mauhidol hasanah penting,tapi ada yang lebih penting yaitu uswatun hasanah.
banyak pandai nasehati orang,tapi sedikit yang bisa nyontohi sing apik.
Selasa, 10 Desember 2013
Selasa, 26 November 2013
DO'A CAHAYA HATI
Allahumma
nawwir quluubana binuuri hidayatika kama nawwarta al ardhi bi nuuri syamsika abadan abadan birahmatika yaa arhamarraahimiin.
robbisyrohli shodri......
nawwir quluubana binuuri hidayatika kama nawwarta al ardhi bi nuuri syamsika abadan abadan birahmatika yaa arhamarraahimiin.
robbisyrohli shodri......
Selasa, 22 Oktober 2013
AMAL TERBAIK,BUKAN TERBANYAK (QS.AL MULK 2)
1. AMAL YANG BENAR TAPI TIDAK IKHLAS = AMAL TERTOLAK
AMAL YANG IKHLAS TAPI TIDAK BENAR= AMAL TERTOLAK
2. Setiap manusia akan hancur kecuali mereka yang berilmu
setiap yang berilmu akan hancur kecuali mereka yang beramal
setiap yang beramal akan hancur kecuali mereka yang ikhlas
Dan setiap orang yang ikhlas ,akan selalu menghadapi godaan Syetan
AMAL YANG IKHLAS TAPI TIDAK BENAR= AMAL TERTOLAK
2. Setiap manusia akan hancur kecuali mereka yang berilmu
setiap yang berilmu akan hancur kecuali mereka yang beramal
setiap yang beramal akan hancur kecuali mereka yang ikhlas
Dan setiap orang yang ikhlas ,akan selalu menghadapi godaan Syetan
HIJAB HATI
3 DAI:
Nafsu mengajak menjauhi Allah.
1.sangat dengan keduniaan
-penilaian
-uang
-jabatan
2.nafsu =cenderung mengajak menjauhi Allah
-amarah
-syahwat cenderung ingin dipenuhi
-keinginan cenderung nggak realistis,tanya apakah diperlukan?
QS.YUSUF :53
KENDALIKAN DIRI
jangan diperbudak!!
Nafsu mengajak menjauhi Allah.
1.sangat dengan keduniaan
-penilaian
-uang
-jabatan
2.nafsu =cenderung mengajak menjauhi Allah
-amarah
-syahwat cenderung ingin dipenuhi
-keinginan cenderung nggak realistis,tanya apakah diperlukan?
QS.YUSUF :53
KENDALIKAN DIRI
jangan diperbudak!!
hadits qudsi
Allah berfirman kepada para Nabi:
Barangsiapa berjumpa dengan-Ku .........Sedang la mencintai-Ku
Akan kumasukkan ia ke taman surga-Ku
Barangsiapa berjumpa dengan-Ku .........Sedang ia takut akan siksa-Ku
Akan Kujauhkan ia dari api neraka-Ku
Dan barangsiapa berjumpa dengan-Ku .........Dengan malu-malu
Akan kubuat lupa malaikat-Ku, untuk menyiksanya
Barangsiapa berjumpa dengan-Ku .........Sedang la mencintai-Ku
Akan kumasukkan ia ke taman surga-Ku
Barangsiapa berjumpa dengan-Ku .........Sedang ia takut akan siksa-Ku
Akan Kujauhkan ia dari api neraka-Ku
Dan barangsiapa berjumpa dengan-Ku .........Dengan malu-malu
Akan kubuat lupa malaikat-Ku, untuk menyiksanya
Minggu, 20 Oktober 2013
RAHASIA ISTIQOMAH
KH.AA.GYM
air =lembut tapi dengan istiqomah menetas ke batu yang keras,batu akan bolong.
istiqomah merupakan kekuatan.memunculkan karomah
1.tekad.
2.ilmu (BELAJAR TERUS).
3.hidup dengan lingkungan yg istiqomah.
qs.al furqon kekuasaan milik ar rohman
4.do'a( minta diberi istiqomah)
air =lembut tapi dengan istiqomah menetas ke batu yang keras,batu akan bolong.
istiqomah merupakan kekuatan.memunculkan karomah
1.tekad.
2.ilmu (BELAJAR TERUS).
3.hidup dengan lingkungan yg istiqomah.
qs.al furqon kekuasaan milik ar rohman
4.do'a( minta diberi istiqomah)
Sabtu, 12 Oktober 2013
MAKNA HAKEKAT HAJI KH.DURI
IWTS:
1.Ihram(kain siap mati untuk hidup)
a.gara-gara pakaian orang jadi sombong ct.pakaian Tentara= makna ihrom adalah jangan sombong
b.gara-gara pakaian orang jadi bertingkah beda
c.gara-gara pakaian orang bertindak seenaknya
Sebaik-baik sedekah :
1. si penyedekah masih sehat
2. si penyedekah masih seneng banda itu
3. banda yg disedekahi masih ada wong sing seneng nginggoni
2.Wuquf di Arofah ( HUBUNGAN DENGAN GUSTI ALLAH)
1. JABAL RAHMAN = PIKIRNO ASAL USULMU DARI NABI ADAM
Ketemu gusti Allah=baca basmalah setiap tindak tanduk=ngakui gusti Allah
Ketemu nabi adam=pertemuan
ketemu manusia= Kenalan
QS.AR RAHMAN
2. ADAM sifat wong lanang :mingkem,coba ucapno mingkem
3.hawa sifat wong wadon doyan ngomong=minta menang
4.asas kemanusian,asas sosial
3.Thawaf keliling ka'bah (MEMISAHKAN MAKSIAT)
1.urip itu berputar
1.lawang rumah sakit
2.lawang mesjid.mlebu tentrem,metune ayem
3.lawang maksiat,nikmat sesaat tapi sengsara selamane
4.Sai
SAFA=SUCI MARWA=SEGAR
MULAI YANG SUCI AGAR SEGAR
CUKUR ITU LAMBANG
QUR'AN DI MATA=DIWACA
QUR'AN DITELINGA=DENGAR
QUR'AN DI ILAT=DIHAPALNO
1.Ihram(kain siap mati untuk hidup)
a.gara-gara pakaian orang jadi sombong ct.pakaian Tentara= makna ihrom adalah jangan sombong
b.gara-gara pakaian orang jadi bertingkah beda
c.gara-gara pakaian orang bertindak seenaknya
Sebaik-baik sedekah :
1. si penyedekah masih sehat
2. si penyedekah masih seneng banda itu
3. banda yg disedekahi masih ada wong sing seneng nginggoni
2.Wuquf di Arofah ( HUBUNGAN DENGAN GUSTI ALLAH)
1. JABAL RAHMAN = PIKIRNO ASAL USULMU DARI NABI ADAM
Ketemu gusti Allah=baca basmalah setiap tindak tanduk=ngakui gusti Allah
Ketemu nabi adam=pertemuan
ketemu manusia= Kenalan
QS.AR RAHMAN
2. ADAM sifat wong lanang :mingkem,coba ucapno mingkem
3.hawa sifat wong wadon doyan ngomong=minta menang
4.asas kemanusian,asas sosial
3.Thawaf keliling ka'bah (MEMISAHKAN MAKSIAT)
1.urip itu berputar
1.lawang rumah sakit
2.lawang mesjid.mlebu tentrem,metune ayem
3.lawang maksiat,nikmat sesaat tapi sengsara selamane
4.Sai
SAFA=SUCI MARWA=SEGAR
MULAI YANG SUCI AGAR SEGAR
CUKUR ITU LAMBANG
QUR'AN DI MATA=DIWACA
QUR'AN DITELINGA=DENGAR
QUR'AN DI ILAT=DIHAPALNO
Selasa, 01 Oktober 2013
ANALOGI DZIKIR
BERDZIKIR KEPADA ALLAH MENYINARKAN HATISAYA pernah mendengar Tuan Guru Ali al-Murshifi berkata:
“Para guru tarekat sufi sudah tidak mampu lagi menemukan obat yang lebih cepat menyinarkan hati sang murid selain melanggengkan dzikir kepada Allah Azza wa-Jalla. Maka orang yang selalu berdzikir kepada Allah ibarat orang yang memengkilapkan tembaga yang berkarat dengan pasir, sementara orang yang melakukan ibadah tapi tidak selalu berdzikir kepada Allah ibarat orang yang memengkilapkan tembaga dengan sabun. Orang ini sekalipun berusaha memengkilapkan tembaga yang berkarat dengan sabun, tapi ia butuh waktu yang cukup lama dan itu pun tidak bisa mengkilap seperti tembaga yang digosok dengan pasir atau debu.”
Saya pernah mendengar Tuan Guru Ali al-Murshifi bercerita:
AbuYazid al-Bisthami tidak mau tinggal di suatu tempat kecuali bila orang-orang yang ada di sekitarnya mengingkari, selalu menyakiti dan meremehkannya. Ini dia lakukan untuk melatih diri (nafsu)nya. Ketika orang-orang di sekitarnya sudah mulai menghormati dan banyak berterima kasih kepadanya, dia akan segera rneninggalkan mereka. Barangkali ini dilakukan pada tahap awal dia masuk ke kalangan kaum Sufi.
BADAN DISEBELAH BELAKANG SAKIT SEKALI
Saya mengalami badan dibelakang ,tulang belakang ku sakit sekali selama 3 hari lantaran tidur di busa.sepertinya ada kesalahan saat posisi tidur.badan tertahan oleh tubuh,tertindih oleh tubuhnya sendiri.tidur dengan posisi miring.maka berhati-hatilah dalam posisi tidurnya.
Jumat, 23 Agustus 2013
Munculnya keinginan ibadah,dari mana?
ibadah akan muncul,ketika hati selalu disiram dengan dzikir yang suara dzikir tersebut menggetarkan hati secara kontiyu dan istiqomah.silahkan dicoba.
Sabtu, 20 Juli 2013
BELAJAR DARI ORANG MUNAFIQ 4
Dari sedikit artikel yang tersedia di laman ini, kami
memperhatikan bahwa CIRI-CIRI ORANG MUNAFIK adalah salahsatu artikel yang
paling banyak dibaca pengunjung. Ini menunjukkan, setidaknya menurut hemat
kami, bahwa sesungguhnya masih banyak di antara kita yang ingin mengetahui
lebih banyak tentang sifat dan perilaku yang sangat tidak disukai Allah ini.
Untuk itu, guna melengkapi pengetahuan kita bersama, berikut adalah kumpulan
kata “Munafik” yang disebutkan sebanyak 55 kali di dalam Al Quran:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ كَفَرُواْ وَقَالُواْ
لإِخْوَانِهِمْ إِذَا ضَرَبُواْ فِي الأَرْضِ أَوْ كَانُواْ غُزًّى لَّوْ كَانُواْ
عِندَنَا مَا مَاتُواْ وَمَا قُتِلُواْ لِيَجْعَلَ اللّهُ ذَلِكَ حَسْرَةً فِي
قُلُوبِهِمْ وَاللّهُ يُحْيِـي وَيُمِيتُ وَاللّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang
munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka
mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: “Kalau mereka tetap
bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh.” Akibat (dari
perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa
penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan.
Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Imran[3]:156)
وَلْيَعْلَمَ
الَّذِينَ نَافَقُواْ وَقِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ قَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ
أَوِ ادْفَعُواْ قَالُواْ لَوْ نَعْلَمُ قِتَالاً لاَّتَّبَعْنَاكُمْ هُمْ
لِلْكُفْرِ يَوْمَئِذٍ أَقْرَبُ مِنْهُمْ لِلإِيمَانِ يَقُولُونَ بِأَفْوَاهِهِم
مَّا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ
“Dan supaya
Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan:
“Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)”. Mereka
berkata: “Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami
mengikuti kamu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada
keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam
hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui
apa yang mereka sembunyikan.” (QS. Al-Imran[3]:167)
مَّا كَانَ
اللّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىَ يَمِيزَ
الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ
وَلَكِنَّ اللّهَ يَجْتَبِي مِن رُّسُلِهِ مَن يَشَاءُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ
وَرُسُلِهِ وَإِن تُؤْمِنُواْ وَتَتَّقُواْ فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Allah
sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu
sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik
(mu’min). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal
yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara
rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan
jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.” (QS.
Al-Imran[3]:179)
وَإِذَا
قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ رَأَيْتَ
الْمُنَافِقِينَ يَصُدُّونَ عَنكَ صُدُوداً
“Apabila
dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah
turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik
menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” (QS.
An-Nisaa[4]:61)
فَكَيْفَ
إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ثُمَّ جَآؤُوكَ
يَحْلِفُونَ بِاللّهِ إِنْ أَرَدْنَا إِلاَّ إِحْسَاناً وَتَوْفِيقاً
“Maka
bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu
musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang
kepadamu sambil bersumpah : “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki
selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna.” (QS. An-Nisaa[4]:62)
أَلَمْ تَرَ
إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّواْ أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ
وَآتُواْ الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ
مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً
وَقَالُواْ رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلا أَخَّرْتَنَا
إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ قُلْ مَتَاعُ الدَّنْيَا قَلِيلٌ وَالآخِرَةُ خَيْرٌ لِّمَنِ
اتَّقَى وَلاَ تُظْلَمُونَ فَتِيلاً
“Tidakkah
kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: “Tahanlah tanganmu
(dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!” Setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan
munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan
lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau
wajibkan berperang kepada kami ? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban
berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi ?” Katakanlah:
“Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk
orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.”
(QS.An-Nisaa [4]:77)
أَيْنَمَا
تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ وَإِن
تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِ اللّهِ وَإِن تُصِبْهُمْ
سَيِّئَةٌ يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِكَ قُلْ كُلًّ مِّنْ عِندِ اللّهِ فَمَا
لِهَـؤُلاء الْقَوْمِ لاَ يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثاً
“Di mana
saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu
bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad).”
Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?” (QS.
An-Nisaa[4]:78)
وَيَقُولُونَ
طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُواْ مِنْ عِندِكَ بَيَّتَ طَآئِفَةٌ مِّنْهُمْ غَيْرَ
الَّذِي تَقُولُ وَاللّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ وَكَفَى بِاللّهِ وَكِيلاً
“Dan mereka
(orang-orang munafik) mengatakan: “(Kewajiban kami hanyalah) ta’at.” Tetapi
apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat
di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi.
Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah kamu
dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung.”
(QS. An-Nisaa[4]:81)
فَمَا لَكُمْ
فِي الْمُنَافِقِينَ فِئَتَيْنِ وَاللّهُ أَرْكَسَهُم بِمَا كَسَبُواْ
أَتُرِيدُونَ أَن تَهْدُواْ مَنْ أَضَلَّ اللّهُ وَمَن يُضْلِلِ اللّهُ فَلَن
تَجِدَ لَهُ سَبِيلاً
“Maka
mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang
munafik, padahal Allah telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan
usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang
yang telah disesatkan Allah? Barangsiapa yang disesatkan Allah, sekali-kali
kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya.” (QS.
An-Nisaa[4]:88)
بَشِّرِ
الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً
“Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,” (QS.
An-Nisaa[4]:138)
وَقَدْ
نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللّهِ يُكَفَرُ
بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلاَ تَقْعُدُواْ مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُواْ فِي
حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذاً مِّثْلُهُمْ إِنَّ اللّهَ جَامِعُ
الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعاً
“Dan sungguh
Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Qur’an bahwa apabila
kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh
orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,
” (QS. An-Nisaa[4]:140)
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى
الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ
إِلاَّ قَلِيلاً
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisaa[4]:142)
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi
mereka.” (QS. An-Nisaa[4]:145)
فَتَرَى
الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن
تُصِيبَنَا دَآئِرَةٌ فَعَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ
عِندِهِ فَيُصْبِحُواْ عَلَى مَا أَسَرُّواْ فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ
“Maka kamu
akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik)
bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut
akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan
(kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu,
mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.”
(QS. Al-Maaidah[5]:52)
وَإِذَا
جَآؤُوكُمْ قَالُوَاْ آمَنَّا وَقَد دَّخَلُواْ بِالْكُفْرِ وَهُمْ قَدْ خَرَجُواْ
بِهِ وَاللّهُ أَعْلَمُ بِمَا كَانُواْ يَكْتُمُونَ
“Dan apabila
orang-orang (Yahudi atau munafik) datang kepadamu, mereka mengatakan: “Kami
telah beriman”, padahal mereka datang kepadamu dengan kekafirannya dan mereka
pergi (daripada kamu) dengan kekafirannya (pula); dan Allah lebih mengetahui
apa yang mereka sembunyikan.” (QS. Al-Maaidah[5]:61)
وَلاَ
تَكُونُواْ كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لاَ يَسْمَعُونَ
“Dan
janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) yang berkata ‘Kami
mendengarkan’, padahal mereka tidak mendengarkan.” (QS. Al-Anfaal[8]:21)
إِذْ يَقُولُ
الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ غَرَّ هَـؤُلاء دِينُهُمْ
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ فَإِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“(Ingatlah),
ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya
berkata: “Mereka itu (orang-orang mu’min) ditipu oleh agamanya”. (Allah
berfirman): “Barang-siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfaal[8]:49)
وَيَحْلِفُونَ
بِاللّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ وَلَـكِنَّهُمْ قَوْمٌ
يَفْرَقُونَ
“Dan mereka
(orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka
termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi
mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu).” (QS. At-Taubah[9]:56)
وَمِنْهُمُ
الَّذِينَ يُؤْذُونَ النَّبِيَّ وَيِقُولُونَ هُوَ أُذُنٌ قُلْ أُذُنُ خَيْرٍ
لَّكُمْ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَيُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِينَ وَرَحْمَةٌ لِّلَّذِينَ
آمَنُواْ مِنكُمْ وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ رَسُولَ اللّهِ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Di antara
mereka (orang-orang munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: “Nabi
mempercayai semua apa yang didengarnya.” Katakanlah: “Ia mempercayai semua yang
baik bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mu’min, dan menjadi
rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu.” Dan orang-orang yang
menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.” (QS. At-Taubah[9]:61)
أَلَمْ
يَعْلَمُواْ أَنَّهُ مَن يُحَادِدِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَأَنَّ لَهُ نَارَ
جَهَنَّمَ خَالِداً فِيهَا ذَلِكَ الْخِزْيُ الْعَظِيمُ
“Tidaklah
mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barangsiapa menentang
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya nerakan jahannamlah baginya, kekal
mereka di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.” (QS. At-Taubah[9]:63)
يَحْذَرُ
الْمُنَافِقُونَ أَن تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي
قُلُوبِهِم قُلِ اسْتَهْزِئُواْ إِنَّ اللّهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُونَ
“Orang-orang
yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan
apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah
ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).” Sesungguhnya Allah akan
menyatakan apa yang kamu takuti itu.” (QS. At-Taubah[9]:64)
الْمُنَافِقُونَ
وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنكَرِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُواْ اللّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Orang-orang
munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah
sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan
mereka menggenggamkan tangannya648. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah
melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang
fasik.” (QS. At-Taubah[9]:67)
وَعَدَ الله
الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ
فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ
“Allah
mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir
dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi
mereka, dan Allah mela’nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.” (QS.
At-Taubah[9]:68)
كَالَّذِينَ
مِن قَبْلِكُمْ كَانُواْ أَشَدَّ مِنكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَالاً
وَأَوْلاَداً فَاسْتَمْتَعُواْ بِخَلاقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُم بِخَلاَقِكُمْ كَمَا
اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ بِخَلاَقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي
خَاضُواْ أُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الُّدنْيَا وَالآخِرَةِ
وَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“(keadaan
kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin) adalah seperti keadaan orang-orang
sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan
anak-anaknya dari kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu
telah meni’mati bagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu meni’mati
bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka
mempercakapkannya. Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di
akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi.” (QS. At-Taubah[9]:69)
يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ
وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai Nabi,
berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah
tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS. At-Taubah[9]:73)
يَحْلِفُونَ
بِاللّهِ مَا قَالُواْ وَلَقَدْ قَالُواْ كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُواْ بَعْدَ
إِسْلاَمِهِمْ وَهَمُّواْ بِمَا لَمْ يَنَالُواْ وَمَا نَقَمُواْ إِلاَّ أَنْ
أَغْنَاهُمُ اللّهُ وَرَسُولُهُ مِن فَضْلِهِ فَإِن يَتُوبُواْ يَكُ خَيْراً
لَّهُمْ وَإِن يَتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللّهُ عَذَاباً أَلِيماً فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ فِي الأَرْضِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ
“Mereka
(orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak
mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan
perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa
yang mereka tidak dapat mencapainya650, dan mereka tidak mencela (Allah dan
Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya
kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka,
dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang
pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung
dan tidak (pula) penolong di muka bumi.” (QS. At-Taubah[9]:74)
فَأَعْقَبَهُمْ
نِفَاقاً فِي قُلُوبِهِمْ إِلَى يَوْمِ يَلْقَوْنَهُ بِمَا أَخْلَفُواْ اللّهَ مَا
وَعَدُوهُ وَبِمَا كَانُواْ يَكْذِبُونَ
“Maka Allah
menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui
Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka
ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta.” (QS.
At-Taubah[9]:77)
الَّذِينَ
يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ
لاَ يَجِدُونَ إِلاَّ جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللّهُ مِنْهُمْ
وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“(Orang-orang
munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi
sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk
disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu
menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka
azab yang pedih.” (QS. At-Taubah[9]:79)
وَإِذَا
أُنزِلَتْ سُورَةٌ أَنْ آمِنُواْ بِاللّهِ وَجَاهِدُواْ مَعَ رَسُولِهِ
اسْتَأْذَنَكَ أُوْلُواْ الطَّوْلِ مِنْهُمْ وَقَالُواْ ذَرْنَا نَكُن مَّعَ
الْقَاعِدِينَ
“Dan apabila
diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu):
“Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya”, niscaya
orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak
berjihad) dan mereka berkata: “Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang
duduk.” (QS.At-Taubah[9]:86)
يَعْتَذِرُونَ
إِلَيْكُمْ إِذَا رَجَعْتُمْ إِلَيْهِمْ قُل لاَّ تَعْتَذِرُواْ لَن نُّؤْمِنَ
لَكُمْ قَدْ نَبَّأَنَا اللّهُ مِنْ أَخْبَارِكُمْ وَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ
وَرَسُولُهُ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
“Mereka
(orang-orang munafik) mengemukakan ‘uzurnya kepadamu, apabila kamu telah
kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: “Janganlah kamu
mengemukakan ‘uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya
Allah telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah
serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada
Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah[9]:94)
الأَعْرَابُ
أَشَدُّ كُفْراً وَنِفَاقاً وَأَجْدَرُ أَلاَّ يَعْلَمُواْ حُدُودَ مَا أَنزَلَ
اللّهُ عَلَى رَسُولِهِ وَاللّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Orang-orang
Arab Badwi itu, lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya, dan lebih wajar
tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya. Dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah[9]:97)
وَمِمَّنْ
حَوْلَكُم مِّنَ الأَعْرَابِ مُنَافِقُونَ وَمِنْ أَهْلِ الْمَدِينَةِ مَرَدُواْ
عَلَى النِّفَاقِ لاَ تَعْلَمُهُمْ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ سَنُعَذِّبُهُم
مَّرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ
“Di antara
orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan
(juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya.
Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui
mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan
kepada azab yang besar.” (QS. At-Taubah[9]:101)
وَالَّذِينَ
اتَّخَذُواْ مَسْجِداً ضِرَاراً وَكُفْراً وَتَفْرِيقاً بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ
وَإِرْصَاداً لِّمَنْ حَارَبَ اللّهَ وَرَسُولَهُ مِن قَبْلُ وَلَيَحْلِفَنَّ إِنْ
أَرَدْنَا إِلاَّ الْحُسْنَى وَاللّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
“Dan (di
antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu’min), untuk kekafiran dan untuk
memecah belah antara orang-orang mu’min serta menunggu kedatangan orang-orang
yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu660. Mereka Sesungguhnya
bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi
bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).” (QS.
At-Taubah[9]:107)
وَإِذَا مَا
أُنزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُم مَّن يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَـذِهِ إِيمَاناً
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُواْ فَزَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
“Dan apabila
diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang
berkata: “Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya)
surat ini?” Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya,
dan mereka merasa gembira.” (QS. At-Taubah[9]:124)
أَوَلاَ
يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَّرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ
لاَ يَتُوبُونَ وَلاَ هُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Dan
tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali
atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula)
mengambil pelajaran?” (QS. At-Taubah[9]:126)
أَلا
إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُواْ مِنْهُ أَلا حِينَ يَسْتَغْشُونَ
ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ
الصُّدُورِ
“Ingatlah,
sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan
diri daripadanya (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya
dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka
lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Hud[11]:5)
وَلَيَعْلَمَنَّ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ
“Dan
sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.” (QS. Al-Ankabut[29]:11)
يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ عَلِيماً حَكِيماً
“Hai Nabi,
bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang
kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana,” (QS. Al-Ahzab[33]:1)
وَإِذْ
يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا
اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُوراً
“Dan
(ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam
hatinya berkata: “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan
tipu daya.” (QS. Al-Ahzab[33]:12)
قُلْ مَن ذَا
الَّذِي يَعْصِمُكُم مِّنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءاً أَوْ أَرَادَ
بِكُمْ رَحْمَةً وَلَا يَجِدُونَ لَهُم مِّن دُونِ اللَّهِ وَلِيّاً وَلَا
نَصِيراً
“Katakanlah:
“Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki
bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” Dan orang-orang munafik
itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.” (QS.
Al-Ahzab[33]:17)
لِيَجْزِيَ
اللَّهُ الصَّادِقِينَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ إِن شَاء أَوْ
يَتُوبَ عَلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُوراً رَّحِيماً
“Supaya
Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya,
dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima taubat mereka.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Ahzab[33]:24)
وَلَا تُطِعِ
الْكَافِرِينَ وَالْمُنَافِقِينَ وَدَعْ أَذَاهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ
وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلاً
“Dan
janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu,
janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. Dan
cukuplah Allah sebagai Pelindung.” (QS. Al-Ahzab[33]:48)
لَئِن لَّمْ
يَنتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي
الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لَا يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلَّا
قَلِيلاً
“Sesungguhnya
jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang-orang yang berpenyakit dalam
hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari
menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian
mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang
sebentar,” (QS. Al-Ahzab[33]:60)
لِيُعَذِّبَ
اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ
وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُوراً رَّحِيماً
“Sehingga
Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang
musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat
orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab[33]:73)
ذَلِكَ
بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَا نَزَّلَ اللَّهُ سَنُطِيعُكُمْ فِي
بَعْضِ الْأَمْرِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِسْرَارَهُمْ
“Yang
demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata
kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang
Yahudi): “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah
mengetahui rahasia mereka.” (QS. Muhammad[47]:26)
وَيُعَذِّبَ
الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ
الظَّانِّينَ بِاللَّهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءتْ مَصِيراً
“Dan supaya
Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang
musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap
Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah
memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan
(neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.” (QS. Al-Fath[48]:6)
يَوْمَ
يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انظُرُونَا
نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءكُمْ فَالْتَمِسُوا نُوراً
فَضُرِبَ بَيْنَهُم بِسُورٍ لَّهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ
مِن قِبَلِهِ الْعَذَابُ
“Pada hari
ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang
yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari
cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah
sendiri cahaya (untukmu)”. Lalu diadakan di antara mereka dinding yang
mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari
situ ada siksa.” (QS. Al-Hadid[57]:13)
يُنَادُونَهُمْ
أَلَمْ نَكُن مَّعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنتُمْ أَنفُسَكُمْ
وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاء أَمْرُ
اللَّهِ وَغَرَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Orang-orang
munafik itu memanggil mereka (orang-orang mu’min) seraya berkata: “Bukankah
kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu
mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu
serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan
kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (QS.
Al-Hadid[57]:14)
أَلَمْ تَر
إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ
أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ
فِيكُمْ أَحَداً أَبَداً وَإِن قُوتِلْتُمْ لَنَنصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ
إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
“Apakah kamu
tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara
mereka yang kafir di antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya
kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada
siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan
membantu kamu.” Dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar
pendusta.” (QS. Al-Hasyr[59]:11)
لَئِنْ
أُخْرِجُوا لَا يَخْرُجُونَ مَعَهُمْ وَلَئِن قُوتِلُوا لَا يَنصُرُونَهُمْ وَلَئِن
نَّصَرُوهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنصَرُونَ
“Sesungguhnya
jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka,
dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya;
sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke
belakang; kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan.” (QS.
Al-Hasyr[59]:12)
كَمَثَلِ
الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي
بَرِيءٌ مِّنكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ
“(Bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata
kepada manusia: “Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia
berkata: “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku
takut kepada Allah, Rabb semesta Alam.” (QS. Al-Hasyr[59]:16)
إِذَا جَاءكَ
الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ
إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ
“Apabila
orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. Dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa
sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (QS.
Al-Munafiqun[63]:1)
هُمُ
الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنفِقُوا عَلَى مَنْ عِندَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى
يَنفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ
الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ
“Mereka
orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): “Janganlah kamu
memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi
Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah).” Padahal kepunyaan
Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak
memahami.” (QS. Al-Munafiqun[63]:7)
يَقُولُونَ
لَئِن رَّجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ
لَا يَعْلَمُونَ
“Mereka
berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang
yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal kekuatan
itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu’min, tetapi
orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS. Al-Munafiqun[63]:8)
يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ
وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. At-Tahrim[66]:9
BELAJAR DARI ORANG MUNAFIQ 3
Allah SWT mengeksplorasi di dalam Alquran akan bahaya sifat kemunafikan dan beban psikologisnya yang negatif. Melalui sebelas ayat yang sebelas ayat yang beruntun (QS. Al-Baqarah 8-20), Allah SWT menjelaskan kondisi psikologis orang-orang munafik tersebut, di antaranya:
Pertama, mereka adalah pribadi yang sifat kepribadian internalnya bertentangan sebab apa yang mereka ungkapkan berbeda dengan apa yang mereka yakini, oleh sebab adanya kepentingan pribadi dan duniawi yang ingin mereka capai. Allah SWT berfirman: “Dan di antara manusia ada yang berkata: “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.” (QS. Al-Baqarah: 8).
Kedua, mereka adalah pribadi yang cara berpikirnya kacau dengan orientasi senantiasa berupaya menipu orang lain, termasuk Tuhan serta tidak sadar pada hakekatnya mereka menipu diri sendiri. Mengelabuhi pihak lain mungkin dapat berhasil, namun cara mereka mengelabuhi Tuhan hanya menjadi tertawaan logika, sebab semua bentuk pengelabuhan tersebut akan terungkap nyata di hari pembalasan. Allah SWT berfirman: “Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari.” (QS. Al-Baqarah: 9).
Ketiga, mereka adalah pemilik hati yang sakit karena senantiasa menutupi “kebenaran kata hatinya” yang seharusnya menjadi petunjuk kebenaran bagi dirinya sendiri. Lebih dari itu, sebenarnya hati mereka sakit karena lelah menanggung kemunafikan yang harus diperankannya terus menerus. Allah SWT menegaskan: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu.” (QS. Al- Baqarah: 10).
Keempat, mereka adalah orang-orang yang lihai dalam mengopinikan publik akan kemaslahatan di bumi, padahal semuanya hanyalah tameng-tameng yang menutupi kerakusan dan kerusakan yang mereka lakukan. Allah SWT berfirman: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” (QS. Al-Baqarah: 11).
Kelima, mereka menganggap remeh orang-orang yang berada di luar mereka dan menjulukinya sebagai orang-orang bodoh, padahal hakekat yang sebenarnya justru sebaliknya. (QS. Al-Baqarah: 13).
Keenam, mereka adalah orang-orang yang buta “mata dan hatinya”, tuli “pendengarannya” dan bisu “mulutnya” sebab panca inderanya hanya mampu melihat segala sesuatu dengan pandangan yang serba material, hedonis dan kepentingan duniawi semata.
Mereka bagaikan orang berjalan di kegelapan dengan suasana hujan lebat disertai gemuruh petir dan kilat yang menyambar-nyambar. Mereka berhati-hati dalam menjalankan aksi kemunafikannya dan rapuh psikologisnya, serta menunggu kelengahan pihak lain sehingga mereka adalah pribadi yang inkonsisten dalam ucapan, sikap dan perbuatan.
Dikutip dari tulisan Dr Muhammad Hariyadi MA*
Langganan:
Postingan (Atom)