Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Bismillahirrahmaanirrahiim.
==========
"Ud'uni Astajib Lakum" Wallohua'lam
Ud'uu : fiil amar wuku jama' mudakar arti kalimat [wajib berdo'a kamu semua manusia dan jin laki" perempuan]
Nii : Nun Wikoyah "Penghalang antara kalimah fiil dan ya mutakalim.
Ii : Ya mutakalim a' Dzom arti kalimat Yakni; cuman hanya kepadaku [ Alloh]
Astajib: Fi'il mudore tingkah jazem jadi jawab amar lfad ud'u alamat jazem ny sukun wuku mutakalim wahdah, ma'na lfad [maka yakin /pasti aku akan mengkobulkan
Lakum : Lam haraf jar bima'na intifa
Kum : Majrurun bi lam arti kalimat [manfaat buat kalian semua]
Jangan sampai doa permintaanmu kepada Allah itu engkau jadikan sebagai alat (sebab) untuk mencapai pemberian Allah, niscaya akan kurang pengertianmu (ma’rifatmu) kepada Allah, tetapi hendaknya doa permintaanmu semata-mata untuk menunjukan kerendahan kehambaanmu dan menunaikan kewajiban terhadap kemuliaan kebesaran dan kekayaan Tuhanmu.
jadi kalau kita meminta kepada Allah, jangan menganggap karena kita minta, Allah memberi, jika demikian berarti Allah diatur kita. Bagi kita, berdoa itu adalah ibadah, ikhtiar itu adalah amal sholeh, perkara Allah memberi itu terserah Allah saja.
Kita diperintahkan berdoa bukan untuk memberitahu Allah tentang keperluan kita, karena Allah maha tau, bahkan Yang Menciptakan kita punya keperluan juga Allah, jadi sebelum kita minta, Allah sudah tau keperluan kita, kenapa Allah tau keperluan kita? Karena dia yang menciptakan keperluan kita.
Kita tidak mengerti kenapa kita lapar, tapi lapar,kita perlu makanan. Allah yang menciptakan kita lapar, dan Allah juga yang tau kalau kita tidak ada makanan, kita tidak bisa ibadah kepada-NYA. Allah menciptakan haus, Allah juga yang menyediakan air.
Kalau setiap permintaan selalu berbuah pemberian, bagaimana kalau kita tidak minta, pasti tidak ada pemberian.
Sekarang banyak mana? banyak mintanya? atau banyak pemberian Allahnya?kalau setiap pemberian harus lewat minta, bagaimana? repot kita, sedang kita tidak tau semua keperluan tubuh kita. Misal:“ya Allah tolong panjangkan rambut saya, dengan kecepatan, coba mau berapa kecepatannya, 1 cm/menit, tolong ya Allah, komposisi rambut, jangan terlalu keras, nanti berdiri semua, jangan juga kekecilan, dan tolong ya Allah warnanya seragam.”
Rumit…, itu baru rambut, belum kebutuhan semua anggota tubuh ini, rumit sekali tubuh ini, dan tidak minta, dicukupi, benar?
Jadi antara keperluan dengan permintaan beda, meminta ke Allah itu adalah ibadah, doa itu “mukh al-‘ibadah” saripatinya ibadah.
Yang terpenting dari doa bukan terkabulnya, yang terpenting dari doa adalah kita jadi hamba Allah, bener-bener merunduk, “saya itu tidak berdaya Allah yang maha kuasa, saya itu bodoh Allah yang maha tahu, saya itu miskin gak punya apa-apa, Allah yang punya segala-segala, saya itu kotor berlumur dosa, hanya Allah yang maha suci”.
Kalau doa bisa membuat kita nyungsep laahaulaawalaquwwata illabillah, itu sudah berhasil doanya.
Dikasih apapun bentuknya, mau cocokdengan yang kita minta, mau tidak cocok, tidak apa-apa, karena yang penting dari doa itu adalah berhasilnya kita mentauhiidkan Allah.
Dikabulkannya doa juga tidak harus cocok dengan yang kita inginkan, karena yang kita inginkan belum tentu yang terbaik menurut Allah, kitakan menginginkan sesuatu cendrung hawa nafsu.
Jadi yang penting dari doa itu sebetulnya bukan fokus dikabulkannya tapi fokus: mentauhiidkan Allah, mensucikan Allah, dan pengakuan atas kehambaan diri kita.
Wallahu'alam.
Barokallahu lii walakum Ajma'iin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar