُ ุจู‡ุง ุนَูŠْู†َูƒَ


_“Seandainya bukan karena cemooh orang Quraisy, mereka akan mengatakan ‘Sesungguhnya dia mengucapkan itu karena jiwanya takut.’ Pasti kuucapkan kalimat tersebut agar jiwamu tenang.” (HR. Muslim no. 25)_


Abu Thalib memiliki kedudukan yang tinggi di tengah kaumnya. Sebagai keturunan bani Hasyim, ia merasa perlu menjaga wibawa dan marwah sukunya. Ia gengsi dan takut dicela oleh kaumnya yang telah memposisikannya sebagai orang yang tinggi kedudukannya.


Karena kegengsiannya tersebut di hadapan Abu Jahl dan Abdullah bin Abi Umayyah, Abu Thalib harus menelan kenyataan pahit meninggal dalam keadaan kafir di atas agama nenek moyangnya.


Demikian. Semoga bermanfaat


*Penulis: dr. Abdiyat Sakrie, Sp.JP*


*Artikel: Muslim.or.id*


*© 2023 muslim.or.id*


*Sumber:* https://muslim.or.id/83468-penghalang-hidayah.html

SEBAB-SEBAB DATANGNYA REZEKI*

 *Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh*


*


Oleh :

Ustadz Setiawan

Tugiyono, B.A. M.HI


Islam telah memotivasi kita untuk mencari rezeki, bahkan Islam menjadikannya di antara ibadah yang paling penting sebagai wasilah untuk mencari keridhoan Allah ta’ala. Di antara motivasi Islam bagi pemeluknya untuk mencari rezeki adalah dalam firman Allah ta’ala:


ู‡ُูˆَ ุงู„َّุฐِูŠ ุฌَุนَู„َ ู„َูƒُู…ُ ุงู„ْุฃَุฑْุถَ ุฐَู„ُูˆู„ًุง ูَุงู…ْุดُูˆุง ูِูŠ ู…َู†َุงูƒِุจِู‡َุง ูˆَูƒُู„ُูˆุง ู…ِู†ْ ุฑِุฒْู‚ِู‡ِ


Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya." (Al-Mulk:15).


ูˆَุขุฎَุฑُูˆู†َ ูŠَุถْุฑِุจُูˆู†َ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ูŠَุจْุชَุบُูˆู†َ ู…ِู†ْ ูَุถْู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ۙ ูˆَุขุฎَุฑُูˆู†َ ูŠُู‚َุงุชِู„ُูˆู†َ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ۖ


Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah." (Al-Muzammil:20)


Dalam tafsirnya Imam al-Qurtubi mengomentari ayat di atas:


ุณูˆู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุขูŠุฉ ุจูŠู† ุฏุฑุฌุฉ ุงู„ู…ุฌุงู‡ุฏูŠู† ูˆุงู„ู…ูƒุชุณุจูŠู† ุงู„ู…ุงู„ ุงู„ุญู„ุงู„ ู„ู„ู†ูู‚ุฉ ุนู„ู‰ ู†ูุณู‡ ูˆุนูŠุงู„ู‡ ูˆุงู„ุฅุญุณุงู† ูˆุงู„ุฅูุถุงู„ ููƒุงู† ุฏู„ูŠู„ุง ุนู„ู‰ ุฃู† ูƒุณุจ ุงู„ู…ุงู„ ุจู…ู†ุฒู„ุฉ ุงู„ุฌู‡ุงุฏ، ู„ุฃู†ู‡ ุฌู…ุนู‡ ู…ุน ุงู„ุฌู‡ุงุฏ ููŠ ุณุจูŠู„ ุงู„ู„ู‡


Dalam ayat ini Allah menyamakan derajat para mujahidin dengan orang yang mencari harta halal dengan tujuan sebagai nafkah untuk dirinya, keluarganya dan berbuat ihsan dengan harta tersebut, ini menunjukkan bahwa usaha mencari harta halal bisa sejajar dengan berjihad, karena Allah menghimpunnya dengan amaliah jihad di jalan Allah." (al-Jami Li Ahkami al-Quran juz:19 hal:55)


Perlu diketahui bahwa rezeki itu kesemuanya ada di tangan Allah ta’ala, dan manusia seberapa besar pun usahanya dalam mencari rezeki maka tidak akan ia mendapatkan melainkan apa yang sudah dituliskan untuknya, sebaliknya seberapa besar pun usaha menghalangi rezeki seseorang maka rezeki itu akan tetap datang padanya sebagaimana ajal mendatanginya, disebutkan dalam hadist riwayat al-Tabarani dari sahabat Abu Darda dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:


ุฅู† ุงู„ุฑุฒู‚ ู„ูŠุทู„ุจ ุงู„ุนุจุฏ ุฃูƒุซุฑ

 ู…ู…ุง ูŠุทู„ุจู‡ ุฃุฌู„ู‡


Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seorang hamba lebih banyak daripada ajal mencari dirinya.Dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami.


Namun walau demikian, bukan berarti lantas kita meninggalkan sebab-sebab dan upaya untuk meraih rezeki, hal itu tetap dituntut demi kesempurnaan tawakkal, nah di antara sebab-sebab datangnya rezeki yang bisa diupayakan oleh seorang hamba, mungkin bisa kita sebutkan berikut ini:


*1. Bertakwa Kepada Allah Dan Beramal Shalih*

Allah berfirman:


ูˆَู…َู†ْ ูŠَุชَّู‚ِ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َู‡ُ ู…َุฎْุฑَุฌًุง﴿ูข﴾ ูˆَูŠَุฑْุฒُู‚ْู‡ُ ู…ِู†ْ ุญَูŠْุซُ ู„َุง ูŠَุญْุชَุณِุจُ ۚ ูˆَู…َู†ْ ูŠَุชَูˆَูƒَّู„ْ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูَู‡ُูˆَ ุญَุณْุจُู‡ُ ۚ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุจَุงู„ِุบُ ุฃَู…ْุฑِู‡ِ ۚ ู‚َุฏْ ุฌَุนَู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„ِูƒُู„ِّ ุดَูŠْุกٍ ู‚َุฏْุฑًุง﴿ูฃ﴾


Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (Al-Talak:2-3).


*2. Berbakti Pada Kedua Orang Tua dan Menyambung Silaturrahim*

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:


ู…ู† ุณุฑู‡ ุฃู† ูŠู…ุฏ ู„ู‡ ููŠ ุนู…ุฑู‡ ูˆูŠุฒุงุฏ ููŠ ุฑุฒู‚ู‡ ูู„ูŠุจุฑ ูˆุงู„ุฏูŠู‡ ูˆู„ูŠุตู„ ุฑุญู…ู‡


Barangsiapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya maka hendaklah berbakti kepada orang tua dan menyambung tali silaturrahim."(HR. Ahmad dalam al-Musnad 3/156).


*3. Banyak Beristighfar pada Allah dan Mengakui Kesalahan*

Allah berfirman dalam al-Quran:


ูَู‚ُู„ْุชُ ุงุณْุชَุบْูِุฑُูˆุง ุฑَุจَّูƒُู…ْ ุฅِู†َّู‡ُ ูƒَุงู†َ ุบَูَّุงุฑًุง﴿ูกู ﴾ ูŠُุฑْุณِู„ِ ุงู„ุณَّู…َุงุกَ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ู…ِุฏْุฑَุงุฑًุง﴿ูกูก﴾ ูˆَูŠُู…ْุฏِุฏْูƒُู…ْ ุจِุฃَู…ْูˆَุงู„ٍ ูˆَุจَู†ِูŠู†َ ูˆَูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َูƒُู…ْ ุฌَู†َّุงุชٍ ูˆَูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َูƒُู…ْ ุฃَู†ْู‡َุงุฑًุง﴿ูกูข﴾


Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Nuh:10-12).


*4. Bertawakkal kepada Allah ta’ala*

Bertawakkal yaitu bersandar pada Allah (๏ทป) dengan penuh penyandaran dalam rangka meraih manfaat atau menangkal mudhorrot dengan disertai usaha, dalam hadist Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:


ู„ูˆ ุฃู†ูƒู… ุชุชูˆูƒู„ูˆู† ุนู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุญู‚ ุชูˆูƒู„ู‡ ู„ุฑุฒู‚ูƒู… ูƒู…ุง ูŠุฑุฒู‚ ุงู„ุทูŠุฑ ุชุบุฏูˆ ุฎู…ุงุตุง ูˆุชุฑูˆุญ ุจุทุงู†ุง


Sekiranya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberikan rezeki kepada kalian, sebagaimana rezeki yang diberikan kepada seekor burung yang pergi di pagi hari dalam keadaan perutnya kosong kemudian kembali pada waktu petang dengan perut terisi penuh”. (H.R Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Hakim. Tirmidzi menilai bahwa hadits ini : Hasan Shahih).


*5. Menikah*

Dengan menikah justru menjadi sebab datangnya rezeki dan diberikan kecukupan, Allah berfirman:


ูˆَุฃَู†ْูƒِุญُูˆุง ุงู„ْุฃَูŠَุงู…َู‰ٰ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ูˆَุงู„ุตَّุงู„ِุญِูŠู†َ ู…ِู†ْ ุนِุจَุงุฏِูƒُู…ْ ูˆَุฅِู…َุงุฆِูƒُู…ْ ۚ ุฅِู†ْ ูŠَูƒُูˆู†ُูˆุง ูُู‚َุฑَุงุกَ ูŠُุบْู†ِู‡ِู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู…ِู†ْ ูَุถْู„ِู‡ِ ۗ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุงุณِุนٌ ุนَู„ِูŠู…ٌ


Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Al-Nur:32).


Syaikh al-Sa’dy dalam tafsirnya mengatakan:


ูู„ุง ูŠู…ู†ุนูƒู… ู…ุง ุชุชูˆู‡ู…ูˆู† ู…ู† ุฃู†ู‡ ุฅุฐุง ุชุฒูˆุฌ ุงูุชู‚ุฑ ุจุณุจุจ ูƒุซุฑุฉ ุงู„ุนุงุฆู„ุฉ ูˆู†ุญูˆู‡ ، ูˆููŠู‡ ุญุซ ุนู„ู‰ ุงู„ุชุฒูˆุฌ ، ูˆูˆุนุฏ ู„ู„ู…ุชุฒูˆุฌ ุจุงู„ุบู†ู‰ ุจุนุฏ ุงู„ูู‚ุฑ” ุงู†ุชู‡ู‰. ุชูุณูŠุฑ ุงู„ุณุนุฏูŠ” ( ุต 567


Maka jangan menghalangi kalian perkara yang kalian sangkakan bahwa seseorang ketika menikah akan menjadi fakir dengan banyaknya keluarga dan semisalnya, justru dalam firman Allah ada motuvasi untuk menikah, dan janji dari Allah bagi yang menikah untuk diberi kecukupan setelah sebelumnya dalam kefakiran." (Tarsir al-Sa’dy hal:567).


*6. Memiliki Anak*

Setelah menikah kemudian memiliki banyak anak, banyak anak tidak mematikan rezeki dan menghambatnya, justru setiap anak telah Allah tanggung rezekinya, ini Allah tegaskan sendiri dalam al-Quran:


ูˆَู„َุง ุชَู‚ْุชُู„ُูˆุง ุฃَูˆْู„َุงุฏَูƒُู…ْ ุฎَุดْูŠَุฉَ ุฅِู…ْู„َุงู‚ٍ ۖ ู†َุญْู†ُ ู†َุฑْุฒُู‚ُู‡ُู…ْ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ۚ


Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu." (Al-Isra:31).


ูˆَู„َุง ุชَู‚ْุชُู„ُูˆุง ุฃَูˆْู„َุงุฏَูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุฅِู…ْู„َุงู‚ٍ ۖ ู†َุญْู†ُ ู†َุฑْุฒُู‚ُูƒُู…ْ ูˆَุฅِูŠَّุงู‡ُู…ْ


Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka." (Al-An’am:151).


*PENUTUP*

Demikian sekelumit sebab-sebab datangnya rezeki bagi seorang hamba, tentunya tetap dengan melakukan aksi, tidak hanya pasrah saja, tidak hanya bersandar saja pada Allah tanpa bergerak dan beraksi, di samping kita bertakwa, bertawakkal, beristighfar dan hal lainnya, harus disertai aksi, cobalah berbisnis, jualan, daftar sebagai pekerja pada instansi tertentu, atau sebagai pengajar dan lainnya, dengan itu semua Allah akan salurkan rezeki kita.


Dan perlu juga untuk ditekankan, ketika kita sudah menempuh sebab-sebab datangnya rezeki, namun ternyata hasil yang didapatkan tidak seperti harapan kita, tidak boleh kita mencela dan mengeluh, karena ini bagian dari takdir yang Allah tetapkan yang di balik hal tersebut pasti ada hikmah dan pelajaran yang kebaikannya akan kembali kepada kita sendiri. Kita dituntut ridho dan sabar menerima ketentuan itu, sebagaimana ini adalah bagian dari keimanan sebagaimana Nabi sallallahu alaihi wa sallam sabdakan:


“ุงู„ุฅูŠู…ุงู† ุฃู† ุชุคู…ู† ุจุงู„ู„ู‡ ูˆู…ู„ุงุฆูƒุชู‡ ูˆูƒุชุจู‡ ูˆุฑุณู„ู‡، ูˆุงู„ูŠูˆู… ุงู„ุขุฎุฑ، ูˆุชุคู…ู† ุจุงู„ู‚ุฏุฑ ุฎูŠุฑู‡ ูˆุดุฑู‡” ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…


Iman itu yakni engkau beriman kepada Allah, para malaikatnya, kitab-kitabnya, rasul-rasulnya, pada hari akhir, dan engkau beriman pada takdir Allah ketika baik maupun buruk."(HR. Muslim).


Demikian, wallahu a’lam.

Kamis, 05 Oktober 2023

MEWASPADAI TIPU DAYA SETAN

 

logo web

Dipublikasikan oleh Iwan Kartiwan pada on . Dilihat: 105960

MEWASPADAI TIPU DAYA SETAN

Oleh : H. Zulhamdi M. Saad, Lc

Mengamati berita yang tersiar melalui media massa baik media cetak seperti koran dan majalah, maupun media elektronik semacam radio, televisi mamupun internet, sering kali kita lihat dan kita dengar sejumlah kasus yang dilakukan oleh orang yang beragama islam, seperti kita ini. Setiap saat sering kita saksikan pejabat, pegawai negeri, pengusaha, akademisi, pelajar maupun warga masyarakat bisa tersangkut kasus-kasus hukum yang berat. Sederet kasus-kasus besar tersebut mulai dar penyalahgunaan narkoba, korupsi, perselingkuhan, pertengakaran pelajar, pembunuhan, perjudian seta penipuan. Kasus-kasus tersebut turut mencoreng nama baik islam, karena dilakukan oleh orang yang beragama Islam, yaitu agama kita. Dengan kata lain, pelanggaran atau kejahatan tersebut dilakukan oleh saudara kita seagama. Sehingga kita sedikit atau banyak turut menanggung malu atau citra buruk.

Kita patut prihatin atas hal tersebut. Mereka yang telah terbujuk tipu daya setan. Oleh karena kita jangan sampai ikut terperosok. itu Maksudnya adalah mengambil pelajaran dari hal tersebut, selajutnya mewaspadainya agar di masa-masa mendatang bisa menghindarinya. Jangan sampai mereka yang telahOleh karena itu melalui khutbah ini kita mengajak kepada diri khatib sendiri serta jamaah jumah untuk mewaspadai tipu daya setan.

ู‚َุงู„َ ุฅِู†َّูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُู†ْุธَุฑِูŠู†َ ู‚َุงู„َ ูَุจِู…َุง ุฃَุบْูˆَูŠْุชَู†ِูŠ ู„ุฃู‚ْุนُุฏَู†َّ ู„َู‡ُู…ْ ุตِุฑَุงุทَูƒَ ุงู„ْู…ُุณْุชَู‚ِูŠู…َ

ุซُู…َّ ู„ุขุชِูŠَู†َّู‡ُู…ْ ู…ِู†ْ ุจَูŠْู†ِ ุฃَูŠْุฏِูŠู‡ِู…ْ ูˆَู…ِู†ْ ุฎَู„ْูِู‡ِู…ْ ูˆَุนَู†ْ ุฃَูŠْู…َุงู†ِู‡ِู…ْ ูˆَุนَู†ْ ุดَู…َุงุฆِู„ِู‡ِู…ْ ูˆَู„ุง ุชَุฌِุฏُ ุฃَูƒْุซَุฑَู‡ُู…ْ ุดَุงูƒِุฑِูŠู†َู‚َุงู„َ ุงุฎْุฑُุฌْ ู…ِู†ْู‡َุง ู…َุฐْุกُูˆู…ًุง ู…َุฏْุญُูˆุฑًุง ู„َู…َู†ْ ุชَุจِุนَูƒَ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู„ุฃู…ْู„ุฃู†َّ ุฌَู‡َู†َّู…َ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ุฃَุฌْู…َุนِูŠู†َ

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya".

Kisah tragedi perang uhud.

ูˆَุฅِุฐْ ุฒَูŠَّู†َ ู„َู‡ُู…ُ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ุฃَุนْู…َุงู„َู‡ُู…ْ ูˆَู‚َุงู„َ ู„ุง ุบَุงู„ِุจَ ู„َูƒُู…ُ ุงู„ْูŠَูˆْู…َ ู…ِู†َ ุงู„ู†َّุงุณِ ูˆَุฅِู†ِّูŠ ุฌَุงุฑٌ ู„َูƒُู…ْ ูَู„َู…َّุง ุชَุฑَุงุกَุชِ ุงู„ْูِุฆَุชَุงู†ِ ู†َูƒَุตَ ุนَู„َู‰ ุนَู‚ِุจَูŠْู‡ِ ูˆَู‚َุงู„َ ุฅِู†ِّูŠ ุจَุฑِูŠุกٌ ู…ِู†ْูƒُู…ْ ุฅِู†ِّูŠ ุฃَุฑَู‰ ู…َุง ู„ุง ุชَุฑَูˆْู†َ ุฅِู†ِّูŠ ุฃَุฎَุงูُ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุดَุฏِูŠุฏُ ุงู„ْุนِู‚َุงุจِ

Setan menghiasi dan mengelabuhi manusia itu sehingga mereka memandang baik perbuatan mereka, dan setan membisikkan: "Kalian akan menang, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), setan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu; sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya.

Bila tersirat di hatimu untuk berjudi, itu rayuan setan

Bila tersirat di hatimu ingin berzina, itu nyanyian setan

Bila tersirat di hatimu ingin mencuri, itu nyanyian setan

Mewaspadai Pintu Masuk Setan
        Oleh H. ZulhamdiM. Saad, Lc

ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ ุบุงูุฑ ุงู„ุฐู†ุจ ูˆู‚ุงุจู„ ุงู„ุชูˆุจ ุดุฏูŠุฏ ุงู„ุนู‚ุงุจ، ุฐูŠ ุงู„ุทูˆู„ ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ู‡ูˆ ุฅู„ูŠู‡ ุงู„ู…ุตูŠุฑูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู„ุง ุฅู„ู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุญุฏู‡ ู„ุง ุดุฑูŠูƒ ู„ู‡، ุดู‡ุงุฏุฉ ู…ุนุชุฑู ุจุงู„ุฐู†ุจ ูˆุงู„ุชู‚ุตูŠุฑ، ุณุงุฆู„ ุงู„ุนููˆ ูˆุงู„ุฒู„ูู‰ ูˆุญุณู† ุงู„ู…ุขุจ ูŠูˆู… ุงู„ู…ุตูŠุฑูˆุฃุดู‡ุฏ ุฃู† ู…ุญู…ุฏًุง ุนุจุฏู‡ ูˆุฑุณูˆู„ู‡ ูˆุฃู…ูŠู†ู‡ ุนู„ู‰ ูˆุญูŠู‡ ุฎูŠุฑ ุจุดูŠุฑ، ูˆุฃุดูู‚ ู†ุฐูŠุฑุงู„ู„ู‡ู… ุตู„ ูˆุณู„ู… ุนู„ู‰ ุนุจุฏูƒ ูˆุฑุณูˆู„ูƒ ู…ุญู…ุฏ ูˆุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆุฃุตุญุงุจู‡، ู†ุนู… ุงู„ุตุญุจ ู„ู‡، ูˆู†ุนู… ุงู„ู‚ุฏูˆุฉ ู„ู…ู† ุทู„ุจ ุงู„ููˆุฒ ูˆุงู„ู†ุฌุงุฉ ููŠ ูŠูˆู… ุนุณูŠุฑุฃู…ุง ุจุนุฏููŠุง ุฃูŠู‡ุง ุงู„ู…ุณู„ู…ูˆู† ุงุชู‚ูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ููŠ ุงู„ุณุฑ ูˆ ุงู„ุนู„ู† ، ูŠุง ุฃูŠู‡ุง ุงู„ุฐูŠู† ุขู…ู†ูˆุง ุงุชู‚ูˆ ุงู„ู„ู‡ ุญู‚ ุชู‚ุงุชู‡ ูˆ ู„ุง ุชู…ูˆุชู† ุฅู„ุง ูˆ ุฃู†ุชู… ู…ุณู„ู…ูˆู†.  

Hadirin Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah.

Marilah pada kesempatan jumat ini, kita kembali berupaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Takwa yang terlahir dari pemahaman yang benar dan ketundukan yang ikhlas, sehingga setiap kewajiban yang dilakukan dan setiap larangan yang ditinggalkan tidaklah dilakukan kecuali semakin menguatkan dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah serta melahirkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan. Suatu perbutan dan amal kebajikan yang terlahir dari ketakwaan akan memberikan manfaat yang besar dalam kehidupan.

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Sesungguhnya setiap detik dari hidup kita, setiap hembusan nafas, setiap pikiran yang yang tersirat, setiap amal perbuatan yang kita kerjakan, tidak  akan pernah lepas dari upaya setan untuk menggoda, menyesatkan, menyelewengkan dari tujuan yang benar dan menggiring kepada dosa dan maksiat. Kita mungkin tidak menyadari  dan memang tanpa kita sadari, setan terus berupaya menenggelamkan, menghanyutkan kita agar semakin jauh dari jalan yang benar, meninggalkan ketaatan secara perlahan dan halus, tanpa terasa oleh kita. Dan itulah tugas utama setan dan iblis, sebagai mana ia telah terusir dari surga dan terjauhkan dari rahmat Allah maka diapun ingin menjauhkan manusia dari dari rahmat Allah dan kemudian sesat bersamanya. Begitulah ungkapan setan ketika mendapatkan laknat Allah:

ู‚َุงู„َ ูَุงุฎْุฑُุฌْ ู…ِู†ْู‡َุง ูَุฅِู†َّูƒَ ุฑَุฌِูŠู…ٌ (77) ูˆَุฅِู†َّ ุนَู„َูŠْูƒَ ู„َุนْู†َุชِูŠ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏِّูŠู†ِ (78) ู‚َุงู„َ ุฑَุจِّ ูَุฃَู†ْุธِุฑْู†ِูŠ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ูŠُุจْุนَุซُูˆู†َ (79)ู‚َุงู„َ ูَุฅِู†َّูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُู†ْุธَุฑِูŠู†َ (80) ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ْูˆَู‚ْุชِ ุงู„ْู…َุนْู„ُูˆู…ِ (81) ู‚َุงู„َ ูَุจِุนِุฒَّุชِูƒَ ู„َุฃُุบْูˆِูŠَู†َّู‡ُู…ْ ุฃَุฌْู…َุนِูŠู†َ (82) ุฅِู„َّุง ุนِุจَุงุฏَูƒَ ู…ِู†ْู‡ُู…ُ ุงู„ْู…ُุฎْู„َุตِูŠู†َ (83)

Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." Iblis berkata: "Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka dibangkitkan." Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)." Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka. (QS. Shad: 77-83)

Hadirin sidang jumat yg berbahagia.

Menyadari ini semua, bahwa keberadaan kita di dunia ini, tidak akan pernah lepas sedikitpun dari upaya setan untuk mempengaruhi kita, merayu, melalaikan kita dengan apapun, bahkan mereka mampu masuk bersama aliran darah kita, dengan hanya satu tujuan mengumpulkan manusia sebanyak-banyaknya untuk bersama-sama sesat dan menghuni neraka jahanam. Mengetahui tipu daya setan dan iblis dalam menyesatkan manusia, serta mengetahui cara menghadapi tipu daya tersebut menjadi penting untuk kita sama-sama kita ketahui sehingga kita mampu terhindar dari tipu daya tersebut.

Di antara pintu-pintu dan metode setan menyesatkan manusia yang perlu kita waspadai  adalah:

Pertama: Pintu Syubhat dan Syahwat

Syubhat berarti suatu yang meragukan dan samar-samar, sedangkan syahwat adalah dorongan hawa nafsu, maka dari sinilah setan akan semakin kuat menggoda, kemudian setan menghembuskan bisikan dan rayuannya. Setan akan yang terus membujuk sehingga seakan membuat hati menjadi tenang  untuk melakukan hal perbuatan tersebut. Bahkan setan telah menghembuskan syubhat dan syahwat iniitu sejak awal permusuhan dengan Nabi Adam, setan telah melakukan langkah-langkah kejinya untuk menggelincirkan anak keturunan adam agar tidak mentaati perintah Allah.

Mari kita perhatikan ucapan setan, dengan tipu dayanya di dalam firman Allah berikut:

ูَูˆَุณْูˆَุณَ ู„َู‡ُู…َุง ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ู„ِูŠُุจْุฏِูŠَ ู„َู‡ُู…َุง ู…ِู†ْ ุณَูˆْุกَุงุชِู‡ِู…َุงูˆَู‚َุงู„َ ู…َุง ู†َู‡َุงูƒُู…َุง ุฑَุจُّูƒُู…َุง ุนَู†ْ ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุดَّุฌَุฑَุฉِ ุฅِู„ุงَّ ุฃَู†ْุชَูƒُูˆู†ุงَ ู…َู„َูƒَูŠْู†ِ ุฃَูˆْ ุชَูƒُูˆู†ุงَ ู…ِู†َ ุงู„ْุฎَุงู„ِุฏِูŠู†َูˆَู‚َุงุณَู…َู‡ُู…َุงุฅِู†ِّูŠ ู„َูƒُู…َุง ู„َู…ِู†َ ุงู„ู†َّุงุตِุญِูŠู†َูَุฏَู„ุงَّู‡ُู…َุง ุจِุบُุฑُูˆุฑٍ.

"Maka setan menggoda mereka berdua untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya, dan setan berkata, "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya,"Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua,' maka setan membujuk keduanya dengan tipu daya." [Al-A'rรขf/7:20-22]

Dari ayat ini dapat dipetik satu pelajaran penting bahwa setan mempermainkan kecenderungan manusia yang tersembunyi, manusia ingin kekal, diberi umur yang panjang, manusia juga ingin memiliki kepemilikan harta yang tak terbatas padahal usia mereka pendek dan terbatas.

Dalam ayat ini diketahui bahwa tipuan yang digunakan setan adalah: “An takuunaa malakaini au takuunaa minal khalidin.”

Dalam penjelasan ayat ini, kata malakaini ada dua bacaan yang dapat dijadikan  pengertian untuk memahamai maksud dari ayat ini. Bacaan pertama adalah: malikaini yaitu huruf lam dibaca kasroh yang berarti dua orang raja, yakni raja dan ratu, bacaan ini dikuatkan oleh nash lain dalam surat Thaaha: “Maukah aku tunjukan kepada kalian berdua, kepada pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan punah”. (QS. Thaha: 120)

Atas dasar bacaan ini, maka tipuan setan ini adalah kekuasaan yang abadi dan umur yang kekal. Keduanya merupakan syahwat atau kecenderungan yang paling kuat dalam diri manusia, selain syahwat terhadap lawan jenis, yang banyaknya kita dengar bersama berbagai macam kasus dan skandal terjadi, ini membuktikan bahwa setan sudah banyak berhasil dalam menyesatkan manusia.

Bacaan kedua adalah malakaini, huruf lam dibaca fathah yang berarti dua malaikat, maka manupulasi setan itu adalah dengan melepaskan manusia dari ikatan-ikatan fisik seperti malaikat yang kekal.

Ketika Iblis ini mengetahui bahwa Allah melarang Adam dan Hawa memakan buah ini, dan larangan ini terasa berat dalam jiwa mereka, maka untuk menggoyang hati  mereka, iblis menimbulkan khayalan dan angan-angan kepada mereka, di samping juga mempermainkan syahwat dan keinginan mereka.  Bahkan iblis memperkuat dengan sumpah bahwa ia adalah pemberi nasehat yang berlaku jujur.

Hadirin siding sholat jumat  yang dimuliakan Allah.

Pintu setan yang kedua adalah : Al-Hirsh wal Hasad

Menurut Imam Al-Ghazali, diantara pintu-pintu setan yang sangat besar adalah al-hirsh atau tamak dan hasad, yaitu kedengkian. Rasa tamak dan sifat hasad ini menjadi salah satu pintu yang menyebabkan setan bisa masuk ke dalam pikiran dan jiwa manusia kemudian setan menguasainya. Ketika setan sudah mampu menguasai jiwa, maka itu pertanda akan membawa pada kebinasaan.

Imam Abu Dawud dalam Kitab Sunnan-nya menyebutkan sebuah riwayat. Ketika Nabi Nuh ‘Alaihissalam menaiki perahu, dan memasukkan ke dalam perahu itu berbagai makhluk  secara berpasang-pasangan, tiba-tiba beliau melihat seorang tua yang tidak dikenal. Orang itu tidak memiliki pasangan. Nabi Nuh ‘Alaihissalam bertanya, “Untuk apa kamu masuk kemari?” Orang itu menjawab, “Aku masuk kemari untuk mempengaruhi sahabat-sahabatmu supaya hati mereka bersamaku, sementara tubuh mereka bersamamu.” Orang tua itu adalah setan.

Lalu, Nabi Nuh ‘Alaihissalam berkata, “Keluarlah kamu dari sini, hai musuh Allah! Kamu terkutuk!” Iblis itu kemudian berkata kepada Nabi Nuh, “Ada lima hal yang dengan kelimanya aku membinasakan manusia. Akan kuberitahukan yang tiga, dan kusembunyikan yang dua.” Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh: “Katakan, aku tidak membutuhkan yang tiga. Aku membutuhkan yang dua.” Lalu Nuh bertanya, “Apa yang dua itu?” Iblis menjawab, “Dua hal yang membinasakan manusia adalah ketamakkan dan kedengkian. Karena kedengkian inilah, aku dilaknat sehingga menjadi terkutuk. Karena dorongan ketamakkan itu pula, Adam dan Hawa tergoda untuk menuruti keinginannya.”

Ketiga : Memandang kecil dan meremehkan dosa-dosa kecil.

Dosa-dosa kecil dampaknya sangat berbahaya bagi manusia, seorang yang menganggap kecil suatu perbuatan dosa maka dengan demikian setan akan selalu menjadikan orang tersebut meremehkan dosa-dosa kecilnya, sehingga dia akan terus menerus melakukannya dan dosa itu akan membinasakannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
tentang dosa-dosa kecil dengan sabdanya,

ุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ูˆَู…ُุญَู‚َّุฑَุงุชِ ุงู„ุฐُّู†ُูˆุจِูˆَุฅِู†َّ ู…ُุญَู‚َّุฑَุงุชِ ุงู„ุฐُّู†ُูˆุจِ ู…َุชَู‰ ูŠُุคْุฎَุฐْ ุจِู‡َุง ุตَุงุญِุจُู‡َุง ุชُู‡ْู„ِูƒْู‡ُ.

Jauhilah dosa-dosa dan sesuatu yang dianggap dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu ketika dilakukan seseorang maka ia akan membinasakannya. (HR. Ahmad, no. 23194)

Hadirin yang dimuliakan Allah.

Tentu ketika kita mengetahui pintu-pintu masuknya setan ini, Allah Subhanhu wa Ta'ala dengan rahmat-Nya memberikan petunjuk kepada para hamba-Nya melalui Al-Quran dan melalui lisan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, untuk menghadapi dan  mengusir setiap bisikan dan  godaan setan tersebut. Di antara hal-hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari tipu daya setan dan kawanannya adalah sebagai berikut:

Pertama:  Menjaga keikhlasan dalam setiap amal ibadah dan perbuatan.

Setiap ibadah ataupun amal perbuatan yang dilakukan oleh hamba Allah, pasti setan akan berupaya menyimpangkan amal tersebut agar tidak dilakukan dengan ikhlas, setan akan berupaya keras agar amal itu tidak bernilai di hadapan Allah, bahkan perbuatan itu menjadi amalan yang riya dan syirik. Karena ini sudah merupakan janjinya kepada Allah.

Hamba-hamba yang ikhlas akan dijaga dan diselamatkan dari gangguan setan. Allah yang menyatakan pengakuan setan tersebut  dalam firman-Nya:


ู‚َุงู„َ ุฑَุจِّ ุจِู…َุง ุฃَุบْูˆَูŠْุชَู†ِูŠ ู„َุฃُุฒَูŠِّู†َู†َّ ู„َู‡ُู…ْ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِูˆَู„َุฃُุบْูˆِูŠَู†َّู‡ُู…ْ ุฃَุฌْู…َุนِูŠู†َุฅِู„َّุง ุนِุจَุงุฏَูƒَ ู…ِู†ْู‡ُู…ُุงู„ْู…ُุฎْู„َุตِูŠู†َ

"Iblis berkata, "Ya Rabb-ku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash di antara mereka." [Al-Hijr/15:39-40].

Dalam ayat yang lain disebutkan:

ู‚َุงู„َ ูَุจِุนِุฒَّุชِูƒَ ู„َุฃُุบْูˆِูŠَู†َّู‡ُู…ْ ุฃَุฌْู…َุนِูŠู†َุฅِู„َّุง ุนِุจَุงุฏَูƒَู…ِู†ْู‡ُู…ُ ุงู„ْู…ُุฎْู„َุตِูŠู†َ

"Iblis menjawab, "Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." [Shรขd/38:82-83].

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin bahwa seorang yang mampu menjaga keikhlasannya dalam beramal setan tidak punya kemampuan dalam menggodanya,


ุฅِู†َّ ุนِุจَุงุฏِูŠ ู„َูŠْุณَ ู„َูƒَ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุณُู„ْุทَุงู†ٌ ุฅِู„َّุง ู…َู†ِ ุงุชَّุจَุนَูƒَู…ِู†َ ุงู„ْุบَุงูˆِูŠู†َ

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang ikhlas tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat". [Al-Hijr/15:42].

Kedua : Menjaga Kestabilan kondisi  Iman.

Setan selalu berupaya untuk menggoda dan melemahkan iman seseorang dengan berbagai macam carannya, baik itu kelalaian ataupun perbuatan maksiat. Dengan kemaksiatan, keimanan seseorang akan semakin menurun sehingga dengan mudah setan akan mencelakakann seorang tersebut sehingga ia melakukan perbuatan dosa.

Sesungguhnya seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah. Oleh karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi Allah dengan menjaga kondisi imannya dengan amal ibadah yang kontinyu, maka tidak ada satu makhlukpun yang mampu mencelakakannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberitakan hal ini di dalam Al-Quran, sebagaimana firmannya:


ุฅِู†َّู‡ُ ู„َูŠْุณَ ู„َู‡ُ ุณُู„ْุทَุงู†ٌ ุนَู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง ูˆَุนَู„َู‰ุฑَุจِّู‡ِู…ْ ูŠَุชَูˆَูƒَّู„ُูˆู†َุฅِู†َّู…َุง ุณُู„ْุทَุงู†ُู‡ُ ุนَู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠู†َูŠَุชَูˆَู„َّูˆْู†َู‡ُ ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡ُู…ْ ุจِู‡ِ ู…ُุดْุฑِูƒُูˆู†َ

"Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah".[An Nahl : 99, 100].

Ketiga:  Berlindung Kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Untuk menghadapi setan dan terhindar dari godaannya, kita dianjurkan bahkan diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa berlindung kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ูˆَุฅِู…َّุง ูŠَู†ْุฒَุบَู†َّูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ ู†َุฒْุบٌ ูَุงุณْุชَุนِุฐْ ุจِุงู„ู„َّู‡ِุฅِู†َّู‡ُ ุณَู…ِูŠุนٌ ุนَู„ِูŠู…ٌ

"Dan jika kamu digoda oleh setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". [Al-A'rรขf/7:200].

 Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim disebutkan:

ุฃู† ุฃุจุง ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ุงู„ ู‚ุงู„ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… « ูŠุฃุชูŠ ุงู„ุดูŠุทุงู† ุฃุญุฏูƒู… ููŠู‚ูˆู„ ู…ู† ุฎู„ู‚ ูƒุฐุง ูˆูƒุฐุง؟ ุญุชู‰ ูŠู‚ูˆู„ ู„ู‡ ู…ู† ุฎู„ู‚ ุฑุจูƒ ؟ ูุฅุฐุง ุจู„ุบ ุฐู„ูƒ ูู„ูŠุณุชุนุฐ ุจุงู„ู„ู‡ ูˆู„ูŠู†ุชู‡ » . ูˆุนู†ุฏ ุฃุจูŠ ุฏุงูˆุฏ ( 4722 ) « ูุฅุฐุง ู‚ุงู„ูˆุง ุฐู„ูƒ ูู‚ูˆู„ูˆุง ุงู„ู„ู‡ ุฃุญุฏ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุตู…ุฏ ู„ู… ูŠู„ุฏ ูˆู„ู… ูŠูˆู„ุฏ ูˆู„ู… ูŠูƒู† ู„ู‡ ูƒููˆุง ุฃุญุฏ ุซู… ู„ูŠุชูู„ ุนู† ูŠุณุงุฑู‡ ุซู„ุงุซุง ูˆู„ูŠุณุชุนุฐ ู…ู† ุงู„ุดูŠุทุงู†»


Abu Hurairah berkata, Rosulullah bersabda: “Setan datang kepada salah seorang dari kalian lalu berkata, siapakah yang menciptakan ini dan ini? Sehingga setan berkata, “siapakah yang menciptakan Tuhanmu, maka apabila jika telah sampai kepadanya hal tersebut, hendaklah dia berlindung kepada Allah dan hendaklah dia menghentikan (waswas tersebut)".

Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan:

"Jika mereka mengucapkan hal itu (kalimat-kalimat was-was), maka ucapkanlah "Allah itu Maha Esa, Allah itu tempat bergantung, Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan," kemudian meludahlah ke kiri (3x) dan berlindunglah kepada Allah".

Keempat: Memperbanyak membaca Al-Quran dan memperkuat dzikrullah.

Al-Quran dan dzikrullah merupakan benteng yang kokoh yang dapat melindungi diri dari godaan dan gangguan  setan dan membuatnya lari tunggang langgang, sebagaimana sabda Rosulullah:

ุฃَุจِูŠ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِูˆَุณَู„َّู…َ ู‚َุงู„َ ู„َุง ุชَุฌْุนَู„ُูˆุง ุจُูŠُูˆุชَูƒُู…ْ ู…َู‚َุงุจِุฑَ ุฅِู†َّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َูŠَู†ْูِุฑُ ู…ِู†َ ุงู„ْุจَูŠْุชِ ุงู„َّุฐِูŠ ุชُู‚ْุฑَุฃُ ูِูŠู‡ِ ุณُูˆุฑَุฉُ ุงู„ْุจَู‚َุฑَุฉِ

"Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, janganlah kamu menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya". (HR Muslim, no. 780).

Dalam sabda yang lain disebutkan:

ุนَู†ْ ุงู„ْุญَุงุฑِุซِ ุงู„ْุฃَุดْุนَุฑِูŠِّ ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِูŠَّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِูˆَุณَู„َّู…َ ู‚َุงู„َ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ุฃَู…َุฑَ ูŠَุญْูŠَู‰ ุจْู†َ ุฒَูƒَุฑِูŠَّุง ุจِุฎَู…ْุณِูƒَู„ِู…َุงุชٍ ุฃَู†ْ ูŠَุนْู…َู„َ ุจِู‡َุง ูˆَูŠَุฃْู…ُุฑَ ุจَู†ِูŠ ุฅِุณْุฑَุงุฆِูŠู„َ ุฃَู†ْูŠَุนْู…َู„ُูˆุง ุจِู‡َุง...ูˆَุขู…ُุฑُูƒُู…ْ ุฃَู†ْ ุชَุฐْูƒُุฑُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูَุฅِู†َّ ู…َุซَู„َุฐَู„ِูƒَ ูƒَู…َุซَู„ِ ุฑَุฌُู„ٍ ุฎَุฑَุฌَ ุงู„ْุนَุฏُูˆُّ ูِูŠ ุฃَุซَุฑِู‡ِ ุณِุฑَุงุนًุง ุญَุชَّู‰ุฅِุฐَุง ุฃَุชَู‰ ุนَู„َู‰ ุญِุตْู†ٍ ุญَุตِูŠู†ٍ ูَุฃَุญْุฑَุฒَ ู†َูْุณَู‡ُ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูƒَุฐَู„ِูƒَุงู„ْุนَุจْุฏُ ู„َุง ูŠُุญْุฑِุฒُ ู†َูْุณَู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ ุฅِู„َّุง ุจِุฐِูƒْุฑِุงู„ู„َّู‡ِ.

Dari Al-Harits Al-Asy’ari, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil agar mereka mengamalkannya (di antaranya)Aku perintahkan kamu untuk dzikrullah. Sesungguhnya perumpamaan itu seperti perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat, sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan dzikrullah". (HR Ahmad)

Kelima: Menyelisihi Setan dari setiap perbuatannya.

Setan adalah musuh manusia, maka wajib pula untuk menjadikannya sebagai musuh, dan membenci serta meninggalkan perbuatannya. Sebagaimana firman Allah:


ุฅِู†َّุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َ ู„َูƒُู…ْ ุนَุฏُูˆٌّ ูَุงุชَّุฎِุฐُูˆู‡ُ ุนَุฏُูˆًّุง ุฅِู†َّู…َุง ูŠَุฏْุนُูˆุงุญِุฒْุจَู‡ُ ู„ِูŠَูƒُูˆู†ُูˆุง ู…ِู†ْ ุฃَุตْุญَุงุจِ ุงู„ุณَّุนِูŠุฑِ

"Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". (Fathir : 5, ).

Diantara perbuatan setan yang harus diselisihi adalah:

Pertama: Perbuatan mubadzir atau pemborosan. Allah berfirman:

ูˆَู„َุง ุชُุจَุฐِّุฑْ ุชَุจْุฐِูŠุฑًุง (26)ุฅِู†َّ ุงู„ْู…ُุจَุฐِّุฑِูŠู†َ ูƒَุงู†ُูˆุง ุฅِุฎْูˆَุงู†َ ุงู„ุดَّูŠَุงุทِูŠู†ِ ูˆَูƒَุงู†َ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ُ ู„ِุฑَุจِّู‡ِ ูƒَูُูˆุฑًุง (27)

Dan janganlah kamu melakukan perbuatan mubadzir, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isro :26-27)

Kedua: Makan dan minum dengan tangan kiri. Rosulullah bersabda:

ุนَู†ْ ุนَุจْุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุจْู†ِ ุนُู…َุฑَ ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِู‰َّ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…ู‚َุงู„َ «ู„ุงَ ูŠَุฃْูƒُู„ْ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ ูˆَู„ุงَ ูŠَุดْุฑَุจْ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ ูَุฅِู†َّ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†َ ูŠَุฃْูƒُู„ُ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ ูˆَูŠَุดْุฑَุจُ ุจِุดِู…َุงู„ِู‡ِ»

Dari Abdullah bin Umar, Nabi sallahu ‘alaihi wasallah bersabda: “Janganlah salah seorang diantara kalian makan dan minum dengan tangan kirinya, sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya”. (HR. Tirmidzi)

Ketiga: Tergesa-gesa dalam pekerjaan. Rosulullah bersabda:

ูˆَุนَู†ْ ุณَู‡ْู„ِ ุจْู†ِ ุณَุนْุฏٍ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ู‚َุงู„َ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ : « ุงู„ْุนَุฌَู„َุฉُ ู…ِู†ْ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ»  ุฃَุฎْุฑَุฌَู‡ُ ุงู„ุชِّุฑْู…ِุฐِูŠُّ ، ูˆَู‚َุงู„َ ุญَุณَู†ٌ .

Dari Sahl bin Said, Rosulullah bersabda: “Tergesa-gesa itu dari perbuatan setan”. (HR. Tirmidzi)

Hadirin yang berbahagia.

Demikianlah khutbah singkat ini, semoga kita mampu membentengi diri kita dalam menghadapi permusuhan dan tipu daya setan yang selalu menyesatkan langkah kita menuju keridhoaan dan surga  Allah subhanahu wa ta’ala.

ุจู„ุฑูƒ ุงู„ู„ู‡ ู„ูŠ ูˆู„ูƒู… ููŠ ุงู„ู‚ุฑุขู† ุงู„ูƒุฑูŠู… ูˆ ู†ูุนู†ูŠ ูˆ ุฅูŠุงูƒู… ุจู…ุง ููŠู‡ ู…ู† ุงู„ุฃูŠุงุช ูˆ ุงู„ุฐูƒุฑ ุงู„ุญูƒูŠู… ، ุฃู‚ูˆู„ ู‚ูˆู„ูŠ ู‡ุฐุง ูˆ ุงุณุชุบูุฑ ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุนุธูŠู… ู„ูŠ ูˆ ู„ูƒู… ูุงุณุชุบูุฑูˆู‡ ุฅู†ู‡ ู‡ูˆ ุงู„ุบููˆุฑ ุงู„ุฑุญูŠู….

Hubungi Kami

Gedung Sekretariat MA (Lt. 6-8)

Jl. Jend. Ahmad Yani Kav. 58 ByPass Jakarta Pusat

Telp: 021-29079177
Fax: 021-29079277

Email Redaksi : dokinfo.badilag@gmail.com
Email Ditjen : ditjen.badilag@mahkamahagung.go.id

 Lokasi Kantor

 Instagram  Twitter  Facebook

Responsive Voice