❅ https://t.me/CintaTauhid
Beriman kepada Allah merupakan rukun iman yang pertama dari rukun iman yang enam. Pengertian iman adalah i'tiqod (keyakinan) dalam hati, diucapkan dengan lisan, diamalkan dengan anggota badan. Keimanan kepada Allah meliputi empat perkara:
(1). Mengimani Keberadaan Allah.
Hal ini ditunjukkan oleh fitroh (hadits yang menyebutkan setiap anak dilahirkan di atas fitrohnya maka orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashroni, Majusi), akal sehat (adanya makhluk), syariat (Al-Qur'an was Sunnah) dan inderawi (terkabulnya doa dan mukjizat para Nabi)
(2). Mengimani Rububiyyah-Nya.
Meyakini bahwasannya Allah sebagai satu-satu-Nya pihak yang Maha Pencipta, mengatur alam, memberi rizqi, menghidupkan dan mematikan. Allah berfirman:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia tinggi di atas ‘Arsy-Nya . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam.” (Al-A’rof: 54)
(3). Mengimani Uluhiyyah-Nya.
Meyakini bahwasannya Allah satu-satu-Nya pihak yang berhak untuk diibadahi tidak ada sekutu bagi-Nya.
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
"Dan Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Mahaesa, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (Al-Baqoroh: 163)
(4). Mengimani Nama-Nama Allah dan Sifat-Sifat-Nya.
Meyakini bahwasannya Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang mulia yang Allah tetapkan bagi diri-Nya di dalam Al-Qur'an dan ditetapkan Nabi-Nya di dalam As-Sunnah sesuai dengan keagungan-Nya, tanpa "tahrif" (menyimpangkan lafalnya), tanpa "ta'thil" (menafikannya), tanpa "takyif" (menanyakan bagaimananya), tanpa "tasybih" (menyerupakan-Nya dengan makhluk).
وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Hanya milik Allah asma'ul husna (nama-nama yang Mahaindah), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma'ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Kelak mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Al-A'rof: 180)
Apa Faidah Beriman Kepada Allah Ta'ala?
(1). Mampu merealisasikan tauhid dengan benar.
(2). Sempurnanya kecintaan kepada Allah (tidak menafikan kecintaan yang bersifat tabiat).
(3). Menghambakan diri hanya kepada Allah tidak kepada makhluk. (Subulussalam Fima Laa Yanbaghi Lilmuslim Jahluh hal. 46-48 secara ringkas)
Para Ulama menegaskan bahwa keimanan kepada Allah harus meliputi keempat hal di atas, jika tidak atau mengimani salah satunya saja, maka dia bukan seorang mukmin.
♻ Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
Dikutip dari grup wa 04 mushola annur,27.02.2020
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
Kamis, 27 Februari 2020
Selasa, 25 Februari 2020
Kisah:FILOSOFI KEHIDUPAN
_**_
_Seorang mandor bangunan yang berada di LT 5 ingin memanggil pekerjanya yang lagi bekerja di *bawah*_
_Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena *fokus* pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan_
_Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh *ke atas,* dilemparnya Rp. 10.000- yang jatuh tepat di sebelah si pekerja_
_Si pekerja hanya memungut Rp 10.000 tersebut dan *melanjutkan pekerjaannya*_
_Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah *"sebentar saja" ke atas*_
_Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali *asyik bekerja*_
_Pada akhirnya sang mandor melemparkan *batu kecil* yang tepat mengenai kepala si pekerja_
_Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau *menoleh ke atas* dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor..._
_*Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan kita*_
_Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk *mengurusi "dunia" kita*_
_Kita diberi rezeki sedikit maupun banyak, sering kali kita *lupa untuk menengadah bersyukur kepada NYA*_
_Bahkan lebih sering kita *tidak mau tahu* dari mana rezeki itu datang•••_
_Bahkan kita selalu bilang ••• kita lagi *"HOKI!"*_
_Yang lebih buruk lagi kita menjadi *takabur dengan rezeki milik Allah*_
_Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan *"batu kecil" yg kita sebut musibah ...!* agar kita mau menoleh kepada-NYA_
_*Sungguh Allah sangat mencintai kita*_
_Marilah kita selalu ingat untuk menoleh kepada NYA *sebelum Allah melemparkan batu kecil*_
_*Semoga Bermanfaat*_
_Seorang mandor bangunan yang berada di LT 5 ingin memanggil pekerjanya yang lagi bekerja di *bawah*_
_Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena *fokus* pada pekerjaannya dan bisingnya alat bangunan_
_Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh *ke atas,* dilemparnya Rp. 10.000- yang jatuh tepat di sebelah si pekerja_
_Si pekerja hanya memungut Rp 10.000 tersebut dan *melanjutkan pekerjaannya*_
_Sang mandor akhirnya melemparkan Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah *"sebentar saja" ke atas*_
_Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali *asyik bekerja*_
_Pada akhirnya sang mandor melemparkan *batu kecil* yang tepat mengenai kepala si pekerja_
_Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau *menoleh ke atas* dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor..._
_*Cerita tersebut di atas sama dengan kehidupan kita*_
_Allah selalu ingin menyapa kita, akan tetapi kita selalu sibuk *mengurusi "dunia" kita*_
_Kita diberi rezeki sedikit maupun banyak, sering kali kita *lupa untuk menengadah bersyukur kepada NYA*_
_Bahkan lebih sering kita *tidak mau tahu* dari mana rezeki itu datang•••_
_Bahkan kita selalu bilang ••• kita lagi *"HOKI!"*_
_Yang lebih buruk lagi kita menjadi *takabur dengan rezeki milik Allah*_
_Jadi jangan sampai kita mendapatkan lemparan *"batu kecil" yg kita sebut musibah ...!* agar kita mau menoleh kepada-NYA_
_*Sungguh Allah sangat mencintai kita*_
_Marilah kita selalu ingat untuk menoleh kepada NYA *sebelum Allah melemparkan batu kecil*_
_*Semoga Bermanfaat*_
Sabtu, 22 Februari 2020
Hadits : Tujuh dosa besar
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
🌴🌹MUTIARA HADIS🌹🌴
☘🌺 Tujuh Dosa Besar 🌺☘
------------------
Sahih al-Bukhori:6351
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافلاتِ.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw bersabda:
Jauhilah tujuh (dosa besar) yang membinasakan. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apa saja (tujuh dosa besar yang membinasakan) itu? Beliau menjawab: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan tanpa alasan yang haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh wanita mu'min baik-baik yang lengah melakukan perzinaan.
Dosa besar pertama
Musyrik,menyekutukan Allah,menyakini keberadaan tuhan selain Allah,mengakui ada Tuhan selain Allah yang berhak disembah.
Dosa besar kedua
Sihir,mempelajari dan mempraktekan kesihiran untuk mencelakai orang lain,menggunakan dan memanfaatkan siihiŕ untuk membuat kerusakan,kekejian, kemudharatan pada orang lain
Dosa besar ketiga
Membunuh jiwa secara brutal tanpa ada alasan kebenatan,menyembelih orang2 tak berdosa secara kejam tanpa berperikemanusiaan serta tanpa kesalahan yang dilakukannya
Dosa besat keempat
Memakan keuntungan dari praktek riba,harta riba dimanfaatkan dan digunakan untuk memnuhi kebutuhannya tanpa berpikir kehalalannya,menyimpan dan meminjamkan harta pada orang lain dengan meminta kelebihannya agar bertambah harta yang dipinjamkan itu
Dosa besar kelima
Memakan harta titipan anak yatim,tanpa ijin pada siyatim padahal dia orang mampu,memanfaatkan harta anak yatim untuk kepentingan diri sendiri,menggerogoti dan mendayagunakan harta anak yatim dengan keuntungan dimasukan dalam kantongnya sendiri
Dosa besar keenam
Berkhianat dan pergi dari medan peperangan,menghindar dari berkecamuk perang dengan membiarkan orang lain terbunuh tanpa menolongnya.
Dosa besar ketujuh
Menuduh dengan sengaja menyakiti,menyudutkan perempuan mukmin baik2 sebagai pelaku zina.
Dikutip dari grup wa 04 mushola an nur
23.02.2020
🌴🌹MUTIARA HADIS🌹🌴
☘🌺 Tujuh Dosa Besar 🌺☘
------------------
Sahih al-Bukhori:6351
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافلاتِ.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw bersabda:
Jauhilah tujuh (dosa besar) yang membinasakan. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apa saja (tujuh dosa besar yang membinasakan) itu? Beliau menjawab: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang Allah haramkan tanpa alasan yang haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh wanita mu'min baik-baik yang lengah melakukan perzinaan.
Dosa besar pertama
Musyrik,menyekutukan Allah,menyakini keberadaan tuhan selain Allah,mengakui ada Tuhan selain Allah yang berhak disembah.
Dosa besar kedua
Sihir,mempelajari dan mempraktekan kesihiran untuk mencelakai orang lain,menggunakan dan memanfaatkan siihiŕ untuk membuat kerusakan,kekejian, kemudharatan pada orang lain
Dosa besar ketiga
Membunuh jiwa secara brutal tanpa ada alasan kebenatan,menyembelih orang2 tak berdosa secara kejam tanpa berperikemanusiaan serta tanpa kesalahan yang dilakukannya
Dosa besat keempat
Memakan keuntungan dari praktek riba,harta riba dimanfaatkan dan digunakan untuk memnuhi kebutuhannya tanpa berpikir kehalalannya,menyimpan dan meminjamkan harta pada orang lain dengan meminta kelebihannya agar bertambah harta yang dipinjamkan itu
Dosa besar kelima
Memakan harta titipan anak yatim,tanpa ijin pada siyatim padahal dia orang mampu,memanfaatkan harta anak yatim untuk kepentingan diri sendiri,menggerogoti dan mendayagunakan harta anak yatim dengan keuntungan dimasukan dalam kantongnya sendiri
Dosa besar keenam
Berkhianat dan pergi dari medan peperangan,menghindar dari berkecamuk perang dengan membiarkan orang lain terbunuh tanpa menolongnya.
Dosa besar ketujuh
Menuduh dengan sengaja menyakiti,menyudutkan perempuan mukmin baik2 sebagai pelaku zina.
Dikutip dari grup wa 04 mushola an nur
23.02.2020
Minggu, 16 Februari 2020
EMPAT BELAS TANDA ORANG BAHAGIA DUNIA AKIRAT*
*
Kebahagiaan utuh dicapai dengan penghambaan total kepada Allah, berbuat baik kepada sesama dan alam sekitar.
*Segala sesuatu pasti ada tandanya, Demikian pula orang-orang yang akan bahagia di akhirat kelak. Bahkan, tidak hanya di akhirat, di dunia pun mereka akan berbahagia. Berkenaan dengan tanda-tanda ini, Allah telah* mengungkapnya dalam Al-Qur’an.
_"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya,"_
Selain itu, Syekh al-Samarqandi dalam Tanbih al-Ghafilin juga menyebutkan 11 tanda orang yg akan berbahagia. Sebagian di antaranya sama dengan tanda yang telah disebutkan dalam ayat di atas. Sehingga bila dipadukan, jumlahnya menjadi 14 tanda.
_Namun, keempat belas tanda ini tidak serta merta berdiri sendiri kecuali di atas keimanan yang kokoh dan ketakwaan yang kuat._
*1,*_*Senantiasa shalat lima waktu dengan khusyu’. Hal ini juga sejalan dengan perintah Allah dalam ayat yang lain, "Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu,*" (QS al-Baqarah [2]: 238).
Perintah ini pun tak bisa disepelekan karena shalat merupakan amal hamba yang pertama kali dihisab atau dipertanggungjawaban pada hari Kiamat. Usai amal shalatnya diperiksa, barulah amal-amal yang lain.
_*2*_ *menjaukan diri dari hal-hal yg tidak berguna, baik dalam tindakan maupun dalam pembicaraan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan, “Di antara tanda bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan perkara yang tak bermakna*,” (HR Ahmad).
Dalam hadis lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga berpesan, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik-baik atau diam,” (HR Malik).
_*3,*_ *menunaikan zakat bila harta sudah mencapai nisab, baik zakat fitrah maupun zakat harta. Kendati belum mampu berzakat, masih bisa bersedekah, berhibah, berinfak, berwakaf, memberi hadiah, menyumbang, dan seterusnya*.
_*4,*_ *menjaga kemaluan kecuali kepada pasangan yang sah. Sayangnya, menjaga kemaluan ini sudah banyak diabaikan. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan ancamannya, “Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah, setelah syirik, kecuali dosa seorang lelaki yang menumpahkan spermanya pada rahim wanita yang tidak halal baginya,*” (Ibnu Abi al-Dunya).
_*5,*_ *selalu menjaga amanat yang diberikan dan janji yang telah disampaikan. Amanat sendiri mencakup semua yg telah diberikan Allah untuk dipertanggungjawabakan, seperti usia, harta, ilmu, jabatan, keluarga, keturunan, dan sebagainya*.
_*6,*_ *zuhud terhadap dunia dan cinta terhadap akhirat. Ia menyadari bahwa kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal daripada kehidupan dunia. Karena itu, segala sesuatu yang ia lakukan diorientasikan untuk kehidupan akhirat. Namun, zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, melainkan menjadikan dunia sebagai sarana meraih kebahagiaan yang lebih besar dan abadi. Sedangkan dunia yang sekiranya mencelakakan dan tak akan mengantarkan kepada kebahagiaan akhirat ditinggalkan*.
_*,7*_ *mencurahkan seluruh perhatiannya kepada ibadah dan membaca Al-Qur’an. Apa pun yang dilakukannya harus bernilai ibadah. Mulai dari mencari nafkah, menikah, mengurus keluarga, mendidik anak, makan, minum, sampai tidur, dilakukan dan diniatkan dengan tulus agar bernikai pahala di sisi Allah. Apalagi amaliah yang berbentuk ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, dan sebagainya. Tidak ada waktu luang kecuali diisi dengan hal-hal bermanfaat, seperti membaca Al-Qur’an. Ia sadar Al-Qur’an kelak akan memberi syafaat atau pertolongan bagi pembacanya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bacalah Al-Qur’an oleh kalian! Sebab, pada hari Kiamat ia akan datang sebagai pemberi syafaat bagi pemilik* (pembaca)-nya,” (HR Ahmad).
Mengutip pernyataan Abdullah ibn Abi Zakariya, Ibnu Abi Ashim menuturkan, orang yang banyak bicaranya, banyak kesalahannya. Orang yang banyak kesalahannya, sedikit sifat wara‘-nya. Orang yang sedikit sifat wara‘-nya, mati hatinya. Orang yang mati hatinya, diharamkan Allah ke dalam surga.
_*8,*_ *bersikap wara’ atau berhati-hati dari segala perkara haram, baik yang banyak maupun yang sedikit. Jangankan yang haram, yang halal pun sudah dibatasi dan syubhat sudah dihindari. Dalam hadis disebutkan, siapa pun yang menjauhi perkara syubhat, sejatinya telah membebaskan agama dan kehormatan dirinya. Sebab, orang yang telah berani mengambil perkara syubhat akan terjatuh kepada perkara haram*.
_*9,*_ *bersahabat dengan orang-orang saleh. Bahkan, persahabatan ini juga akan berlanjut hingga hari akhir. Salah satu hadis Rasulullah menyatakan, “Sesungguhkan engkau akan dikumpulkan bersama orang-orang yang engkau cintai.” Artinya, jika seseorang cinta kepada orang saleh, maka kelak ia akan dibangkitkan bersama orang-orang saleh. Demikian pula sebaliknya*.
Selain itu, bersahabat dengan orang-orang saleh juga termasuk pelembut dan pengobat hati. Sementara pelembut hati lainnya adalah membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan, sering berpuasa mengosongkan perut, senantiasa bangun malam, dan merendahkan diri kepada Allah di waktu sahur.
_*10*_, *bersikap tawaduk, rendah hati, dan tidak sombong. Sungguh jelas apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadisnya, “Siapa saja yang ruhnya meninggalkan jasad, dalam keadaan terbebas dari tiga hal, maka ia masuk surga. Ketiganya adalah kesombongan, kedengkian, dan hutang,*” (HR al-Darimi).
Dalam hadis lain ditegaskan, tidaklah seseorang meninggal dan dalam hatinya ada sifat sombong walau hanya seberat biji sawi, maka ia tidak halal mencium aroma surga.
_*11,*_ *bersikap murah hati dan dermawan. Sebab, orang yang murah hati itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan sesama manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari sesama, dan dekat dengan api neraka. Sehingga orang jahil yang dermawan lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah yang kikir. Dengan pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat*, sebagaimana yang diriwayatkan al-Tirmidzi.
_*12,*_ *bersikap penyayang kepada sesama makhluk Allah. Hal ini berdasarkan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sayangilah mereka yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayang oleh mereka yang ada di langit.” Dan yang lebih istimewa, orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Dzat yang maha penyayang*.
_*13,*_ *memberi manfaat kepada sesama makhluk. Sungguh mulia orang yang selalu memberi manfaat kepada sesama. Selain dicap sebagai manusia terbaik, juga dimasukkan ke dalam golongan hamba yang paling dicintai Allah. Ingatlah, amal yang paling dicintai Allah adalah memberikan kebahagiaan kita berikan kepada seorang muslim, bantu meringankan kesulitannya, melunasi hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Bahkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Bila aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi satu kebutuhannya, maka lebih aku sukai daripada beri'tikaf di masjidku (Masjid Nabawi) selama satu bulan. Siapa saja yang berjalan bersama saudaranya dalam satu kebutuhannya, hingga ia siap membantunya, maka Allah akan menetapkan telapak kakinya pada hari dimana banyak telapak kaki tergelincir*,” (HR al-Thabrani).
_*14* *selalu mengingat kematian, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Perbanyaklah kalian mengingat penghancur kenikmatan,” yakni: kematian*.
_Mari kita bandingkan mereka yang lalai kepada kematian dan yang ingat kepada kematian. Mereka yang lalai umumnya malas yang dalam beribadah, ceroboh dalam bertindak, tak peduli akan kewajiban sendiri dan hak orang lain, tak pandang bulu dalam perkara haram, dan seterusnya. Namun tidak demikian halnya yang ingat kepada kematian. Mereka sadar sekecil apa pun yang mereka perbuat akan dipertanggungjawabkan dan diperlihatkan balasannya. "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat sawi pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar sawi pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula," (QS al-Zalzalah [99]: 9)._
*Itulah tanda-tanda orang yang akan meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Sementara tanda-tanda orang yang akan celaka adalah kebalikan dari tanda-tanda di atas, seperti melalaikan shalat, sibuk dengan hal-hal yang tak bermakna, tidak menjaga kemaluan, dan seterusnya*
Dikutip dari grup Wa alquran dan hadits,17.02.20
Kebahagiaan utuh dicapai dengan penghambaan total kepada Allah, berbuat baik kepada sesama dan alam sekitar.
*Segala sesuatu pasti ada tandanya, Demikian pula orang-orang yang akan bahagia di akhirat kelak. Bahkan, tidak hanya di akhirat, di dunia pun mereka akan berbahagia. Berkenaan dengan tanda-tanda ini, Allah telah* mengungkapnya dalam Al-Qur’an.
_"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya,"_
Selain itu, Syekh al-Samarqandi dalam Tanbih al-Ghafilin juga menyebutkan 11 tanda orang yg akan berbahagia. Sebagian di antaranya sama dengan tanda yang telah disebutkan dalam ayat di atas. Sehingga bila dipadukan, jumlahnya menjadi 14 tanda.
_Namun, keempat belas tanda ini tidak serta merta berdiri sendiri kecuali di atas keimanan yang kokoh dan ketakwaan yang kuat._
*1,*_*Senantiasa shalat lima waktu dengan khusyu’. Hal ini juga sejalan dengan perintah Allah dalam ayat yang lain, "Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu,*" (QS al-Baqarah [2]: 238).
Perintah ini pun tak bisa disepelekan karena shalat merupakan amal hamba yang pertama kali dihisab atau dipertanggungjawaban pada hari Kiamat. Usai amal shalatnya diperiksa, barulah amal-amal yang lain.
_*2*_ *menjaukan diri dari hal-hal yg tidak berguna, baik dalam tindakan maupun dalam pembicaraan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan, “Di antara tanda bagusnya keislaman seseorang adalah meninggalkan perkara yang tak bermakna*,” (HR Ahmad).
Dalam hadis lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga berpesan, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik-baik atau diam,” (HR Malik).
_*3,*_ *menunaikan zakat bila harta sudah mencapai nisab, baik zakat fitrah maupun zakat harta. Kendati belum mampu berzakat, masih bisa bersedekah, berhibah, berinfak, berwakaf, memberi hadiah, menyumbang, dan seterusnya*.
_*4,*_ *menjaga kemaluan kecuali kepada pasangan yang sah. Sayangnya, menjaga kemaluan ini sudah banyak diabaikan. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan ancamannya, “Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah, setelah syirik, kecuali dosa seorang lelaki yang menumpahkan spermanya pada rahim wanita yang tidak halal baginya,*” (Ibnu Abi al-Dunya).
_*5,*_ *selalu menjaga amanat yang diberikan dan janji yang telah disampaikan. Amanat sendiri mencakup semua yg telah diberikan Allah untuk dipertanggungjawabakan, seperti usia, harta, ilmu, jabatan, keluarga, keturunan, dan sebagainya*.
_*6,*_ *zuhud terhadap dunia dan cinta terhadap akhirat. Ia menyadari bahwa kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal daripada kehidupan dunia. Karena itu, segala sesuatu yang ia lakukan diorientasikan untuk kehidupan akhirat. Namun, zuhud bukan berarti meninggalkan dunia, melainkan menjadikan dunia sebagai sarana meraih kebahagiaan yang lebih besar dan abadi. Sedangkan dunia yang sekiranya mencelakakan dan tak akan mengantarkan kepada kebahagiaan akhirat ditinggalkan*.
_*,7*_ *mencurahkan seluruh perhatiannya kepada ibadah dan membaca Al-Qur’an. Apa pun yang dilakukannya harus bernilai ibadah. Mulai dari mencari nafkah, menikah, mengurus keluarga, mendidik anak, makan, minum, sampai tidur, dilakukan dan diniatkan dengan tulus agar bernikai pahala di sisi Allah. Apalagi amaliah yang berbentuk ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, dan sebagainya. Tidak ada waktu luang kecuali diisi dengan hal-hal bermanfaat, seperti membaca Al-Qur’an. Ia sadar Al-Qur’an kelak akan memberi syafaat atau pertolongan bagi pembacanya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bacalah Al-Qur’an oleh kalian! Sebab, pada hari Kiamat ia akan datang sebagai pemberi syafaat bagi pemilik* (pembaca)-nya,” (HR Ahmad).
Mengutip pernyataan Abdullah ibn Abi Zakariya, Ibnu Abi Ashim menuturkan, orang yang banyak bicaranya, banyak kesalahannya. Orang yang banyak kesalahannya, sedikit sifat wara‘-nya. Orang yang sedikit sifat wara‘-nya, mati hatinya. Orang yang mati hatinya, diharamkan Allah ke dalam surga.
_*8,*_ *bersikap wara’ atau berhati-hati dari segala perkara haram, baik yang banyak maupun yang sedikit. Jangankan yang haram, yang halal pun sudah dibatasi dan syubhat sudah dihindari. Dalam hadis disebutkan, siapa pun yang menjauhi perkara syubhat, sejatinya telah membebaskan agama dan kehormatan dirinya. Sebab, orang yang telah berani mengambil perkara syubhat akan terjatuh kepada perkara haram*.
_*9,*_ *bersahabat dengan orang-orang saleh. Bahkan, persahabatan ini juga akan berlanjut hingga hari akhir. Salah satu hadis Rasulullah menyatakan, “Sesungguhkan engkau akan dikumpulkan bersama orang-orang yang engkau cintai.” Artinya, jika seseorang cinta kepada orang saleh, maka kelak ia akan dibangkitkan bersama orang-orang saleh. Demikian pula sebaliknya*.
Selain itu, bersahabat dengan orang-orang saleh juga termasuk pelembut dan pengobat hati. Sementara pelembut hati lainnya adalah membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan, sering berpuasa mengosongkan perut, senantiasa bangun malam, dan merendahkan diri kepada Allah di waktu sahur.
_*10*_, *bersikap tawaduk, rendah hati, dan tidak sombong. Sungguh jelas apa yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadisnya, “Siapa saja yang ruhnya meninggalkan jasad, dalam keadaan terbebas dari tiga hal, maka ia masuk surga. Ketiganya adalah kesombongan, kedengkian, dan hutang,*” (HR al-Darimi).
Dalam hadis lain ditegaskan, tidaklah seseorang meninggal dan dalam hatinya ada sifat sombong walau hanya seberat biji sawi, maka ia tidak halal mencium aroma surga.
_*11,*_ *bersikap murah hati dan dermawan. Sebab, orang yang murah hati itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan sesama manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari sesama, dan dekat dengan api neraka. Sehingga orang jahil yang dermawan lebih dicintai Allah daripada ahli ibadah yang kikir. Dengan pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat*, sebagaimana yang diriwayatkan al-Tirmidzi.
_*12,*_ *bersikap penyayang kepada sesama makhluk Allah. Hal ini berdasarkan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Sayangilah mereka yang ada di bumi, niscaya kalian akan disayang oleh mereka yang ada di langit.” Dan yang lebih istimewa, orang-orang yang penyayang akan disayang oleh Dzat yang maha penyayang*.
_*13,*_ *memberi manfaat kepada sesama makhluk. Sungguh mulia orang yang selalu memberi manfaat kepada sesama. Selain dicap sebagai manusia terbaik, juga dimasukkan ke dalam golongan hamba yang paling dicintai Allah. Ingatlah, amal yang paling dicintai Allah adalah memberikan kebahagiaan kita berikan kepada seorang muslim, bantu meringankan kesulitannya, melunasi hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Bahkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Bila aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi satu kebutuhannya, maka lebih aku sukai daripada beri'tikaf di masjidku (Masjid Nabawi) selama satu bulan. Siapa saja yang berjalan bersama saudaranya dalam satu kebutuhannya, hingga ia siap membantunya, maka Allah akan menetapkan telapak kakinya pada hari dimana banyak telapak kaki tergelincir*,” (HR al-Thabrani).
_*14* *selalu mengingat kematian, sebagaimana yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Perbanyaklah kalian mengingat penghancur kenikmatan,” yakni: kematian*.
_Mari kita bandingkan mereka yang lalai kepada kematian dan yang ingat kepada kematian. Mereka yang lalai umumnya malas yang dalam beribadah, ceroboh dalam bertindak, tak peduli akan kewajiban sendiri dan hak orang lain, tak pandang bulu dalam perkara haram, dan seterusnya. Namun tidak demikian halnya yang ingat kepada kematian. Mereka sadar sekecil apa pun yang mereka perbuat akan dipertanggungjawabkan dan diperlihatkan balasannya. "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat sawi pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar sawi pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula," (QS al-Zalzalah [99]: 9)._
*Itulah tanda-tanda orang yang akan meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Sementara tanda-tanda orang yang akan celaka adalah kebalikan dari tanda-tanda di atas, seperti melalaikan shalat, sibuk dengan hal-hal yang tak bermakna, tidak menjaga kemaluan, dan seterusnya*
Dikutip dari grup Wa alquran dan hadits,17.02.20
Minggu, 09 Februari 2020
**5 MAKSIAT YANG DIHALALKAN MAYORITAS MANUSIA**
💎🌷
❅ https://t.me/MuliaDenganSunnah
**1. MUSIK**
🔹 Dari Abu Malik Al Asy’ari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِى الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللَّهُ بِهِمُ الأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ
“Sungguh, akan ada orang-orang dari umatku yang meminum khamr, mereka menamakannya dengan selain namanya. Mereka dihibur dengan musik dan alunan suara biduanita. Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi dan Dia akan mengubah bentuk mereka menjadi kera dan babi.”
(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
---
**2. RIBA**
Allah ta’ala telah mengingatkan bahaya riba,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah riba yang tersisa jika kalian benar-benar beriman. Jika kalian tidak melakukannya maka umumkanlah perang terhadap mereka dari Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian bertaubat maka bagi kalian pokok-pokok harta kalian. Kalian tidak menzalimi dan tidak pula terzalimi.”
[Al-Baqoroh: 278-279]
📚 Dalam hadits disebutkan,
وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِى النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ ، فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا
“Adapun orang yang datang dan berenang di sungai lalu disuapi batu, itulah pemakan riba.”
(HR. Bukhari, no. 7047)
---
**3. ROKOK**
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan“.
(QS. Al Baqarah: 195).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu“.
(QS. An Nisaa: 29).
---
**4. TIDAK MENUTUP AURAT**
Allah Ta’ala berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dar padanya.”
(QS. An Nuur: 31).
---
**5. PACARAN**
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al Isro’ [17]: 32)
@STaushiyyah
✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com
📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
📮CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH
🌐 https://t.me/MuliaDenganSunnah
🔄 https://t.me/RisalahSunnah
👥 https://bit.ly/JoinGrupKami
🗳 bit.ly/Asy-SyamilcomDonasi
💠️ FB : https://goo.gl/tJdKZY
🛰 App : bit.ly/AsySyamilApp
📱 Admin : 081381173870
❅ https://t.me/MuliaDenganSunnah
**1. MUSIK**
🔹 Dari Abu Malik Al Asy’ari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِى الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللَّهُ بِهِمُ الأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ
“Sungguh, akan ada orang-orang dari umatku yang meminum khamr, mereka menamakannya dengan selain namanya. Mereka dihibur dengan musik dan alunan suara biduanita. Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi dan Dia akan mengubah bentuk mereka menjadi kera dan babi.”
(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
---
**2. RIBA**
Allah ta’ala telah mengingatkan bahaya riba,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah riba yang tersisa jika kalian benar-benar beriman. Jika kalian tidak melakukannya maka umumkanlah perang terhadap mereka dari Allah dan Rasul-Nya. Jika kalian bertaubat maka bagi kalian pokok-pokok harta kalian. Kalian tidak menzalimi dan tidak pula terzalimi.”
[Al-Baqoroh: 278-279]
📚 Dalam hadits disebutkan,
وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِى أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِى النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ ، فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا
“Adapun orang yang datang dan berenang di sungai lalu disuapi batu, itulah pemakan riba.”
(HR. Bukhari, no. 7047)
---
**3. ROKOK**
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan“.
(QS. Al Baqarah: 195).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu“.
(QS. An Nisaa: 29).
---
**4. TIDAK MENUTUP AURAT**
Allah Ta’ala berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dar padanya.”
(QS. An Nuur: 31).
---
**5. PACARAN**
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”
(QS. Al Isro’ [17]: 32)
@STaushiyyah
✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com
📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
📮CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH
🌐 https://t.me/MuliaDenganSunnah
🔄 https://t.me/RisalahSunnah
👥 https://bit.ly/JoinGrupKami
🗳 bit.ly/Asy-SyamilcomDonasi
💠️ FB : https://goo.gl/tJdKZY
🛰 App : bit.ly/AsySyamilApp
📱 Admin : 081381173870
Selasa, 04 Februari 2020
Attikel
"CIRI-CIRI CALON PENGHUNI NERAKA JAHANAM"
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah mengutus Muhammad SAW menjadi rahmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salaam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW berserta keluarga, shahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Amma ba'du.
Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah, pada malam ini akan disampaikan taushiyah seperti judul diatas, sesuai dengan firman Allah pada surat Al-A'raf, ayat 179 :
{وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ}
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi)neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Bapak dan Ibu, makna firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ}
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahannam. (Al-A'raf: 179)
Artinya, Kami ciptakan dan Kami jadikan mereka untuk isi neraka Jahannam.
{ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ}
kebanyakan dari jin dan manusia. (Al-A'raf: 179)
Yakni Kami sediakan mereka untuk isi neraka Jahannam, dan hanya amal ahli nerakalah yang dapat mereka kerjakan. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika hendak menciptakan mereka, Dia telah mengetahui apa yang bakal mereka amalkan sebelum kejadian mereka. Lalu hal itu Dia catatkan di dalam suatu kitab (Lauh Mahfuz) yang ada di sisi-Nya, yang hal ini terjadi sebelum langit dan bumi diciptakan dalam tenggang masa lima puluh ribu tahun.
Hal ini seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim melalui riwayat Abdullah ibnu Amr, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda:
"إِنَّ اللَّهَ قَدَّرَ مَقَادِيرَ الْخَلْقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ، وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ"
Sesungguhnya Allah telah mencatat takdir-takdir makhluk-(Nya) sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam jarak masa lima puluh ribu tahun, sedangkan A'rasy-Nya berada di atas air.
Di dalam kitab Sahih Muslim pula telah disebutkan melalui hadis Aisyah binti Talhah, dari bibinya (yaitu Siti Aisyah Radhiyallahu Anhu, Ummul Mu’minin). Dia telah menceritakan:
دُعِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى جِنَازَةِ صَبِيٍّ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ طُوبَى لَهُ، عُصْفُورٌ مِنْ عَصَافِيرِ الْجَنَّةِ، لَمْ يَعْمَلِ السُّوءَ وَلَمْ يُدْرِكْهُ. فَقَالَ [رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ] أَوَ غَيْرَ ذَلِكَ يَا عَائِشَةُ؟ إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْجَنَّةَ، وَخَلَقَ لَهَا أَهْلًا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ، وَخَلَقَ النَّارَ، وَخَلَقَ لَهَا أَهْلًا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ"
bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam diundang untuk menghadiri pemakaman jenazah seorang bayi dari kalangan kaum Ansar. Lalu Siti Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, beruntunglah dia, dia akan menjadi burung pipit surga, dia tidak pernah berbuat keburukan dan tidak menjumpainya." Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Hai Aisyah, tidaklah seperti itu. Sesungguhnya Allah telah menciptakan surga dan Dia telah menciptakan pula para penghuninya, sedangkan mereka masih berada di dalam sulbi bapak-bapak mereka. Dan Allah telah menciptakan neraka, dan Dia telah menciptakan pula para penghuninya, sedangkan mereka masih berada di dalam sulbi bapak-bapak mereka.
Di dalam kitab Sahihain, melalui hadis Ibnu Mas'ud disebutkan seperti berikut:
ثُمَّ يَبْعَثُ إِلَيْهِ الْمَلِكَ، فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، فَيَكْتُبُ: رِزْقَهُ، وَأَجَلَهُ، وَعَمَلَهُ، وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ".
Kemudian Allah mengirimkan malaikat kepadanya, malaikat diperintahkan untuk mencatat empat kalimat. Maka dicatatlah rezekinya, ajalnya, dan amalnya serta apakah dia orang yang Celaka ataukah orang yang berbahagia
Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan bahwa ketika Allah mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbinya dan menjadikan mereka dua golongan, yaitu gotongan kanan dan golongan kiri, maka Allah berfirman:
"هَؤُلَاءِ لِلْجَنَّةِ وَلَا أُبَالِي، وَهَؤُلَاءِ لِلنَّارِ وَلَا أُبَالِي".
Mereka untuk menghuni surga dan Aku tidak peduli. Dan mereka untuk menghuni neraka dan Aku tidak peduli.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا}
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). (Al-A’raf: 179)
Dengan kata lain, mereka tidak memanfaatkan sesuatu pun dari indera-indera ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai sarana untuk mendapat hidayah, seperti pengertian yang terkandung di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلا أَبْصَارُهُمْ وَلا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ
dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena selalu mengingkari ayat-ayat Allah (al Ahqaf: 26) hingga akhir hayat
{صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ}
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). (Al-Baqarah: 18)
Demikianlah sifat orang-orang munafik. Sedangkan mengenai sifat orang-orang kafir, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
{صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ}
Mereka tuli, bisu, dan buta; maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. (Al-Baqarah: 171)
Pada kenyataannya mereka tidak tuli, tidak bisu, dan tidak buta, melainkan hanya terhadap hidayah, seperti yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firman-Nya:
{وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لأسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ}
Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). (Al-Anfal: 23)
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الأبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ}
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.(Al-Hajj: 46)
{وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ * وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ}
Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan);maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar, dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (Az-Zukhruf: 36-37)
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ}
Mereka itu seperti binatang ternak (Al-A'raf: 179)
Maksudnya, mereka yang tidak mau mendengar perkara yang hak, tidak mau menolongnya serta tidak mau melihat jalan hidayah adalah seperti binatang ternak yang terlepas bebas. Mereka tidak dapat memanfaatkan indera-indera tersebut kecuali hanya yang berkaitan dengan masalah keduniawiannya saja. Perihalnya sama dengan yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلا دُعَاءً وَنِدَاءً
Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. (Al-Baqarah: 171)
Perumpamaan mereka di saat mereka diseru kepada keimanan sama dengan hewan ternak di saat diseru oleh penggembalanya; ternak itu tidaklah mendengar selain hanya suaranya saja, tanpa memahami apa yang diserukan penggembalanya. Karena itulah dalam ayat ini mereka disebutkan oleh firman-Nya:
{بَلْ هُمْ أَضَلُّ}
Bahkan Mereka lebih sesat Lagi (Al Araf : 179)
Yakni lebih sesat daripada hewan ternak, karena hewan ternak adakalanya memenuhi seruan penggembalanya di saat penggembalanya memanggilnya, sekalipun ia tidak mengerti apa yang diucapkan penggembalanya. Lain halnya dengan mereka. Hewan ternak melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang diciptakan untuknya, adakalanya berdasarkan tabiatnya, adakalanya pula karena ditundukkan. Lain halnya dengan orang kafir, karena sesungguhnya dia diciptakan hanya semata-mata untuk menyembah Allah dan mengesakan-Nya, tetapi ternyata dia kafir dan mempersekutukan-Nya.
Karena itu, disebutkan bahwa barang siapa yang taat kepada Allah, maka dia lebih mulia daripada malaikat ketak di hari dia kembali ke alam akhirat. Dan barang siapa yang kafir kepada Allah, maka hewan ternak lebih sempurna daripadanya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ}
Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raf: 179)
Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah, kita cukupkan sampai disini taushiyah malam ini, insyaa Allah taushiyah ini akan kita lanjutkan lagi pada malam berikutnya. Salam tahajud.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah mengutus Muhammad SAW menjadi rahmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salaam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW berserta keluarga, shahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Amma ba'du.
Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah, pada malam ini akan disampaikan taushiyah seperti judul diatas, sesuai dengan firman Allah pada surat Al-A'raf, ayat 179 :
{وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ}
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi)neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Bapak dan Ibu, makna firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ}
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahannam. (Al-A'raf: 179)
Artinya, Kami ciptakan dan Kami jadikan mereka untuk isi neraka Jahannam.
{ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ}
kebanyakan dari jin dan manusia. (Al-A'raf: 179)
Yakni Kami sediakan mereka untuk isi neraka Jahannam, dan hanya amal ahli nerakalah yang dapat mereka kerjakan. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika hendak menciptakan mereka, Dia telah mengetahui apa yang bakal mereka amalkan sebelum kejadian mereka. Lalu hal itu Dia catatkan di dalam suatu kitab (Lauh Mahfuz) yang ada di sisi-Nya, yang hal ini terjadi sebelum langit dan bumi diciptakan dalam tenggang masa lima puluh ribu tahun.
Hal ini seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim melalui riwayat Abdullah ibnu Amr, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda:
"إِنَّ اللَّهَ قَدَّرَ مَقَادِيرَ الْخَلْقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ، وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ"
Sesungguhnya Allah telah mencatat takdir-takdir makhluk-(Nya) sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam jarak masa lima puluh ribu tahun, sedangkan A'rasy-Nya berada di atas air.
Di dalam kitab Sahih Muslim pula telah disebutkan melalui hadis Aisyah binti Talhah, dari bibinya (yaitu Siti Aisyah Radhiyallahu Anhu, Ummul Mu’minin). Dia telah menceritakan:
دُعِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى جِنَازَةِ صَبِيٍّ مِنَ الْأَنْصَارِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ طُوبَى لَهُ، عُصْفُورٌ مِنْ عَصَافِيرِ الْجَنَّةِ، لَمْ يَعْمَلِ السُّوءَ وَلَمْ يُدْرِكْهُ. فَقَالَ [رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ] أَوَ غَيْرَ ذَلِكَ يَا عَائِشَةُ؟ إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ الْجَنَّةَ، وَخَلَقَ لَهَا أَهْلًا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ، وَخَلَقَ النَّارَ، وَخَلَقَ لَهَا أَهْلًا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ"
bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam diundang untuk menghadiri pemakaman jenazah seorang bayi dari kalangan kaum Ansar. Lalu Siti Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, beruntunglah dia, dia akan menjadi burung pipit surga, dia tidak pernah berbuat keburukan dan tidak menjumpainya." Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Hai Aisyah, tidaklah seperti itu. Sesungguhnya Allah telah menciptakan surga dan Dia telah menciptakan pula para penghuninya, sedangkan mereka masih berada di dalam sulbi bapak-bapak mereka. Dan Allah telah menciptakan neraka, dan Dia telah menciptakan pula para penghuninya, sedangkan mereka masih berada di dalam sulbi bapak-bapak mereka.
Di dalam kitab Sahihain, melalui hadis Ibnu Mas'ud disebutkan seperti berikut:
ثُمَّ يَبْعَثُ إِلَيْهِ الْمَلِكَ، فَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، فَيَكْتُبُ: رِزْقَهُ، وَأَجَلَهُ، وَعَمَلَهُ، وَشَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ".
Kemudian Allah mengirimkan malaikat kepadanya, malaikat diperintahkan untuk mencatat empat kalimat. Maka dicatatlah rezekinya, ajalnya, dan amalnya serta apakah dia orang yang Celaka ataukah orang yang berbahagia
Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan bahwa ketika Allah mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbinya dan menjadikan mereka dua golongan, yaitu gotongan kanan dan golongan kiri, maka Allah berfirman:
"هَؤُلَاءِ لِلْجَنَّةِ وَلَا أُبَالِي، وَهَؤُلَاءِ لِلنَّارِ وَلَا أُبَالِي".
Mereka untuk menghuni surga dan Aku tidak peduli. Dan mereka untuk menghuni neraka dan Aku tidak peduli.
Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا}
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). (Al-A’raf: 179)
Dengan kata lain, mereka tidak memanfaatkan sesuatu pun dari indera-indera ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai sarana untuk mendapat hidayah, seperti pengertian yang terkandung di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلا أَبْصَارُهُمْ وَلا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ
dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena selalu mengingkari ayat-ayat Allah (al Ahqaf: 26) hingga akhir hayat
{صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ}
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). (Al-Baqarah: 18)
Demikianlah sifat orang-orang munafik. Sedangkan mengenai sifat orang-orang kafir, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
{صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَعْقِلُونَ}
Mereka tuli, bisu, dan buta; maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. (Al-Baqarah: 171)
Pada kenyataannya mereka tidak tuli, tidak bisu, dan tidak buta, melainkan hanya terhadap hidayah, seperti yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam firman-Nya:
{وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لأسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ}
Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). (Al-Anfal: 23)
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الأبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ}
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.(Al-Hajj: 46)
{وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ * وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ}
Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan);maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar, dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (Az-Zukhruf: 36-37)
Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
{أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ}
Mereka itu seperti binatang ternak (Al-A'raf: 179)
Maksudnya, mereka yang tidak mau mendengar perkara yang hak, tidak mau menolongnya serta tidak mau melihat jalan hidayah adalah seperti binatang ternak yang terlepas bebas. Mereka tidak dapat memanfaatkan indera-indera tersebut kecuali hanya yang berkaitan dengan masalah keduniawiannya saja. Perihalnya sama dengan yang disebutkan di dalam firman-Nya:
{وَمَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا كَمَثَلِ الَّذِي يَنْعِقُ بِمَا لَا يَسْمَعُ إِلا دُعَاءً وَنِدَاءً
Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. (Al-Baqarah: 171)
Perumpamaan mereka di saat mereka diseru kepada keimanan sama dengan hewan ternak di saat diseru oleh penggembalanya; ternak itu tidaklah mendengar selain hanya suaranya saja, tanpa memahami apa yang diserukan penggembalanya. Karena itulah dalam ayat ini mereka disebutkan oleh firman-Nya:
{بَلْ هُمْ أَضَلُّ}
Bahkan Mereka lebih sesat Lagi (Al Araf : 179)
Yakni lebih sesat daripada hewan ternak, karena hewan ternak adakalanya memenuhi seruan penggembalanya di saat penggembalanya memanggilnya, sekalipun ia tidak mengerti apa yang diucapkan penggembalanya. Lain halnya dengan mereka. Hewan ternak melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang diciptakan untuknya, adakalanya berdasarkan tabiatnya, adakalanya pula karena ditundukkan. Lain halnya dengan orang kafir, karena sesungguhnya dia diciptakan hanya semata-mata untuk menyembah Allah dan mengesakan-Nya, tetapi ternyata dia kafir dan mempersekutukan-Nya.
Karena itu, disebutkan bahwa barang siapa yang taat kepada Allah, maka dia lebih mulia daripada malaikat ketak di hari dia kembali ke alam akhirat. Dan barang siapa yang kafir kepada Allah, maka hewan ternak lebih sempurna daripadanya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
{أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ}
Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raf: 179)
Bapak dan Ibu yang dirahmati Allah, kita cukupkan sampai disini taushiyah malam ini, insyaa Allah taushiyah ini akan kita lanjutkan lagi pada malam berikutnya. Salam tahajud.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Senin, 03 Februari 2020
Kisah haru
video 👆🏿👆🏿 *sangat menarik & inspiratif kisah hidup wanita penderita kanker ini. Berikut terjemahan indonesia nya* 👇🏿👇🏿
MaasyaaAllah 😍😍😍
Seorang perempuan hamba Allah asal Perancis..
Masuk Islam..
Tinggal di Aljazair..
Seluruh keluarga di Perancis non muslim..
Lalu diuji dg penyakit yg paling menakutkan: kangker..
Divonis medis tak ada harapan sembuh..tinggal menunggu waktu saja..
Keluarga di Perancis meyakini dan memframing bahwa, penyakitnya adalah hukuman tuhan karena dia masuk Islam..
Dipengaruhi agar mau kembali ke agama semula, tapi dia tetap keukeuh dan istiqomah dgn pilihan jalan hidayah..
Keluarga memintanya kembali ke Prancis dg dalih agar bisa berobat ke dokter2 yg lebih ahli drpd dokter2 Aljazair..
Dia turuti sbg bagian dari menjalankan kewajiban ikhtiar..
Tapi ternyata niat sebenarnya dari keluarga hanyalah untuk dia "dibully" di kalangan masyarakat dgn penyebaran framing spt diatas..
Disamping tentu tujuan mereka juga agar dia bisa dipengaruhi lebih kuat untuk murtad dari Islam..
Dia sangat kecewa dan sedih..
Bulat tekadnya kembali ke Aljazair lagi minimal agar bisa meninggal dlm status sbg muslimah mukminah di negeri muslim..
Dia sudah pasrah dan siap menunggu tibanya ajal yg digariskan oleh Sang Pencipta..
Namun..pada suatu malam, saat dia merasa mungkin itulah malam terakhirnya dlm hidup, tiba2 muncul dlm dirinya optimisme yg sangat kuat pada tak terbatasnya rahmat Allah..
Optimisme yg dilandasi oleh kekhawatiran kalau2 kematiannya dg kanker itu nanti justru akan menjadi faktor fitnah pembenar atas persepsi dan keyakinan keluarganya spt diatas itu..
Maka diapun langsung larut dlm shalat, munajat, sujud dan tangis seraya memohon kesembuhan kepada Allah Dzat Ar Rahman Ar Rahim..
Dia berkata antara lain dlm munajatnya: "Ya Allah aku tidak takut mati untuk menghadap-Mu. Tapi jika aku mati sekarang, sungguh aku sangat takut bila sampai kematianku karena penyakit ini nabti justru akan menjadi penyebab fitnah penghalang bagi keluargaku dan banyak orang lain dari hidayah Islam!
Ya Allah sungguh aku memohon rahmat kesembuhan dari-Mu, khususnya untuk tujuan dan dg alasan itu!"
Begitulah, pada malam itu tak henti dia shalat, rukuk, sujud, doa, istighfar, munajat, menangis dst demi mengharap limpahan rahmat Allah..
Sampai akhirnya tiba2 dia pingsan dan baru bangun tersadar pada asar esok harinya..
Dia bangun dan tidak merasakan apa2 di tubuhnya..
Tapi dia masih beranganggapan bahwa, itu hanyalah kondisi membaik sesaat sbg persiapan kematian..spt yg terjadi pada banyak kasus..
Sehingga diapun melewati malam kedua itu tetap dg kesiapan untuk mati sewaktu2..
Tapi dia heran kok tidak mati2, bahkan dia merasa sangat sehat dan segar tanpa ada rasa sakit sedikitpun..
Maka di pagi harinya, dgn penuh rasa penasaran, diapun pergi ke dokter langganan yg menyimpan filenya..
Setelah memeriksanya sang dokter justru bertanya aneh: Lho Anda ini siapa sih?
Dijawab: Saya adalah pasien kanker yg filenya ada di tangan Dokter itu!
Dokter tetap tidak percaya: Tidak. Yg di file ini perempuan pengidap penyakit kanker ganas yg telah mencapai stadium akhir dan sudah tidak ada harapan hidup lagi baginya. Sedangkan Anda bersih sih, bahkan tidak ada sedikitpun tanda adanya riwayat penyakit apapun pada diri Anda! Anda pasti orang lain, bukan yg filenya di saya ini!
Maka diapun langsung sujud bersyukur atas nikmat dan rahmat Allah!
Allahu Akbar walhamdulillah..
MaasyaaAllah 😍😍😍
Seorang perempuan hamba Allah asal Perancis..
Masuk Islam..
Tinggal di Aljazair..
Seluruh keluarga di Perancis non muslim..
Lalu diuji dg penyakit yg paling menakutkan: kangker..
Divonis medis tak ada harapan sembuh..tinggal menunggu waktu saja..
Keluarga di Perancis meyakini dan memframing bahwa, penyakitnya adalah hukuman tuhan karena dia masuk Islam..
Dipengaruhi agar mau kembali ke agama semula, tapi dia tetap keukeuh dan istiqomah dgn pilihan jalan hidayah..
Keluarga memintanya kembali ke Prancis dg dalih agar bisa berobat ke dokter2 yg lebih ahli drpd dokter2 Aljazair..
Dia turuti sbg bagian dari menjalankan kewajiban ikhtiar..
Tapi ternyata niat sebenarnya dari keluarga hanyalah untuk dia "dibully" di kalangan masyarakat dgn penyebaran framing spt diatas..
Disamping tentu tujuan mereka juga agar dia bisa dipengaruhi lebih kuat untuk murtad dari Islam..
Dia sangat kecewa dan sedih..
Bulat tekadnya kembali ke Aljazair lagi minimal agar bisa meninggal dlm status sbg muslimah mukminah di negeri muslim..
Dia sudah pasrah dan siap menunggu tibanya ajal yg digariskan oleh Sang Pencipta..
Namun..pada suatu malam, saat dia merasa mungkin itulah malam terakhirnya dlm hidup, tiba2 muncul dlm dirinya optimisme yg sangat kuat pada tak terbatasnya rahmat Allah..
Optimisme yg dilandasi oleh kekhawatiran kalau2 kematiannya dg kanker itu nanti justru akan menjadi faktor fitnah pembenar atas persepsi dan keyakinan keluarganya spt diatas itu..
Maka diapun langsung larut dlm shalat, munajat, sujud dan tangis seraya memohon kesembuhan kepada Allah Dzat Ar Rahman Ar Rahim..
Dia berkata antara lain dlm munajatnya: "Ya Allah aku tidak takut mati untuk menghadap-Mu. Tapi jika aku mati sekarang, sungguh aku sangat takut bila sampai kematianku karena penyakit ini nabti justru akan menjadi penyebab fitnah penghalang bagi keluargaku dan banyak orang lain dari hidayah Islam!
Ya Allah sungguh aku memohon rahmat kesembuhan dari-Mu, khususnya untuk tujuan dan dg alasan itu!"
Begitulah, pada malam itu tak henti dia shalat, rukuk, sujud, doa, istighfar, munajat, menangis dst demi mengharap limpahan rahmat Allah..
Sampai akhirnya tiba2 dia pingsan dan baru bangun tersadar pada asar esok harinya..
Dia bangun dan tidak merasakan apa2 di tubuhnya..
Tapi dia masih beranganggapan bahwa, itu hanyalah kondisi membaik sesaat sbg persiapan kematian..spt yg terjadi pada banyak kasus..
Sehingga diapun melewati malam kedua itu tetap dg kesiapan untuk mati sewaktu2..
Tapi dia heran kok tidak mati2, bahkan dia merasa sangat sehat dan segar tanpa ada rasa sakit sedikitpun..
Maka di pagi harinya, dgn penuh rasa penasaran, diapun pergi ke dokter langganan yg menyimpan filenya..
Setelah memeriksanya sang dokter justru bertanya aneh: Lho Anda ini siapa sih?
Dijawab: Saya adalah pasien kanker yg filenya ada di tangan Dokter itu!
Dokter tetap tidak percaya: Tidak. Yg di file ini perempuan pengidap penyakit kanker ganas yg telah mencapai stadium akhir dan sudah tidak ada harapan hidup lagi baginya. Sedangkan Anda bersih sih, bahkan tidak ada sedikitpun tanda adanya riwayat penyakit apapun pada diri Anda! Anda pasti orang lain, bukan yg filenya di saya ini!
Maka diapun langsung sujud bersyukur atas nikmat dan rahmat Allah!
Allahu Akbar walhamdulillah..
Langganan:
Postingan (Atom)