Rabu, 23 Juli 2025

IRINGI DOSA DENGAN AMAL SHALEH*

 *

Bersegera Menghapus Catatan Dosa dengan Amal Kebaikan


Bismillah…

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن


“Bertakwalah kepada Allah di manapun anda berada. Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih).


Pelajaran dari hadis ini, bahwa seorang hamba apabila terjatuh dalam dosa, hendaklah bersegera menghapusnya dari catatan amal, supaya ia terhindarkan dari segala dampak buruk yang akan timbul dari dosa yang ia lakukan. Oleh karenanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,


وأتبع السيئة الحسنة تمحها…


“iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena dapat menghapusnya…”


Kalimat yang menunjukkan kesegeraan, artinya segera tutupi dosa-dosa dengan taubat dan amal shaleh. Jangan menunda-menunda. Karena dosa yang mengendap lama dalam diri, akan sangat berbahaya. Dosa yang tidak segera ditaubati dikhawatirkan akan melahirkan dosa lain. Semakin banyak dosa, hati akan semakin gelap, tertutup noda-noda dosa.


Allah berfirman,


إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ * كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


“Wahai Muhammad, ingatlah ketika Al Quran dibacakan kepada orang kafir. Orang kafir itu berkata, “Al Quran hanyalah dongeng orang-orang dahulu.” Sekali-kali tidak! Bahkan hati orang-orang kafir itu telah tertutup oleh dosa yang mereka kerjakan (rôn)” (QS. Al Muthoffifin: 14).


Hasan Al Bashri menerangkan makna “rôn” pada ayat di atas,


هو الذنب على الذنب حتى يموت القلب


“Itu adalah dosa yang ditumpuk dosa sehingga mematikan hati” (Lihat: Tafsir al Baghowi untuk tafsir ayat ini).


Bahaya Menumpuk Dosa Tanpa Bersegera Beramal Baik


Bila dosa terus diulang, ditambah dosa-dosa lain, tanpa ada upaya bertaubat dan mengimbanginya dengan amal shaleh, maka noda-noda hitam yang mempergelap hatinya akan semakin banyak. Bahkan hati dapat tertutup dari cahaya Allah. Hatinya menjadi gelap dan hitam. Ia menjadi tak peduli dengan kualitas iman dan kesehatan hatinya. Nasihat-nasihat akan sulit masuk ke relung hati. Sampai akhirnya meninggal dengan membawa dosa yang belum ia taubati. Tentu ini akan membawa petaka di akhirat nanti.


Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan.


إن العبد إذا أخطأ خطيئة نكتت في قلبه نكتة سوداء فإذا هو نزع واستغفر وتاب سقل قلبه وإن عاد زيد فيها حتى تعلو قلبه وهو الران الذي ذكر الله { كلا بل ران على قلوبهم ما كانوا يكسبون }


“Sesungguhnya seorang hamba apabila ia berbuat satu dosa, maka dititikkan dalam hatinya satu titik hitam. Apabila dia berusaha menghilangkannya dan beristighfar serta bertaubat maka terhapuslah titik tersebut. Jika kembali berbuat dosa maka akan bertambah sehingga memenuhi ruang hati. Itulah yang disebut dengan ”rôn”(penutup hati) yang disebutkan Alloh… sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya dosa yang selalu mereka perbuat itu menutupi hati mereka” (HR. at Tirmidzi).


Ada sedikit saja noda yang menempel di pakaian, kita merasa risih. Akankah kita tidak risih dengan dosa yang menodai hati? Orang yang bijak merasa khawatir dan segera membuang jauh-jauh noda-noda hati itu.


Tiga Hal yang Dapat Menghapus Dosa


1. Bertaubat

2. Beristighfar tanpa taubat

3. Amal shaleh


(Lihat: Al Wasiyyah As Sughro, hal 31-32, tahqiq : Sobri bin Salamah Syāhin).


Amal Shaleh yang Dapat Menghapus Dosa


Penjelasan terkait penghapus dosa pertama dan kedua, yakni taubat dan istighfar tanpa taubat, . Adapun amal shaleh, syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menerangkan bahwa amalan shaleh yang dapat menghapus dosa ada dua jenis:


Pertama, amal-amal shaleh yang dapat menghapus dosa-dosa tertentu saja.


Contohnya seperti kafarat untuk orang yang melakukan hubungan badan di siang hari ramadhan (membebaskan budak atau puasa dua bulan berturut-turut atau memberi makan enam puluh kaum miskin). Seperti juga pembayaran diyat untuk jama’ah haji yang melanggar larangan larangan ihram).


Kedua, amal-amal shaleh yang dapat menghapus dosa secara umum, tidak hanya dosa tertentu saja. Amal shaleh jenis ini ada dua macam:


Jenis Pertama, amal shaleh yang dijelaskan secara jelas (nash) oleh dalil bahwa ia dapat menghapus dosa. Bisa berbentuk perbuatan atau ucapan.


Contohnya yang dijelaskan pada hadis-hadis berikut:


* من صام رمضان إيماناً واحتساباً غُفر له ما تقدم من ذنبه


“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu“ (HR. Bukhari dan Muslim).


* من قام رمضان إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه


“Barangsiapa yang berdiri shalat pada bulan Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosa – dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).


* من أكل طعاما فقال الحمد لله الذي أطعمني هذا ورزقنيه من غير حول مني ولا قوة غفر له ما تقدم من ذنبه


“Barang siapa yang setelah makan membaca “Alhamdulillahil ladzi ad’amani hadza wa razaqanihi min ghairi haulin minni wala quwwah” maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Tirmidzi. Al-Albani berkata: hadist hasan).


* إذا أمن الإمام فأمنوا فإنه من وافق تأمينه تأمين الملائكة غفر له ما تقدم من ذنبه


“Jika seorang imam mengucapkan ‘amin’ maka ucapkanlah pula ‘amin’ karena siapa yang uacapan aminnya bersesuaian dengan ucapan amin para malaikat akan terampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).


* مَنْ تَوَضَّأَ هَكَذَا ، ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ ، لَا يَنْهَزُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ ، غُفِرَ لَهُ مَا خَلَا مِنْ ذَنْبِهِ


“Barangsiapa yang berwudhu seperti ini (sprti wudhu yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, pent), kemudian ia keluar menuju masjid dan tidak ada yang ia menjadikan ia keluar kecuali untuk sholat, niscaya Allah ampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Muslim).


Hadis ini sebenarnya sudah sangat cukup sebagai motivasi kita untuk sholat berjamaah di masjid. Terlepas dari perselisihan para ulama terkait hukum sholat berjamaah. Karena sebagian saudara kita berleha-leha dalam hal sholat berjamaah, karena berpandangan tidak wajib. Namun bila melihat keutamaan yang dijelaskan pada sabda Rasulullah di atas, sudah sangat cukup sebagai alasan untuk tidak menyiakan sholat berjamaah.


Jenis Kedua, amal shaleh yang tidak dijelaskan secara jelas (nash) oleh dalil, bahwa ia penghapus dosa.


Ini mencakup seluruh amal kebajikan yang tidak diterangkan secara khusus bahwa ia dapat menghapus dosa. Namun sejatinya seluruh amal shaleh, meskipun tidak dijelaskan secara khusus, ia dapat menjadi penghapus dosa. Dalilnya adalah keumuman firman Allah ‘azza wa jalla,


إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ


“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)” (QS. Hud: 114).


Dan juga hadis,


وأتبع السيئة الحسنة تمحها…


“Iringilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, karena dapat menghapusnya…”


Bila ada yang bertanya, “lalu apa manfaatnya penjelasan secara khusus terkait amalan-amalan ini dapat menghapus dosa, bila memang seluruh amal shaleh dapat menghapus dosa?”


Jawabannya : Pertama untuk mengingatkan bahwa kedudukan amal-amal tersebut sangat mulia. Kemudian untuk menjelaskan bahwa amal-amal shaleh tersebut dampaknya dalam menghapus dosa lebih kuat daripada amalan shaleh lainnya.


Wallahua’lam bis shawab.


____


(Tulisan ini adalah rangkuman faidah kajian Syaikh Sulaiman Ar Ruhaili –hafizhahullah– di Masjid Nabawi, saat mengkaji buku Al-Wasiyyah As-Sughra, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah-rahimahullah-).


Ditulis di Jogja (PP Hamalatulqur’an), 19 Sya’ban 1438 H / 16 Mei 2017


Penulis: Ahmad Anshori


© 2022 muslim.or.id

Sumber: https://muslim.or.id/29981-iringi-dosa-dengan-amal-saleh.html


____________________

Jumat, 18 Juli 2025

6 Perusak hati

 PENYEBAB RUSAKNYA HATI



                       BBG AL ILMU



Imam al-Hasan al-Bashri rohimahullahu ta'ala berkata,


فساد القلوب متولد من ستة أشياء، أولها:

يذنبون برجاء التوبة، ويتعلمون العلم ولا يعملون به، وإذا عملوا لا يخلصون، ويأكلون رزق الله ولا يشكرون، ولا يرضون بقسمة الله، ويدفنون موتاهم ولا يعتبرون.


Rusaknya hati lahir dari enam perkara : 


1. Melakukan dosa dengan harapan ada kesempatan taubat untuknya,


2. Mempelajari ilmu agama, tetapi tidak diamalkan


3. Dan kalaupun mereka mengamalkannya (ilmu agama tsb), tidak didasari dengan keikhlasan,


4. Mereka menikmati rezeki dari Allah, tetapi tidak bersyukur dengannya,


5. Mereka tidak ridho dengan pembagian rezeki yang Allah berikan,


6. Mereka menguburkan orang yang telah wafat, tetapi mereka tidak mengambil pelajaran darinya.


(Iqozhu Ulil Himam - 1/96)


ref : https://bbg-alilmu.com/archives/70114

10 akibat jauh dari Allah SWT

 ◾️ JIKA ALLAH TELAH BERPALING ◾️


Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

"Wahai orang2 yg beriman, taatlah kpda Allah dan Rasul-Nya &, 'janganlah' kalian "berpaling" dari pada-Nya, sedang kalian mendengar (perintah2-Nya)" (QS. 8 : 20)


Jika ALLAH berpaling, maka hamba itu :


(01). Tidak Terjaga Dari Kesesatan


"Dan Barangsiapa "Menentang" Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, & mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, maka Kami biarkan ia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu.." (QS.An-Nisaa' : 115)


(02). Tidak Terjaga Dari Fitnah Dunia


"Maka tatkala mereka telah "melupakan peringatan" yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua "pintu-pintu Kesenangan" untuk mereka. Hingga apabila mereka itu "Bergembira" dengan apa yg diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan se-konyong2, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa" (QS. Al-An’aam [6]: 44)


نُمَتِّعُهُمۡ قَلِيلٗا ثُمَّ نَضۡطَرُّهُمۡ إِلَىٰ عَذَابٍ غَلِيظٍ


"Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam adzab yg keras" (QS. Luqman [31]: 24)


(03). Banyak Waktunya Habis Sia-Sia


Al-Hasan al-Basri رحمه الله berkata :

"Termasuk tanda berpalingnya Allah dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya dalam perkara yang TIDAK bermanfaat baginya" (Jaami’ul Uluum wa al-Hikam hal 139)


(04). Semakin Dipalingkan Hatinya


"Maka tatkala mereka berpaling, maka Allah pun memalingkan hati mereka, & Allah tdk memberikan hidayah kepada kaum yang fasik" (QS.Ash-Shaf [61]: 5)


Allah Ta'ala akan menyibukkannya dgn urusan dunia, anak-anak, & perniagaan, harta, mengejar karir, pangkat, jabatan, popularitas dll, hingga dia lupa kepada kehidupan akhirat yang kekal & abadi..


(05).  Semakin Tdk Memahami Agama


Imam Ibnul Jauzi رحمه الله berkata :

"Barangsiapa ingin 'mengetahui' sebesar apakah perhatian Allah utk dirinya, maka lihatlah "sebesar" apakah ilmu agama yg telah dia dapatkan" (At-Tadzkirah hal 55)


Imam Bin Baaz رحمه الله berkata :

"Barangsiapa yang telah "berpaling" dari menuntut "ilmu agama", maka itu tanda bahwasanya Allah tdk menginginkannya kebaikan" (http://www.binbaz.org.sa/article/197)


(06). Tidak Terlihat Adanya Keshalihan Dan Banyaknya Ibadah Yang Dilakukan


Ketika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan memberikan kekuatan kepadanya untuk BISA menjadi hamba yang shalih, & Allah akan mudahkan dia untuk melakukan kebaikan & ketaatan.


(07). Dijadikan Senang Kepada Dosa


"Tidakkah engkau lihat, sesungguhnya Kami telah "mengutus" setan-setan itu kepada orang2 kafir untuk mendorong mereka (melakukan "maksiat") dengan sungguh-sungguh?" (QS. Maryam : 83)


Tetapi jika Allah "tidak berpaling", maka Allah akan menjadikan hamba itu benci kepada dosa dan kemaksiatan.


"Tetapi Allah menjadikan kamu CINTA kepada keimanan, dan Dia menjadikan (iman) itu "indah" di dalam hatimu, dan Dia menjadikan kamu itu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang2 yang "mengikuti" jalan yang lurus" (QS.Al-Hujurat [49]: 7)


(08). Syaitan Mudah Menggodanya


"Dan barangsiapa yang "berpaling" dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur'an), maka Kami biarkan syaitan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya" (QS. Az-Zukhruf [43]: 36)


(09). Dijadikan Musibah, Dan Kehidupan Pun Terasa Berat Dan Sempit Baginya


"Jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berkehendak untuk menimpakan musibah kpd mereka yg disebabkan oleh sebagian dosa-dosa mereka..." (QS. Al-Maa-idah [5]: 49)


"Dan barangsiapa yang "berpaling" dari peringatan-Ku, maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang "SEMPIT".... (QS. Tha-Ha [20]: 124)


(10). Matinya Suu-ul Khaatimah


Karena rusaknya aqidah dan ibadah, & banyaknya dosa yang dilakukan tanpa bertaubat kepada Allah, maka bisa jadi Allah pun "tdk memberikan" kepadanya taufik utk bisa beramal shalih "sebelum mati", sehingga ia mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Allah.


✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar

https://telegram.me/najmiumar

Instagram : @najmiumar_official

Youtube : najmi umar official

Senin, 14 Juli 2025

Karakter kafir sejati

 Karakter kafir sejati#penjelasan komplit#

Istilah "kafir sejati" sering digunakan dalam wacana keagamaan, terutama dalam Islam, untuk menggambarkan orang yang secara sengaja dan terus-menerus menolak kebenaran agama (Islam) meskipun telah memahami dengan jelas. Namun, penting untuk memahami konsep ini secara komprehensif agar tidak disalahartikan atau digunakan untuk stigmatisasi.

1. Definisi "Kafir" dalam Islam

  • Secara bahasa: Kata "kafir" (كفر) berasal dari bahasa Arab yang berarti "menutupi" atau "mengingkari".

  • Secara istilah syar'i: Kafir merujuk pada orang yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik karena tidak mengetahui (jahil), ragu-ragu, atau menolak dengan kesombongan.

2. Karakter "Kafir Sejati" Menurut Islam

Orang yang disebut "kafir sejati" (bukan sekadar non-Muslim biasa) memiliki ciri-ciri khusus, antara lain:

a. Menolak Kebenaran dengan Kesadaran Penuh

  • Mereka telah memahami ajaran Islam dengan jelas, tetapi tetap menolaknya karena kesombongan atau kepentingan duniawi.

  • Contoh: Fir'aun yang tahu kebenaran Musa tetapi tetap ingkar (QS. Yunus: 75-78).

b. Memusuhi Islam dan Umat Muslim

  • Mereka aktif menyerang, menghina, atau merusak agama Islam.

  • Contoh: Abu Jahal dan Abu Lahab yang terus menyakiti Nabi Muhammad ﷺ meski tahu kebenaran.

c. Mengolok-olok Agama dan Ayat-Ayat Allah

  • Allah berfirman:
    "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (orang kafir), niscaya mereka akan menjawab: 'Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman." (QS. At-Taubah: 65-66)

d. Tidak Mau Mendengar atau Menerima Nasihat

  • Mereka menutup hati dari hidayah meski bukti kebenaran telah jelas.

  • Contoh: Kaum Nabi Nuh yang terus mendustakan meski telah diperingatkan (QS. Nuh: 5-7).

e. Mengaku Beriman tetapi Menolak Hukum Allah

  • Allah berfirman:
    "Dan barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir." (QS. Al-Maidah: 44)
    (Ini berlaku bagi yang menolak syariat dengan kesombongan, bukan karena ketidaktahuan.)

3. Perbedaan Antara Kafir Sejati dan Non-Muslim Biasa

  • Non-Muslim biasa (seperti banyak Nasrani, Yahudi, atau atheis) mungkin belum mendapat penjelasan Islam yang benar atau belum tersentuh hidayah. Mereka bukan termasuk "kafir sejati" selama tidak memusuhi.

  • Kafir sejati adalah mereka yang sadar kebenaran tetapi tetap memerangi Islam dengan sengaja.

4. Sikap Muslim Terhadap Kafir Sejati

  • Tidak memaksakan agama, karena hidayah di tangan Allah (QS. Al-Baqarah: 256).

  • Berlaku adil dalam interaksi sosial (QS. Al-Mumtahanah: 8).

  • Tidak mencintai atau loyal secara agama kepada mereka yang memerangi Islam (QS. Al-Mujadilah: 22).

  • Tetap berdakwah dengan bijak, karena bisa saja mereka suatu saat mendapat hidayah.

5. Catatan Penting

  • Istilah "kafir" dalam Islam bukan untuk penghinaan, tetapi klasifikasi teologis.

  • Tidak semua non-Muslim adalah "kafir sejati", banyak yang belum tahu kebenaran atau belum tersentuh dakwah.

  • Hindari generalisasi, karena banyak non-Muslim yang baik secara akhlak meski belum beriman.

Kesimpulan

"Kafir sejati" adalah mereka yang dengan kesombongan dan kesadaran penuh menolak kebenaran Islam, memusuhi, dan mengolok-olok agama Allah. Namun, sebagai Muslim, kita tetap harus berdakwah dengan bijak dan tidak gegabah dalam menilai orang lain. Wallahu a'lam.

Senin, 21 April 2025

5 golongan dikhawatirkan mengalami su'ul khotimah

 Berikut ini adalah lima golongan yang dikhawatirkan mengalami su’ul khatimah (akhir kehidupan yang buruk), disertai dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang relevan secara detail:


1. Orang yang Berbuat Syirik

Penjelasan:

Syirik adalah dosa paling besar, yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu selain-Nya. Jika seseorang mati dalam keadaan syirik, maka dosanya tidak akan diampuni.

Dalil:

QS. An-Nisa: 48

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar."

Hadis:

HR. Bukhari dan Muslim

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka."


2. Orang yang Munafik

Penjelasan:

Munafik adalah orang yang secara lahir mengaku beriman, tetapi hatinya ingkar. Golongan ini mendapat azab yang paling berat di akhirat.

Dalil:

QS. An-Nisa: 145

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka."

Hadis:

HR. Muslim

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari, dan apabila dipercaya dia berkhianat."


3. Orang yang Suka Maksiat dan Tidak Mau Bertaubat

Penjelasan:

Orang yang terus-menerus dalam kemaksiatan tanpa taubat, sangat dikhawatirkan meninggal dalam keadaan buruk.

Dalil:

QS. Al-Jatsiyah: 23

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya...?"

Hadis:

HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Seseorang akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan ketika ia meninggal dunia."


4. Orang yang Meremehkan Shalat

Penjelasan:

Shalat adalah tiang agama. Orang yang meninggalkan atau meremehkannya bisa celaka di dunia dan akhirat.

Dalil:

QS. Maryam: 59

"Maka datanglah setelah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan."

Hadis:

HR. Thabrani

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah kafir."


5. Orang yang Berbuat Zalim dan Suka Menyakiti Sesama

Penjelasan:

Kezaliman kepada sesama manusia sulit diampuni kecuali dengan permintaan maaf dan pengembalian hak.

Dalil:

QS. Al-Furqan: 23

"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan."

Hadis:

HR. Bukhari

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?" Mereka menjawab, "Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan harta." Rasulullah bersabda, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat dengan membawa shalat, puasa, dan zakat, namun ia datang juga dengan membawa dosa karena mencaci maki orang, menuduh orang lain, memakan harta orang, menumpahkan darah orang, dan memukul orang. Maka diberikanlah kepada orang-orang itu kebaikan-kebaikannya hingga habis, lalu diambil dari dosa-dosa mereka dan ditimpakan kepadanya, lalu ia dilemparkan ke dalam neraka."

Senin, 17 Maret 2025

10 Dosa dari Hati dalam Islam

 10 Dosa dari Hati dalam Islam

Hati adalah pusat dari iman, tetapi juga bisa menjadi sumber dosa jika tidak dijaga. Berikut adalah 10 dosa yang berasal dari hati:

1. Riyaa’ (Pamer dalam Ibadah)

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya, 'Apa itu syirik kecil, ya Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Riyaa’ (pamer).'" (HR. Ahmad, no. 23630)

Contoh: Shalat atau bersedekah agar dipuji orang lain, bukan karena Allah.


2. Hasad (Dengki dan Iri Hati)

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Hati-hatilah kalian dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar." (HR. Abu Dawud, no. 4903)

Contoh: Tidak suka melihat orang lain sukses dan berharap nikmatnya hilang.


3. Takabbur (Sombong dan Merasa Lebih Baik dari Orang Lain)

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar biji sawi." (HR. Muslim, no. 91)

Contoh: Meremehkan orang lain karena merasa lebih kaya, lebih pintar, atau lebih taat beragama.


4. Ujub (Bangga Diri Berlebihan)

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Jika kalian tidak berdosa, aku khawatir kalian akan terjerumus ke dalam sesuatu yang lebih buruk, yaitu ujub." (HR. Al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman, no. 6897)

Contoh: Menganggap diri sendiri paling baik dalam ibadah dan meremehkan orang lain.


5. Su’uzhan (Berprasangka Buruk Tanpa Bukti)

Allah berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa..." (QS. Al-Hujurat: 12)

Contoh: Mencurigai seseorang tanpa alasan yang jelas.


6. Dendam (Tidak Mau Memaafkan)

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Tidak halal bagi seorang Muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari..." (HR. Bukhari, no. 6076)

Contoh: Menyimpan kebencian terhadap orang lain dan tidak mau memaafkan.


7. Riya’ dalam Kebaikan (Suka Dipuji)

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Barang siapa melakukan suatu amal karena ingin dipuji dan diperlihatkan, maka Allah akan menampakkan niatnya di hari kiamat." (HR. Bukhari, no. 6499)

Contoh: Beramal atau berbuat baik agar dianggap dermawan atau saleh.


8. Tamak dan Rakus terhadap Dunia

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Seandainya anak Adam memiliki dua lembah emas, ia pasti ingin memiliki yang ketiga..." (HR. Bukhari, no. 6439)

Contoh: Tidak pernah merasa cukup dengan rezeki yang diberikan Allah dan selalu menginginkan lebih tanpa bersyukur.


9. Malas Beribadah dan Berat Melakukan Kebaikan

Allah berfirman tentang orang munafik:

"Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas..." (QS. An-Nisa’: 142)

Contoh: Merasa berat untuk shalat, membaca Al-Qur’an, atau melakukan amal kebaikan.


10. Cinta Dunia Berlebihan hingga Melupakan Akhirat

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Akan datang suatu zaman di mana umatku mencintai lima hal dan melupakan lima hal: mereka mencintai dunia dan melupakan akhirat..." (HR. Al-Hakim, Al-Mustadrak, no. 7917)

Contoh: Terlalu sibuk mengejar harta, jabatan, dan popularitas hingga melupakan ibadah.


Kesimpulan

Hati adalah sumber utama dari kebaikan dan keburukan. Jika hati bersih, maka seluruh perbuatan akan baik. Sebaliknya, jika hati kotor, maka dosa akan mudah dilakukan. Oleh karena itu, penting untuk selalu membersihkan hati dengan dzikir, istighfar, dan memperbaiki niat dalam setiap amal.


10 Dosa dari Pendengaran dalam Islam

 10 Dosa dari Pendengaran dalam Islam

Pendengaran adalah nikmat besar dari Allah, tetapi bisa menjadi sumber dosa jika tidak dijaga. Berikut adalah 10 dosa yang berkaitan dengan pendengaran:

1. Mendengarkan Gibah (Gosip/Menggunjing)

Allah berfirman:

"Dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain..." (QS. Al-Hujurat: 12)

Contoh: Mendengar orang lain membicarakan keburukan seseorang tanpa alasan yang dibenarkan.


2. Mendengarkan Namimah (Adu Domba)

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR. Muslim, no. 105)

Contoh: Mendengar orang menyebarkan fitnah atau provokasi lalu mempercayainya tanpa tabayyun.


3. Mendengarkan Kebohongan dan Berita Hoaks

Allah berfirman:

"Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui..." (QS. Al-Isra’: 36)

Contoh: Menyebarkan informasi tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu.


4. Mendengar Musik atau Nyanyian yang Menyesatkan

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra (bagi laki-laki), khamr, dan alat musik." (HR. Bukhari, no. 5590)

Contoh: Mendengar lagu dengan lirik yang mengandung maksiat, kebencian, atau menyesatkan.


5. Mendengarkan Perkataan yang Menghina Agama

Allah berfirman:

"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olok ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka..." (QS. Al-An’am: 68)

Contoh: Mendengar dan menikmati candaan atau ejekan terhadap Islam.


6. Mendengar Perdebatan yang Tidak Bermanfaat

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Aku menjamin rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar." (HR. Abu Dawud, no. 4800)

Contoh: Mendengar debat yang hanya memancing emosi dan tidak membawa manfaat.


7. Mendengarkan Kesaksian Palsu

Rasulullah ﷺ bersabda:

"Maukah kalian aku beritahu dosa yang paling besar?" Para sahabat menjawab, 'Tentu, wahai Rasulullah.' Beliau bersabda, 'Syirik kepada Allah dan kesaksian palsu.'" (HR. Bukhari, no. 2654)

Contoh: Mendengar orang berbohong di pengadilan tanpa berusaha mengoreksi atau mencegahnya.


8. Mendengarkan Perkataan Sia-sia dan Tidak Bermanfaat

Allah berfirman:

"Dan di antara manusia (ada) orang yang membeli perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah..." (QS. Luqman: 6)

Contoh: Mendengar pembicaraan kosong yang tidak ada manfaatnya, seperti gosip artis yang tidak penting.


9. Mendengarkan Orang yang Menghasut dan Mengajak ke Keburukan

Allah berfirman:

"Janganlah kamu menaati orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang suka mencela, yang sering berjalan menyebarkan fitnah..." (QS. Al-Qalam: 10-11)

Contoh: Mendengar ceramah atau pembicaraan yang memprovokasi perpecahan dan kebencian.


10. Mendengar Ucapan yang Mengajak ke Syirik atau Kemaksiatan

Allah berfirman:

"Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) kepada kamu di dalam Kitab (Al-Qur’an), bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk bersama mereka..." (QS. An-Nisa’: 140)

Contoh: Mendengar ajakan untuk menyekutukan Allah atau meremehkan perintah-Nya.


Kesimpulan

Pendengaran adalah anugerah yang harus dijaga. Jangan biarkan telinga kita menjadi jalan masuk dosa. Sebaliknya, gunakan pendengaran untuk mendengar Al-Qur'an, nasihat baik, dan hal-hal yang membawa kita lebih dekat kepada Allah.