Kisah Nyata :
ALLAH BAYAR SECARA TUNAI
(Wajib baca)
Dikisahkan oleh seorang ustadz dinegeri Jiran (kisah nyata)
1 hari saya pergi ke satu Rumah Panti Jompo,
Seorang sahabat meminta bantuan,
Agar saya dapat menyalurkan bantuan kepada orang miskin,
Saya belikan kain sarung,
Beli roti,
Dll,
Saya pun pergi ke Panti Jompo yang saya kenal,
Tak usah saya sebut namanya,
Saat sampai kendaraan kami di perkarangan Panti Jompo tsb,
Tiba-tiba ada seorang ibu tua berlari dari asrama (panti) mendekati saya,
.
"Ye...
Ye...
Anak aku datang,
Anak aku datang,
Senangnya anak aku datang..."
Saya tak mengenal beliau siapa,
Ibu itu memeluk saya,
Dia cium saya,
0rang tua itu berkata...
"Nak...
Kenapa tinggalkan ibu disini nak,
Ibu mau pulang...
Ibu rindu rumah kita..."
Saya waktu itu...
Hampir tak bisa berkata-kata,
Ya Allah...
Saya coba mengucapkan kata...
"Bu..."
Saya pegang tanganya,
Saya lihat mukanya,
Dia bilang...
"Sampai hati nak,
Kau tak mengaku aku ini ibu kau..."
Bisa saya bayangkan,
Bagaimana perasan beliau begitu rindu pada anak nya,
Saya coba berpura-pura,
Seolah-olah saya anaknya, saya berkata...
"Bu...
Maafkan saya ya..."
Saya pegang tangannya, saya ajak duduk atas kursi,
Saya ambil roti, dl
Dan saya suapkan ke mulutnya,
Tak terasa menetes air mata dipipi,
Mencoba bayangkan,
Hati seorang ibu yang rindu kepada anaknya,
Bila kita anaknya,
Mengambilkan sepotong roti,
Kita suapkan kemulutnya,
Bagaimana perasaan beliau ?
Bagaimana perasan kita ?
Saya coba usap air matanya yang meleleh dipipi,
Dia pegang tangan saya,
Subhana Allah...
Saya bisa merasakan bagaimana perasaan beliau yang begitu rindu kepada anaknya,
Saat saya hendak pulang,
Dia pegang kaki saya sambil berkata...
"Nak...
Jangan tinggalkan ibu nak,
Ibu mau balik,
Ibu mau pulang..."
Akhirnya saya minta izin dengan pihak pengawas panti di situ,
Melihat data beliau ternyata anaknya ada 5 orang,
Yang paling besar bergelar Tan Sri,
0rangnya memang kaya,
Punya nama besar,
Dan hebat orangnya,
Waktu saya izin pulang,
Dia pegang baju saya,
Dia bilang mau ikut saya pulang,
Saya bilang
"Di mobil ada banyak barang",
"Tak apa kata ibu itu,
Saya duduk sama barang-barang,
Itu"...
Akhirnya saya izin ke pengelola panti untuk membawa ibu itu selama 5 hari saja,
Pulang ke rumah saya,
Sholat Subuh saya jadi Imam dia makmum di belakang,
Saya baca doa, sl
Saya tengok air mata beliau jatuh,
Selesai doa saya salami beliau,
Saya cium tangannya,
Saya bilang...
"Bu...Maafkan saya ya..."
Waktu itu,
Saya tak membayangkan,
Kalau ibu saya sudah meninggal,
Tapi saya bayangkan ibu ini adalah ibu saya,
Sebab dia rindu pada anak-anaknya,
Di hari ketiga di rumah saya,
Waktu Sholat Isya',
Selesai doa saya salami beliau,
Dia lapisi tangannya dengan kain mukena-nya,
Dia salam,
Saya bilang...
"Bu...
Kenapa ibu lapisi tangan ibu ?,
2 hari yang lalu ibu salam,
Ibu tak lapisi tangan ibu dengan saya,
Kenapa hari ini ibu lapisi tangan ?"
Dia bilang...
"Ustaz...
Kau bukan anak saya kan..."
Subhanaallah...
Tiba-tiba dia sebut nama saya "Ustaz",
Saya bilang...
"Kenapa ibu panggil saya ustaz ?
Saya anak ibu..."
Dia berkata...
"Bukan...
Kalau anak saya dia tak akan seperti ini,
Kalau anak saya dia tak akan jadi imam saya,
Kalau anak saya dia tak akan suap saya makan..."
Bayangkan sahabat-sahabat bagaimana perasaan ibu ini,
Spontan saya pegang dia,
Saya peluk dia,
Saya menangis,
Saya bilang...
"Bu...
Walaupun bukan ibu saya,
Tapi saya sayang ibu seperti ibu saya..."
Saya pegang tangan ibu ini...
Walaupun bukan ibu saya,
Tapi saya tahu hatinya sangat rindu dekat dengan anaknya,
Waktu itu saya pandang wajahnya,
Saya bilang...
"Bu...
Walaupun ibu saya telah tiada,
Tapi ibu boleh ganti menjadi ibu saya,
Ibu duduklah di sini..."
Saat makan,
Saya suapkan nasi ke mulutnya,
Dia muntahkan balik makan dari mulutnya,
Saya tanya...
"Kenapa bu ?"
Tiba-tiba saya lihat wajahnya pucat,
Saya angkat dia,
Panggil ambulan antar ke rumah sakit,
Waktu di RS,
Saya ambil kepalanya dan saya rebahkan ibu ini,
Dia pegang tangan saya dia berkata...
"Ustaz...
Kalau saya mati,
Tolong jangan beritahu sorang pun anak saya,
Kalau saya sudah mati,
Jangan beritahu mereka di mana makam saya,
Kalau mereka tahu di mana kubur saya,
Jangan izinkan dia pegang batu nisan saya..."
Saya pegang beliau saya berkata...
"Bu...
Jangan ngomong seperti itu,
Bu..."
Isteri saya menangis di sebelah,
Anak saya menangis di sebelah memegang dia,
Kami pegang dia...
"Bu...
Jangan ngomong seperti itu,
Bu..."
Dia geleng kepala,
Rupa-rupanya itulah saat penghujung hayatnya,
Akhirnya dia pun meninggal di atas ribaan saya di rumah sakit itu,
Dia meninggal dalam pelukan saya,
Saya doakan Ibu Hajjah Khalijah ini ruhnya mudah-mudahan bersama Salafusoleh,
Sahabat,
Bila kita masih ada ibu,
Tolonglah taat pada ibu kita,
Jangan durhaka pada ibu kita,
Jangan tinggalkan dia di Panti Jompo,
Saat ibu kita sakit kita jaga dia,
Pijat-pijat kepala dan kaki ibu kita...
Sahabat-sahabat coba tanya ibu kita...
"Bagaimana penderitaan ibu saat mengandung saya dulu ?
Bagaimana sakitnya ibu saat melahirkan saya dulu ?"
Tanya ibu kita sahabat-sahabat sekalian...
Kalau kita tanya sudah tentu air mata ibu kita akan jatuh,
Karena itu sahabat-sahabat suapkanlah makanan pada ibu kita...
Sahabat-sahabat semua...
Selepas wafatnya ibu ini, ternyata berita kematiannya sampai juga kepada anaknya yang sulung,
Anak dia terus telefon saya...
Apa anaknya bilang pada saya...
"Saya akan bawa anda ke pengadilan,
Saya akan tuntut anda telah membawa keluar ibu saya dari dari Panti Jompo"...
3 tahun dia titipkan ibunya di Panti,
Dia tak pergi lihat,
Sebab itu ibunya rindu,
Hingga ibu itu tak bisa membedakan saya dengan anaknya...
Akhirnya saya tunggu,
Tunggu punya tunggu tidak ada kabar hampir setahun lebih,
Saya pergi ceramah di Masjid di daerah pecinaan,
Selesai saya ceramah datang seorang lelaki memeluk saya,
Menangis dalam masjid,
0rang dalam masjid heran,
Ada apa ini,
Saya tanya pada dia...
"Pak,
Ada apa ini ?
Ada masalah apa...?"
Dia berkata dalam keadaan menangis...
"Ustaz...
Tolong kasih tahu di mana makam ibu saya ustaz ?
Tolong kasih tahu di mana kubur ibu saya ?"...
Saya bilang...
"Kenapa hari ini baru tanya kubur ibu kamu ?"...
Dia bilang...
"Tolonglah ustaz...
Saya mau jumpa ibu saya ustaz,
Sayalah orang yang bergelar Tan Sri yang mau menuntut ustaz saat itu...
Saya sekarang ini sudah bangkrut ustaz,
Isteri saya mati kecelakaan,
Rumah disita bank,
Mobil mewah saya semua dah disita bank,
Tinggal 1 saja,
Motor tua itu..."
Saya berkata...
"Saya bisa tunjukkan makam ibu kamu,
Tapi dengan 1 syarat,
Kamu jangan pegang batu nisan ibu kamu..."
Sampai di pemakaman,
Tak sempat saya turun dari mobil,
Dia turun duluan,
Saya lihat didepan mata saya sendiri dia jatuh tersungkur tangan nya menjadi hitam,
Mulutnya tertarik sebelah yang tadi awalnya tangan dan mulutnya baik-baik saja,
Sambil memanggil-manggil...
"Ibu...
Ibuuu...
Ibuuuuu..."
Tiba-tiba saya angkat dia tak jauh dari makam ibunya belum sampai ke kubur ibunya,
Dia sudah hembuskan nafas terakhir disamping makam ibunya...
Allahu Akbarrr...
Mengucap panjang saya...
Allah SWT tunjukkan kepada saya,
Dikehidupan ini balasan anak yang durhaka pada ibu dan ayahnya,
Semoga kisah ini menjadi pelajaran di luar sana,
Ambillah iktiar dari kisah di atas,.
"Dan apabila mata ibumu sudah tertutup,
Maka hilanglah satu keberkatan disisi Allah SWT.
Yaitu *Doa* seorang ibu"
Sekarang anda mempunyai 2 pilihan,
1. Biarkan Tulisan ini berada di page ini supaya orang lain tidak membaca,
2. Menyebarkan ke Teman yang lain dengan klik 'Bagikan' supaya orang lain ikut terinpirasi dan Inysa Allah mendapat pahala,
Silahkan Di Share Ya...
Semoga yang Share Akan Ditambahkan Rezekinya,
Dan Diangkat Penyakitnya...
Aamiin
Ya Allah...
😊✔ Muliakanlah orang yang membaca status ini
😊✔ Lapangkanlah hatinya
😊✔ Bahagiakanlah keluarganya
😊✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
😊✔ Mudahkan segala urusannya
😊✔ Kabulkan cita-citanya
😊✔ Jauhkan dari segala Musibah
😊✔ Jauhkan dari segala Penyakit,
Fitnah,
Prasangka Keji,
Berkata Kasar,
Dan Mungkar
😊✔ Dan semoga yang membagikan status ini rezekinya berlimpah.Aamiin...
Boleh di SHARE sebanyak mungkin 🙏🏻😘🙏🏻
Selasa, 28 Januari 2020
ENAM AMALAN AGAR MUSIBAH DIANGKAT ■*
*■
Minimal ada enam amalan yang bisa dilakukan agar segera musibah diangkat oleh Allah Taala;
1. Memperbanyak shalat sunnah dengan khusyu’, niatnya baik shalat sunnah mutlak atau dhuha, atau Tahajjud, atau shalat setelah wudhu.
Dalil: Kisah Ahli Ibadah Juraij yang dituduh berzina, kemudian beliau berwudhu dan shalat, lalu bertanya kepada bayi hasil zina siapa bapaknya sebenarnya, sang bayi menjawab: “Si Penggembala kambing”. Hadits ini disebutkan dalam shahih Al Bukhari.
Al Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
"وفي الحديث أنَّ المفزعَ في الأمور المُهمَّة إلى الله، يكون بالتوجُّه إليه في الصلاة".
Artinya: “Di dalam hadits terdapat pelajaran bahwa sikap kembali kepada Allah Taala dalam perkara-perkara genting adalah dengan cara menghadap kepadanya di dalam shalat.” Lihat Kitab Fathul Bari.
2. Memperbanyak Istighfar
Dalil: QS. Al Anfal:33, Syaikh Abdurrahman As Sa’dy rahimahullah berkata:
"﴿ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴾ [الأنفال: 33]، فهذا مانعٌ مِن وقوع العذاب بهم، بعدما انعقدت أسبابه".
Artinya: “Allah Taala berfirman: “Dan Allah tidak akan pernah menyiksa mereka selama mereka beristighfar”. QS. Al Anfal: 33. Maka ini adalah menahan terjadi musibah terhadap mereka (manusia), setelah terjadinya sebab-sebabnya. Lihat Tafsir As Sa’dy
3. Memperbanyak Dzikir mengingat Allah Taala.
Dalil: Ketika terjadi Gerhana Matahari di zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
فإذا رأيتُم ذلك فاذكروا الله
Artinya: “Jika kalian melihat itu, maka berdzikirlah kepada Allah”. HR. Bukhari
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
وفي الحديث مِن الفوائد... استدفاع البلاء بذكر الله وأنواع طاعته".
Artinya: “Di dalam hadits terdapat beberapa faidah... menahan musibah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah Taala, dan juga mengerjakan beberapa macam ketaatan.” Lihat Kitab Fathul Bari.
4. Memperbanyak Berdoa agar Diangkat Musibah
Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah:
الدعاء من أنفع الأدوية، وهو عدوُّ البلاء، يدافعه ويعالجه، ويمنعُ نزولَه".
Artinya: Doa adalab termasuk obat yang paling bermanfaat, ia adalah musuh musibah, menahan dan mengangkatnya serta menahan turunnya.”
5. Berusaha berakhlak yang Baik, oleh karenanya HENTIKAN CACIAN DAN MAKIAN KEPADA SIAPAPUN!
Dalil: Kisah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saat mendapat wahyu pertama kali, dan pulang dalam keadaan gemetar, karena khawatir itu bukan Jibril, maka khadijah radhiyallahu ‘anha kemudian mengatakan: “Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya”, kemudian khadijah menyebutkan beberapa akhlak baik diantaranya; menyambung hubungan rahim, memberi bekal kepada orang yang tidak memiliki apa-apa, memuliakan tamu, menolong orang memperjuangkan kebenaran”. HR. Bukhari.
"وفيه أن خصال الخير سببٌ للسلامة من مَصارِع السوء، والمكارم سببٌ لدفع المكاره".
Artinya: Di dalam hadits ini terdapat pelajaran bahwa perbuatan-perbuatan baik adalah penyebab keselamatan dari musibah-musibah buruk, akhlak-akhlak mulia penyebab untum menahan musibah yang buruk. Lihat Kitab Fathul Bari.
6. Memperbanyak bersedekah terutama rahasia
Dalil: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan kepada para perempuan agar memperbanyak sedekah karena perempuan penghuni neraka paling banyak. HR. Bukhari
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
وفي هذا الحديث من الفوائد... أن الصدقةَ تدفَعُ العذاب".
Artinya: “Di dalam hadits ini terdapat beberapa faidah, bahwa sedekah menghalangi siksa (musibah).” Lihat Kitab Fathul Bari.
🖋 *Ust. Ahmad Zainuddin Al Banjari, Lc.*
@kajianislamchannel
Dikutip dari grup wa cinta Allah& Rasul
Minimal ada enam amalan yang bisa dilakukan agar segera musibah diangkat oleh Allah Taala;
1. Memperbanyak shalat sunnah dengan khusyu’, niatnya baik shalat sunnah mutlak atau dhuha, atau Tahajjud, atau shalat setelah wudhu.
Dalil: Kisah Ahli Ibadah Juraij yang dituduh berzina, kemudian beliau berwudhu dan shalat, lalu bertanya kepada bayi hasil zina siapa bapaknya sebenarnya, sang bayi menjawab: “Si Penggembala kambing”. Hadits ini disebutkan dalam shahih Al Bukhari.
Al Hafiz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
"وفي الحديث أنَّ المفزعَ في الأمور المُهمَّة إلى الله، يكون بالتوجُّه إليه في الصلاة".
Artinya: “Di dalam hadits terdapat pelajaran bahwa sikap kembali kepada Allah Taala dalam perkara-perkara genting adalah dengan cara menghadap kepadanya di dalam shalat.” Lihat Kitab Fathul Bari.
2. Memperbanyak Istighfar
Dalil: QS. Al Anfal:33, Syaikh Abdurrahman As Sa’dy rahimahullah berkata:
"﴿ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴾ [الأنفال: 33]، فهذا مانعٌ مِن وقوع العذاب بهم، بعدما انعقدت أسبابه".
Artinya: “Allah Taala berfirman: “Dan Allah tidak akan pernah menyiksa mereka selama mereka beristighfar”. QS. Al Anfal: 33. Maka ini adalah menahan terjadi musibah terhadap mereka (manusia), setelah terjadinya sebab-sebabnya. Lihat Tafsir As Sa’dy
3. Memperbanyak Dzikir mengingat Allah Taala.
Dalil: Ketika terjadi Gerhana Matahari di zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
فإذا رأيتُم ذلك فاذكروا الله
Artinya: “Jika kalian melihat itu, maka berdzikirlah kepada Allah”. HR. Bukhari
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
وفي الحديث مِن الفوائد... استدفاع البلاء بذكر الله وأنواع طاعته".
Artinya: “Di dalam hadits terdapat beberapa faidah... menahan musibah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah Taala, dan juga mengerjakan beberapa macam ketaatan.” Lihat Kitab Fathul Bari.
4. Memperbanyak Berdoa agar Diangkat Musibah
Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah:
الدعاء من أنفع الأدوية، وهو عدوُّ البلاء، يدافعه ويعالجه، ويمنعُ نزولَه".
Artinya: Doa adalab termasuk obat yang paling bermanfaat, ia adalah musuh musibah, menahan dan mengangkatnya serta menahan turunnya.”
5. Berusaha berakhlak yang Baik, oleh karenanya HENTIKAN CACIAN DAN MAKIAN KEPADA SIAPAPUN!
Dalil: Kisah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saat mendapat wahyu pertama kali, dan pulang dalam keadaan gemetar, karena khawatir itu bukan Jibril, maka khadijah radhiyallahu ‘anha kemudian mengatakan: “Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya”, kemudian khadijah menyebutkan beberapa akhlak baik diantaranya; menyambung hubungan rahim, memberi bekal kepada orang yang tidak memiliki apa-apa, memuliakan tamu, menolong orang memperjuangkan kebenaran”. HR. Bukhari.
"وفيه أن خصال الخير سببٌ للسلامة من مَصارِع السوء، والمكارم سببٌ لدفع المكاره".
Artinya: Di dalam hadits ini terdapat pelajaran bahwa perbuatan-perbuatan baik adalah penyebab keselamatan dari musibah-musibah buruk, akhlak-akhlak mulia penyebab untum menahan musibah yang buruk. Lihat Kitab Fathul Bari.
6. Memperbanyak bersedekah terutama rahasia
Dalil: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan kepada para perempuan agar memperbanyak sedekah karena perempuan penghuni neraka paling banyak. HR. Bukhari
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
وفي هذا الحديث من الفوائد... أن الصدقةَ تدفَعُ العذاب".
Artinya: “Di dalam hadits ini terdapat beberapa faidah, bahwa sedekah menghalangi siksa (musibah).” Lihat Kitab Fathul Bari.
🖋 *Ust. Ahmad Zainuddin Al Banjari, Lc.*
@kajianislamchannel
Dikutip dari grup wa cinta Allah& Rasul
Hadits: Cara Berbakti pada Orang Tua yang Telah Meninggal Dunia
ONE DAY ONE HADIS
JUMAT, 24 JANUARI 2020 /28 JUMADIL ULA 1441
Cara Berbakti pada Orang Tua yang Telah Meninggal Dunia
عن أبي عسيد مالك بن ربيعة السعدى رضي الله عنه قال، بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ».
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin kecuali oleh keduanya dan memuliakan teman dekat keduanya.”
(HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadis
1- Salah satu diantara rahmat yang Allah berikan kepada orang yang beriman adalah mereka bisa saling memberikan kebaikan, sekalipun harus berpisah di kehidupan dunia. Karena ikatan iman, Allah abadikan sekalipun mereka sudah meninggal.
2- Setelah orang tua meninggal, ada banyak cara bagi si anak untuk tetap bisa berbakti kepada orang tuanya.
3- Mereka tetap bisa memberikan kebaikan bagi orang tuanya yang telah meninggal, berupa aliran pahala. Dengan syarat, selama mereka memiliki ikatan iman.
4- Ada enam hal yang bisa kita simpulkan bagaimana bentuk berbakti dengan orang tua ketika mereka berdua atau salah satunya telah meninggal dunia:
a- Mendo’akan kedua orang tua.
b- Banyak meminta ampunan pada Allah untuk kedua orang tua.
c- Memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia.
d- Menjalin hubungan silaturahim dengan keluarga dekat keduanya yang pernah terjalin.
e- Memuliakan teman dekat keduanya.
Tema hadis yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Di dalam Al-Qur'an sering sekali disebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah Allah semata dan berbakti kepada kedua orang tua.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (Al-Isra: 23)
2- Ikatan iman ini tetap Allah abadikan hingga hari kiamat. Karena ikatan iman ini, Allah kumpulkan kembali mereka bersama keluarganya di hari kiamat.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ
“Orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.” (QS. At-Thur: 21).
3- Diantara doa yang Allah perintahkan dalam Al-Quran adalah doa memohonkan ampunan untuk kedua orang tua kita,
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Berdoalah, Ya Allah, berilah rahmat kepada mereka (kedua orang tua), sebagaimana mereka merawatku ketika kecil.” (QS. Al-Isra: 24)
Dikutip dari grup wa
JUMAT, 24 JANUARI 2020 /28 JUMADIL ULA 1441
Cara Berbakti pada Orang Tua yang Telah Meninggal Dunia
عن أبي عسيد مالك بن ربيعة السعدى رضي الله عنه قال، بَيْنَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ».
Dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya, pen.). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin kecuali oleh keduanya dan memuliakan teman dekat keduanya.”
(HR. Abu Daud no. 5142 dan Ibnu Majah no. 3664. Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim, juga disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadis
1- Salah satu diantara rahmat yang Allah berikan kepada orang yang beriman adalah mereka bisa saling memberikan kebaikan, sekalipun harus berpisah di kehidupan dunia. Karena ikatan iman, Allah abadikan sekalipun mereka sudah meninggal.
2- Setelah orang tua meninggal, ada banyak cara bagi si anak untuk tetap bisa berbakti kepada orang tuanya.
3- Mereka tetap bisa memberikan kebaikan bagi orang tuanya yang telah meninggal, berupa aliran pahala. Dengan syarat, selama mereka memiliki ikatan iman.
4- Ada enam hal yang bisa kita simpulkan bagaimana bentuk berbakti dengan orang tua ketika mereka berdua atau salah satunya telah meninggal dunia:
a- Mendo’akan kedua orang tua.
b- Banyak meminta ampunan pada Allah untuk kedua orang tua.
c- Memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia.
d- Menjalin hubungan silaturahim dengan keluarga dekat keduanya yang pernah terjalin.
e- Memuliakan teman dekat keduanya.
Tema hadis yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Di dalam Al-Qur'an sering sekali disebutkan secara bergandengan antara perintah menyembah Allah semata dan berbakti kepada kedua orang tua.
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. (Al-Isra: 23)
2- Ikatan iman ini tetap Allah abadikan hingga hari kiamat. Karena ikatan iman ini, Allah kumpulkan kembali mereka bersama keluarganya di hari kiamat.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ
“Orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.” (QS. At-Thur: 21).
3- Diantara doa yang Allah perintahkan dalam Al-Quran adalah doa memohonkan ampunan untuk kedua orang tua kita,
وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Berdoalah, Ya Allah, berilah rahmat kepada mereka (kedua orang tua), sebagaimana mereka merawatku ketika kecil.” (QS. Al-Isra: 24)
Dikutip dari grup wa
Kamis, 23 Januari 2020
Hatim al Asham-tergesa
Tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu
▪ Berkata Hatim Al Asham rahimahullah :
العجلة من الشيطان إلا في خمسة فإنها من سنة
رسول الله ﷺ
إطعام الضيف ، وتجهيز الميت ، وتزويج البكر ، وقضاء الدين ،
والتوبة من الذنب .
»» Tergesa-gesa itu dari syaithan, kecuali pada lima hal, karena itu adalah sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
• Menjamu tamu
• Mengurus jenazah
• Menikahkan gadis
• Membayar hutang
• Bertaubat dari dosa.
___
📚 *Kitab Rawahatil Qulub (144).*
==================
✍🏻 *Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy Hafidzahullah*
┅┅══✿❀🌕❀✿══┅┅
___________
______________
📱 Silsilah Durus Linnisa' 📚
Ibnul Qayyim-Dzikr
▪Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :
" الذِّكر هُو رُوح الأعمَالِ الصّالِحَة فإذَا خَلا العَمل عَن الذِّكر كَان كالجَسدِ الذِي لَا رُوحَ فِيهِ".
Dzikir adalah ruhnya amalan-amalan shalih, jika suatu amalan kosong dari dzikir maka bagaikan jasad tanpa ada ruh didalamnya.
_______
📘 Madarijus Salikin (2/476).
°=°=°=°=°=°
✍🏻 *Ust. Fauzan Al Kutawy* _hafizhahullah_
Dikutip dari:
Grup wa 48 kajian quran sunnah,jumat 240120
Ibnu Taimiyyah-makna Qur'an
▪ Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah _-rahimahullah-_;
"المطلوب فهم معاني القرآن والعمل به، فإن لم تكن هذه همة حافظه لم يكن من أهل العلم والدين"
"Yang dituntut pada seseorang adalah pemahaman terhadap makna-makna Al-Qur'an serta beramal dengannya, jika hal ini tidak dijadikan tekad yang ia jaga maka ia belum teranggap menjadi ahlul Ilmi dan agama".
______
📚 *Majmu' Al Fatawa (33/55)*
==================
✍🏻 *Ustadz Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy Hafizhahullah*
Dikutip dari:Grup WA 48 kajian ilmiah sunnah,jum'at 24 jan 2020.
Jumat, 03 Januari 2020
TIGA HIKMAH MUSIBAH
Hikmah Pertama:
Menjadi Adzab untuk yang berpaling dari agama Allah.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
_“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”._ (QS. Thaha: 124)
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
_“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”_ (QS. Al-An’am: 44)
Hikmah Kedua:
Menjadi peringatan agar sadar dan lebih baik untuk yang taat pada-NYA namun masih banyak lalainya.
وَأَخَذْنَاهُمْ بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
_“Dan kami timpakan kepada mereka adzab supaya mereka kembali.”_ (QS. az-Zukhruf: 48)
Hikmah Ketiga:
Menjadi tanda 1 kecintaan Allah swt pada yang taat,tunduk, patuh pada-NYA
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
_“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik maka Allah timpakan musibah kepadanya.”_ (HR. Bukhari: 5645)
Dalam hadits yang lain:
إِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ
_“Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka.”_ (HR. Ibnu Majah: 4031, Tirmidzi: 2/64, dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Silsilah ash-Shahihah: 1/227)
TAMBAHAN MATERI:
1. al baqarah 155-157
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ﴿١٥٥﴾الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ﴿١٥٦﴾أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [al Baqarah/2:155-157]
2.Syaikh Abdur-Rahman as-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya menyatakan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan, bahwa Dia pasti akan menguji para hambaNya dengan bencana-bencana. Agar menjadi jelas siapa (di antara) hamba itu yang sejati dan pendusta, yang sabar dan yang berkeluh-kesah. Ini adalah ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas para hamba-Nya. Seandainya kebahagiaan selalu menyertai kaum Mukminin, tidak ada bencana (yang menimpa mereka), niscaya terjadi percampuran, tidak ada pemisah (dengan orang-orang tidak baik). Kejadian ini merupakan kerusakan tersendiri. Sifat hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala (ini) menggariskan adanya pemisah antara orang-orang baik dengan orang-orang yang jelek. Inilah fungsi musibah”.[2]*sebagaimana dikutip dari https://almanhaj.or.id/2881-sabar-saat-tertimpa-bencana-meluruskan-aqidah.html pada Taisirul-Karimir-Rahman, Cet I, Th. 1423 H-2002M, Muassasah Risalah, hlm. 76.
3.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : “Bencana-bencana merupakan kenikmatan. Sebab menggugurkan dosa-dosa dan menuntut adanya kesabaran, sehingga memperoleh pahala. Juga mengharuskan inabah (kembali) kepada Allah, menghinakan diri kepada-Nya, berpaling dari sesama manusia dan kemaslahatan penting lainnya. Terhapusnya dosa dan kesalahan dengan adanya musibah-musibah, (juga) termasuk kenikmatan yang besar…”. Dikutip dari al Irsyad, hlm. 103.*dikutip dari https://almanhaj.or.id/2881-sabar-saat-tertimpa-bencana-meluruskan-aqidah.html
4.at Taghabun /64:11.2.Syaikh Abdur-Rahman as-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya menyatakan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan, bahwa Dia pasti akan menguji para hambaNya dengan bencana-bencana. Agar menjadi jelas siapa (di antara) hamba itu yang sejati dan pendusta, yang sabar dan yang berkeluh-kesah. Ini adalah ketetapan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas para hamba-Nya. Seandainya kebahagiaan selalu menyertai kaum Mukminin, tidak ada bencana (yang menimpa mereka), niscaya terjadi percampuran, tidak ada pemisah (dengan orang-orang tidak baik). Kejadian ini merupakan kerusakan tersendiri. Sifat hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala (ini) menggariskan adanya pemisah antara orang-orang baik dengan orang-orang yang jelek. Inilah fungsi musibah”.[2]*sebagaimana dikutip dari https://almanhaj.or.id/2881-sabar-saat-tertimpa-bencana-meluruskan-aqidah.html pada Taisirul-Karimir-Rahman, Cet I, Th. 1423 H-2002M, Muassasah Risalah, hlm. 76.
3.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah : “Bencana-bencana merupakan kenikmatan. Sebab menggugurkan dosa-dosa dan menuntut adanya kesabaran, sehingga memperoleh pahala. Juga mengharuskan inabah (kembali) kepada Allah, menghinakan diri kepada-Nya, berpaling dari sesama manusia dan kemaslahatan penting lainnya. Terhapusnya dosa dan kesalahan dengan adanya musibah-musibah, (juga) termasuk kenikmatan yang besar…”. Dikutip dari al Irsyad, hlm. 103.*dikutip dari https://almanhaj.or.id/2881-sabar-saat-tertimpa-bencana-meluruskan-aqidah.html
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali denga izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. [At- Taghabun/64:11].
5.Ali Imran (3): 165;
أَوَلَمَّآ أَصَٰبَتۡكُم مُّصِيبَةٞ قَدۡ أَصَبۡتُم مِّثۡلَيۡهَا قُلۡتُمۡ أَنَّىٰ هَٰذَاۖ قُلۡ هُوَ مِنۡ عِندِ أَنفُسِكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ١٦٥
Artinya: “Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS. Ali Imran (3): 165]
6.an-Nisa (4): 62;
فَكَيۡفَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةُۢ بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيهِمۡ ثُمَّ جَآءُوكَ يَحۡلِفُونَ بِٱللَّهِ إِنۡ أَرَدۡنَآ إِلَّآ إِحۡسَٰنٗا وَتَوۡفِيقًا ٦٢
Artinya: “Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna“.” [QS. an-Nisa (4): 62]
7. Tentang banjir, yang ditimpakan Allah kepada kaum Saba. Firman Allah:
لَقَدۡ كَانَ لِسَبَإٖ فِي مَسۡكَنِهِمۡ ءَايَةٞۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٖ وَشِمَالٖۖ كُلُواْ مِن رِّزۡقِ رَبِّكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لَهُۥۚ بَلۡدَةٞ طَيِّبَةٞ وَرَبٌّ غَفُورٞ ١٥ فَأَعۡرَضُواْ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ سَيۡلَ ٱلۡعَرِمِ وَبَدَّلۡنَٰهُم بِجَنَّتَيۡهِمۡ جَنَّتَيۡنِ ذَوَاتَيۡ أُكُلٍ خَمۡطٖ وَأَثۡلٖ وَشَيۡءٖ مِّن سِدۡرٖ قَلِيلٖ ١٦
Artinya: “Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. Tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr.” [QS. Saba’ (34): 15-16]
8.Tentang angin topan
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦٓ أَن يُرۡسِلَ ٱلرِّيَاحَ مُبَشِّرَٰتٖ وَلِيُذِيقَكُم مِّن رَّحۡمَتِهِۦ وَلِتَجۡرِيَ ٱلۡفُلۡكُ بِأَمۡرِهِۦ وَلِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ٤٦
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur.” [QS. ar-Rum (30): 46]
Namun angin juga bisa membinasakan suatu kaum, seperti yang tercantum dalam al-Qur’an surat adz-Dzariyat (51): 41-42
وَفِي عَادٍ إِذۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمُ ٱلرِّيحَ ٱلۡعَقِيمَ ٤١ مَا تَذَرُ مِن شَيۡءٍ أَتَتۡ عَلَيۡهِ إِلَّا جَعَلَتۡهُ كَٱلرَّمِيمِ ٤٢
Artinya: “Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.” [adz-Dzariyat (51): 41-42]
9.Tentang gempa. Firman Allah swt:
وَٱخۡتَارَ مُوسَىٰ قَوۡمَهُۥ سَبۡعِينَ رَجُلٗا لِّمِيقَٰتِنَاۖ فَلَمَّآ أَخَذَتۡهُمُ ٱلرَّجۡفَةُ قَالَ رَبِّ لَوۡ شِئۡتَ أَهۡلَكۡتَهُم مِّن قَبۡلُ وَإِيَّٰيَۖ أَتُهۡلِكُنَا بِمَا فَعَلَ ٱلسُّفَهَآءُ مِنَّآۖ إِنۡ هِيَ إِلَّا فِتۡنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَن تَشَآءُ وَتَهۡدِي مَن تَشَآءُۖ أَنتَ وَلِيُّنَا فَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَاۖ وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡغَٰفِرِينَ ١٥٥
Artinya: “Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: “Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah pemberi ampun yang sebaik-baiknya”.” [QS. al-A’raf (7): 155]
10. al-Hadid (57); 22-23
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ٢٢ لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ ٢٣
Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri [QS. al-Hadid (57); 22-23]
11. Sa’ad bin Abi Waqqash pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam: _“Siapakah manusia yang paling berat cobaannya?”_ Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab:
أَشَدُّ النَّاسِ بَلَاءً الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ
“Manusia yang paling berat dan keras cobaannya adalah para nabi, kemudian yang seperti mereka, kemudian yang seperti mereka (yakni di bawah Nabi).”_ (HR. Tirmidzi: 2/64, Ibnu Majah: 4023, dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Silsilah ash-Shahihah: 1/225)
Dikutip dari:
Grup Wa
Ditulis oleh: _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh: _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_M A R I B A R A J A .COM*
https://wp.me/pa7ASR-16l
Tiga pesan Rasullullah SAW
Tiga Pedoman Hidup
Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits :
1. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
2. Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
4. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.(Al-Baqarah:197)
2- Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa. (Al-Maidah: 27)
3- Akhlak mulia
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Al-Qolam:4).Lr
Dikutip dari:
Gruop wa"ONE DAY ONE HADIST
Sabtu, 4 Januari 2020 / 8 Jumadil ula 1441"
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “
[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah saw beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “
(Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits :
1. Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
2. Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
3. Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
4. Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:
1- Takwa, bekal disetiap tempat dan waktu
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.(Al-Baqarah:197)
2- Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa. (Al-Maidah: 27)
3- Akhlak mulia
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur. (Al-Qolam:4).Lr
Dikutip dari:
Gruop wa"ONE DAY ONE HADIST
Sabtu, 4 Januari 2020 / 8 Jumadil ula 1441"
Langganan:
Postingan (Atom)