*"ISTIGHFAR ANAK SHOLEH MENGANGKAT DERAJAT ORANG TUANYA di SURGA"*
*اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ
ﺑِﺴۡـــــــــﻢِ ﭐﻟﻠّٰﻪِ ﭐﻟﺮَّﺣۡـﻤَـٰﻦِ
ﭐﻟﺮَّﺣِـــــــﻴْﻢ
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞ الله وبرکاته
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ، قَالَ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللّٰهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ، أَنَّى لِي هَذِهِ ؟ فَيَقُولُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ. (رواه احمد وابن ماجه)
Artinya:
_Dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu– berkata, Rasûlullâh ﷺ pernah bersabda: *"Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla meninggikan derajat seorang hamba-Nya yang Sholeh di SURGA, sehingga hamba tersebut bertanya: ‘Ya Rabb, Bagaimanakah semua ini (bisa menjadi) milikku?',* Allah menjawabnya: *‘Karena ISTIGHFAR ANAKMU untuk dirimu'.”*_
(HR: Ahmad dan Ibnu Majah)
*Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :*
1. Istighfar di sini maksudnya *permohonan ampunan kepada Allah Ta’ala dari seorang anak buat orangtuanya dalam bentuk do'a.* Sebagaimana penjelasan dalam hadits yang lain, masih dari sahabat yang sama Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasûlullâh ﷺ bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. (رواه مسلم)
_“Ketika seorang manusia meninggal, maka putuslah amalannya darinya kecuali dari tiga hal: (yaitu) sedekah (amal) jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan, dan *anak sholeh yang mendo'akannya.”*_
(Hadits shahih. HR. Muslim, no. 1631)
2. Sebagaimana hadits di atas, bahwa Allah ‘Azza Wajjalla akan *meninggikan derajat di Surga setiap orang tua dengan AMALAN dan ISTIGHFAR anak-anaknya yang tak pernah mereka ia duga sebelumnya.*
3. Maka alangkah *beruntungnya orang tua* yang beriman dan shaleh, terlebih apabila ia *memiliki anak cucu yang sholeh dan sholihah.*
Mereka akan *berkumpul bersama di Surga* yang penuh kenikmatan dan *kekal* selama-lamanya.
4. Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan :
_*“Allah mengumpulkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai di dalam Surga yaitu orang tua, istri, dan anak keturunan mereka yang beriman dan layak masuk Surga, agar hati mereka terhibur dan merasa senang.* Sampai-sampai, Allah *mengangkat derajat yang rendah menjadi tinggi, tanpa mengurangi derajat keluarganya yang tinggi, agar mereka bisa berkumpul di dalam Surga yang sama derajatnya.”*_
(Tafsir Ibnu Katsir, 4;496)
Penjelasan ini adalah dalil, bahwa *suatu KELUARGA bisa MASUK ke dalam SURGA BERSAMA-SAMA,* dengan *syarat* menjadi *“sholeh”.*
Oleh karena itu, marilah ayat tersebut *kita jadikan sebagai motivasi* untuk kehidupan kita, *agar bisa membangun keluarga menuju Surga.*
Maka..., segera kita ubah konsep hidup kita bersama keluarga, yang *semula* sehidup-semati, menjadi *sehidup-seSurga!* Aaamiin...
*Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :*
1. Selamat mendidik diri dan keluarga dan jangan lupa untuk selalu membaca do'a ini, do'a yang pernah dipanjatkan oleh Nabi Zakariyya dan Ibrahim ‘alaihimassalam agar kita diberikan anak cucu yang sholeh;
١- رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَآءِ ۞
_*“Ya Rabbi berikanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik sesungguhnya engkau adalah Maha Mendengar do'a.”*_
(QS. Ali Imran/3: 38)
٢- رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِين ۞
َ
_*“Ya Rabbi berikanlah untukku (keturunan) yang sholeh.”*_
(QS. Ash-Shoffat/37: 100)
2. Apabila orang yang beriman memiliki keturunan yang mengikuti mereka dalam keimanan niscaya Allah akan hubungkan anak cucu mereka bersama dengannya kelak dalam satu Manzilah (tempat) yang sama di surga. Demikian penjelasan Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini;
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَابِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ ۞